Tampilkan postingan dengan label contoh ptk. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label contoh ptk. Tampilkan semua postingan

Selasa, 06 Mei 2014

PEMANFATAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR PEMASANGAN BATA SISWA KELAS X TKB 1 SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2 SRAGEN SEMESTER GENAP TAHUN 2011/2012



Y. Heru Styaka *)
Sumber Biaya **)
ABSTRAK, Rumusan masalah penelitian ini, adalah Bagaimana proses pembelajaran pemasangan bata, bagaimana peningkatan keaktifan peserta didik, bagaimana peningkatan prestasi belajar,dan bagaimana perubahan perilaku peserta didik kelas X TKB 1 SMK Negeri 2 Sragen setelah melaksanakan pembelajaran pemasangan bata melalui metode pembelajaran kooperatif tipe STAD? Teknik penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas dengan 2 siklus. Hasil penelitian menunjukan bahwa melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan keaktifan peserta didik dari siklus 1 sebesar rata-rata skor keaktifan peserta didik 14 atau 35 % katagori sedang, menjadi rata-rata skor keaktifan peserta didik 20 atau 50 % katagori tinggi. Prestasi belajar peserta didik meningkat dari  ketuntasan peserta didik 80 % pada siklus 1 menjadi 93,33 % pada siklus 2. Pembelajaran melalui metode kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan perubahan perilaku terutama kerjasama, saling menghargai, disiplin, kerja cerdas dan tanggungjawab yang semuanya termuat dalam pendidikan karakter.

Kata kunci : Keaktifan, prestasi belajar, pendekatan kooperatif

ABSTRACT This research problem formula, is about bricks assembiles learning proccess, about the increase of student’s activity, the increase of student’s learning achievement, and about how the behavior change of instruction participant of class X TKB 1 SMK Negeri 2 Sragen after following brick assemblies lesson using STAD type of cooperative instruction. Technique used on this research is class action research witk two cycles. The result shows that using the STAD type of cooperative instruction can improve student activeness from cycle 1 from 14% or 35% middle category up to 20% or 50% high category. Student’s learning completeness increase from 80% in the cycle 1 to 93.33% on the cycle 2. Instruction that is using the STAD type can improve student’s behavior, especially cooperation, respect each other, discipline, working smart and responsibility which is all contained in the character instruction.

Keywords: Activeness, learning achievement, cooperative approach.

PENDAHULUAN
Proses pembelajaran yang dilakukan oleh banyak guru saat ini cenderung pada pencapaian target materi kurikulum, lebih mementingkan pada penghafalan konsep bukan pada pemahaman. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan pembelajaran di dalam kelas yang selalu didominasi oleh guru. Dalam penyampaian materi, biasanya guru menggunakan metode ceramah, dimana siswa hanya duduk, mencatat, dan mendengarkan apa yang disampaikannya dan sedikit peluang bagi siswa untuk bertanya. Dengan demikian, suasana pembelajaran menjadi tidak kondusif sehingga siswa menjadi pasif.
Dalam penelitian ini dilakukan pembelajaran dengan kajian dan refleksi melalui penelitian tindakan kelas dalam rangka meningkatkan motivasi, partisipasi siswa dan kualitas pembelajaran kompetensi dasar  pemasangan bata, peningkatan kinerja perorangan dan kelompok melalui pendekatan kooperatif.
Berdasarkan permasalahan  yang telah diuraikan diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini ( 1 ) Bagaimana proses pembelajaran pemasangan bata melalui metode pembelajaran tipe STAD, ( 2 ) Bagaimana peningkatan keaktifan peserta didik dengan STAD, ( 3 ) Bagaimana peningkatan prestasi belajar, ( 4 ) Bagaimana perubahan perilaku peserta didik  setelah melaksanakan pembelajaran pemasangan bata melalui metode pembelajaran tipe STAD ?
Tujuan dari penelitian ini adalah ( 1 ) meningkatkan motivasi, keaktifan  dan kinerja perorangan dan kelompok, ( 2 ) meningkatkan kualitas kompetensi dan hasil pembelajaran Pengetahuan Dasar Konstruksi Bangunan.
Manfaat Penelitian yang diharapkan diantaranya : ( 1 ) Menambah motivasi siswa dan keaktifan siswa meningkat dalam pembelajaran ,( 2 ) Kualitas hasil belajar siswa dalam pembelajaran meningkat, ( 3 )  Memberikan peluang dan kesempatan bagi guru untuk melakukan kreasi dan inovasi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran di kelas.

