Y.
Heru Styaka *)
Sumber
Biaya **)
ABSTRAK,
Rumusan masalah penelitian ini, adalah Bagaimana proses pembelajaran pemasangan
bata, bagaimana peningkatan keaktifan peserta didik, bagaimana peningkatan
prestasi belajar,dan bagaimana perubahan perilaku peserta didik kelas X TKB 1
SMK Negeri 2 Sragen setelah melaksanakan pembelajaran pemasangan bata melalui
metode pembelajaran kooperatif tipe STAD? Teknik penelitian yang digunakan
adalah penelitian tindakan kelas dengan 2 siklus. Hasil penelitian menunjukan
bahwa melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan keaktifan
peserta didik dari siklus 1 sebesar rata-rata skor keaktifan peserta didik 14
atau 35 % katagori sedang, menjadi rata-rata skor keaktifan peserta didik 20
atau 50 % katagori tinggi. Prestasi belajar peserta didik meningkat dari ketuntasan peserta didik 80 % pada siklus 1
menjadi 93,33 % pada siklus 2. Pembelajaran melalui metode kooperatif tipe STAD
dapat meningkatkan perubahan perilaku terutama kerjasama, saling menghargai,
disiplin, kerja cerdas dan tanggungjawab yang semuanya termuat dalam pendidikan
karakter.
Kata
kunci : Keaktifan, prestasi belajar, pendekatan kooperatif
ABSTRACT This research problem
formula, is about bricks assembiles learning proccess, about the increase of
student’s activity, the increase of student’s learning achievement, and about
how the behavior change of instruction participant of class X TKB 1 SMK Negeri
2 Sragen after following brick assemblies lesson using STAD type of cooperative
instruction. Technique used on this research is class action research witk two
cycles. The result shows that using the STAD type of cooperative instruction
can improve student activeness from cycle 1 from 14% or 35% middle category up
to 20% or 50% high category. Student’s learning completeness increase from 80%
in the cycle 1 to 93.33% on the cycle 2. Instruction that is using the STAD
type can improve student’s behavior, especially cooperation, respect each
other, discipline, working smart and responsibility which is all contained in
the character instruction.
Keywords: Activeness, learning
achievement, cooperative approach.
PENDAHULUAN
Proses pembelajaran yang
dilakukan oleh banyak guru saat ini cenderung pada pencapaian target materi
kurikulum, lebih mementingkan pada penghafalan konsep bukan pada pemahaman. Hal
ini dapat dilihat dari kegiatan pembelajaran di dalam kelas yang selalu
didominasi oleh guru. Dalam penyampaian materi, biasanya guru menggunakan
metode ceramah, dimana siswa hanya duduk, mencatat, dan mendengarkan apa yang
disampaikannya dan sedikit peluang bagi siswa untuk bertanya. Dengan demikian,
suasana pembelajaran menjadi tidak kondusif sehingga siswa menjadi pasif.
Dalam penelitian ini
dilakukan pembelajaran dengan kajian dan refleksi melalui penelitian tindakan
kelas dalam rangka meningkatkan motivasi, partisipasi siswa dan kualitas
pembelajaran kompetensi dasar pemasangan
bata, peningkatan kinerja perorangan dan kelompok melalui pendekatan
kooperatif.
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan diatas, rumusan masalah
dalam penelitian ini ( 1 ) Bagaimana proses pembelajaran pemasangan bata
melalui metode pembelajaran tipe STAD, ( 2 ) Bagaimana peningkatan keaktifan
peserta didik dengan STAD, ( 3 ) Bagaimana peningkatan prestasi belajar, ( 4 ) Bagaimana
perubahan perilaku peserta didik setelah
melaksanakan pembelajaran pemasangan bata melalui metode pembelajaran tipe STAD
?
Tujuan dari penelitian ini
adalah ( 1 ) meningkatkan motivasi, keaktifan
dan kinerja perorangan dan kelompok, ( 2 ) meningkatkan kualitas
kompetensi dan hasil pembelajaran Pengetahuan Dasar Konstruksi Bangunan.
