Tampilkan postingan dengan label pembelajaran. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label pembelajaran. Tampilkan semua postingan

Minggu, 09 November 2014

Pembelajaran Kurikulum 2013

Pembelajaran Kurikulum 2013, Pengertian dari beberapa istilah yang terdapat dalam pedoman ini sebagai berikut.

1. Pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta didik, antara peserta didik dengan tenaga pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

2. Indikator pencapaian kompetensi adalah: (a) perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk kompetensi dasar (KD) pada kompetensi inti (KI)-3 dan KI-4; dan (b) perilaku yang dapat diobservasi untuk disimpulkan sebagai pemenuhan KD pada KI-1 dan KI-2, yang kedua-duanya menjadi acuan penilaian mata pelajaran.

image

Pembelajaran merupakan suatu proses pengembangan potensi dan pembangunan karakter setiap peserta didik sebagai hasil dari sinergi antara pendidikan yang berlangsung di sekolah, keluarga dan masyarakat. Proses tersebut memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka menjadi kemampuan yang semakin lama semakin meningkat dalam sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup dan untuk bermasyarakat, berbangsa, serta berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat manusia.

Keluarga merupakan tempat pertama bersemainya bibit sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan, dan keterampilan peserta didik. Oleh karena itu, peran keluarga tidak dapat sepenuhnya digantikan oleh sekolah.

Sekolah merupakan tempat kedua pendidikan peserta didik yang dilakukan melalui program intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler. Kegiatan intrakurikuler dilaksanakan melalui mata pelajaran. Kegiatan kokurikuler dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan di luar sekolah yang terkait langsung dengan mata pelajaran, misalnya tugas individu, tugas kelompok, dan pekerjaan rumah berbentuk proyek atau bentuk lainnya. Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan melalui berbagai kegiatan yang bersifat umum dan tidak terkait langsung dengan mata pelajaran, misalnya kepramukaan, palang merah remaja, festival seni, bazar dan olahraga.

Masyarakat merupakan tempat pendidikan yang jenisnya beragam dan pada umumnya sulit diselaraskan antara satu sama lain, misalnya media massa, bisnis dan industri, organisasi kemasyarakatan, dan lembaga keagamaan. Untuk itu para tokoh masyarakat tersebut semestinya saling koordinasi dan sinkronisasi dalam memainkan peranya untuk mendukung proses pembelajaran. Singkatnya, keterjalinan, keterpaduan, dan konsistensi antara keluarga, sekolah, dan masyarakat harus diupayakan dan diperjuangkan secara terus menerus karena tripusat pendidikan tersebut sekaligus menjadi sumber belajar yang saling menunjang.

Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar terencana di mana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar. Peserta didik mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi, di sekolah, keluarga, dan masyarakat. Proses tersebut berlangsung melalui tatap muka di kelas, penugasan terstruktur, dan/atau tugas mandiri.

Terkait dengan hal tersebut, maka pembelajaran ditujukan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif, serta mampu berkontribusi pada kehidupan masyarakat berbangsa, bernegara, berperadaban dunia.

Peserta didik adalah subjek yang memiliki kemampuan untuk secara aktif mencari, mengolah, mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan. Untuk itu pembelajaran harus berkenaan dengan kesempatan yang diberikan kepada peserta didik untuk mengkonstruksi pengetahuan dalam proses kognitifnya. Agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, peserta didik perlu didorong untuk bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, dan berupaya keras mewujudkan ide-idenya.

BACA SELENGKAPNYA »

Rabu, 29 Oktober 2014

Jenis evaluasi Pembelajaran berdasarkan tujuannya

Berikut ini adalah Jenis evaluasi Pembelajaran berdasarkan tujuannya :

1. Evaluasi Pembelajaran Diagnostik

Adalah evaluasi diagnostik adalah evaluasi yang ditujukan untuk menelaah kelemahan-kelemahan siswa beserta faktor-faktor penyebabnya.

image

2. Evaluasi Pembelajaran Selektif

Adalah evaluasi selektif adalah evaluasi yang digunakan untuk memilih siwa yang paling tepat sesuai dengan kriteria program kegiatan tertentu.

3. Evaluasi Pembelajaran Penempatan

Adalah evaluasi penempatan adalah evaluasi yang digunakan untuk menempatkan siswa dalam program pendidikan tertentu yang sesuai dengan karakteristik siswa.

4. Evaluasi Pembelajaran Formatif

Adalah evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk memperbaiki dan meningkatan proses belajar dan mengajar.

5. Evaluasi Pembelajaran Sumatif

Adalah evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan untuk menentukan hasil dan kemajuan belajar siswa.