LANDASAN TEORETIS
            Belajar merupakan sebuah proses yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak masih bayi ( bahkan dalam kandungan ) hingga liang lahat ( Eveline Siregar . 2010 : 3 ).
            Sementara Gagne ( 1985 ) dalam Eveline Siregar ( 2010 : 12 ) mendefinisikan pembelajaran sebagai pengaturan peristiwa secara seksama dengan maksud agar terjadi belajar dan membuatnya berhasil guna.
            Student Teams Achievement Divisions (STAD) dikembangkan oleh Robert Slavin dan kawan-kawan di Universitas John Hopkin dan merupakan pendekatan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Guru yang menggunakan STAD , juga mengacu kepada belajar kelompok siswa, menyajikan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu menggunakan presentasi verbal atau teks. Siswa dalam suatu kelas tertentu dipecah menjadi kelompok dengan anggota 4 – 5 orang. Setiap kelompok harus heterogen , laki-laki perempuan berasal dari berbagai suku, memilki kemampuan tinggi, sedang rendah.
PTK ( Clasroom Action Research ) menurut Zainal Aqib ( 2006 : 12 ) adalah penelitian yang dilakukan guru dikelasnya ( Sekolah ) tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatkan proses dan praktek pembelajaran . Tujuan penelitian tindakan kelas ( PTK ) adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas praktek pembelajaran secara berkesinambungan sehingga meningkatkan mutu hasil instruksional, mengembangkan keterampilan guru, meningkatkan relevansi pengelolaan instruksional serta menumbuhkan budaya meneliti pada komunitas guru.

              Keaktifan  siswa  adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian, dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut. Peningkatan aktivitas siswa yaitu meningkatnya jumlah siswa yang terlihat aktif belajar, meningkatnya jumlah siswa yang bertanya dan menjawab, meningkatnya jumlah siswa yang saling berinteraksi membahas materi pembelajaran.
               Menurut Nana Sudjana ( 2010:37)  hasil belajar adalah suatu akibat dari proses dengan menggunakan alat pengukuran yaitu berupa tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan. Sedangkan           S.Nasution berpendapat bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan pada individu yang belajar , tidak hanya mengenai pengetahuan tetapi juga membentuk kecakapan dan penghayatan dalam diri pribadi individu yang belajar.
              Belajar pada hakekatnya adalah melibatkan semua aspek kepribadian manusia antara lain pikiran, perasaan dan bahasa tubuh disamping pengetahuan, sikap dan keyakinan. Hal ini tidak sepenuhnya dilakukan dalam pembelajaran siswa SMK
            Yang dimaksud dengan bata adalah suatu unsur bahan bangunan yang dibuat dari tanah liat dengan atau tanpa campuran bahan lainnya, yang dibakar pada suhu yang cukup tinggi sehingga tidak hancur lagi bila direndam dalam air. Dasar-dasar pekerjaan batu ( 1997:8)

Kerangka Berfikir
            Dalam pembelajaran melaksanakan macam-macam pekerjaan pemasangan bata strategi guru sangat diperlukan untuk meningkatkan motivasi dan partisipasi siswa sehingga mampu meningkatkan kualitas hasil belajar siswa. Strategi yang digunakan dalam pembelajaran yang digunakan oleh guru adalah model pembelajaran kooperatif, diharapkan melalui model pembelajaran ini output dari proses pembelajaran meningkat terutama dalam hal yang berkaitan dengan respon, aktivitas siswa, dan prestasi belajar siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini :


      




