Kamis, 31 Mei 2012

Tips Penanganan Masalah Siswa

Ketrampilan guru dalam menangani masalah siswa berhubungan dengan tanggapan guru terhadap gangguan anak didik yang berkelanjutan dengan maksud guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan tindakan optimal. penanganan siswa

Apabila terdapat anak didik yang menimbulkan gangguan yang berulang-ulang walaupun guru telah mencoba memadamkan dengan tanggapan yang relevan tetap saja terjadi kembali, guru dapat meminta bantuan :

  1. Kepala Sekolah
  2. Konselor/BP
  3. Waka kesiswaan untuk membantu mengatasinya.

Bukanlah kesalahan professional guru apabila tidak dapat menangani permasalahan anak didik dalam kelas berkenaan dengan itu guru dapat menggunakan seperangkat strategi untuk tindakan perbaikan terhadap tingkah anak didik yang terus menerus menimbulkan gangguan dan yang tidak mau terlibat dalam kegiatan di kelas

Strategi Yang Dapat Digunakan

1. Modifikasi Tingkah Laku

Guru hendaklah menganalisis tingkah anak didik yang mengalami masalah dan berusaha memodifikasi tingkahlaku tersebut. Dengan mengaplikasikan pemberian penguatan secara sistematis.

  • Dapat kerjasama dengan rekan kerja mengatasi masalah
  • Merinci dengan tepat tingka yang menimbulkan masalah
  • Memilih dengan teliti tingkah yang diperbaiki dengan mudah untuk diubah, tingkah yang paling menjengkelkan yang sering muncul.
  • Tepat memilih pemberian penguatan yang dapat digunakan untuk mempertahankan tingkah yang telah menjadi baik.

2. Pendekatan Pemecahan Masalah Kelompok

  • Memperlancar tugas, mengadakan terjadinya kerjasama yang baik dalam pelaksanaan tugas.
  • Memelihara kegiatan-kegiatan kelompok, memelihara dan memulihkan semangat anak didik dan menangani konflik yang timbul.

3. Menemukan dan memecahkan tingkahlaku yang menimbulkan masalah.

  • Guru dapat menggunakan seperangkat cara untuk mengendalikan tingkahlaku keliru yang muncul, guru harus mengetahui sebab dasar yang mengakibatkan ketidak patuhan tingkah tersebut. Serta berusaha mencari pemecahanya.
  •  

Hal-hal yang harus di hindari dalam menangani masalah siswa.

A. Campur Tangan Yang Berlebihan

Seperti guru menyela kegiatan yang asik berlangsung dengan komen atau petunjuk mendadak, maka kegiatan siswa akan terganggu atau terputus. Kesan guru tidak memperhatikan kebutuhan siswa, hanya memuaskan dirinya saja.

B. Kelenyapan

Terjadi jika guru gagal secara tepat melengkapi suatu intruksi penjelasan atau petunjuk, komentar. Kemudian menghentikan penjelasan atau sajian tanpa alas an yang jelas dan membiarkan pikiran anak mengawang-awang.

C. Ketidak tepatan memulai dan mengahiri kegiatan

Terjadi jika guru memulai suatu aktivitas tanpa mengakhiri aktivitas sebelumnya.

D. Penyimpangan

Terjadi jika dalam kegiatan PBM guru terlalu asik dengan kegiatan tertentu seperti sibuk dengan tempat duduk yang tidak rapi atau cerita sesuatu yang tidak ada hubungan dengan materi terlalu jauh, sehingga kelancaran kegiatan di kelas terganggu.

E. Bertele-tele

Terjadi jika pembicaraan guru bersifat :

  1. Mengulang-ulangi hal-hal tertentu
  2. Memperpanjang pelajaran atau penjelasan
  3. Mengubah teguran menjadi ocehan yang panjang

Hal ini merupakan hambatan kemajuan pelajaran atau aktivitas kelas. Siswa pada umumnya mencatat sebagai hal yang membosankan dan tidak mau terlibat dalam kegiatan di kelas.

F. Pengulangan Penjelasan Yang Tidak Perlu Terjadi Jika

Guru memberi petunjuk yang berulang-ulang secara tidak perlu membagi kelas dalam memberikan petunjuk atau secara terpisah memberi petunjuk ke setiap kelompok yang sebelumnya dapat diberikan secara bersama-sama kepada seluruh kelompok sekali saja di depan kelas.

BACA SELENGKAPNYA »

Rabu, 30 Mei 2012

Perencanaan gedung sekolah disesuaikan dengan kurikulum

Perencanaan dalam membangun sebuah gedung untuk sebuah sekolah berkenaan dengan jumlah dan luas setiap ruangan, letak dan dekorasi nya yang harus disesuaikan dengan kurikulum yang dipergunakan. Akan tetapi karena kurikulum selalu dapat berubah sedangkan ruang/gedung bersifat permanen, maka diperlukan kreativitas dalam mengatur pendayagunaan ruang/gedung yang tersedia berdasarkan kurikulum yang dipergunakan.

gedung sekolah vector

Sekolah yang mempergunakan kurikulum tradisional pengaturan ruangan bersifat sederhana karena kegiatan belajar mengajar diselenggarakan di kelas yang tatap untuk sejumlah murid yang sama tingkatannya.

gambar gedung sekolah

Bagi sekolah yang mempergunakan kurikulum modern, ruangan kelas diatur menurut jenis kegiatan berdasarkan program-program yang telah dikelompokkan secara integrated. Di samping ruangan disusun berdasarkan bidang studi yang bersifat integrated itu disediakan juga ruangan untuk kegiatan bersama berupa ruang kelas untuk mendengarkan ceramah dan ruangan lain seperti perpustakaan, ruang olahraga dan lain-lain.

gedung sekolah termegah

Bagi sekolah yang mempergunakan kurikulum gabungan pada umumnya ruangan kelas masih diatur menurut keperluan kelompok murid sebagai satu kesatuan menurut jenjang dan pengelompokan kelas secara permanen. Ruang khusus biasanya disediakan secara terbatas berupa laboratorium, perpustakaan, sebuah aula untuk kegiatan olah raga, kesenian dan kegiatan ekstra kelas lainnya.

berita gedung sekolah

Dari uraian-uraian di atas jelas bahwa bagi sekolah yang mempergunakan kurikulum tradisional dan kurikulum gabungan (tradisional dan modern), jumlah kelas sangat dipengaruhi oleh perencanaan penerimaan murid atau jumlah murid yang dimiliki. Oleh karena itu dalam rencana pembangunan gedung atau penambahan ruang kelas, diperlukan catatan kependudukan yang teliti dengan memperkirakan juga berapa jumlah yang telah terserap oleh sekolah lain dalam suatu wilayah tertentu.

gedung sekolah minimalis

Untuk mendirikan sebuah sekolah diperlukan perencanaan yang fisibel (layak) sebagai hasil penelitian atau survey yang teliti terutama untuk memperoleh lokasi yang tepat. Penelitian itu selain mengenai aspek kependudukan harus dilakukan juga terhadap situasi lingkungan, kondisi tanah, pendapat masyarakat, kemungkinan berkomunikasi dengan sumber-sumber kependidikan di lingkungan sekitar yang sesuai dengan kurikulum/program yang akan dilaksanakan dan lain-lain.

gedung sekolah modern

Setelah sebuah gedung sekolah berdiri diperlukan sarana belajar mengajar yang dapat menunjang efisiensi perwujudan kurikulum/program sekolah atau kelas perlengkapan minimal bagi sebuah sekolah yang mempergunakan salah satu bentuk kurikulum tersebut di atas adalah meja dan kuris murid. Meja dan kuris guru, papan tulis dan kapur tulis. Selanjutnya bagi sekolah yang mempergunakan kurikulum tradisional dan kurikulum gabungan (tradisional dan modern) sekurang-kurangnya diperlukan sejumlah alat peraga sedang bagi sekolah yang mempergunakan kurikulum modern diperlukan saran yang lebih banyak lagi sesuai dengan jenis program yang menjadi tanggung jawabnya.

BACA SELENGKAPNYA »

Reportase Kegiatan Review SIM Sekolah LPMP Jawa Tengah

Pada hari Rabu- Jumat 30 Mei-1 Juni 2012 bertempat di LPMP Jawa Tengah, diadakan kegiatan Review Sistem Informasi Manajemen (SIM) Sekolah. Kegiatan ini menghadirkan 40 orang tenaga profesional bidang IT dari masing-masing jenjang SD/SMP/SMA/SMK di Provinsi Jawa Tengah.


Kegiatan ini bertujuan melakukan review (penyempurnaan) terhadap aplikasi SIM Sekolah. Diharapkan melalui kegiatan ini bisa tersedia aplikasi SIM Sekolah yang dapat digunakan sebagai pusat manajemen kegiatan pendidikan di sekolah-sekolah dalam kesatuan sistem yang terintegrasi dan terstruktur.
Semoga kegiatan ini bermanfaat bagi pendidikan Indonesia, khusunya di Provinsi Jawa Tengah.

SIM PPDB DOWNLOAD

BACA SELENGKAPNYA »

MANAJEMEN KESISWAAN SEKOLAH

Secara sosiologis, peserta didik mempunyai kesamaan-kesamaan. Kesamaan-kesamaan itu dapat ditangkap dari kenyataan bahwa mereka sama-sama anak manusia, dan oleh karena itu mempunyai kesamaan-kesamaan unsur kemanusiaan. Fakta menunjukkan bahwa tidak anak yang lebih manusiawi dibandingkan dengan anak lainnya; dan tidak anak yang kurang manusia dibandingkan dengan anak yang lainnya. Adanya kesamaan-kesamaan yang dipunyai anak inilah yang melahirkan kensekuensi samanya hak-hak yang mereka punyai. Di antara hak-hak tersebut, yang juga tidak kalah pentingnya adalah hak untuk mendapatkan layanan pendidikan yang bermutu. kesiswaan

Samanya hak-hak yang dimiliki oleh anak itulah, yang kemudian melahirkan layanan pendidikan yang sama melalui sistem persekolahan (schooling). Dalam sistem demikian, layanan yang diberikan

diaksentuasikan kepada kesamaan-kesamaan yang dipunyai oleh anak. Pendidikan melalui sistem schooling dalam realitasnya memang lebih bersifat massal ketimbang bersifat individual. Keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki oleh sistem schooling memang lebih memberi porsi bagi layanan atas kesamaan dibandingkan layanan atas perbedaan. Sungguhpun demikian, layanan yang lebih diaksentuasikan kepada kesamaan anak ini, kemudian digugat. Gugatan demikian, berkaitan erat dengan pandangan psikologis mengenai anak. Sungguhpun anak-anak manusia tersebut diyakini mempunyai kesamaan-kesamaan, ternyata jika dilihat lebih jauh sebenarnya berbeda. Pandangan ini kemudian menunjukkan bukti-bukti yang meyakinkan, bahwa di dunia ini tak ada dua anak atau lebih yang benar-benar sama. Dua anak atau lebih yang kelihatan samapun, misalnya saja si kembar, pada hakekatnya adalah berbeda. Oleh karena berbeda, maka mereka membutuhkan layanan-layanan pendidikan yang berbeda. Layanan atas kesamaan yang dilakukan oleh sistem schooling tersebut dipertanyakan, dan sebagai responsinya kemudian diselipkan layanan-layanan yang berbeda pada sistem schooling tersebut.