BACA SELENGKAPNYA »

Rabu, 22 Oktober 2014

Tujuan umum evaluasi pembelajaran

Tujuan umum evaluasi pembelajaran adalah untuk menghimpun bahan-bahan keterangan yang akan dijadikan sebagai bukti mengenai taraf perkembangan atau taraf kemajuan yang dialami oleh para peserta didik setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu, mengetahui tingkat efektivitas dari metode-metode pembelajaran yang telah dipergunakan dalam proses pembelajaran selama jangka waktu tertentu.

image

Serta menghimpun informasi yang dijadikan dasar untuk mengetahui taraf kemajuan, taraf perkembangan, atau taraf pencapaian kegiatan belajar siswa.

Tujuan khusus evaluasi pembelajaran adalah :

1. untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program pendidikan

2. untuk mencari dan menemukan faktor penyebab keberhasilan dan ketidakberhasilan peserta didik dalam mengikuti program pendidikan sehingga dapat dicari dan ditemukan jalan keluar atau cara-cara perbaikannya.

3. .Mengetahui kemajuan belajar siswa

4. Mengetahui potensi yang dimiliki siswa

5. Mengetahui hasil belajar siswa

6. Mengadakan seleksi

7. Mengetahui kelemahan atau kesulitan belajar siswa

8. Memberi bantuan dalam pengelompokan siswa

9. Memberikan bantuan dalam pemilihan jurursan

10. Memberikan bantuan dalam kegiatan belajar siswa

11. Memberikan motivasi belajar

12. .Mengetahui efektifitas mengajar guru

13. Mengetahui efisiensi mengajar guru

14. Memberikan balikan pada guru

15. Memberikan bukti untuk laporan kepada orang tua atau masyarakat

16. Memberikan data untuk penelitian dan pengembangan pembelajaran

5

BACA SELENGKAPNYA »

Rabu, 15 Oktober 2014

Fungsi evaluasi pembelajaran

Fungsi evaluasi pembelajaran image

Fungsi evaluasi pembelajaran sangat diperlukan dalam pendidikan antara lain memberi informasi yang dipakai sebagai dasar untuk :

1. memberikan landasan untuk menilai hasil usaha (prestasi) yang telah dicapai oleh peserta didiknya,

2. memberikan informasi yang sangat berguna untuk mengetahui posisi peserta didik dalam kelompoknya,

3. memberikan bahan yang penting untuk memilih dan kemudian menetapkan status peserta didik,

4. memberikan pedoman untuk mencari dan menemukan jalan keluar bagi  peserta didik yang memang memerlukannya,

5. memberikan petunjuk tentang sejauh manakah program pengajaran yang telah ditentukan telah dapat dicapai (Sudijono, 2006:12).

6. Membuat kebijaksanaan dan keputusan.

7. .Menilai hasil yang dicapai para pelajar.

8. Menilai kurikulum.

9. Memberi kepercayaan kepada sekolah.

10. Memonitor dana yang telah diberikan.

11. Memperbaiki materi dan program pendidikan.

BACA SELENGKAPNYA »

Kamis, 09 Oktober 2014

Reabilitas dan Objektivitas Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi pembelajaran adalah proses untuk menentukan nilai pembelajaran yang dilaksanakan, dengan melalui kegiatan pengukuran dan penilaian pembelajaran. Pengukuran yang dimaksud di sini adalah proses membandingkan tingkat keberhasilan pembelajaran dengan ukuran keberhasilan pembelajaran yang telah ditentukan secara kuantitatif, sedangkan penilaian yang dimaksud di sini adalah proses pembuatan keputusan nilai keberhasilan pembelajaran secara kualitatif.Evaluasi merupakan sarana untuk mendapatkan informasi yang diperoleh dari proses pengumpulan dan pengolahan data. image

Reabilitas

Kata reabilitas diambil dri bahasa inggris yaitu “reliable” yang artinya dapat dipercaya atau keajegan yang sifatnya tidak berubah dari waktu kewaktu. Atau bisa juga diartikan dengan “ketepatan”.

Cara-cara mencari besarnya reabilitas, yaitu ada tiga cara :

1. metode bentuk pararel (equivalent)

2. metode tes ulang ( tes-retest method)

3. metode belah dua (split – half method)

Objektivitas

Objektivitas ialah tidak adanya unsure pribadi yang mempengaruhi. Dan apabila dikaitkan dengan reabilitasd maka objektivitas menekankan ketetapan (covsistency) pada system scoring, sedang reabilitas menekankan ketetapan dalam hasil tes.