Kerangka berfikir

METODE PENELITIAN
Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah menengah Kejuruan Negeri 2 sragen. Jalan Dr. Sutomo no. 4 Sragen, Telpon/fax (0271)891316
Waktu penelitian
Waktu penelitian ini direncanakan pada bulan Maret – Juli   2012.
Bentuk dan strategi penelitian
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian tindakan kelas (PTK) . Penelitian tindakan kelas, merupakan rangkaian penelitian yang dilakukan secara siklik dalam rangka memecahkan masalah sampai masalah itu terpecahkan. Penelitian tindakan disini adalah kolaboratif partisipatoris, yaitu kerjasama antara peneliti dengan guru atau teman sejawat di lapangan. Peneliti terlibat langsung dalam perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
Teknik analisis yang digunakan dengan menggunakan metode kualitatif, dimana pendekatan deskriptif dengan pendekatan kualitaitif digunakan untuk mendiskripsikan kegiatan siswa selama proses pembelajaran.
Sumber data
Data yang diperoleh pada penelitian ini adalah data hasil melaksanakan macam-macam pekerjaan pemasangan bata setiap akhir siklus dan data pengelolaan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Sumber data adalah seluruh siswa yang menjadi subjek penelitian yaitu kelas X Teknik Konstruksi Batu dan Beton dengan jumlah siswa 30 orang merupakan sumber data klasikal.
Untuk mengumpulkan data dalam penelitian tindakan kelas ini digunakan instrumen penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket, ulangan harian, dan lembar observasi.
Sesuai dengan fokus masalah yang diamati, maka data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Sumber data dalam penelitian ini adalah guru diklat Pengetahuan Dasar Konstruksi Bangunan dan siswa kelas X Teknik Konstruksi Batu dan Beton 1 semester genap tahun  2011/2012
Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk mengukur dan memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan :
Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang berkaitan yang ia ketahui ( Suharsiwa Arikunto, 2006:151 ). Jawaban biasanya dilakukan secara tertulis, sebagian besar penelitian umumnya menggunakan angket sebagai metode yang dipilih untuk mengumpulkan data.
Wawancara atau interview adalah sebuah dialog yang dilakukan pewancara untuk memperoleh informasi dari yang terwawancara ( Suharsiwi Arikunto , 2006 : 155 ). Wawancara dilakukan untuk mengetahui hal-hal yang kurang bias diamati pada saat observasi . Sebelum wawancara terlebih dahulu kita harus membuat pedoman wawancara agar jawaban yang diperoleh bias meliputi semua variable, dengan keterangan lengkap dan mendalam.
Tes digunakan untuk menjaring data yang berkaitan dengan peningkatan hasil pemahaman materi pembelajaran yang telah dipelajari . Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimilki individu atau kelompok ( Suharsiwi Arikunto, 2006:150 )
Dokumentasi digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh dalam observasi . Dokumentasi yang digunakan adalah RPP, daftar kelompok, daftar nilai, dan juga foto.
Instrumen Penelitian :
Peneliti
Peneliti merupakan instrument penelitian tindakan kelas, karena manusialah yang dapat menghadapi situasi yang berubah-ubah dan tidak menentu. Peneliti juga sebagai perencana, pelaksana, pengumpul data, penganalisis, penafsir data, dan akhirnya sebagai pelapor hasilnya.
Lembar observasi
Lembar observasi digunakan sebagai pedoman dalam melakukan observasi guna memperoleh data yang diinginkan . Dalam penelitian ini digunakan lembar keaktifan siswa pada setiap pembelajaran berkelompok.
Angket adalah sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui ( Suharsiwi Arikunto, 2006 : 151 ). Dalam penelitian ini digunakan angket tertutup yang terdiri dari 20 pertanyaan. Angket ini dikembangkan model skala likert yang terdiri dari pertanyaan positif dan negative dengan 5 alternatif jawaban, yaitu : SS : Sangat Setuju, S : Setuju, N : Netral, TS : Tidak Setuju, STS : Sangat Tidak Setuju.