Ada dua tuntutan, yakni aksentuasi pada layanan kesamaan dan perbedaan anak itulah, yang melahirkan pemikiran pentingnya pengaturan. manajemen peserta didik tingkat satuan pendidikan, adalah kegiatan yang bermaksud untuk mengatur bagaimana agar tuntutan dua macam layanan tersebut dapat dipenuhi di sekolah.

Baik layanan yang teraksentuasi pada kesamaan maupun pada perbedaan peserta didik, sama-sama diarahkan agar peserta didik berkembang seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuannya. Sebagai akibat dari adanya perbedaan bawaan peserta didik, maka akan ada peserta didik yang lambat dan ada peserta didik yang cepat perkembangannya. Kompetisi yang sehat akan memungkinkan jika ada usaha dan kegiatan manajemen, ialah manajemen peserta didik tingkat satuan pendidikan. demikian juga peserta didik yang bermasalah sebagai akibat dari adanya kompetisi akan dapat ditangani dengan baik manakala manajemen peserta didik tingkat satuan pendidikan-nya baik.

Dalam upaya mengembangkan diri tersebut, ada banyak kebutuhan yang sering kali tarik-menarik dalam hal pemenuhan pemrioritasnnya. Di satu sisi, para peserta didik ingin sukses dalam hal prestasi akademiknya, di sisi lain, ia ingin sukses dalam hal sosialisasi dengan sebayanya. Bahkan tidak itu saja, dalam hal mengejar keduanya, ia ingin senantiasa berada dalam keadaan sejahtera. Pilihan-pilihan yang tepat atas ketiga hal yang sama-sama menarik tersebut, tidak jarang menimbulkan masalah bagi para peserta didik. Oleh karena itu diperlukan layanan tertentu yang dikelola dengan baik. manajemen peserta didik tingkat satuan pendidikan berupaya mengisi kebutuhan tersebut.

Secara stimologis, kata manajemen merupakan terjemahan dari management (bahasa Inggris). Kata management sendiri berasal dari kata manage atau magiare yang berarti melatih kuda dalam melangkahkan kakinya. Dalam pengertian manajemen, terkandung dua kegiatan ialah kegiatan pikir (mind) dan kegiatan tindak-laku (action) (Sahertian, 1982).

Terry (1953) mendefinisasikan manajemen sebagai pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya melalui usaha orang lain (Management is the accomplishing of the predertemined objective throug the effort of other people). Sementara itu, Siagian (1978) mendefinisikan manajemen sebagai kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka mencapai tujuan. Di lain pihak, The Liang Gie (1978) memberikan batasan manajemen sebagai segenap perbuatan menggerakkan sekelompok orang atau mengarahkan segala fasilitas dalam suatu usaha kerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Dari semua pendapat itu, jelaslah bahwa manajemen adalah suatu

kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama oleh dua orang atau lebih
yang didasarkan atas aturan tertentu dalam rangka mencapai suatu
tujuan. Dua orang atau lebih yang bekerjasama tersebut, karena adanya
aturan-aturan tertentu, ada yang bertindak selaku manajernya ada yang
bertidak sebagai yang dimanajerinya. Orang yang mengelola tersebut
ketika mengerjakan pekerjaannya tidak dengan menggunakan tangan
sendiri melainkan tangan orang lain; sementara orang-orang yang dimanaj
dalam bekerja dengan menggunakan tangan sendiri. Dalam bekerja
tersebut, baik yang menjadi manajernya maupun yang dimanaj, dapat
mendayagunakan prasarana dan sarana yang tersedia.

Peserta didik mempunyai sebutan-sebutan lain seperti murid,
subjek didik, anak didik, pembelajar, dan sebagainya. Oleh karena itu,
sebutan-sebutan yang berbeda pada buku ini mempunyai maksud yang
sama. Apapun istilahnya, yang jelas peserta didik adalah mereka yang
sedang mengikuti program pendidikan pada suatu sekolah atau jenjang
pendidikan tertentu.

Apa yang dimasud dengan Manajemen Peserta Didik? Knezevich mengartikan manajemen peserta didik atau pupil personnel administration
sebagai suatu layanan yang memusatkan perhatian pada pengaturan, pengawasan dan layanan siswa di kelas dan di luar kelas seperti: pengenalan, pendaftaran, layanan individuan seperti pengembangan keseluruhan kemampuan, minat, kebutuhan sampai ia matang di sekolah.

Manajemen peserta didik dapat diartikan sebagai usaha pengaturan terhadap peserta didik mulai dari peserta didik tersebut masuk sekolah sampai dengan mereka lulus sekolah. Yang diatur secara langsung adalah segi-segi yang berkenaan dengan peserta didik secara tidak langsung. Pengaturan terhadap segi-segi lain selain peserta didik dimaksudkan untuk memberikan layanan yang sebaik mungkin kepada peserta didik.

Ruang lingkup peserta didik adalah sebagai berikut:

  1. Perencanaan peserta didik, termasuk di dalamnya adalah: school census, school size, class size dan efektive class.
  2. Penerimaan peserta didik, meliputi penentuan: kebijaksanaan penerimaan peserta didik, sistem penerimaan peserta didik, kriteria penerimaan peserta didik, prosedur penerimaan peserta didik, pemecahan problema-problema penerimaan peserta didik.
  3. Orientasi peserta didik baru, meliputi pengaturan: hari-hari pertama peserta didik di sekolah, pekan orientasi peserta didik, pendekatan yang dipergunakan dalam orientasi peserta didik, dan teknik-teknik orientasi peserta didik.
  4. Mengatur kehadiran, ketidak-hadiran peserta didik di sekolah. Termasuk di dalamnya adalah: peserta didik yang membolos, terlambat datang dan meninggalkan sekolah sebelum waktunya.
  5. Mengatur pengelompokan peserta didik baik yang berdasar fungsi persamaan maupun yang berdasarkan fungsi perbedaan.
  6. Mengatur evaluasi peserta didik, baik dalam rangka memperbaiki proses belajar mengajar, bimbingan dan penyuluhan maupun untuk kepentingan promosi pserta didik.
  7. Mengatur kenaikan tingkat peserta didik.
  8. Mengatur peserta didik yang mutasi dan drop out.
  9. Mengatur kode etik, pengadilan dan peningkatan disiplin peserta didik.
  10. Mengatur layanan peserta didik yang meliputi:
    • Layanan kepenasehatan akademik dan administratif.
    • Layanan bimbingan dan konseling peserta didik.
    • Layanan kesehatan baik fisik maupun mental.
    • Layanan kafetaria.
    • Layanan koperasi.
    • Layanan perpustakaan.
    • Layanan laboratorium.
    • Layanan asrama.
    • Layanan transportasi.

11. Mengatur organisasi peserta didik yang meliputi:

  • Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS).
  • Organisasi Pramuka di sekolah.
  • Palang Merah Remaja (PMR)
  • Club Olah Raga
  • Klub Kesenian.
  • Kelompok Ilmiah Remaja (KIR)
  • Kelompok Studi.
  • Club Pecinta Alam
  • Peringatan Hari Besar.
  • Pesta Kelas.
  • Organisasi Alumni.

Sumber : DIREKTORAT JENDERAL PMPTK, 2009, Dimensi Kompetensi Manajerial, Jakarta, DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

BACA SELENGKAPNYA »

Selasa, 29 Mei 2012

Tips penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal.

Tips Keterampilan Guru dalam penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar di kelas yang optimal. belajar yang baik

  1. Menunjukkan Sikap Tangkap

Menggambarkan tingkah laku guru yang tampak pada siswa, bahwa guru sadar dan tanggap terhadap perhatian keterlibatan, masalah dan ketidak acuan mereka. Dengan adanya sikap ini siswa merasa guru hadir ditengah mereka. Kesan ketanggapan ini dengan cara :

  • Memandang Secara Saksama
    • Memungkinkan guru meliput keterlibatan siswa dalam tugas dikelas serta menunjukkan kesiapan guru untuk memberi respon baik terhadap kelompok maupun individu.
  • Memberikan Pernyataan
    • Hal ini terkomunikasi kepada siswa melalui pernyataan guru bahwa ia telah siap untuk memulai kegiatan belajar serta siap memberi respon terhadap kebutuhan siswa. Hal yang harus dihindari adalah menunjukkan dominasi guru dengan pernyataan atau komentar yang mengandung ancaman.
    • Contoh : “Saya menunggu sampai kalian diam”.
  • Gerak Mendekati
    • Hal ini menunjukkan kesiapan, minat dan perhatian kepada siswa. Hal ini membantu siswa yang menghadapi kesulitan belajar, mengalami frustasi atau sedang marah. Gerak yang mendekati hendaknya dilakukan dengan wajar, bukan menakuti atau maksud lain ??
  • Memberikan Reaksi Terhadap Gangguan Dan Ketakacuan Siswa.
    • Dengan adanya teguran menandakan adanya guru bersama siswa. Teguran harus diberikan pada saat yang tepat serta dialamatkan pada sasaran yang tepat.
  1. Membagi Perhatian

Pengelolaan kelas yang efektif terjadi apabila guru membagi perhatian kepada beberapa kegiatan yang berlangsung dalam waktu yang sama. Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara sebagai berikut :

  • Visual
    • Hal ini mennjukkan perhatian terhadap sekelompok siswa atau individu namun tidak kehilangan keterlibatannya dengan kelompok siswa atau individu.
    • Keterampilan ini digunakan untuk memonitor kegiatan kelompok atau individu, mengadakan koreksi kegiatan siswa, memberi komentar atau memberi reaksi terhadap siswa yang mengganggu.
  • Verbal
    • Guru dapat memberikan komentar terhadap aktivitas seseorang yang dilihat atau dilaporkan oleh siswa lain. Penggunaan teknik visual maupun verbal menunjukkan bahwa guru menguasai kelas.
  1. Memusatkan Perhatian

Keterlibatan siswa dalam KBM dapat dipertahnkan apabila dari waktu kewaktu guru mampu memusatkan kelompok terhadap tugas-tugas yang dilaksanakan. Hal ini dengan cara :

  • Menyiagakan Siswa
    • Menciptakaan suasana yang menarik sebelum guru menyampaikan pertanyaan atau topic pelajarannya. Misalnya : “ coba anak-anak, semuanya memperhatikan dengan teliti gambar ini untuk membedakan daerah mana yang subur dan daerah mana yang tanahnya gersang.
  • Menuntut Tanggung Jawab Siswa
    • Komunikasi yang jelas dari guru mengenai tugas siswa merupakan hal yang sangat penting dalam mempertahankan pusat perhatian siswa seperti : meminta untuk diperagakan hasil pekerjaan tugas.
  1. Memberikan Petunjuk Yang Jelas

Petunjuk yang diberikan harus bersifat langsung, dengan bahasa yang jelas dan tidak membingungkan serta dengan tuntutan yang wajar dapat dipenuhi oleh siswa.