BACA SELENGKAPNYA »

Rabu, 08 Oktober 2014

Pentingnya Evaluasi Pembelajaran

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui hasil yang telah dicapai oleh pendidik dalam proses pembelajaran adalah melalui evaluasi.Evaluasi merupakan subsistem yang sangat penting dan sangat di butuhkan dalam setiap sistem pendidikan, karena evaluasi dapat mencerminkan seberapa jauh perkembangan atau kemajuan hasil pendidikan.Dalam setiap pembelajaran, pendidik harus berusaha mengetahui hasil dari proses pembelajaran yang ia lakukan. image

Pentingnya diketahui hasil ini karena dapat menjadi salah satu patokan bagi pendidik untuk mengetahui sejauh mana proses pembelajran yang dia lakukan dapat mengembangkan potensi peserta didik. Dengan evaluasi, maka maju dan mundurnya kualitas pendidikan dapat diketahui, dan dengan evaluasi pula, kita dapat mengetahui titik kelemahan serta mudah mencari jalan keluar untuk berubah menjadi lebih baik ke depan.

Evaluasi pendidikan danpengajaran adalah proses kegiatan untuk mendapatkan informasi data mengenai hasil belajar mengajar yang dialami siswa dan mengolah atau menafsirkannya menjadi nilai berupa data kualitatif atau kuantitatif sesuai dengan standar tertentu. Evaluasi yang dilakukan oleh pendidik ini dapat berupa evaluasi hasil belajar dan evaluasi pembelajaran. Namun, dalam makalah ini,hanya akandibicarakan masalah evaluasi pembelajaran.

BACA SELENGKAPNYA »

Minggu, 05 Oktober 2014

Klasifikasi Media Komunikasi dalam Pembelajaran

Klasifikasi Media Komunikasi dalam Pendidikan/Pembelajaran

a. Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi ke dalam:

1) Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio, tape recorder, kaset, piringan hitam dan rekaman suara.

2) Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung unsur suara. Bebrapa hal yang termasuk ke dalam media ini adalah film slide, foto, transparansi, lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media grafis dan lain sebagainya.

3) Media audio visual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang dapat dilihat, seperti rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara dan lain sebagainya. Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan lebih menarik, sebab mengandung kedua unsur jenis media yang pertama dan kedua.

image

b. Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat pula dibagi dalam:

1) Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak seperti radio dan televisi. Melalui media ini siswa dapat mempelajari hal-hal atau kejadian-kejadian yang aktual secara serentak tanpa harus menggunakan ruangan khusus.

2) Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu seperti film slide, film, video dan lain sebagainya.

c. Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya, media dapat dibagi ke dalam:

1) Media yang diproyeksikan seperti film slide, film stripe, transparansi, komputer dan lain sebagainya. Jenis media yang demikian memerlukan alat proyeksi khusus seperti film proyektor untuk memproyeksikan film slide, Overhead Projector (OHP) untuk memproyeksikan transparansi, LCD untuk memproyeksikan komputer, tanpa dukungan alat proyeksi semacam ini akan kurang berfungsi.

2) Media yang tidak diproyeksikan seperti gambar, foto, lukisan, radio, dan berbagai bentuk media grafis lainnya.

 

d. Dilihat berdasarkan bentuk dan cara penyajiannya:

· Kelompok satu: Media grafis, bahan cetak dan gambar diam

1) Media grafis adalah media yang menyampaikan fakta, ide, gagasan melalui penyajian kata-kata, kalimat, angka, simbol, yang termasuk media grafis adalah grafik, diagram, bagan, sketsa, poster, papan flanel, dan bulletin board.

2) Media bahan cetak adalah media visual yang pembuatannya melalui proses pencetakan, printing atau offset. Beberapa hal yang termasuk media bahan cetak adalah buku tes, modul, bahan pengajaran terprogram.

3) Gambar diam adalah media visual yang berupa gambar yang dihasilkan melalui proses fotografi, yang termasuk dalam media ini adalah foto.

· Kelompok kedua: Kelompok media proyeksi diam, yakni media visual yang diproyeksikan atau media yang memproyeksikan pesan, dimana hasil proyeksinya tidak bergerak atau memiliki sedikit unsur gerakan. Jenis media ini diantaranya: OHP/OHT, opaque projector, slide dan filmstripe.

1) OHP/OHT adalah media visual yang diproyeksikan melalui alat proyeksi yang disebut OHP (overhead projector) dan OHT biasanya terbuat dari plastik transparan.

2) Opaque projector adalah media yang digunakan untuk memproyeksikan benda-benda tak tembus pandang, seperti buku, foto. Opaque projector ini tidak memerlukan penggelapan ruangan.

3) Media slide atau film bingkai adalah media visual yang diproyeksikan melalui alat yang dinamakan projector slide. Film bingkai ini terbuat dari film positif yang kemudian diberi bingkai yang terbuat dari karton atau plastik.