Tes
Tes digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis ( essay ).
Validitas data
Guru menjamin keabsahan data dilakukan dengan mengecek keabsahan data dengan mengkonfirmasikan data yang telah ada dengan sumber data dan ahli. Dalam penelitian ini dilakukan diskusi, membandingkan pendapat beberapa peneliti, hasil pengamatan data evaluasi.
Rancangan penelitian
Untuk menerapkan perangkat pembelajaran kooperatif dengan tipe STAD digunakan rancangan penelitian tindakan, selain itu juga memecahkan masalah-masalah praktis, juga untuk memperbaiki strategi pembelajaran. Dalam penelitian ini tindakan yang dimaksud penerapan pembelajaran kooperatif dengan tipe STAD, untuk meningkatkan pemahaman siswa pada materi. Penelitian tindakan kelas dilakukan melalui tahap : Perencanaan, Pelaksanaan tindakan, Observasi, Refleksi
Pada kegiatan siklus akan dilakukan sesuai dengan tahap-tahap sebagai berikut :
Perencanaan
Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa dengan menggunakan pembelajaran tipe STAD, Membuat rencana pembelajaran tipe STAD dan lembar observasi, Membuat instrumen yang digunakan dalam siklus penelitian tindakan kelas / alat bantu / media yang digunakan, Membuat alat evaluasi :
Secara garis besar tahapan pembelajaran kooperatif STAD :
Tahap persiapan
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan diantaranya mempersiapkan materi dan merancang pembelajaran yang mengarah ke kooperatif STAD, membuat kreteria kelompok heterogen dan mempersiapkan instrumen observasi disertai cara penskoran.
Tahap penyajian materi
Dalam tahap ini guru menyebutkan tujuan pembelajaran memotivasi rasa ingin tahu, memberikan apersepsi, umpan balik sesering mungkin, penjelasan yang tepat agar tidak terjadi miskomunikasi dan beralih pada konsep lain, jika siswa telah memahami pokok permasalahannya.
Tahap kegiatan kelompok,                                                                             Selanjutnya masing-masing kelompok membahas materi yang dibagikan, siswa mempelajari konsep-konsep materi melaksanakan maca-macam pekerjaan pemasangan bata dan mempresentasikan di depan kelas juga digunakan untuk melatih keterampilan kooperatif siswa dalam masing-masing kelompok. Jika salah satu siswa belum memahami materi, maka teman sekelompoknya bertanggung jawab untuk menjelaskan, Tahap selanjutnya tanggapan dari masing-masing kelompok, Selanjutnya guru memberikan tanggapan dan penegasan tentang materi yang sedang dibahas.
Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan skenario pembelajaran kooperatif tipe STAD yang telah direncanakan.
Observasi
Pada tahap ini dilakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi
Refleksi
Hasil yang didapat pada tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis. Pada tahap ini , guru dapat merefleksi diri berdasarkan hasil observasi dan diskusi, untuk mengkaji apakah tindakan yang telah dilakukan dapat meningkatkan pemahaman siswa pada melaksanakan macam-macam pekerjaan pemasangan bata      Hasil analisis data yang dilakukan dalam tahapan ini akan digunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus berikutnya.
Data dan cara pengambilannya adalah : Sumber data ; sumber data dari tindakan kelas ini adalah siswa dan peneliti
Yang menjadi indikator keberhasilan tindakan kelas ini adalah jika terjadi perubahan peningkatan pemahaman siswa pada melaksanakan macam-macam pekerjaan pemasangan bata melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD. Secara kuantitatif dapat diindikasikan jika 75 % dari seluruh siswa terlihat pemahaman terhadap kompetensi dasar melaksanakan macam-macam pekerjaan pemasangan bata berubah lebih baik. Hal ini diwujudkan dengan adanya kemampuan siswa 75 % dalam menjawab soal uraian terstruktur dengan benar. Disamping itu juga 85 % siswa terlihat aktif dalam pembelajaran kooperatif dengan tipe STAD.
Siklus rancangan penelitian tindakan
Tahap perencanaan
Pada tahap ini peneliti melakukan refleksi awal, merumuskan permasalahan dan merencanakan tindakan yang meliputi rancangan strategis dalam penyampaian dan peneglolaan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pada tahap ini juga dikembangkan strategi pembelajaran, instrumen pengumpul data berupa lembar pengamatan perangkat tes hasil belajar serta menyusun rencana pengolahan data.
Tahap pelaksanaan tindakan
Pada tahap ini peneliti melaksanakan skenario tindakan yang telah direncanakan serta melakukan pengamatan selama kegiatan pembelajaran berlangsung dilakukan pengamatan dengan menggunakan instrumen pengamatan, serta melakukan evaluasi dan refleksi selama pelaksanaan tindakan ditujukan untuk melakukan perbaikan-perbaikan dalam pembelajaran berikutnya.
Teknik analisis data
Data observasi keaktifan siswa
Data observasi dianalisis dengan mendiskripsikan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran kelompok yaitu dengan menggunakan lembar observasi keaktifan siswa . Penilaian dapat dilihat dari skor pada lembar observasi yang digunakan . Prosentasi perolehan skor pada lembar observasi dikualifikasi untuk menentukan seberapa besar keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Untuk setiap kali siklus prosentase diperoleh dari rata-rata keaktifan siswa pada tiap pertemuan pembelajaran kelompok.
Analisis angket respon siswa
Angket respon siswa terdiri dari 20 pertanyaan, angket ini dikembangkan berdasarkan skala likert dengan 5 alternatif jawaban . Yaitu SS : Sangat Setuju, S : Setuju, N : Netral, TS : Tidak Setuju, STS : Sangat Tidak Setuju. Penskoran angket butir positif ( + ) adalah 5 untuk jawaban SS, 4 untuk jawaban S, 3 untuk jawaban N, 2 untuk jawaban TS dan 1 untuk jawaban STS. Sedangkan untuk butir negative ( - ) adalah 5 untuk jawaban STS, 4 untuk jawaban TS, 3 untuk jawaban N, 2 untuk jawaban S, dan 1 untuk jawaban SS.