  1. Menegur

Tidak semua tingkah laku yang mengganggukelompok, siswa dalam kelas dapat dicegah atau dihindari dengan baik, sehingga guru harus melakukan teguran secara verbal atau memperingatkan siswa. Teguran itu efektif jika :

  • Tegas dan jelas tertuju kepada siswa yang mengganggu
  • Menghindari peringatan yang kasar dan menyakitkn serta mengandung penghinaan.
  • Menghindari ocehan atau ejekan guru atau yang berkepanjangan
  • Guru dan siswa lebih baik mengadakan kesepakatan sehingga penyimpangan yang terjadi hanya sifatnya mengingatkan. Seperti : “suharto ingat”!
  1. Memberi Penguatan

Komponen ini digunakan untuk mengatasi siswa yang tidak mau terlibat dalam kegiatan pembelajaran atau menggangu temanya. Yaitu dengan cara.

  • Guru dapat memberikan penguatan kepada siswa yang menggagu yaitu dengan jalan” menangkapnya” ketika ia melakukan tingkhlaku yang wajar dan berusaha “ menangkapnya” ketika ia melakukan tingkah yang tidak wajar dan berusaha “ menangkapnya” ketika ia melakukan tindakan yang tidak wajar dengan tujuan perbuatan yang wajar tadi dapat terulang.
  • Guru daapat memberikan berbagai komponen penguatan kepada siswa yang bertingkah laku yang wajar kepada siswa yang lain untuk menjdi teladan.
BACA SELENGKAPNYA »

Senin, 28 Mei 2012

Tindakan dalam Penelitian Tindakan Sekolah

Tindakan dalam Penelitian Tindakan Sekolah , PTS terdiri rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus adalah (a) perencanaan, (b) tindakan, (c) pengamatan, dan (d) refleksi yang dapat digambarkan sebagai berikut:image

Pelaksanaan Penelitian Tindakan Sekolah, dimulai dengan siklus yang
pertama yang terdiri dari empat kegiatan. Apabila sudah diketahui letak
keberhasilan dan hambatan dari tindakan yang dilaksanakan pada
siklus pertama tersebut, guru bersama peneliti (dalam kasus ini bersama dengan pengawas sekolah) menentukan rancangan untuk siklus kedua.

Siklus kedua dapat berupa kegiatan yang sama dengan siklus pertama, apabila ditujukan untuk mengulangi kesuksesan, atau untuk meyakinkan atau menguatkan hasil. Namun biasanya pada siklus kedua terdapat berbagai tambahan perbaikan dari tindakan terdahulu yang ditujukan untuk memperbaiki berbagai hambatan atau kesulitan yang ditemukan dalam siklus pertama.

Dengan menyusun rancangan untuk siklus kedua, maka dapat dilanjutkan dengan tahap kegiatan-kegiatan seperti yang terjadi dalam siklus pertama. Jika sudah selesai dengan siklus kedua dan belum merasa puas, dapat melanjutkan dengan siklus ketiga, yang cara dan tahapannya sama dengan siklus terdahulu.

BACA SELENGKAPNYA »

penerapan Kurikulum didalam kelas

Sebuah kelas tidak boleh sekedar diartikan sebagai tempat siswa berkumpul untuk mempelajari sejumlah ilmu pengetahuan. Demikian juga sebuah sekolah bukanlah sekedar sebuah gedung tempat murid mencari dan mendapatkan ilmu pengetahuan. Sekolah dan kelas diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam mendidik anak-anak, yang tidak hanya harus didewasakan dari aspek intelektualnya saja, akan tetapi dalam seluruh aspek kepribadiannya. Untuk itu bagi setiap tingkat dan jenis sekolah diperlukan kurikulum yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks dalam perkembangannya. Kurikulum yang dipergunakan di sekolah sangat besar pengaruhnya terhadap aktivitas kelas dalam mewujudkan proses belajar mengajar yang berdaya guna bagi pembentukan pribadi siswa. Dengan kata lain aktivitas sebuah kelas sangat dipengaruhi oleh kurikulum yang dipergunakan di sekolah. Suatu kelas akan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat apabila kurikulum yang dipergunakan di sekolah dirancangkan sesuai dengan dinamika masyarakat.

Sekolah yang kurikulumnya dirancangkan secara tradisional akan mengakibatkan aktivitas kelas berlangsung secara statis. Kurikulum tradisional diartikan sebga sejumlah materi pengetahuan dan kebudayaan hasil masa lalu yang harus dikuasai murid untuk mencapai suatu tingkat tertentu, yang dinyatakan dengan ketentuan kenaikan kelas atau pemberian ijazah kepada murid tersebut. Di dalam kurikulum seperti itu mata pelajaran diberikan secara terpisah-pisah (subject certerd curriculum0 yang pada umumnya bersifat intelektualistis.

Sekolah yang diselenggarkan dengan kurikulum modern pada dasarnya akan mampu menyelenggarakan kegiatan kelas yang bersifat dinamis. Kurikulum modern diartikan sebagai semua kegiatan yang berpengaruh pada pembentukan pribadi murid, baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas/sekolah, termasuk di dalamnya lingkungan sekitar yang bersifat non edukatif seperti warung sekolah, pesuruh, kondisi bangunan dan sarana sekolah lainnya, masjid/Gereja d an lain-lain.

Kedua kurikulum tersebut di atas kurang serasi dengan kondisi masyarakat Indonesia yang memiliki pandangan hidup Pancasila. Di satu pihak kurikulum tradisional yang berpusat pada guru akan diwarnai dengan sikap otoriter yang mematikan inisiatif dan kreativitas murid. Kurikulum itu tidak akan mampu memenuhi tuntutan pembentukan pribadi berdasarkan minat, bakat, kemampuan dan sifat-sifat kepribadian yang berbeda-beda. Antara murid yang satu dengan murid yang lain dalam satu kelas. Segala sesuatu yang menyangkut isi kurikulum untuk dilaksanakan di kelas sudah diatur dan ditetapkan oleh pihak instansi atasan, yang bahkan menutup kemungkinan guru mengembangkan kegiatan berdasarkan inisiatif dan krativitasnya sesuai dengan kebutuhan anak-anak dan masyarakat sekitar. Dipihak lain kurikulum modern yang menekankan pada perkembangan individu secara maksimal, akan mencerminkan kebebasan atas dasar demokrasi liberal sehingga tidak memungkinkan diselenggarakannya secara efektif kegiatan belajar secara klasikal untuk pengembangan pribadi sebagai makhluk sosial dan makhluk Tuhan Yang maha Esa.

belajar yang baik

Oleh karena itu diperlukan usaha mengintegrasikan kedua kurikulum tersebut dalam kehidupan lembaga pendidikan formal di Indonesia agar serasi dengan kebutuhan dan dinamika masyarakat. Kurikulum harus dirancang sebagai sejumlah pengalaman edukatif yang menjadi tanggungjawab sekolah dalam membantu anak-anak mencapai tujuan pendidikannya, yang diselenggarakan secara berencana, sistematik dan terarah serta terorganisir. Sekolah yang dirancang dengan kurikulum seperti itu, memungkinkan kegiatan kelas tidak sekedar dipusatkan pada penyampaian sejumlah materi pelajaran/pengetahuan yang bersifat intellectualistic, akan tetapi juga memperhatikan aspek pembentukan pribadi, baik sebagai makhluk individual dan makhluk sosial maupun sebagai makhluk bermoral.

Dengan kurikulum seperti disebutkan terakhir berarti isi pendidikan di dalam kegiatan kelas untuk setiap jenjang/tingkat sekolah harus dirancangkan sebagai berikut:

1. Tingkat Taman Kanak-Kanak

Kurikulum pada tingkat ini harus dirancang untuk memungkinkan kelas menyelenggarakan kegiatan agar anak-anak belajar bergaul, belajar mempergunakan alat-alat yang sederhana, memperoleh ketrampilan dasar atau tingkat permulaan dan dapat bekerja sama dalam bermain walaupun pada tingkat ini kecenderungan dalam bermain masih bersifat individual.

2. Tingkat Sekolah Dasar

Kurikulum pada tingkat ini pada tahap permulaan atau kelas-kelas rendah harus dirancangkan untuk memungkinkan kelas melanjutkan kegiatan-kegiatan atau program-program di taman kanak-kanak. Selanjutnya sesuai dengan kematangan anak-anak, secara bertahap kurikulum harus dengan kematangan anak-anak, secara bertahap kurikulum harus dikembangkan juga untuk mempelajari fakta-fakta pengetahuan yang sederhana, pengembangan kebiasaan berpikir secara kreatif dan pembentukan watak berdasarkan sistem nilai-nilai tertentu. Untuk itu dapat dilaksanakan berbagai kegiatan kelas baik yang dilakukan secara individual maupun secara bersama-sama.

3. Sekolah Lanjutan/menengah

Kurikulum pada tingkat ini harus dirancangkan untuk memungkinkan diselenggarakannya kegiatan kelas dalam memenuhi kebutuhan melakukan eksplorasi dan eksperimentasi guna memberikan pengalaman intelektual dan sosial yang terpadu dalam rangka realisasi diri.