4) Media film stripe atau film rangkai atau film gelang adalah media visual proyeksi diam yang pada dasarnya hampir sama dengan media slide.

· Kelompok ketiga: Media audio adalah media yang penyampaian pesannya hanya melalui pendengaran. Jenis pesan yang disampaikan berupa kata-kata, sound effect. Beberapa hal yang termasuk media ini adalah radio, media alat perekam pita magnetik/kaset tape recorder.

· Kelompok keempat: Media audio visual diam adalah media yang penyampaian pesannya diterima oleh pendengaran dan penglihatan namun gambar yang dihasilkannya adalah gambar diam atau memiliki sedikit gerakan. Diantaranya adalah media sound slide dan film stripe bersuara.

· Kelompok kelima: Film (motion picture), yaitu serangkaian gambar diam yang meluncur secara cepat dan diproyeksikan sehingga memberi kesan hidup dan bergerak. Ada beberapa jenis film, ada film bisu, film bersuara dan film gelang yang ujungnya saling bersambungan dan tidak memerlukan penggelapan ruangan.

· Kelompok keenam: Media televisi adalah media yang menyampaikan pesan audiovisual dan gerak. Diantaranya adalah media televisi, televisi terbatas, dan video cassete recorder.

· Kelompok ketujuh adalah multimedia, merupakan suatu sistem penyampaian dengan menggunakan berbagai jenis bahan belajar yang membentuk suatu unit atau paket. Misalnya modul yang terdiri atas bahan cetak, bahan audio dan bahan audiovisual.

 

Sumber :


Wina Sanjaya, Media Komunikasi Pembelajaran (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), hlm. 118-121

BACA SELENGKAPNYA »

Kamis, 02 Oktober 2014

Validitas Tes Evaluasi Pembelajaran

Validitas Tes Evaluasi Pembelajaran, Sebuah tes dikatakan valid (sahih) apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. (Scarvia B. Anderson dkk. Ensyclopedia of Educational Evaluation). Validitas sebuah tes bukan ditekankan pada tesnya itu sendiri, tetapi lebih ditekankan pada hasil pengetesan atau skornya.Validitas suatu tes dapat diketahui dari hasil pemikiran dan pengalaman. Hal pertamas diperoleh ialah validitas logis (logical validity) dan yang kedusa ialah validitas empitis (empirical validity). Inilah yang akan dijadikan dasar pengelompokan validitas tes. image

Secara garis besar, validitas ada dua macam, yaitu :

 Validitas logis (logical validity)

 Validitas empiris ( empirical validity)

Validitas logis untuk sebuah instrument tersebut memenuhi persyaratan valid berdasarkan hasil penalaran kondisi valid tersebut dipandang terpenuhi karena instrument yang bersangkutan sudah diranvang sevara baik, mengikuti teori dan ketentuan yang ada.

Ada dua macam validitas logis yang dicapai oleh sebuah instrument, yaitu :

 Validitas isi : disusun berdasarkan materi oelajaran yang dievaluasi.

 Validitas konstruk : disusun berdasarkan konstrak, aspek-aspek kejiwaan yang mesti dievaluasi.

Validitas empiris untuk sebuah instrument dapat dikatakan memiliki validitas empiris apabila sudah diuji dari pengalaman. Yaitu dengan membandingkan instrument yang bersangkutan dengan kriterioum (sebuah ukuran). Sedangkan kriterium yang digunakan sebagai pembanding kondosi instrument ada duas macam, yaitu :

 Concurrent validity (validitas ada sekarang) : ialah instrument yang kondisinya sesuai dengan kriterium yang sudah ada.

 Predictive validity ( validitas ramalan ) : ialah instrument yang kondisinya belum ada, tetapi yang akan terjadi dimasa yang akan dating (yang diramalkan)

Dengan kedua validitas tersebut (validitas logis dan validitas empiris) yang masing-masing memilki dua macam juga. Maka secara keseluruhan kita mengenal ada empat validitas, yaitu :

1. validitas isi

2. validitas konstruk

3. validitasd “ada sekarang”

4. validitas predictive.