Tes
Dalam penelitian ini , tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa . Objek tes adalah kemampuan siswa yang terwujud dalam hasil belajar setelah mengikuti kegiatan pembelajaran periode tertentu. Kemampuan siswa yang dimaksud adalah kemampuan pemasangan bata.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini diawali dari pelaksanaan Prasiklus, siklus 1 dan siklus 2. Nilai hasil prasiklus diperoleh dari ulangan harian. Sedangkan hasil tes siklus I adalah nilai tes ulangan Kompetensi Dasar Melaksanakan macam-macam pekerjaan pemasangan bata pada indikator menjelaskan alat-alat pekerjaan konstruksi bangunan, hasil tes siklus II adalah pada kompetensi dasar melaksanakan macam-macam pekerjaan pemasangan bata pada indikator membuat adukan dan membuat ikatan bata, sedangkan hasil non tes berupa perubahan tingkah laku melalui deskripsi perilaku ekologis, catatan guru, catatan harian siswa, dan dokumentasi foto. Hal yang dibahas berupa proses pembelajaran, hasil tes prasiklus siklus I dan siklus II, perubahan perilaku belajar siswa..
Hasil tes prasiklus diperoleh berdasarkan hasil tes ulangan harian pada kompetensi dasar melaksanakan macam-macam pekerjaan pemasangan bata pada indikator menjelaskan alat-alat pekerjaan konstruksi bangunan. Hasil tes pada prasiklus berguna untuk mengetahui kemampuan awal siswa.
Katagori
Interval
F
Bobot Skor
Prosentase ( % )
Nilai Rata-rata
Tuntas       ( % )
Sangat baik
85-100
-
-
-
1.710/30=
57 ( katagori kurang )
0/30 x 100
= 0 %
Baik
75-84
-
-
-
Cukup
60-74
12
720
40
Kurang
0-59
18
990
60
Jumlah