Manfaat Penelitian yang
diharapkan diantaranya : ( 1 ) Menambah motivasi siswa dan keaktifan siswa
meningkat dalam pembelajaran ,( 2 ) Kualitas hasil belajar siswa dalam
pembelajaran meningkat, ( 3 ) Memberikan
peluang dan kesempatan bagi guru untuk melakukan kreasi dan inovasi
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran di kelas.
LANDASAN
TEORETIS
Belajar merupakan sebuah proses yang terjadi pada semua
orang dan berlangsung seumur hidup, sejak masih bayi ( bahkan dalam kandungan )
hingga liang lahat ( Eveline Siregar . 2010 : 3 ).
Sementara Gagne ( 1985 ) dalam Eveline Siregar ( 2010 :
12 ) mendefinisikan pembelajaran sebagai pengaturan peristiwa secara seksama
dengan maksud agar terjadi belajar dan membuatnya berhasil guna.
Student Teams Achievement Divisions (STAD) dikembangkan
oleh Robert Slavin dan kawan-kawan di Universitas John Hopkin dan merupakan
pendekatan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Guru yang menggunakan
STAD , juga mengacu kepada belajar kelompok siswa, menyajikan informasi
akademik baru kepada siswa setiap minggu menggunakan presentasi verbal atau
teks. Siswa dalam suatu kelas tertentu dipecah menjadi kelompok dengan anggota
4 – 5 orang. Setiap kelompok harus heterogen , laki-laki perempuan berasal dari
berbagai suku, memilki kemampuan tinggi, sedang rendah.
PTK ( Clasroom Action
Research ) menurut Zainal Aqib ( 2006 : 12 ) adalah penelitian yang dilakukan
guru dikelasnya ( Sekolah ) tempat ia mengajar dengan penekanan pada
penyempurnaan atau peningkatkan proses dan praktek pembelajaran . Tujuan
penelitian tindakan kelas ( PTK ) adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan
kualitas praktek pembelajaran secara berkesinambungan sehingga meningkatkan
mutu hasil instruksional, mengembangkan keterampilan guru, meningkatkan
relevansi pengelolaan instruksional serta menumbuhkan budaya meneliti pada komunitas
guru.
Keaktifan siswa
adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian, dan
aktivitas dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses
belajar mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut. Peningkatan aktivitas
siswa yaitu meningkatnya jumlah siswa yang terlihat aktif belajar, meningkatnya
jumlah siswa yang bertanya dan menjawab, meningkatnya jumlah siswa yang saling
berinteraksi membahas materi pembelajaran.
Menurut Nana
Sudjana ( 2010:37) hasil belajar adalah
suatu akibat dari proses dengan menggunakan alat pengukuran yaitu berupa tes
yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan maupun tes
perbuatan. Sedangkan S.Nasution
berpendapat bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan pada individu yang
belajar , tidak hanya mengenai pengetahuan tetapi juga membentuk kecakapan dan
penghayatan dalam diri pribadi individu yang belajar.
Belajar pada hakekatnya adalah melibatkan semua aspek
kepribadian manusia antara lain pikiran, perasaan dan bahasa tubuh disamping
pengetahuan, sikap dan keyakinan. Hal ini tidak sepenuhnya dilakukan dalam
pembelajaran siswa SMK
Yang dimaksud dengan bata adalah suatu unsur bahan
bangunan yang dibuat dari tanah liat dengan atau tanpa campuran bahan lainnya,
yang dibakar pada suhu yang cukup tinggi sehingga tidak hancur lagi bila
direndam dalam air. Dasar-dasar pekerjaan batu ( 1997:8)
Kerangka Berfikir
Dalam pembelajaran melaksanakan macam-macam pekerjaan
pemasangan bata strategi guru sangat diperlukan untuk
meningkatkan motivasi dan partisipasi siswa sehingga mampu meningkatkan
kualitas hasil belajar siswa. Strategi yang digunakan dalam pembelajaran yang
digunakan oleh guru adalah model pembelajaran kooperatif, diharapkan melalui
model pembelajaran ini output dari proses pembelajaran meningkat terutama dalam
hal yang berkaitan dengan respon, aktivitas siswa, dan prestasi belajar siswa.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Kerangka berfikir
METODE
PENELITIAN
Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan
di Sekolah menengah Kejuruan Negeri 2 sragen. Jalan Dr. Sutomo no. 4 Sragen,
Telpon/fax (0271)891316
Waktu penelitian
Waktu penelitian ini
direncanakan pada bulan Maret – Juli 2012.