4. Tingkat Perguruan Tinggi

Kurikulum pada tingkat ini dirancangkan untuk memungkinkan kelas menyelenggarakan kegiatan membantu perkembangan individual secara maksimal dalam rangka menguasai keahlian profesional tertentu.

BACA SELENGKAPNYA »

Minggu, 27 Mei 2012

Model Pembelajaran problem-based instruction

Problem-based instruction adalah model pembelajaran yang berlandaskan paham konstruktivistik yang mengakomodasi keterlibatan siswa dalam belajar dan pemecahan masalah otentik (Arends et al., 2001). Dalam pemrolehan informasi dan pengembangan pemahaman tentang topik-topik, siswa belajar bagaimana mengkonstruksi kerangka masalah, mengorganisasikan dan menginvestigasi masalah, mengumpulkan dan menganalisis data, menyusun fakta, mengkonstruksi argumentasi mengenai pemecahanmasalah, bekerja secara individual atau kolaborasi dalam pemecahan masalah.model pembelajaran
Model problem-based instruction memiliki lima langkah pembelajaran (Arend et al., 2001), yaitu:
  1. Guru mendefisikan atau mempresentasikan masalah atau isu yang berkaitan (masalah bisa untuk satu unit pelajaran atau lebih, bisa untuk pertemuan satu, dua, atau tiga minggu, bisa berasal dari hasil seleksi guru atau dari eksplorasi siswa),
  2. Guru membantu siswa mengklarifikasi masalah dan menentukan bagaimana masalah itu diinvestigasi (investigasi melibatkan sumber-sumber belajar, informasi, dan data yang variatif, melakukan surve dan pengukuran),
  3. Guru membantu siswa menciptakan makna terkait dengan hasil pemecahan masalah yang akan dilaporkan (bagaimana mereka memecahkan masalah dan apa rasionalnya),
  4. Pengorganisasian laporan (makalah, laporan lisan, model, program komputer, dan lain-lain), dan
  5. Presentasi (dalam kelas melibatkan semua siswa, guru, bila perlu melibatkan administator dan anggota masyarakat).
Sistem sosial yang mendukung model ini adalah: kedekatan guru dengan siswa dalam proses teacher-asisted instruction, minimnya peran guru sebagai transmitter pengetahuan, interaksi sosial yang efektif, latihan investigasi masalah kompleks.
Prinsip reaksi yang dapat dikembangkan adalah: peranan guru sebagai pembimbing dan negosiator. Peran-peran tersebut dapat ditampilkan secara lisan selama proses pendefinisian dan pengklarifikasian masalah.
Sarana pendukung model pembelajaran ini adalah: lembaran kerja siswa, bahan ajar, panduan bahan ajar untuk siswa dan untuk guru, artikel, jurnal, kliping, peralatan demonstrasi atau eksperimen yang sesuai, model analogi, meja dan korsi yang mudah dimobilisasi atau ruangan kelas yang sudah ditata untuk itu.
Dampak pembelajaran adalah pemahaman tentang kaitan pengetahuan dengan dunia nyata, dan bagaimana menggunakan pengetahuan dalam pemecahan masalah kompleks. Dampak pengiringnya adalah mempercepat pengembangan self-regulated learning, menciptakan lingkungan kelas yang demokratis, dan efektif dalam mengatasi keragaman siswa.

Referensi
  • Arends, R.I. 2001. Learning to Teach. New York: McGraw-Hill.
BACA SELENGKAPNYA »

Sabtu, 26 Mei 2012

10 Analisis Terbaik untuk menganalisa dan optimasi website / blog

Bingung bagaimana cara menganalisa website / blog dan cara optimasi website / blog ? Ketika Anda mengelola sebuah situs web / blog, tidak peduli jika Anda telah memilih paket hosting bisnis  atau paket website hosting murah atau malah paket gratisan, Anda akan menemukan alat analisis berbagai situs di web hosting panel admin. Alat analisis website, seperti Awstats, biasanya termasuk dalam kedua bisnis hosting dan paket website murah hosting dan alat-alat ini memang baik. Namun, jika Anda ingin alternatif pilihan pilihan alternatif sebagai alat-alat analisis situs web / blog anda, berikut adalah beberapa yang kami sarankan, antara lain :.
menganalisa dan optimasi website blog

JAWStats

Jika Anda pernah menggunakan Awstats, Anda pasti tidak akan asing dengan JAWStats juga. JAWStats dipadukan bersama dengan Awstats akan menghasilkan grafis lebih baik dari Awstats.
menganalisa dan optimasi website blog

goingup!

Goingup! satu alat statistik website yang  menawarkan berbagai jenis data statistik, yang menarik secara visual. Sebagian besar dari fungsi goingup! terkait anlisa SEO.
menganalisa dan optimasi website blog

Clicky

Clicky juga memiliki banyak fitur yang berbeda karena sebagai alat analisis situs web yang dapat diakses dari iPhone.
menganalisa dan optimasi website blog

Google Analytics

Google Analytics merupakan salah satu alat analisa yang terbaik karena itu benar-benar hasilnya komprehensif, yang akan memberikan data detail yang berguna untuk situs Anda.
menganalisa dan optimasi website blog

W3Counter

W3Counter adalah alat analisa gratis sebagai situs solusi analisis host untuk menjawab pertanyaan kunci tentang situs web Anda: siapa audiens Anda, bagaimana mereka menemukan situs Anda, dan apa kepentingan mereka mengakses situs anda.
menganalisa dan optimasi website blog

Woopra

Woopra adalah paket website yang sangat baik hasil analisisnya. Woopra memiliki banyak, banyak fitur bagi para webmaster, Woopra, hampir sama dengan Google Analytics, sebagai alat analisis situs yang paling komprehensif.
menganalisa dan optimasi website blog

W3Perl

W3Perl dapat digunakan untuk file log server atau digunakan sebagai alat penandaan halaman.cara kerjanya dengan Script perl untuk menganalisis file log dan menghasilkan laporan HTML / PDF. Hal ini dapat dijalankan dari baris perintah atau dari antarmuka pada web.
menganalisa dan optimasi website blog

Piwik

Piwik memiliki semua fitur yang dapat Anda harapkan dari aplikasi analisis. Keuntungan utama adalah bahwa fitur-fiturnya datang dalam bentuk plugin, yang berarti Anda dapat memilih fitur yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan anda.menganalisa dan optimasi website blog

TraceWatch

TraceWatch memungkinkan Anda melacak pengunjung ke website Anda secara real time dengan statistik rinci dan analisis mendalam menggunakan user interface yang inovatif. TraceWatch merupakan layanan GRATIS dan membantu Anda membuat website Anda lebih efektif. Hal ini dapat dengan mudah diinstal pada setiap situs web yang mendukung PHP dan MySQL. Anda hanya perlu meng-upload beberapa file ke server Anda.
menganalisa dan optimasi website blog

Snoop

Tidak seperti kebanyakan alat-alat analisa sebelumnya diatas, yang baik digunakan pada server. Snoopharus  diinstal pada host Web Anda, Snoop adalah aplikasi desktop. Snoop memiliki versi Windows dan Mac dan setelah Anda menginstalnya, itu berjalan di komputer Anda dan Anda akan mendapatkan pemberitahuan jika sebuah peristiwa penting terjadi di situs Anda.
Dan masih banyak lagi alat anlisa blog atau website yang lainnya yang belum bisa kami urai disini. semoga dari 1o yang sudah kami sebutkan dapat bermanfaat untuk anda, agar anda tidak bingung lagi bagaimana cara menganalisa website / blog dan cara optimasi website / blog milik anda.
BACA SELENGKAPNYA »

Evaluasi Penilaian hasil belajar

Penilaian hasil belajar adalah kegiatan atau cara yang ditujukan untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran dan juga proses pembelajaran yang telah dilakukan. Pada tahp ini seorang guru dituntut memiliki kemampuan dalam menentukan pendekatan dan cara-cara evaluasi, penyu­sunan alat-alat evaluasi, pengolahan, dan penggunaan hasil evaluasi.

Pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berinteraksi dalam usaha mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Setiap proses pembelajaran berlangsung, penting bagi seorang guru maupun peserta didik untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan tersebut. Hal ini hanya dapat diketahui jika guru melakukan evaluasi, baik evaluasi terhadap proses maupun produk pembelajaran. Evaluasi memiliki arti lebih luas daripada penilaian. Dengan kata lain di dalam evaluasi tercakup di dalamnya penilaian.

Siapapun yang melakukan tugas mengajar, perlu mengetahui akibat dari pekerjaan-nya. Pendidik harus mengetahui sejauhmana peserta didik telah menyerap dan menguasai materi yang telah diajarkan. Sebaliknya, peserta didik juga membutuhkan informasi tentang hasil pekerjaannya. Hal ini hanya dapat diketahui jika seorang pendidik (guru) melakukan evaluasi. Sebelum melakukan evaluasi, maka guru harus melakukan penilaian yang didahului dengan pengukuran.

Pengukuran hasil belajar adalah cara pengumpulan informasi yang hasilnya dapat dinyatakan dalam bentuk angka yang disebut skor. Penilaian hasil belajar adalah cara menginterpretasikan skor yang diperoleh dari pengukuran dengan mengubahnya menjadi nilai dengan prosedur tertentu dan menggunakannya untuk mengambil keputusan. Sebenar-nya penilaian hasil belajar sudah mencakup pengukuran hasil belajar, sehingga instrumen/ alat pengukuran sering disebut sebagai instrumen/alat penilaian.

Ada sebagian ahli pendidikan menyamakan arti evaluasi dengan penilaian, tetapi sesungguhnya evaluasi memiliki arti yang lebih luas, yaitu penggunaan hasil penilaian untuk mengambil keputusan, seperti untuk menentukan kelulusan, penempatan, penjurusan, dan perbaikan program. Evaluasi hasil belajar merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Jadi, evaluasi mencakup penilaian sekaligus pengukuran, namun alat evaluasi sering disebut juga alat penilaian. evaluasi pembelajaran

Pendekatan atau cara yang dapat digunakan untuk melakukan evaluasi/ penilaian hasil belajar adalah melalui Penilaian Acuan Norma (PAN) dan Penilaian Acuan Patokan (PAP).