BACA SELENGKAPNYA »

Senin, 22 September 2014

Sejarah Teori Skinner Dalam Pembelajaran

Sejarah munculnya teori Skinner Burrhus Frederic Skinner (1904-1990) adalah seorang psikolog Amerika Serikat yang terkenal dari aliran behaviorisme. Inti pemikiran Skinner adalah setiap manusia bergerak karena mendapat rangsangan dari lingkungannya. Setiap makhluk hidup selalu berada dalam proses interaksi dengan lingkungannya. Di dalam proses itu, makhluk hidup menerima rangsangan atau stimulan tertentu yang membuatnya bertindak sesuatu. Rangsangan itu disebut stimulan yang menimbulkan respon. stimulan tertentu menyebabkan manusia melakukan tindakan-tindakan tertentu dengan perubahan-perubahan tertentu. clip_image002

Asas pengkondisian operan B.F Skinner dimulai awal tahun 1930-an, pada waktu keluarnya teori S-R, model kondisian klasik dari Pavlov telah memberikan pengaruh yang kuat  pada pelaksanaan penelitian. Skinner tidak sependapat dengan pandangan S-R dan penjelasan reflex yang menyatakan bahwa stimulus terus memiliki sifat-sifat kekuatan yang tidak mengendur. Menurut Skinner banyak tingkah laku menghasilkan perubahan pada lingkungan yang mempunyai pengaruh terhadap organisme

Asas-asas kondisioning operan adalah kelanjutan dari tradisi yang didirikan oleh John Watson. Artinya, agar psikologi bisa menjadi suatu ilmu, maka studi tingkah laku harus dijadikan fokus penelitian psikologi. Skinner menghindari kontradiksi yang ditampilkan oleh model kondisioning klasik dari Pavlov dan kondisioning instrumental dari Thorndike. Ia mengajukan suatu paradigma yang mencakup kedua jenis respon itu dan berlanjut dengan mengupas kondisi-kondisi yang berhubungan dengan munculnya respons atau tingkah laku operan.

BACA SELENGKAPNYA »

Kamis, 18 September 2014

Evaluasi Pembelajaran Teknik nontes

Evaluasi dengan teknik nontes antaralain :

a. Skala Bertingkat (rating scale)

Skala mengambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap sesuatu hasil pertimbangan. Dengan maksud agar pencatatannya dapat objektif maka penilaian terhadap penampilan atau penggambaran kepribadian seseorang disajikan dalam bentuk skala.

image

b. Kuesioner (questionair)

Kuesioner (questionair) dikenal dengan sebagai angket. Kuesioner ialah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang aka diukur (responden). Dengan kuesioner ini orang dapat diketahui tentang keadan atau data diri, pengalaman, pengetahuan sikap atau pendapatnya dsb.

Kuesioner dapat ditinjau dari beberapa segi, yaitu :

1. Ditinjau dari segi siapa yang menjawab

a. Kuesioner langsung

Kuesioner ini diisi dan dikirimkan langsung oleh orang yang akan diminta jawaban tentang dirinya.

b. Kuesioner tidak langsung

Kuesioner ini dikirimkan dan diisi oleh bukan orang yang diminta keterangannya. Dan digunakan untuk mencari informasi tentang bawahan, anak, saudara, tetangga, dsb.

2. Ditinjau dari segi menjawab

a. Kuesioner tertutup

Kuesioner ini disusun dengan menyediakan pilihan jawaban lengkap sehingga pengisi hanya tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilih.

b. Kuesioner terbuka

Kuesioner ini disusun sedemikian rupa sehingga para pengisi bebas mengemukakan pendapatnya. Dan kuesioner ini digunakan untuk meminta pendapat seseorang.

c. Daftar vocok (check list)

Daftar cocok (check list ialah deretan pertanyaan (yang biasanya singkast-singkat), disini responden yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cocok( ) ditempat yang sudah disediaka.

d. Wawancara

Wawancara(interview) ialah suatu metode atau cara yang digunakan untukmendapatkan jawaban dari responden dengan jalan Tanya-jawab sepihakWawancara dapat dilakukan oleh 2 cara, yaitu:

1. Interviu bebas, yaitu dimana responden mempunyai kebebasan untuk mengutarakan pendapatnya, tanpa dibatasi oleh patokan-patokan yang telah dibuat oleh subjek evaluasi.

2. Interviu terpimpin, yaitu dilakukan oleh subjek evaluasi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sudah disusun terlebih dahulu, sehingga responden pada waktu menjawab pertanyaan tinggal memilih jawaban yang sudah dipersiapkan oleh penanya.

e. Pengamatan (observastion)

pengamatan ialah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis. Ada dua macam obervasi (pengamatan), yaitu :

1. observasi partisipan, yaitu observasi yang dilakukan oleh pengamat, tetapi dalam pada waktu itu pengamat memasuki dan mengikuti kegiatan kelompok yang sedang diamati.

2. Observasi sistematik, yaitu dimana factor-faktor yang diamati sudah didaftar secara sistematis dan sudah diatur menurut kategorinya. Dalam observasi ini pengamat berada diluar kelompok. Dengan demikian pengamat tidak dibingungkan oleh situasi yang melingkungi dirinya.