Bentuk dan strategi penelitian
Penelitian ini termasuk
dalam jenis penelitian tindakan kelas (PTK) . Penelitian tindakan kelas,
merupakan rangkaian penelitian yang dilakukan secara siklik dalam rangka
memecahkan masalah sampai masalah itu terpecahkan. Penelitian tindakan disini
adalah kolaboratif partisipatoris, yaitu kerjasama antara peneliti dengan guru
atau teman sejawat di lapangan. Peneliti terlibat langsung dalam perencanaan,
pelaksanaan, observasi dan refleksi.
Teknik analisis yang
digunakan dengan menggunakan metode kualitatif, dimana pendekatan deskriptif
dengan pendekatan kualitaitif digunakan untuk mendiskripsikan kegiatan siswa
selama proses pembelajaran.
Sumber data
Data yang diperoleh pada penelitian
ini adalah data hasil melaksanakan macam-macam pekerjaan pemasangan bata setiap
akhir siklus dan data pengelolaan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Sumber
data adalah seluruh siswa yang menjadi subjek penelitian yaitu kelas X Teknik
Konstruksi Batu dan Beton dengan jumlah
siswa 30 orang merupakan sumber data klasikal.
Untuk mengumpulkan data dalam
penelitian tindakan kelas ini digunakan instrumen penelitian. Instrumen
penelitian yang digunakan adalah angket, ulangan harian, dan lembar observasi.
Sesuai dengan fokus masalah yang
diamati, maka data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
:
Sumber data dalam
penelitian ini adalah guru diklat Pengetahuan Dasar Konstruksi Bangunan dan
siswa kelas X Teknik Konstruksi Batu dan Beton 1 semester genap tahun 2011/2012
Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data
merupakan cara yang digunakan untuk mengukur dan memperoleh data-data yang diperlukan
dalam penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data
dengan :
Angket adalah sejumlah
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden
dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang berkaitan yang ia
ketahui ( Suharsiwa Arikunto, 2006:151 ). Jawaban biasanya dilakukan secara
tertulis, sebagian besar penelitian umumnya menggunakan angket sebagai metode
yang dipilih untuk mengumpulkan data.
Wawancara atau interview
adalah sebuah dialog yang dilakukan pewancara untuk memperoleh informasi dari
yang terwawancara ( Suharsiwi Arikunto , 2006 : 155 ). Wawancara dilakukan
untuk mengetahui hal-hal yang kurang bias diamati pada saat observasi . Sebelum
wawancara terlebih dahulu kita harus membuat pedoman wawancara agar jawaban
yang diperoleh bias meliputi semua variable, dengan keterangan lengkap dan
mendalam.
Tes digunakan untuk
menjaring data yang berkaitan dengan peningkatan hasil pemahaman materi
pembelajaran yang telah dipelajari . Tes adalah serentetan pertanyaan atau
latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan,
pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimilki individu atau
kelompok ( Suharsiwi Arikunto, 2006:150 )
Dokumentasi digunakan untuk
memperkuat data yang diperoleh dalam observasi . Dokumentasi yang digunakan adalah
RPP, daftar kelompok, daftar nilai, dan juga foto.
Instrumen Penelitian :
Peneliti
Peneliti merupakan
instrument penelitian tindakan kelas, karena manusialah yang dapat menghadapi
situasi yang berubah-ubah dan tidak menentu. Peneliti juga sebagai perencana,
pelaksana, pengumpul data, penganalisis, penafsir data, dan akhirnya sebagai
pelapor hasilnya.
Lembar observasi
Lembar observasi digunakan
sebagai pedoman dalam melakukan observasi guna memperoleh data yang diinginkan
. Dalam penelitian ini digunakan lembar keaktifan siswa pada setiap
pembelajaran berkelompok.