PAN adalah cara penilaian yang tidak selalu tergantung pada jumlah so-al yang diberikan atau penilaian dimasudkan untuk mengetahui kedudukan hasil belajar yang dicapai berdasarkan norma kelas. Siswa yang paling besar skor yang didapat di kelasnya, adalah siswa yang memiliki kedudukan terting­gi di kelasnya.

Sedangkan PAP adalah cara penilaian, dimana nilai yang diperoleh sis­wa tergantung pada seberapa jauh tujuan yang tercermin dalam soal-soal tes yang dapat dikuasai siswa. Nilai tertinggi adalah nilai sebenarnya berdasar­kan jumlah soal tes yang dijawab dengan benar oleh siswa. Dalam PAP ada passing grade atau batas lulus, apakah siswa dapat dikatakan lulus atau tidak berdasarkan batas lulus yang telah ditetapkan.

Pendekatan PAN dan PAP dapat dijadikan acuan untuk memberikan pe­nilaian dan memperbaiki sistem pembelajaran.

Kempuan lainnya yang perlu dikuasai guru pada kegiatan evaluasi/ pe­nilaian hasil belajar adalah menyusun alat evaluasi. Alat evaluasi meliputi: tes tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan. Seorang guru dapat menentukan alat tes tersebut sesuai dengan materi yang disampaikan.

Bentuk tes tertulis yang banyak dipergunakan guru adalah ragam benar/ salah, pilihan ganda, menjodohkan, melengkapi, dan jawaban singkat.

Tes lisan adalah soal tes yang diajukan dalam bentuk pertanyaan lisan dan langsung dijawab oleh siswa secara lisan. Tes ini umumya ditujukan un­tuk mengulang atau mengetahui pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang telah disampaikan sebelumnya.

Tes perbuatan adalah tes yang dilakukan guru kepada siswa. Dalam hal ini siswa diminta melakukan atau memperagakan sesuatu perbuatan sesuai de­ngan materi yang telah diajarkan seperti pada mata pelajaran kesenian, kete­rampilan, olahraga, komputer, dan sebagainya.

Indikasi kemampuan guru dalam penyusunan alat-alat tes ini dapat di­gambarkan dari frekuensi penggunaan bentuk alat-alat tes secara variatif, ka­rena alat-alat tes yang telah disusun pada dasarnya digunakan sebagai alat pe­nilaian hasil belajar.

Berikutnya adalah memilih bentuk soal, apakah soal objektif atau uraian, tergantung tujuan penilaian yang akan dilakukan. Soal objektif membuatnya lama, biasanya hanya mengukur aspek kognitif tingkat rendah, dan ada kemungkinan peserta didik menebak jawaban, namun kelebihannya mudah dan cepat mengoreksinya, mencakup banyak materi, dan objektivitas tinggi. Sedangkan soal uraian memiliki kelebihan dan kelemahan sebaliknya. Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan jika guru akan membuat soal objektif maupun uraian, diantaranya:

a. Soal bentuk benar-salah

  • Diusahakan jumlah kunci jawaban B dan S seimbang (tidak harus sama).
  • Usahakan jumlahnya lebih dari 50 butir soal agar dapat memenuhi validitas isi.
  • Hindarkan pernyataan yang terlalu umum dan kompleks.
  • Hindarkan kata yang berarti tak tentu, seperti umumnya, biasanya, kebanyakan.

b. Soal bentuk menjodohkan

  • Jumlah butir alternatif jawaban dibuat lebih banyak.
  • Jumlah butir soal maksimal 5 dan jumlah butir alternatif jawaban maksimal 7.
  • Usahakan butir soal dan butir alternatif mengenai hal yang homogen.

c. Soal bentuk pilihan ganda

  • Memenuhi kualitas dari aspek konstruksi, seperti tidak menggunakan kalimat negatif (apalagi negatif ganda), pertanyaan harus tegas/tidak meragukan, tidak boleh menje-bak (misal memberi data yang sebenarnya tidak digunakan dalam perhitungan), dan butir soal tidak bergantung pada butir sebelumnya (merugikan siswa).
  • Memenuhi kualitas dari aspek bahasa, seperti kalimat yang komunikatif, tidak menimbulkan penafsiran ganda, menggunakan bahasa umum yang baku, dan meng-hindari penggunaan kata yang bermakna tidak tentu, misal kebanyakan, seringkali, kadang-kadang, pada umumnya.
  • Petunjuk tidak boleh menggunakan kata “paling benar”, karena soal objektif tidak mengenal gradasi kebenaran.
  • Kalimat soal (stem) lebih panjang daripada kalimat pada option.
  • Panjang option homogen.
  • Pola jawaban kunci tidak saistematis/teratur.

d. Soal uraian

Soal uraian dikatakan soal subjektif karena besar kemungkinan masuknya unsur pribadi dalam proses koreksi atau penilaian oleh berbagai sebab, seperti jawaban yang tidak tentu (terutama pertanyaan yang memerlukan penalaran dalam menjawab), faktor kenal peserta didik, tulisan, dan suasana hati. Oleh karena itu ketika kita memilih soal uraian, maka perlu mengetahui cara-cara untuk meminimalisir subjektivitas tersebut, diantaranya:

  • Dibuat pedoman penskoran. Penskoran dilakukan pada setiap langkah pengerjaan.
  • Bobot skor untuk setiap butir instrumen ditentukan berdasarkan tingkat kesulitan butir instrumen.
  • Soal yang teoretis ditetapkan kata kunci yang harus ada dalam jawaban peserta didik.
  • Mengoreksi nomor yang sama secara berurutan pada semua lembar jawaban.
  • Menyelesaikan koreksi dalam waktu yang sama atau berhenti mengoreksi pada nomor soal yang sama, karena suasana hati mempengaruhi hasil penilaian.
  • Menutup identitas.
  • Menghindari kata tanya “Menurut pendapat Anda”, “Apa yang Anda ketahui”, “Sejauh-mana”, “Bolehkah/Dapatkah”, jika tidak menginginkan pendapat peserta didik sendiri.

 

referensi :

  • Depdiknas. (1999). Pengelolaan Pengujian bagi Guru Mata Pelajaran. Jakarta: Depdiknas.
BACA SELENGKAPNYA »

Jumat, 25 Mei 2012

TUKAR LINK untuk BACKLINK

Popularitas sebuah blog pada mesin pencari (search engine) salah satunya ditentukan oleh Backlink, pada dasarnya membangun sebuah backlink adalah membangun jaringan pada situs/blog kita. Dalam Search Engine Optimization  kita tidak bisa mengabaikan Backlink, karena Backlink merupakan cara termudah untuk meningkatkan popularitas sebuah blog atau website, hal yang paling gampang dilakukan adalah dengan bertukar link dengan blogger lain. Jika backlink yang kita dapatkan dari blog dengan nilai PageRank yang lebih tinggi dari blog kita, maka hal itu akan memberikan nilai lebih untuk blog kita di mata search engine.
.backlink pendidikan
Apa manfaat membengun backlink untuk blog kita, berikut Manfaat/Fungsi Backlink secara umum, antara lain :
1. Meningkatkan posisi Pagerank, alexa Blog
2. Mendapatkan Posisi SERP pada search engine karena blog dinilai lebih populer
3. Menambah Traffik (Pengujung)
4. dll

Keunggulan Multi Way Backlink

Pada net.m-edukasi kami mengajak rekan rekan blogger guru untuk membangun jaringan backlink yang di istilahkan Multi Way Backlink.
Dengan Multi Way Backlink memungkinkan seluruh anggotan dapat terhubung dalam satu jaringan yang sama sehingga akan memperkuat backlink yang di bangun. Hal ini tentunya berbeda dengan One Way Backlink, Two Way Backlink maupun Three Way Backlink yang selama ini kita kenal. Dengan multi way backlik memungkinkan kita terhubung dengan blog yang sama sekali kita belum pernah mengunjunginya, dengan kata lain kita akan bertambah teman.
Tujuan utama dari http://www.formulasi.or.id/2012/07/tukar-link-formulasi.html sebenarnya adalah membangun jaringan yang kuat diantara blogger guru sebangai upaya untuk mengajak berinternet secara sehat.
backlink guru
Jika anda ingin bergabung untuk saling tukar link atau link exchangesilahkan mendaftar di http://www.formulasi.or.id/2012/07/tukar-link-formulasi.html

PERATURAN TUKAR LINK  Untuk BACKLINK:

  1. Blog Pendidikan
  2. Blog tidak boleh mengandung unsur sara, pornografi, dan hal-hal yang melanggar norma agama maupun norma masyarakat yang lain.
  3. Semua anggota wajib memasang widget yang di sediakan, Secara random link blog guru akan muncul pada widget yang kita pasang.
    Catatan backlink
    *) widget tidak boleh diasang di page atau halaman content, harus diasang di sidebar. Bila anda hapus widget pada blog anda maka kamipun akan hapus keanggotaan anda, karena pemasangan widget ini merupakan bentuk solidaritas kepada blogger lain.

    Bila anda menggunakan blogspot silahkan langsung diinstall menggunakan link berikut.
  4. Tidak boleh melakukan spaming.

    bila aturan diatas telah terpenuhi maka blog anda akan kami terima.

blog yang sudah terdaftar akan muncul pada widget seperti tampilan berikut :

Trimakasih semoga bermanfaat.
BACA SELENGKAPNYA »

Peranan Multimedia dalam pembelajaran

Multimedia adalah suatu kombinasi dari berbagai medium, dimana kombinasi tersebut dapat digunakan untuk tujuan pembelajaran (Latuheru, 1988: 81). Multimedia juga dapat diartikan sebagai gabungan dari teks, suara, gambar, animasi dan video dengan alat bantu (tool) dan koneksi (link) sehingga pengguna dapat bernavigasi, berinteraksi, berkarya dan berkomunikasi. multimedia

Multimedia berasal dari kata ‘multi’ dan ‘media’. Multi berarti banyak, dan media berarti tempat, sarana atau alat yang digunakan untuk menyimpan informasi. Jadi berdasarkan kata, ‘multimedia’ dapat diasumsikan sebagai wadah atau penyatuan beberapa media yang kemudian didefinisikan sebagai elemen-elemen pembentukan multimedia. Elemen-elemen tersebut berupa : teks, gambar, suara, animasi, dan video. Multimedia merupakan suatu konsep dan teknologi baru bidang teknologi informasi, dimana informasi dalam bentuk teks, gambar, suara, animasi, dan video disatukan dalam komputer untuk disimpan, diproses, dan disajikan baik secara linier maupun interaktif.