3.Observasi eksperimental, yaitu terjadi jika pengamat tidak berpatisipasi dalam kelompok.

f. Riwayat hidup

riwayat hidup adalah gambaran tentang keadaan seseorang selama masa kehidupannya.

BACA SELENGKAPNYA »

Ice Breaker dalam Pembelajaran

Ice Breaker dalam Pembelajaran, Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kekuatan rata-rata manusia untuk bisa terus konsentrasi dan fokus dalam situasi yang monoton hanyalah 15 menit, selebihnya pikiran akan beralih pada hal-hal lain yang mungkin sangat jauh dari tempat di mana ia duduk mengikuti pembelajaran.

Ketika pikiran tida bisa terfokus lagi, maka dibutuhkan upaya pemusatan perhatian kembali. Upaya klasik yang dilakukan guru konvensional adalah dg cara mengeraskan suara atau, menggebrak meja atau mengancam para siswa yg pd akhirnya membuat para siswa tertekan

Ketika kondisi psikologis siswa tertekan, maka akan memunculkan rasa tidak senang bahkan takut, sehingga secara alami akan segera “melarikan diiri” keluar dari keterlibatannya mengikuti pelajaran meskipun secara fisik dia masih berada di tempat duduk semula. clip_image001

Ketika otak berada pada situasi tertekan, maka otak akan berada pada mode “bertempur” atau “kabur” dan beroperasi pada tingkat bertahan untuk hidup. Artinya siswa akan bersikap menentang dg menunjukkan sikap kontra produktif seperti ngobrol, pukul-pukul meja, corat-coret dsb.

Belajar tidak mungkin tanpa kemauan untuk belajar, maka kesukaan siswa terhadap sikap yang dilahirkan guru jelas akan memberikan motivasi tersendiri dalam belajar.

Salah satu upaya yang bisa dilakukan guru untuk membangkitkan motivasi siswa dalam belajar dan membuat suasana belajar menjadi lebih asyik dan menyenangkan adalah dengan melakukan ice breaking dalam proses pembelajaran.

Ice Breaking / Ice Breaker merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai guru dalam mengajar dan mendidik para siswa baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Ice Breaker / Ice Breaking merupakan bagian dari sebuah strategi pendukung pembelajaran yang mampu mengembalikan focus serta perhatian siswa terhadap materi pelajaran.

Oleh karenanya, mempelajari lebih dalam apa itu ice breaking / ice breaker adalah satu keharusan bagi mereka para guru yang memiliki progres dan semangat yang tinggi dalam menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, efektif, serta dinamis dalam melahirkan generasi terbaik di masa yang akan datang.

Banyak jenis ice breakeryang bisa digunakan oleh guru dalam rangka mengoptimalkan proses pembelajaran baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Adapun beberapa jenis ice breaker tersebut antara lain: yel-yel, tepuk tangan, gerak badan, games, humor, lagu, cerita / dongeng, sulap, audio visual.

BACA SELENGKAPNYA »

Sabtu, 30 Agustus 2014

Tujuan Supervisi Pembelajaran

Tujuan supervisi pembelajaran pada prinsipnya sama dengan tujuan supervisi akademik secara umum. Kegiatan supervisi akademik adalah untuk membantu guru mengembangkan kemampuan mencapai tujuan pembelajaran yang direncanakan bagi murid-muridnya. Dengan demikian tujuan yang paling pokok dalam supervisi pembelajaran bagaimana guru mencapai tujuan pembalajaran yang telah ditetapkan.

Selain itu, supervisi pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan, pengembangan, interaksi, penyelesaian masalah yang bebas kesalahan, dan sebuah komitmen untuk membangun kapasitas guru.Unruh dan Turner (1970) menyatakan bahwa supervisi merupakan sebuah proses sosial dari stimulasi, pengasuhan, dan memprediksi pengembangan professional gurudan pengawas sebagai penggerak utama dalam pengembangan kondisi pembelajaran secara optimum. image

Tujuan lainnya dari supervisi pembelajaran menurutbeberapaahliadalahuntuk: (1)meningkatkaninteraksi (3) meningkatkan kualitas belajar peserta didik, (4) membangun kepercayaan, dan (4) mengubah hasil pembelajaran dan pengembangan kehidupan yang lebih baik untuk guru dan peserta didik.

Supervisi pembelajaran yang dilaksanakan secara tepat dan berkesinambungan akan meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Pembelajaran yang berkualitas akan berdampak positif terhadap kualitas hasil belajar peserta didik. Oleh karena itu pengawas sekolah dituntut untuk mampu merencanakan, melaksanakan, menganalisis, dan melaksanakan rencana tindak lanjut supervisi pembelajaran agar menghasilkan guru yang mampu menghasilkan outcome pembelajaranberkualitas dansesuai tuntutan kurikulum 2013.