Angket adalah sejumlah
pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti
tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui ( Suharsiwi Arikunto, 2006 :
151 ). Dalam penelitian ini digunakan angket tertutup yang terdiri dari 20
pertanyaan. Angket ini dikembangkan model skala likert yang terdiri dari
pertanyaan positif dan negative dengan 5 alternatif jawaban, yaitu : SS :
Sangat Setuju, S : Setuju, N : Netral, TS : Tidak Setuju, STS : Sangat Tidak
Setuju.
Tes
Tes digunakan dalam
penelitian ini adalah tes tertulis ( essay ).
Validitas data
Guru menjamin keabsahan
data dilakukan dengan mengecek keabsahan data dengan mengkonfirmasikan data
yang telah ada dengan sumber data dan ahli. Dalam penelitian ini dilakukan
diskusi, membandingkan pendapat beberapa peneliti, hasil pengamatan data evaluasi.
Rancangan penelitian
Untuk menerapkan perangkat
pembelajaran kooperatif dengan tipe STAD digunakan rancangan penelitian
tindakan, selain itu juga memecahkan masalah-masalah praktis, juga untuk
memperbaiki strategi pembelajaran. Dalam penelitian ini tindakan yang dimaksud
penerapan pembelajaran kooperatif dengan tipe STAD, untuk meningkatkan
pemahaman siswa pada materi. Penelitian tindakan kelas dilakukan melalui tahap
: Perencanaan, Pelaksanaan tindakan, Observasi, Refleksi
Pada kegiatan siklus akan dilakukan
sesuai dengan tahap-tahap sebagai berikut :
Perencanaan
Peneliti melakukan analisis
kurikulum untuk menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan
disampaikan kepada siswa dengan menggunakan pembelajaran tipe STAD, Membuat
rencana pembelajaran tipe STAD dan lembar observasi, Membuat instrumen yang
digunakan dalam siklus penelitian tindakan kelas / alat bantu / media yang
digunakan, Membuat alat evaluasi :
Secara garis besar tahapan
pembelajaran kooperatif STAD :
Tahap persiapan
Pada tahap ini kegiatan
yang dilakukan diantaranya mempersiapkan materi dan merancang pembelajaran yang
mengarah ke kooperatif STAD, membuat kreteria kelompok heterogen dan
mempersiapkan instrumen observasi disertai cara penskoran.
Tahap penyajian materi
Dalam tahap ini guru
menyebutkan tujuan pembelajaran memotivasi rasa ingin tahu, memberikan
apersepsi, umpan balik sesering mungkin, penjelasan yang tepat agar tidak
terjadi miskomunikasi dan beralih pada konsep lain, jika siswa telah memahami
pokok permasalahannya.
Tahap kegiatan kelompok, Selanjutnya
masing-masing kelompok membahas materi yang dibagikan, siswa mempelajari
konsep-konsep materi melaksanakan maca-macam pekerjaan pemasangan bata dan
mempresentasikan di depan kelas juga digunakan untuk melatih keterampilan
kooperatif siswa dalam masing-masing kelompok. Jika salah satu siswa belum
memahami materi, maka teman sekelompoknya bertanggung jawab untuk menjelaskan, Tahap
selanjutnya tanggapan dari masing-masing kelompok, Selanjutnya guru memberikan
tanggapan dan penegasan tentang materi yang sedang dibahas.
Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan
pada tahap ini adalah melaksanakan skenario pembelajaran kooperatif tipe STAD
yang telah direncanakan.
Observasi
Pada tahap ini dilakukan
observasi terhadap pelaksanaan tindakan
dengan menggunakan lembar observasi
Refleksi
Hasil yang didapat pada
tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis. Pada tahap ini , guru dapat
merefleksi diri berdasarkan hasil observasi dan diskusi, untuk mengkaji apakah
tindakan yang telah dilakukan dapat meningkatkan pemahaman siswa pada
melaksanakan macam-macam pekerjaan pemasangan bata Hasil analisis data yang dilakukan dalam tahapan ini akan
digunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus berikutnya.