Menurut Arsyad (2003) multimedia adalah berbagai macam kombinasi grafik, teks, audio, suara, dan animasi. Penggabungan ini merupakan suatu kesatuan yang secara bersama-sama menampilkan informasi, pesan, atau isi pembelajaran. Sedangkan Gayeski (1992) mengartikan multimedia ialah suatu system hubungan komunikasi interaktif melalui komputer yang mampu menciptakan, menyimpan, memindahkan, dan mencapai kembali data dan maklumaat dalam bentuk teks, grafik, animasi, dan sistem audio.

Penyajian dengan menggabungkan seluruh elemen multimedia tersebut menjadikan informasi dalam bentuk multimedia yang dapat diterima oleh indera penglihatan dan pendengaran, lebih mendekati bentuk aslinya dalam dunia sebenarnya. Multimedia interaktif adalah bila suatu aplikasi terdapat seluruh elemen multimedia yang ada dan pemakai (user) diberi kebebasan / kemampuan untuk mengontrol dan menghidupkan elemen-elemen tersebut.

Peranan multimedia dalam pembelajaran erat kaitannya sebagai alat untuk menyampaikan pesan terhadap siswa, dengan penggabungan banyak unsur media. Dalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa). Sedangkan metode adalah prosedur untuk membantu siswa dalam menerima dan mengolah informasi guna mencapai tujuan pembelajaran.

Dapat disimpulkan bahwa multimedia adalah suatu teknik yang digunakan untuk menggabungkan data, teks, gambar, grafik, animasi, bunyi, dan video yang memanfaatkan tools serta links untuk bernavigasi, komunikasi, serta berinteraksi dengan media tersebut.

Pendekatan multimedia bukan berarti menggunakan banyak media sekaligus, tetapi media tertentu dipilih untuk tujuan pembelajaran tertentu dan media lainnya untuk tujuan yang lainnya pula.

Referensi

  • Arsyad, Azhar, 2003. Media Pengajaran. Jakarta : Raja Grafindo Persada
  • Latuheru, John D.1988.Media Pembelajaran Dalam Proses Belajar Mengajar Masa Kini.Jakarta:Depdikbud &P2 LPTK
  • Setyosari, Punaji, Sihkabuden. 2005. Media Pembelajaran. Malang : Elang Press
  • Gayeski, D.M.1993, Multimedia for Learning, New Jersey: Educational Technology Publications.
BACA SELENGKAPNYA »

Kamis, 24 Mei 2012

Dinamika manajemen Kelas Dalam Pembelajaran

Kelas adalah kelompok sosial yang dinamis yang harus dipergunakan oleh setiap wali/guru kelas untuk kepentingan murid dalam kependidikannya. Dinamika kelas pada dasarnya berarti kondisi kelas. Yang meliputi dorongan untuk aktif secara terarah yang dikembangkan melalui kreatifitas dan inisiatif murid sebagai suatu kelompok.

kelas yang baik

Dinamika kelas dipengaruhi oleh cara wali/guru kelas menerapkan administrasi pendidikan dan kepemimpinan pendidikan serta dalam mempergunakan pendekatan pengelolaan kelas, penerapan kegiatan itu antara lain sebagai berikut.

  1. Kegiatan administratif management

Pengelolaan kelas memerlukan tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, koordinasi, komunikasi dan kontrol sebagai langkah-langkah kegiatan management admnistratif.

 

  1. Kegiatan Operatif management kelas

Kegiatan management administratif kelas harus ditunjang dengan kegiatan management operatif agar seluruh program kelas berlangsung efektif bagi pencapaian tujuan. Kegiatan management operatif kelas meliputi

a. Tata usaha kelas

b. Kegiatan Pembekalan kelas

c. Kegiatan keuangan kelas

d. Kegiatan pembinaan personal atau kepegawaian dikelas.

e. Humas dilingkungannya kelas

 

  1. Kepemimpinan wali/guru kelas

Dinamika kelas dipengaruhi secara langsung oleh kepemimpinan wali atau guru kelas, untuk itu kepemimpinan diartikan sebagai proses mengarahkan, membimbing, mempengaruhi, atau mengawasi pikiran, perasaan atau tindakan dan tingkah laku orang lain.

Tiga bentuk kepemimpinan mungkin diwujudkan wali/guru kelas dalam usaha menggerakkan personal di lingkungan kelas masing-masing adalah:

a. Wali atau guru kelas sebagai pemimpin yang bersifat otoriter

b. Wali atau guru kelas sebagai pemimpin yang bersifat laissez faire.

c. Wali atau guru kelas sebagai pemimpin yang bersifat demokratif

 

  1. Disiplin kelas

Disiplin kelas merupakan bagian yang penting dalam dinamika kelas, disiplin kelas diartikan sebagai usaha mencegah terjadinya pelanggaran-pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan yang telah disetujui bersama dalam melaksanakan kegiatan kelas, agar pemberian hukuman pada seorang atau sekelompok orang dapat dihindari.

Disiplin kelas dapat diartikan juga sebagai suasana tertib dan terpaut akan tetapi penuh dinamika dalam melaksanakan program kelas terutama dalam mewujudkan proses belajar mengajar.

 

  1. Beberapa pendekatan dalam pengelolaan kelas

Seorang wali atau guru kelas harus mampu menetapkan pilihan yang tepat dalam melakukan pendekatan untuk mewujudkan pengelolaan kelas yang efektif. Untuk memperjelas masalah pendekatan yang akan dipergunakan itu, di bawah ini akan diketengahkan beberapa alternatif yang dapat dipilih diantaranya:

    1. Pendekatan berdasarkan perubahan tingkah laku (behaviorisme)
    2. Pendekatan berdasarkan suasana emosi dan hubungan sosial (sosio emosional climate approach)
    3. Pendekatan berdasarkan proses kelompok (group process approach)
    4. Pendekatan electis (electic approach)
BACA SELENGKAPNYA »

Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran

Berkenaan dengan kepentingan penilaian terhadap kinerja guru. Georgia Departemen of Education telah mengembangkan teacher performance assessment instrument yang kemudian dimodifikasi oleh Depdiknas menjadi Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG). Alat penilaian kemampuan guru, meliputi: (1) rencana pembelajaran (teaching plans and materials) atau dise­but dengann RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), (2) prosedur pembe­lajaran (classroom procedure), dan (3) hubungan antar pribadi (interpersonal skill).  image

Berkenaan dengan kepentingan penilaian terhadap kinerja guru. Georgia Departemen of Education telah mengembangkan teacher performance assessment instrument yang kemudian dimodifikasi oleh Depdiknas menjadi Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG). Alat penilaian kemampuan guru, meliputi: (1) rencana pembelajaran (teaching plans and materials) atau dise­but dengann RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), (2) prosedur pembe­lajaran (classroom procedure), dan (3) hubungan antar pribadi (interpersonal skill).

Kegiatan pembelajaran di kelas adalah inti penyelenggaraan pendidikan yang ditandai oleh adanya kegiatan pengelolaan kelas, penggunaan media dan sumber belajar, dan penggunaan metode serta strategi pembejaran. Semua tu­gas tersebut merupakan tugas dan tanggung jawab guru yang secara optimal dalam pelaksanaanya menuntut kemampuan guru.

a. Pengelolaan Kelas

Kemampuan menciptakan suasana kondusif di kelas guna mewujudkan proses pembelajaran yang menyenangkan adalah tuntutan bagi seorang guru dalam pengelolaan kelas. Kemampuan guru dalam memupuk kerjasama dan disiplin siswa dapat diketahui melalui pelaksanaan piket kebersihan, ketepat­an waktu masuk dan keluar kelas, melakukan absensi setiap akan memulai proses pembelajaran, dan melakukan pengaturan tempat duduk siswa.

Kemampuan lainnya dalam pengelolaan kelas adalah pengaturan ruang/ setting tempat duduk siswa yang dilakukan pergantian, tujuannya memberi­kan kesempatan belajar secara merata kepada siswa.

b. Penggunaan Media dan Sumber Belajar

Kemampuan lainnya dalam pelaksanaan pembelajaran yang perlu diku­asi guru di samping pengelolaan kelas adalah menggunakan media dan sum­ber belajar.

Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (materi pembelajaran), merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan siswa, sehingga dapat mendorong proses pembelajaran. (R. Ibra­him dan Nana Syaodih S., 1993: 78)

Sedangkan yang dimaksud dengan sumber belajar adalah buku pedoman. Kemampuan menguasai sumber belajar di samping mengerti dan memahami buku teks, seorang guru juga harus berusaha mencari dan membaca buku-bu­ku/sumber-sumber lain yang relevan guna meningkatkan kemampuan teruta­ma untuk keperluan perluasan dan pendalaman materi, dan pengayaan dalam proses pembelajaran.

Kemampuan menggunakan media dan sumber belajar tidak hanya meng­gunakan media yang sudah tersedia seperti media cetak, media audio, dan media audio visual. Tatapi kemampuan guru di sini lebih ditekankan pada penggunaan objek nyata yang ada di sekitar sekolahnya.

Dalam kenyataan di lapangan guru dapat memanfaatkan media yang su­dah ada (by utilization) seperti globe, peta, gambar dan sebagainya, atau guru dapat mendesain media untuk kepentingan pembelajaran (by design) seperti membuat media foto, film, pembelajaran berbasis komputer, dan sebagainya.

c. Penggunaan Metode Pembelajaran

Kemampuan berikutnya adalah penggunaan metode pembelajaran. Gu­ru diharapkan mampu memilih dan menggunakan metode pembelajaran sesu­ai dengan materi yang akan disampaikan. Menurut R. Ibrahim dan Nana S. Sukmadinata (1993: 74) ”Setiap metode pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan dilihat dari berbagai sudut, namun yang penting bagi guru metode manapun yang digunakan harus jelas tujuan yang akan dicapai”.

Karena siswa memiliki interes yang sangat heterogen idealnya seorang guru harus menggunakan multi metode, yaitu memvariasikan penggunaan metode pembelajaran di dalam kelas seperti metode ceramah dipadukan de­ngan tanya jawab dan penugasan atau metode diskusi dengan pemberian tu­gas dan seterusnya. Hal ini dimaksudkan untuk menjembatani kebutuhan sis­wa, dan menghindari terjadinya kejenuhan yang dialami siswa.