BACA SELENGKAPNYA »

Jumat, 29 Agustus 2014

Konsep Supervisi Pembelajaran

Supervisi pembelajaran secara umum merupakan bantuan profesional kepada guru dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaransehingga guru dapat membantu peserta didik untukbelajar lebih aktif, kreatif, inovatif, efektif, efisein dan menyenangkan. Dalam konteks kurikulum 2013, kualitas proses pembelajaran yang harus ditingkatkan adalah bagaiman guru membantu peserta didik untuk meningkatkan kemampuan kreativitas mereka melalui kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring dalam proses pembelajaran.Oleh karena itu, supervisi pembelajaran ini harus dilakukan secaraterencana.

Selain itu, kegiatan supervisi pembelajaran harus membantu guru agar mampu melakukan proses pembelajaran yang berkualitasagar dapat meningkatkan hasil belajarpeserta didik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dengan mandiri. Supervisi pembelajaran merupakan “...the process of bringing about improvement in instruction by working with people who are helping the pupils. It is a process of stimulating growth and a means of helping teachers to help themselves....”Artinya, bahwa supervisi pembelajaran merupakan proses mengupayakan peningkatan proses pembelajaran melalui kerjasama dengan orang yang membimbingpeserta didik, proses melakukan stimulasi perkembangan,dan sebagai mediabagi guru untuk memperbaiki diri. Dengan demikian, supervisi pembelajaran lebih menekankan pada memberi doronganperbaikan mandiri guru dalam meningkatkan proses pembelajaran. image

Fungsi dukungan dalam supervisi pembelajaran adalah menyediakan bimbingan profesional dan bantuan teknis pada guru untuk meningkatkan proses pembelajaran.Logikanya, dengan mengajar lebih baik berarti membantu peserta didikuntuk belajar lebih bermakna, lebih berkualitas, lebih cepat, lebih mudah, lebih menyenangkan,lebih banyak, lebih aplikatifdanefektif.

Dalam konteks implementasi kurikulum 2013, kegiatan untuk membantu peserta didiktersebut diharapkan dapat memberi pengalaman proses pembelajaran yang tidak hanyameningkatkanpengetahuansaja, tetapi harus meningkatkan kreativitas, inovasi, berfikir kritis, dan berkarakter kuat, diantaranyabertanggung jawab, mandiri, toleran, produktif, bekerja sama, dan lain-lain, disamping dukungan kemampuan memanfaatkan informasi dan berkomunikasi.Olehkarena itu, guru membutuhkan bantuan dan dukungandalam memahami dan mempraktekkan strategi dan teknikpembelajaran yang dapat meningkat hasil belajar peserta didiksesuai dengan tuntutan kurikulum.

Beberapa upaya yang dapat mendukung guru adalah meningkatkan proses pembelajaran, diantaranya:

1. Menggunakan buku petunjuk guru dan peserta didik dan bahan pembantulainnyasecara efektif.

2. Mengembangkan metodologi dan teknik pembelajaran yang bervariasi danfleksibelsesuai dengan tujuan.

3. Memanfaatkanlingkungan sekitar sebagaisumber belajar.

4. Menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif.

5. Mengenali karakteristik peserta didik baik fisik, psikis, bakat, minat, maupun kebutuhannya sebagai bahan pertimbangan proses pembelajaran yang akan dilakukan.

6. Meningkatkan kemampuan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring.

7. Mengevaluasi peserta didikdengan lebih akurat, teliti, dan holistik.

8. Mengoptimalkan informasi dan teknologiuntukmeningkatkan inovasi dan kreatifitas layanan pembelajaran.

9. Melakukan pengembangan keprofesian secara berkelanjutan.

BACA SELENGKAPNYA »

Jumat, 22 Agustus 2014

Strategi Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu

Strategi Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu

Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yang tersusun secara terpadu di dalam kurikulum 2013 adalah mata pelajaran IPA dan IPS. Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran terpadu bergantung pada kesesuaian rencana yang dibuat dengan kondisi dan potensi peserta didik

(minat, bakat, kebutuhan, dan kemampuan). Untuk menyusun perencanaan pembelajaran terpadu perlu dilakukan langkah-langkah seperti tampak pada diagram berikut berikut :

clip_image002Diagram 2.3 Langkah Perencanaan Pembelajaran Terpadu

Penjelasan :

a. Mempelajari KI dan KD mata pelajaran IPA atau IPS

b. Penentuan Tema yang sesuai dengan konsep konsep yang ada dalam setiap nomor KD IPA atau IPS

c. Penjabaran (perumusan) Kompetensi Dasar ke dalam indikator sesuai topik/tema

d. Pengembangan Silabus e. Menyusun RPP Terpadu

Contoh Tema IPA dan IPS Terpadu

clip_image004(Sumber PPPPTK IPA )