Data dan cara pengambilannya adalah :
Sumber data ; sumber data dari tindakan kelas ini adalah siswa dan peneliti
Yang menjadi indikator
keberhasilan tindakan kelas ini adalah jika terjadi perubahan peningkatan
pemahaman siswa pada melaksanakan macam-macam pekerjaan pemasangan bata melalui
pembelajaran kooperatif tipe STAD. Secara kuantitatif dapat diindikasikan jika
75 % dari seluruh siswa terlihat pemahaman terhadap kompetensi dasar
melaksanakan macam-macam pekerjaan pemasangan bata berubah lebih baik. Hal ini
diwujudkan dengan adanya kemampuan siswa 75 % dalam menjawab soal uraian
terstruktur dengan benar. Disamping itu juga 85 % siswa terlihat aktif dalam
pembelajaran kooperatif dengan tipe STAD.
Siklus rancangan penelitian tindakan
Tahap perencanaan
Pada tahap ini peneliti
melakukan refleksi awal, merumuskan permasalahan dan merencanakan tindakan yang
meliputi rancangan strategis dalam penyampaian dan peneglolaan pembelajaran
kooperatif tipe STAD. Pada tahap ini juga dikembangkan strategi pembelajaran,
instrumen pengumpul data berupa lembar pengamatan perangkat tes hasil belajar
serta menyusun rencana pengolahan data.
Tahap pelaksanaan tindakan
Pada tahap ini peneliti
melaksanakan skenario tindakan yang telah direncanakan serta melakukan
pengamatan selama kegiatan pembelajaran berlangsung dilakukan pengamatan dengan
menggunakan instrumen pengamatan, serta melakukan evaluasi dan refleksi selama
pelaksanaan tindakan ditujukan untuk melakukan perbaikan-perbaikan dalam
pembelajaran berikutnya.
Teknik analisis data
Data observasi keaktifan
siswa
Data
observasi dianalisis dengan mendiskripsikan keaktifan siswa dalam kegiatan
pembelajaran kelompok yaitu dengan menggunakan lembar observasi keaktifan siswa
. Penilaian dapat dilihat dari skor pada lembar observasi yang digunakan .
Prosentasi perolehan skor pada lembar observasi dikualifikasi untuk menentukan
seberapa besar keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Untuk
setiap kali siklus prosentase diperoleh dari rata-rata keaktifan siswa pada
tiap pertemuan pembelajaran kelompok.
Analisis angket respon siswa
Angket respon siswa terdiri
dari 20 pertanyaan, angket ini dikembangkan berdasarkan skala likert dengan 5
alternatif jawaban . Yaitu SS : Sangat Setuju, S : Setuju, N : Netral, TS :
Tidak Setuju, STS : Sangat Tidak Setuju. Penskoran angket butir positif ( + )
adalah 5 untuk jawaban SS, 4 untuk jawaban S, 3 untuk jawaban N, 2 untuk
jawaban TS dan 1 untuk jawaban STS. Sedangkan untuk butir negative ( - ) adalah
5 untuk jawaban STS, 4 untuk jawaban TS, 3 untuk jawaban N, 2 untuk jawaban S,
dan 1 untuk jawaban SS.
Tes
Dalam penelitian ini , tes
digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa . Objek tes adalah kemampuan
siswa yang terwujud dalam hasil belajar setelah mengikuti kegiatan pembelajaran
periode tertentu. Kemampuan siswa yang dimaksud adalah kemampuan pemasangan
bata.
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian
ini diawali dari pelaksanaan Prasiklus, siklus 1 dan siklus 2. Nilai hasil prasiklus diperoleh dari ulangan harian.
Sedangkan hasil tes siklus I adalah nilai tes ulangan Kompetensi Dasar
Melaksanakan macam-macam pekerjaan pemasangan bata pada indikator menjelaskan
alat-alat pekerjaan konstruksi bangunan, hasil tes siklus II adalah pada
kompetensi dasar melaksanakan macam-macam pekerjaan pemasangan bata pada
indikator membuat adukan dan membuat ikatan bata, sedangkan hasil non tes
berupa perubahan tingkah laku melalui deskripsi perilaku ekologis, catatan
guru, catatan harian siswa, dan dokumentasi foto. Hal yang dibahas berupa
proses pembelajaran, hasil tes prasiklus siklus I dan siklus II, perubahan
perilaku belajar siswa..