 

Referensi :

  • Ibrahim, R dan S, Nana Syaodih. 1993. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
  • Sukmadinata, Nana Syaodiyah. 1993. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya
BACA SELENGKAPNYA »

Rabu, 23 Mei 2012

Tujuan Penelitian Tindakan Sekolah

Saat ini, penelitian tindakan banyak dilakukan baik oleh guru maupun pengawas. Bila dilakukan guru umum disebut sebagai Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Sedangkan bila dilakukan oleh pengawas sekolah, disebut sebagai Penelitian Tindakan Sekolah atau disingkat dengan sebutan PTS.

Tujuan Penelitian Tindakan Sekolah

Tujuan utama Penelitian Tindakan Sekolah adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam sekolah-sekolah yang berada dalam binaan pengawas sekolah. Kegiatan penelitian ini tidak saja bertujuan untuk memecahkan masalah, tetapi sekaligus mencari penelitian tindakan sekolah

jawaban ilmiah mengapa hal tersebut dapat dipecahkan dengan tindakan yang dilakukan.

Secara lebih rinci, tujuan Penelitian Tindakan Sekolah antara lain :

  1. Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, dan hasil pendidikan,
    manajemen dan pembelajaran, termasuk mutu guru, kepala
    sekolah, khususnya yang berkaitan dengan tugas profesional
    kepengawasan, di sekolah-sekolah yang menjadi binaannya.
  2. Meningkatkan kemampuan dan sikap profesional sebagai
    pengawas sekolah.
  3. Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah
    sehingga tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan
    mutu pendidikan.

Ciri khusus dari Penelitian Tindakan Sekolah adalah adanya tindakan (acti-on) yang nyata. Tindakan itu dilakukan pada situasi alami (pada keadaan yang sebenarnya) dan ditujukan untuk memecahkan permasalahan-permasalahan prak-tis dalam peningkatan mutu proses dan hasil kepengawasan.

Selain itu, karena penelitian tindakan sekolah berkenaan dengan kegiatan nyata di sekolah-sekolah, maka perlu memperhatikan etika, antara lain:

  1. Tidak boleh mengganggu proses pembelajaran dan tugas mengajar
    guru, maupun kegiatan pendidikan yang berjalan di sekolah.
  2. Jangan terlalu banyak menyita waktu (dalam pengambilan data,
    dll.).
  3. Masalah yang dikaji harus merupakan masalah yang benar-benar
    ada dan dihadapi oleh pengawas sekolah.
  4. Dilaksanakan dengan selalu memegang etika kerja (minta ijin,
    membuat laporan, dll.).
BACA SELENGKAPNYA »

Peran penting wali kelas

Sekolah sebagai organisasi kerja terdiri dari beberapa kelas, baik yang bersifat paralel maupun yang menunjukkan penjenjangan. Setiap kelas merupakan untuk kerja yang berdiri sendiri dan berkedudukan sebagai sub sistem yang menjadi bagian dari sebuah sekolah sebagai total sistem. Pengembangan sekolah sebagai total sistem atau satu kesatuan organisasi, sangat tergantung pada penyelenggaraan dan pengelolaan kelas. Baik di lingkungan kelas masing-masing sebagai unit kerja yang berdiri sendiri maupun dalam hubungan kerja antara kelas yang satu dengan kelas yang lain. Wali kelas yang baik

Oleh karena itu setiap guru kelas atau wali kelas sebagai pimpinan menengah (middle manager) atau administrator kelas, menempati posisi dan peran yang penting, karena memikul tanggung jawab mengembangkan dan memajukan kelas masing-masing yang berpengaruh pada perkembangan dan kemajuan sekolah secara keseluruhan, setiap murid dan guru yang menjadi komponen penggerak aktivitas kelas, harus didayagunakan secara maksimal agar sebagai suatu kesatuan setiap kelas menjadi bagian yang dinamis di agar sebagai suatu kesatuan setiap kelas menjadi bagian yang dinamis di dalam organisasi sekolah.

Dari uraian di atas jelas bahwa  program kelas akan berkembangan bilamana guru/wali kelas mendayagunakan secara maksimal potensi kelas yang terdiri dari tiga unsur yakni: guru, murid dan proses atau dinamika kelas.

1.      Kelas dalam arti sempit yakni ruangan yang dibatasi oleh empat dinding, tempat sejumlah siswa berkumpul untuk mengikuti proses mengajar belajar. Kelas dalam pengertian tradisional ini mengandung sifat statis karena sekedar menunjuk pengelompokan pada batas umur kronologis masing-masing.

2.      Kelas dalam arti luas adalah suatu masyarakat kecil yang merupakan bagian dari masyarakat sekolah, yang sebagai satu kesatuan diorganisir menjadi unit kerja yang secara dinamis menyelenggarakan kegiatan-kegiatan mengajar belajar yang keratif untuk mencapai suatu tujuan.

Beberapa faktor yang mempengaruhi perwujudan management kelas oleh wali kelas adalah:

a.       Kurikulum

b.      Bangunan dan Sarana

c.       Guru

d.      Murid

e.       Dinamika Kelas

f.       Lingkungan Sekitar

BACA SELENGKAPNYA »

Selasa, 22 Mei 2012

Pemenggalan Kata pada tulisan ilmiah

Apabila memengalan atau penyukuran sebuah kata dalam penggantian baris, kita harus membubuhkan tanda kurang (-), dengan tidak didahului spasi dan tidak dibubuhksn di pinggir ujung bsris. Tanda hubung itu dibubuhkan di pinggir ujung baris. Dalam kaitan ini, pias kanan karya tulis ilmiah tidak perlu lurus. Yang harus diutamakan adalah pemenggalan kata sesuai dengan kaidah penyukuan, bukan masalah kelurusan atau kerapian pias kanan karya tulis ilmiah. Namun, jika pengetikan karya tulis menggunakan computer, kerapian pias kanan dapat deprogram dan penyukuran kata dapat dicegah. Berikut dicantumkan kaidah penyukuran sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan.karya ilmiah

1)        Kalau di tengah kata ada dua vocal yang berurutan, pemenggalan dilakukan di antara kedua vocal.

       Misalnya : bi-arkan, mema-lukan, pu-ing.

2)        Kalau di tengah kata ada dua vocal yang mengapit sebuah konsonan (termasuk ng, ny, sy, dan kh), Pemisahan tersebut dilakukan sebelum konsonan itu.

       Misalnya : pu-jangga, tereke-nal, meta-nol, muta-khir.

3)    Kalau di tengah kata ada dua konsonan atau lebih, Pemisahan tersebut dilakukan di antara konsonan itu.

       Misalnya : hid-roponik, resep-sionis, lang-sung.

4)    Kalau di tengah kata ada tiga konsonan atau lebih, Pemisahan tersebut dilakukan di antara konsonan yang pertama dan konsonan kedua.

       Misalnya : Indus-trial, kon-struksi, in-stansi, ben-trok.

5)    Jika kata berimbuhan atau berpartikal dipengal, kita harus memisahkan imbuhan atau partikel itu dari kata dasarnya (termasuk imbuhan yang mengalami perubahan bentuk).

Misalnya : pelapuk-an, me-ngisahkan, peng-awetan.

Selain itu, jangan sampai terjadi pada ujung baris atau pada pangkal baris terdapat hanya satu huruf walaupun huruf itu merupakan satu suku kata. Demikaian juga, harus diusahakan (kalau mungkin) agar nama orang tidak dipenggal atau suku-suku katanya.

 

BACA SELENGKAPNYA »

Senin, 21 Mei 2012

Penelitian yang Baik

Tentu saja tidak semua masalah keilmuan yang dihadapi dan telah dapat diidentifikasi, akan dijamin sebagai masalah yang layak dan sesuai untuk diteliti. Kelayakan suatu penelitian berkaitan dengan banyak faktor. penelitian yang baik

  • Kemanfaatan hasil. Sejauh mana penelitian terhadap masalah tersebut akan memberikan sumbangan kepada khasanah teori ilmu pengetahuan atau kepada pemecahan masalah-masalah praktis.
  • Kriteria pengetahuan yang dipermasalahkan yaitu: (a) mempunyai khasanah keilmuan yang dapat dipakai untuk pengajuan hipotesis, dan (b) mempunyai kemungkinan mendapatkan sejumlah fakta empirik yang diperlukan guna pengujian hipotesis.
  • Persyaratan dari segi si peneliti, yang pada prinsipnya sejauh mana
    kemampuan si peneliti untuk melakukan penelitian. Hal ini menyangkut setidak-tidaknya lima faktor, yakni: biaya; waktu; alat dan bahan; bekal kemampuan teoritis peneliti; dan penguasaan peneliti terhadap metode penelitian yang akan digunakannya.
BACA SELENGKAPNYA »

Minggu, 20 Mei 2012

Hari Kebangkitan Nasional ke 104 tahun 2012

clip_image001

Logo Peringatan Hari Kebangkitan Nasional yang ke 104 tahun 2012

 

clip_image002

SAMBUTAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA RI SELAKU KETUA UMUM PERINGATAN HARKITNAS TAHUN 2012

Assalamu’alaikum Warakhmatullahi Wabarokhatuh.

Selamat Pagi, dan Salam Sejahtera bagi kita semua.

Saudara-saudara sebangsa dan setanah air.

Pertama-tama, sebagai insan yang beriman, saya mengajak kita semua untuk bersama-sama memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena hanya atas perkenan dan ridhoNya pula, pada pagi hari ini seluruh bangsa Indonesia, insya Allah tetap diberikan kesehatan dan limpahan karunia untuk secara bersama menyelenggarakan Upacara Peringatan Hari Kebangkitan Nasional yang ke 104 tahun 2012.

Saudara-saudara peserta upacara yang saya cintai.

1. Jika dihitung dari titik awal kebangkitan nasional tahun 1908, maka pada tahun 2012 ini, kita sudah lebih seratus tahun berproses dalam kesadaran maupun kehidupan kita untuk menjadi bangsa yang berdaulat, menjadi bangsa yang memiliki identitas dan jatidiri dalam mengarungi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Wajah dan corak ke-Indonesian-kita pun tentunya telah banyak mengalami perubahan dan perkembangan sejalan dengan perjalanan waktu. Demikian halnya, nilai-nilai kebangsaan selama 104 tahun tersebut tentunya telah mengalami pasang surutnya, seiring dengan perubahan jaman dan tuntutan masyarakat itu sendiri.