30
1.710
100
57
0

Hasil tes pada prasiklus
Pada tabel diatas, diketahui nilai rata-rata peserta didik masih dalam katagori kurang yaitu 57. Sebanyak 12 peserta didik atau 40 % memperoleh nilai katagori cukup dalam interval 60-70, dan ada 18 peserta didik atau 60 % memperoleh nilai katagori kurang dalam interval 0-59. Sedang tidak ada peserta didik yang memperoleh nilai katagori baik maupun sangat baik.
            Data pada tabel diatas menunjukkan bahwa peserta didik masih kurang prestasinya dalam pembelajaran, dan semua belum memperoleh ketuntasan belajar, yaitu minimal mendapatkan nilai 75. Data ini menjadi dasar dalam melakukan penelitian tindakan kelas.
Hasil Penelitian Siklus I
Kegiatan siklus 1 merupakan tindakan lanjutan setelah melihat data dari pembelajaran prasiklus. Kegiatan pembelajaran siklus 1 dilaksanakan dengan menerapkan pembelajaran tentang pemasangan batu bata.
Perencanaan.
Proses Pembelajaran Pemasangan Bata melalui metode pembelajaran kooperatif type STAD pada siklus 1 dilaksanakan empat tahap. Tahap perencanaan guru menyusun Rencana Program Pembelajaran ( RPP ).
Tindakan
Pada tahap Tindakan atau pelaksanaan kegiatan pembelajaran, awalnya guru menyampaikan beberapa pertanyaan kepada peserta didik, kegiatan semacam ini biasa disebut pretes. Pretes ini guru menyampaikannya secara acak kepada beberapa peserta didik, hal ini dimaksud agar semua peserta didik focus mengikuti kegiatan pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik.
            Pada tahap kegiatan ini merupakan kegiatan pokok pemberian materi kepada peserta didik. Peneliti memberikan tugas kelompok untuk dibahas dan nantinya dipresentasikan kepada teman kelompok lainnya.
Selanjutnya guru bersama dengan peserta didik memberikan penilaian kepada hasil karya diskusi kelompok 1 sampai dengan kelompok 6. Dari hasil karya atau diskusi masing-masing kelompok didapatkan ada kelompok yang terbaik. Dari kelompok yang memperoleh nilai terbaik ini guru memberikan apresiasi berupa hadiah.
Refleksi
Pada tahapan ini guru melakukan proses analisis hasil tes, hasil observasi dan pengamatan yang telah dilakukan. Hasil dari refleksi ini dianalisis kemudian dilakukan siklus
Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil penelitian diperoleh dari tindakan pada siklus 1 dan 2. Hasil penelitian berupa hasil penilaian ulangan harian sebagai hasil tes. Hasil nontes berupa pengamatan pada saat pembelajaran berlangsung
Penilaian sikap aktif  peserta didik dalam proses pembelajaran , dari enam kelompok, kelompok teratas didapat kelompok 6 yaitu mendapat skor 16 atau 40 % dari total makimum skor yang dicapai, kelompok terbawah didapat kelompok 5 atau 27,5 % hal ini diebabkan karena masih perlu pembimbingan kaitannya dengan proses pembelajaran yang menggunakan metode STAD atau dengan kata lain perlu adanya rutinitas setiap guru menggunakan metode yang kreatif dalam menyampaikan meteri pembelajaran. Dengan hasil ini yang dioperoleh oleh masing-masing kelompok, diharapkan pada pemebejaran pada siklus 2 nanti skor pencapaian dapat meningkat baik dari skor kelompok maupun pada individu peserta didik, rata-rata skor keaktifan peserta didik 14 atau 35 % katagori sedang.
                        Dari apa yang dicapai pada siklus 1, keaktifan peserta didik dilanjutkan pada proses pembelajaran pada siklus 2, hasilnya adalah terdapat kelompok yang terbawah pencapaiannya skornya yaitu kelompok 1 yaitu mendapat skor 18 atau45 % dalam katagori tinggi, secara umum dari 6 kelompok sudah mendapatkan scor pencapaian tinggi, ada satu kelompok mendapatkan scor tertinggi dengan memperoleh 22 atau 55% dalam katagori sangat tinggi. Rata-rata skor keaktifan peserta didik 20 atau 50 % katagori tinggi.  Dengan adanya peningkatan keaktifan peserta didik dari siklus 1 dengan siklus 2 maka didapatkan bahwa terdapat peningkatan keaktifan para peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran pemasangan bata dengan menggunakan metode pembelajaran Sudent Teams Achievement Divisians ( STAD )
            Pada akhir pembelajaran siklus 2, peserta didik diminta untuk mengisi angkaet dengan 5 pilihan,  hasil dari angket yang dikerjakan para peserta didik didapatkan, sesuai dengan table di bawah ini :
No
Sangat Setuju
Setuju
Netral
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
Jumlah
Skor Max
3.000
2.400
1.800
1.200
600
9.000
Skor Peserta didik
522
692
480
326
301
2.321
Prosentase





77 %

Hasil angket Respon peserta didik pada siklus 2

Dari table diatas dapat dijelaskan bahwa respon peserta didik mencapai 77 %, dalam katgori sangat tinggi. Hal ini dapat menjadi gambaran bahwa prosen pembelajaran denga menggunakan metode kooperatif tipe STAD mendapatkan respon positif dari para peserta didik.

Katagori
Interval
F
Bobot Skor
Prosentase ( % )
Nilai Rata-rata
Ketuntasan ( % )
Sangat baik
85-100
4
370
13,33
2.377/30=
79,23       ( baik )
24/30 x 100 %
= 80 %
Baik
75-84
20
1.590
66,67
Cukup
60-74
6
417
20
Kurang
0-59
0
0
0
Jumlah