Hasil tes
prasiklus diperoleh berdasarkan hasil tes ulangan harian pada kompetensi dasar
melaksanakan macam-macam pekerjaan pemasangan bata pada indikator menjelaskan
alat-alat pekerjaan konstruksi bangunan. Hasil tes pada prasiklus berguna untuk
mengetahui kemampuan awal siswa.
Katagori
|
Interval
|
F
|
Bobot Skor
|
Prosentase ( %
)
|
Nilai Rata-rata
|
Tuntas ( % )
|
Sangat baik
|
85-100
|
-
|
-
|
-
|
1.710/30=
57 ( katagori
kurang )
|
0/30 x 100
= 0 %
|
Baik
|
75-84
|
-
|
-
|
-
|
||
Cukup
|
60-74
|
12
|
720
|
40
|
||
Kurang
|
0-59
|
18
|
990
|
60
|
||
Jumlah
|
30
|
1.710
|
100
|
57
|
0
|
Hasil tes pada
prasiklus
Pada tabel diatas, diketahui nilai rata-rata
peserta didik masih dalam katagori kurang yaitu 57. Sebanyak 12 peserta didik
atau 40 % memperoleh nilai katagori cukup dalam interval 60-70, dan ada 18
peserta didik atau 60 % memperoleh nilai katagori kurang dalam interval 0-59.
Sedang tidak ada peserta didik yang memperoleh nilai katagori baik maupun
sangat baik.
Data
pada tabel diatas menunjukkan bahwa peserta didik masih kurang prestasinya
dalam pembelajaran, dan semua belum memperoleh ketuntasan belajar, yaitu
minimal mendapatkan nilai 75. Data ini menjadi dasar dalam melakukan penelitian
tindakan kelas.
Hasil Penelitian Siklus I
Kegiatan siklus 1
merupakan tindakan lanjutan setelah melihat data dari pembelajaran prasiklus.
Kegiatan pembelajaran siklus 1 dilaksanakan dengan menerapkan pembelajaran
tentang pemasangan batu bata.
Perencanaan.
Proses
Pembelajaran Pemasangan Bata melalui
metode pembelajaran kooperatif type STAD pada siklus 1 dilaksanakan empat tahap. Tahap
perencanaan guru menyusun Rencana Program Pembelajaran ( RPP ).
Tindakan
Pada tahap Tindakan atau pelaksanaan
kegiatan pembelajaran, awalnya guru menyampaikan beberapa pertanyaan kepada
peserta didik, kegiatan semacam ini biasa disebut pretes. Pretes ini guru
menyampaikannya secara acak kepada beberapa peserta didik, hal ini dimaksud
agar semua peserta didik focus mengikuti kegiatan pembelajaran yang akan
disampaikan kepada peserta didik.
Pada tahap kegiatan ini merupakan
kegiatan pokok pemberian materi kepada peserta didik. Peneliti memberikan tugas
kelompok untuk dibahas dan nantinya dipresentasikan kepada teman kelompok
lainnya.
Selanjutnya guru bersama dengan peserta didik memberikan
penilaian kepada hasil karya diskusi kelompok 1 sampai dengan kelompok 6. Dari
hasil karya atau diskusi masing-masing kelompok didapatkan ada kelompok yang
terbaik. Dari kelompok yang memperoleh nilai terbaik ini guru memberikan
apresiasi berupa hadiah.
Refleksi
Pada tahapan ini guru melakukan proses analisis hasil
tes, hasil observasi dan pengamatan yang telah dilakukan. Hasil dari refleksi
ini dianalisis kemudian dilakukan siklus
Pembahasan
Hasil Penelitian
Hasil penelitian diperoleh dari tindakan pada siklus 1
dan 2. Hasil penelitian berupa hasil penilaian ulangan harian sebagai hasil
tes. Hasil nontes berupa pengamatan pada saat pembelajaran berlangsung
Penilaian sikap aktif
peserta didik dalam proses pembelajaran , dari enam kelompok, kelompok
teratas didapat kelompok 6 yaitu mendapat skor 16 atau 40 % dari total makimum
skor yang dicapai, kelompok terbawah didapat kelompok 5 atau 27,5 % hal ini
diebabkan karena masih perlu pembimbingan kaitannya dengan proses pembelajaran
yang menggunakan metode STAD atau dengan kata lain perlu adanya rutinitas
setiap guru menggunakan metode yang kreatif dalam menyampaikan meteri
pembelajaran. Dengan hasil ini yang dioperoleh oleh masing-masing kelompok,
diharapkan pada pemebejaran pada siklus 2 nanti skor pencapaian dapat meningkat
baik dari skor kelompok maupun pada individu peserta didik, rata-rata skor
keaktifan peserta didik 14 atau 35 % katagori sedang.