Perubahan dan tuntutan ini mau tidak mau, suka atau tidak suka, pasti akan berada dan menyatu dalam proses perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Kita telah sama-sama mengalami dan merasakan betapa perjalanan bangsa Indonesia yang telah berkali-kali mendapatkan gangguan, tantangan, hambatan dan bahkan ancaman, baik dari dalam maupun dari luar negeri.

Oleh karena itulah, dalam rangka tetap menjaga konsistensi dan kesinambungan nilai-nilai kebangsaan yang telah dirintis oleh para pendahulu kita, tentunya sebagai generasi penerus perjuangan bangsa, kita tidak boleh lengah dan lupa akan makna hakiki nilai-nilai kebangsaan tersebut, secara khusus hal ini sangat penting dalam menyikapi dan menghadapi era perubahan dan kemajuan yang terjadi dewasa ini, dan yang akan terus menerus terjadi di masa-masa mendatang.

2. Saudara-saudara sebangsa dan setanah air.

Kalau kita sejenak menengok kebelakang terhadap proses terwujudnya kebangkitan nasional, perjuangan para pemuda pada masa itu telah dihadapkan pada berbagai situasi yang sangat kompleks. Suatu situasi dimana antara ketidakadilan, pengingkaran hak-hak asasi manusia, diskriminasi, ketidaksamaan (inequality), jurang perbedaan antara privileged dan underprivileged, serta kontradiksi perikehidupan dan konflik di masyarakat terus saja terjadi. Inilah yang mendorong motivasi dan tekad para pemuda untuk berjuang membangun bangsa yang berdaulat, melepaskan diri dari ketidak adilan dan tindasan semena-mena, serta cita-cita luhur kemerdekaan bangsa.

Menyikapi situasi yang demikian itu, maka lahirlah Budi Utomo yang dalam proses perjalanannya mampu memicu munculnya organisasi-organisasi pergerakan kaum muda, baik yang bersifat kedaerahan, politik, serikat pekerja, keagamaan, kewanitaan, dan kepemudaan. Organisasi-organisasi yang berdiri atas dasar kedaerahan, kita mengenal, misalnya : perkumpulan orang-orang Ambon, Ambonsch Studiefonds (1909), perkumpulan golongan Minahasa melalui Rukun Minahasa (1912), Persatuan Minahasa (1927), Paguyuban Pasundan (1913), Sarikat Sumatera (1918). Kemudian, lahir organisasi politik seperti Sarekat Islam (1911) dan De Indische Partij (1912); muncul pula

pergerakan serikat pekerja seperti Vereniging van Spoor en Tramwegpersoneel (1908) dan Perserikatan Pegawai Pegadaian Bumiputera (1916); pergerakan keagamaan seperti Muhammadiyah (1912), Persatuan Islam (1923) dan Nahdlatul Ulama (1926); pergerakan wanita seperti Putri Mardika (1912) dan Kautamaan Istri (1913), serta pergerakan pemuda seperti Jong Java dengan munculnya Tri Koro Darmo (1915), Jong Sumateranen Bond (1917), Jong Minahasa (1918), dan munculnya organisasi kepanduan Javaansche Padvinders Organisatie pada tahun 1916.

3. Munculnya berbagai organisasi itu, mewarnai bangkitnya nilai-nilai nasionalisme dan berlanjut pada tahun 1928 dengan bersatunya berbagai kelompok organisasi --khususnya organisasi kepemudaan---mewujudkan suatu gerakan nasionalis sejati melalui sumpah pemuda; satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa.

Angkatan 1908 dan 1928 adalah contoh gerakan heroik, bagaimana segolongan cendikiawan muda dapat mendinamiskan kehidupan politik dan diterima oleh kaum dewasa. Isu-isu yang diusungnya seperti kolonialisme dan imperialisme telah membangkitkan semangat nasionalisme mereka. Generasi itu memang istimewa; berani menentang kolonialisme, dan menyodorkan suatu gagasan yang cerdas dan brilian, yang pada gilirannya memberi kanal menuju cita-cita Indonesia Merdeka.

4. Gerakan 1908 dan 1928 yang dipelopori oleh kaum terpelajar yang bercita-cita Indonesia merdeka, menjadi pemicu dan pemacu dalam membangun nasionalisme melalui pikiran dan cita-cita yang digerakkan dalam organisasi pemuda. Kristalisasi pemikiran-pemikiran cerdas kaum muda tersebut, membangkitkan semangat dan energi besar bagi kaum muda, untuk terus berjuang bagi terbangunnya fondasi nasionalisme melalui tetesan darah melawan kaum penjajah dalam revolusi kemerdekaan. Revolusi membangun nasionalisme tanpa pandang bulu, revolusi telah menjadi motor penggerak mobilitas sosial yang dahsyat bagi seluruh komponen bangsa. Revolusi perjuangan 1945 – 1949 demi

sebuah kemerdekaan dan kedaulatan bagi bangsa yang selama 300 tahun lebih terkungkung dalam cengkeraman tangan-tangan kotor imperalisme penjajahan. Nilai-nilai perjuangan yang telah dirintis oleh generasi 1908- 1928 – 1945, menjadi titisan semangat bagi generasi selanjutnya untuk terus bergerak maju, menggapai perwujudan cita-cita kebangsaan seiring perubahan dan perkembangan jamannya.

5. Nasionalisme sesungguhnya merupakan tahap penting dalam sejarah peradaban. Fenomena nasionalisme itu terjadi didorong oleh faktor sejarah yang secara ideologis merupakan kristalisasi kesadaran berbangsa dan bernegara. Pada awalnya, nasionalisme tumbuh dan berkembang ketika ada peluang pembuka jalan bagi pembentukan sebuah negara dan bangsa. Nasionalisme inilah yang sesungguhnya secara langsung dan efektif mentransformasikan komunitas tradisional menjadi sebuah komunitas moderen berbentuk negara-bangsa. Kesetiaan tertinggi individu harus diserahkan kepada negara kebangsaan (nation state).

6. Dalam perjalanan sejarah nasional Indonesia, menunjukkan bahwa nasionalisme pada zaman penjajahan pada hakikatnya baru pada taraf ingin mempunyai negara yang bebas merdeka; nasionalismenya meliputi perjuangan untuk melepaskan kesatuan bangsa yang masih terikat oleh kesatuan wilayah di bawah kolonial Belanda. Setelah merdeka, nasionalisme adalah manifestasi kesadaran bernegara yang tumbuh di negara merdeka diawali dengan revolusi melalui perjuangan bersenjata, dan pembinaan wawasan nusantara. Sesungguhnya, justru di negara merdeka itulah seyogianya nasionalisme dapat berkembang secara leluasa menurut kemampuan dan kemauan para warganegara sendiri tanpa mengalami tekanan dari pihak lain. Sampai berapa jauh nasionalisme bebas itu berkembang, bergantung pada bagaimana penerapan cara berpikir nasional dan bersikap terhadap kesadaran bernegara para warganya.

7. Menapaki perjalanan sejarah kebangkitan nasional Indonesia, maka cara berfikir nasionalis dalam membangun Indonesia baru di masa

depan adalah bagaimana mengutamakan kepentingan kehidupan nasional. Dalam hal ini, seyogianya cara berpikir nasionalis adalah antitesis dari cara berpikir individual atau perorangan, antitesis dari cara berpikir kedaerahan, antitesis dari cara berpikir kepartaian atau golongan, dan mutlak antitesis dari cara berpikir kolonial. Karena itu, dalam memaknai kebangkitan nasional dan wacana Indonesia ke depan yang lebih baik, mandiri, sejahtera dan lebih bermartabat, diperlukan adanya korelasi antara kesadaran sejarah, fakta sosial, dan semangat nasionalisme ke-Indonesia-an kita ke depan. Nasionalisme ke-Indonesia-an yang memiliki bangunan karakter kesejatian Indonesia.

8. Peringatan Harkitnas yang ke 104 tahun 2012 ini menjadi penting, apabila nilai-nilai kebangsaan, nilai-nilai persatuan dan kesatuan, nilai-nilai kejujuran, dan nilai-nilai kebersamaan yang menjadi ciri ke-Indonesia-an kita, yang telah dipelopori oleh para pendahulu kita melalui gerakan “Boedi Oetomo” tersebut, dapat dijadikan suatu enerji bagi langkah-langkah kita kedepan. Juga sekaligus menjadi renungan dan evaluasi, sejauhmana semangat nasionalisme tersebut terimplementasi dalam setiap potensi, profesi, tugas dan tanggung jawab perilaku masing-masing individu warganegara Indonesia dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Sejalan dengan semangat dan jiwa kebangkitan nasional yang telah dirintis oleh para pendahulu kita, maka tidak berlebihan, jika bangsa Indonesia dewasa ini menjadi pusat dan pusaran serta proses kebangkitan bangsa-bangsa regional se-ASEAN, bangsa-bangsa Asia-Pasifik, dan bahkan bangsa-bangsa dunia. Masalah-masalah perkembangan sosial budaya, pertumbuhan ekonomi, serta masalah pertahanan dan keamanan, menjadi fokus bahasan, dimana Indonesia telah mampu dan berhasil menjadi tuan rumah bagi kemaslahatan bangsa-bangsa kawasan regional ASEAN dan Asia-Pasifik, yang diharapkan dapat diwujudkan pada tahun 2015 mendatang.

Mudah-mudahan semangat kebangkitan nasional yang telah dirintis oleh para pendahulu kita, yang kita peringati pada tahun 2012 ini, tetap dan

terus menjadi obor penerang dan pencerah bagi langkah anak bangsa menjaga dan mengembangkan konstruksi nasionalisme yang bercirikan ke-Indonesia-an sejati. Konstruksi nasionalisme yang berkarakter sebagai bangsa yang bermoral (relegius), karakter sebagai bangsa yang beradab, karakter sebagai bangsa yang bersatu, bangsa yang berdaya, dan karakter bangsa yang berpartisipasi, bagi kejayaan bangsa dan negara Indonesia.

9. Demikian, hal-hal yang dapat saya sampaikan dalam kesempatan memperingati Hari Kebangkitan Nasional tahun 2012 yang berharga ini, mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua.

Terimakasih.

Wassalamu’alaikum Warakhmatullahi Wabarokhatuh.

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

TIFATUL SEMBIRING

Sumber : http://kebangkitan-nasional.or.id/file/web/Sambutan%20Harkitnas%202012.pdf

BACA SELENGKAPNYA »

Artikel Favorit