30
2.377
100
79,23
80

Hasil tes siklus 1

Data tabel diatas memperlihatkan hasil peserta didik dalam mengerjakan soal tes indicator menjelaskan alat-alat pekerjaan konstruksi bangunan sudah baik. Rata-rata nilai yang diperoleh sebesar 79,23 % kalau dibulatkan 79 %, sudah dalam katagori baik dengan interval 75-84. Sebanyak 4 peserta didik memperoleh skor sangat baik atau sebesar 13,33 %. Sementara itu sebanyak 20 peserta didik memperoleh baik atau 66,67 % dan peserta didik yang memperoleh dengan katagori cukup berjumlah 6 orng atau 20 %.  Dan tidak ada satu orang pun peserta didik yang mendapat skor dengan katagori kurang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan dari apa yang didapatkan peserta didik berupa nilai dalam mengerjakan soal tes diakhir siklus 1. Ini dapat dilihat dari table berikut ini :
Katagori
Interval
Prasiklus
Siklus 1
F
Bobot Skor
Prosentase ( % )
F
Bobot Skor
Prosentase ( % )
Sangat baik
85-100
-
-
-
4
370
13,33
Baik
75-84
-
-
-
20
1.590
66,67
Cukup
60-74
12
720
40
6
417
20
Kurang
0-59
18
990
60
0
0
0
Jumlah

30
1.710
100
30
2.377
100

Perbandingan skor prasiklus dengan siklus 1

Dari hasil tes siklus 2 untuk kompetensi dasar melaksanakan macam-macam pekerjaan pemasangan bata, indicator menjelaskan membuat adukan dan membuat ikatan ½ bata, dalam bentuk tes esaay yang berjumlah 6 soal dalam waktu 45 menit diperoleh hasil seperti yang tercantum dalam table dibawah ini :

Katagori
Interval
Siklus 1
Siklus 2
F
Bobot Skor
Prosentase ( % )
F
Bobot Skor
Prosentase ( % )
Sangat baik
85-100
4
370
13,33
14
1.295
46,67
Baik
75-84
20
1.590
66,67
14
1.113
46,67
Cukup
60-74
6
417
20
2
139
6,66
Kurang
0-59
0
0
0
0
0
0
Jumlah

30
2.377
100
30
2.547
100

Perbandingan skor peserta didik siklus 1 dan siklus 2

Dari hasil tes siklus 1 prestasi dengan memperoleh skor 85-100 meningkat dari 4 peserta didik atau 13,33 % menjadi 14 peserta didik atau 46,67 %. Hal ini berarti peningkatan prestasi yang diperoleh peserta didik hamper 50 % memperoleh nilai diatas 80. Sedangkan pencapaian skor 75-84 menurun dari 20 peserta didik atau 66,67 % menjadi 14 atau 46,67 %. Dan yang memperoleh skor 60-74 atau dalam katagori cukup menurun dari 6 peserta didik atau 20 % menjadi 2 peserta didik atau 6,66 %.

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
            Berdasarkan hasil penelitian dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar adalah : ( 1 ) Proses  pembelajaran pada siklus 1 dan 2 berlangsung dalam tahapan yang sama, namun guru melakukan perbaikan proses pembelajaran pada siklus 2 berdasarkan refleksi siklus 1. Perbaikan pada siklus 2 menyebabkan pembelajaran dapat berlangsung lancer, ( 2 ) Penggunaan metode STAD dapat meningkatkan keaktifan peserta didik, ini dilihat dari skor pencapaian 14 atau 35 % pada siklus 1 meningkat menjadi skor 20 atau 50 % pada siklus 2, ( 3 ) Prestasi peserta didik semakin meningkat, dilihat dari ketuntasan peserta didik 80 % pada siklus 1 menjadi 93,33 % pada siklus 2, ( 4 )Perubahan perilaku peserta didik semakin meningkat tingkat keberanian bertanya, menyampaikan pendapatnya.
Saran
Hasil pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada teman-teman guru di SMK Negeri 2 Sragen, semoga dapat menjadi daya tarik dan pendorong bagi guru yang lain untuk dapat mengembangkan metode pembelajaran yang PAIKEM
DAFTAR PUSTAKA
Eveline Siregar. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor. Ghalia Indonesia.
Nana Juhana. 1997. Dasar-dasar Pekerjaan Batu. Bandung.Direktur Menengah Kejuruan.
Sudjana, Nana. 1989. Cara Belajar. Bandung : Sinar Baru.
Zainal Aqib.2006. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru. Bandung: Yrama Widya








BACA SELENGKAPNYA »

Artikel Favorit