Dari
apa yang dicapai pada siklus 1, keaktifan peserta didik dilanjutkan pada proses
pembelajaran pada siklus 2, hasilnya adalah terdapat kelompok yang terbawah
pencapaiannya skornya yaitu kelompok 1 yaitu mendapat skor 18 atau45 % dalam
katagori tinggi, secara umum dari 6 kelompok sudah mendapatkan scor pencapaian
tinggi, ada satu kelompok mendapatkan scor tertinggi dengan memperoleh 22 atau
55% dalam katagori sangat tinggi. Rata-rata skor keaktifan peserta didik 20
atau 50 % katagori tinggi. Dengan adanya
peningkatan keaktifan peserta didik dari siklus 1 dengan siklus 2 maka didapatkan
bahwa terdapat peningkatan keaktifan para peserta didik dalam mengikuti proses
pembelajaran pemasangan bata dengan menggunakan metode pembelajaran Sudent
Teams Achievement Divisians ( STAD )
Pada akhir pembelajaran siklus 2,
peserta didik diminta untuk mengisi angkaet dengan 5 pilihan, hasil dari angket yang dikerjakan para
peserta didik didapatkan, sesuai dengan table di bawah ini :
No
|
Sangat
Setuju
|
Setuju
|
Netral
|
Tidak
Setuju
|
Sangat
Tidak Setuju
|
Jumlah
|
Skor
Max
|
3.000
|
2.400
|
1.800
|
1.200
|
600
|
9.000
|
Skor
Peserta didik
|
522
|
692
|
480
|
326
|
301
|
2.321
|
Prosentase
|
77
%
|
Hasil angket Respon peserta didik pada
siklus 2
Dari
table diatas dapat dijelaskan bahwa respon peserta didik mencapai 77 %, dalam
katgori sangat tinggi. Hal ini dapat menjadi gambaran bahwa prosen pembelajaran
denga menggunakan metode kooperatif tipe STAD mendapatkan respon positif dari
para peserta didik.
Katagori
|
Interval
|
F
|
Bobot Skor
|
Prosentase ( %
)
|
Nilai Rata-rata
|
Ketuntasan ( %
)
|
Sangat baik
|
85-100
|
4
|
370
|
13,33
|
2.377/30=
79,23 ( baik )
|
24/30 x 100 %
= 80 %
|
Baik
|
75-84
|
20
|
1.590
|
66,67
|
||
Cukup
|
60-74
|
6
|
417
|
20
|
||
Kurang
|
0-59
|
0
|
0
|
0
|
||
Jumlah
|
30
|
2.377
|
100
|
79,23
|
80
|
Hasil
tes siklus 1
Data
tabel diatas memperlihatkan hasil peserta didik dalam mengerjakan soal tes indicator
menjelaskan alat-alat pekerjaan konstruksi bangunan sudah baik. Rata-rata nilai
yang diperoleh sebesar 79,23 % kalau dibulatkan 79 %, sudah dalam katagori baik
dengan interval 75-84. Sebanyak 4 peserta didik memperoleh skor sangat baik
atau sebesar 13,33 %. Sementara itu sebanyak 20 peserta didik memperoleh baik
atau 66,67 % dan peserta didik yang memperoleh dengan katagori cukup berjumlah
6 orng atau 20 %. Dan tidak ada satu orang
pun peserta didik yang mendapat skor dengan katagori kurang. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan dari apa yang didapatkan peserta didik
berupa nilai dalam mengerjakan soal tes diakhir siklus 1. Ini dapat dilihat
dari table berikut ini :
Katagori
|
Interval
|
Prasiklus
|
Siklus 1
|
||||
F
|
Bobot Skor
|
Prosentase ( %
)
|
F
|
Bobot Skor
|
Prosentase ( %
)
|
||
Sangat baik
|
85-100
|
-
|
-
|
-
|
4
|
370
|
13,33
|
Baik
|
75-84
|
-
|
-
|
-
|
20
|
1.590
|
66,67
|
Cukup
|
60-74
|
12
|
720
|
40
|
6
|
417
|
20
|
Kurang
|
0-59
|
18
|
990
|
60
|
0
|
0
|
0
|
Jumlah
|
30
|
1.710
|
100
|
30
|
2.377
|
100
|
Perbandingan
skor prasiklus dengan siklus 1
Dari
hasil tes siklus 2 untuk kompetensi dasar melaksanakan macam-macam pekerjaan
pemasangan bata, indicator menjelaskan membuat adukan dan membuat ikatan ½
bata, dalam bentuk tes esaay yang berjumlah 6 soal dalam waktu 45 menit
diperoleh hasil seperti yang tercantum dalam table dibawah ini :
Katagori
|
Interval
|
Siklus 1
|
Siklus 2
|
||||
F
|
Bobot Skor
|
Prosentase ( %
)
|
F
|
Bobot Skor
|
Prosentase ( %
)
|
||
Sangat baik
|
85-100
|
4
|
370
|
13,33
|
14
|
1.295
|
46,67
|
Baik
|
75-84
|
20
|
1.590
|
66,67
|
14
|
1.113
|
46,67
|
Cukup
|
60-74
|
6
|
417
|
20
|
2
|
139
|
6,66
|
Kurang
|
0-59
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
Jumlah
|
30
|
2.377
|
100
|
30
|
2.547
|
100
|
Perbandingan
skor peserta didik siklus 1 dan siklus 2
Dari
hasil tes siklus 1 prestasi dengan memperoleh skor 85-100 meningkat dari 4
peserta didik atau 13,33 % menjadi 14 peserta didik atau 46,67 %. Hal ini
berarti peningkatan prestasi yang diperoleh peserta didik hamper 50 %
memperoleh nilai diatas 80. Sedangkan pencapaian skor 75-84 menurun dari 20
peserta didik atau 66,67 % menjadi 14 atau 46,67 %. Dan yang memperoleh skor
60-74 atau dalam katagori cukup menurun dari 6 peserta didik atau 20 % menjadi
2 peserta didik atau 6,66 %.
SIMPULAN DAN
SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat meningkatkan
keaktifan dan prestasi belajar adalah : ( 1 ) Proses pembelajaran pada siklus 1 dan 2 berlangsung dalam
tahapan yang sama, namun guru melakukan perbaikan proses pembelajaran pada
siklus 2 berdasarkan refleksi siklus 1. Perbaikan pada siklus 2 menyebabkan
pembelajaran dapat berlangsung lancer, ( 2 ) Penggunaan metode STAD dapat
meningkatkan keaktifan peserta didik, ini dilihat dari skor pencapaian 14 atau
35 % pada siklus 1 meningkat menjadi skor 20 atau 50 % pada siklus 2, ( 3 ) Prestasi
peserta didik semakin meningkat, dilihat dari ketuntasan peserta didik 80 %
pada siklus 1 menjadi 93,33 % pada siklus 2, ( 4 )Perubahan perilaku peserta
didik semakin meningkat tingkat keberanian bertanya, menyampaikan pendapatnya.
Saran
Hasil pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif
tipe STAD diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada teman-teman
guru di SMK Negeri 2 Sragen, semoga dapat menjadi daya tarik dan pendorong bagi
guru yang lain untuk dapat mengembangkan metode pembelajaran yang PAIKEM
DAFTAR PUSTAKA
Eveline Siregar. 2010. Teori Belajar
dan Pembelajaran. Bogor. Ghalia Indonesia.
Nana
Juhana. 1997. Dasar-dasar Pekerjaan Batu. Bandung.Direktur Menengah Kejuruan.
Sudjana,
Nana. 1989. Cara Belajar. Bandung :
Sinar Baru.
Zainal
Aqib.2006. Penelitian Tindakan Kelas
untuk Guru. Bandung: Yrama Widya