Contoh Tema Pembelajaran IPA Terpadu kls VII SMP

clip_image006(Sumber PPPPTK IPS)

Tema Pembelajaran IPS Terpadu

BACA SELENGKAPNYA »

Kamis, 21 Agustus 2014

Model Pembelajaran Terpadu

Pembelajaran Terpadu antar mata peserta didik an Menurut Fogarty dalam bukunya How to Integrate the Curricula (Fogarty,1991:XV) ada sepuluh macam model pembelajaran terpadu, yaitu : 1) Model Terhubung (The Connected Model), 2) Model Jaring Laba-Laba (The Webbed Model), 3) Model Keterpaduan (The Integrated Model), 4) Model Sarang (The Nested Model), 5) Model Penggalan (The Fragmented Model ), 6) Model Terurut (The Sequenced Model), 7) Model Irisan (The Shared Model ), 8) Model Galur (The Threaded Model), 9) Model Celupan (The Immersed Model). Dan 10) Model Jaringan Kerja (The Networked model) image

BACA SELENGKAPNYA »

Rabu, 20 Agustus 2014

Kelebihan Pembelajaran Terpadu

Kelebihan Pembelajaran Terpadu

Adapun kelebihan-kelebihan pembelajaran terpadu diantaranya:

1) Pengalaman dan kegiatan belajar peserta didik akan selalu relevan dengan tingkat perkembangan peserta didik

2) Kegiatan yang dipilih sesuai dengan dan bertolak pada minat dan kebutuhan peserta didik

3) Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi peserta didik sehingga hasil belajar akan dapat bertahan lebih lama.

4) Pembelajaran Terpadu menumbuh kembangkan keterampilan berpikir peserta didik

5) Menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui dalam lingkungan peserta didik

6) Menumbuh kembangkan keterampilan sosial peserta didik seperti kerja sama, toleransi, komunikasi dan respek terhadap gagasan orang lain.

image

BACA SELENGKAPNYA »

Penilaian Pembelajaran Terpadu

Penilaian Pembelajaran Terpadu, Objek dalam penilaian pembelajaran terpadu mencakup penilaian terhadap proses dan hasil belajar peserta didik. Penilaian proses belajar adalah upaya pemberian nilai terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan peserta didik, sedangkan penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai dengan menggunakan kriteria tertentu.

image

Hasil belajar tersebut pada hakikatnya merupakan pencapaian kompetensi-kompetensi yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kompetensi tersebut dapat dikenali melalui sejumlah hasil belajar dan indikatornya yang dapat diukur dan diamati. Penilaian proses dan hasil belajar itu saling berkaitan satu dengan lainnya, hasil belajar merupakan akibat dari suatu proses belajar.

BACA SELENGKAPNYA »

Selasa, 19 Agustus 2014

Karakteristik Pembelajaran Terpadu

Karakteristik Pembelajaran Terpadu, Pembelajaran terpadu memiliki beberapa macam karakteristik, diantaranya

1) Berpusat pada peserta didik

2) Memberi pengalaman langsung pada peserta didik

3) Pemisahan antar mata pelajaran tidak begitu jelas

4) .Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran

5) .Bersifat luwes.

6) Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik

7) Holistik, artinya suatu peristiwa yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran terpadu diamati dan dikaji dari beberapa mata pelajaran sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak.

8) Bermakna, artinya pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek memungkinkan terbentuknya semacam jalinan skemata yang dimiliki peserta didik.

9) Otentik, artinya informasi dan pengetahuan yang diperoleh sifatnya menjadi otentik.

10) Aktif, artinya peserta didik perlu terlibat langsung dalam proses pembelajaran mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga proses penilaian.

11) Wujud lain dari implementasi terpadu yang bertolak pada tema, yakni kegiatan pembelajaran yang dikenal dengan berbagai nama seperti pembelajaran proyek, pembelaJaran unit, pembelajaran tematik dan sebagainya. image

Panduan Pengembangan Pembelajaran Terpadu Depdinas,2004
BACA SELENGKAPNYA »

Senin, 18 Agustus 2014

Tujuan Pembelajaran Terpadu

Tujuan Pembelajaran Terpadu, Pembelajaran terpadu dikembangkan selain untuk mencapai tujuan pembalajaran yang telah ditetapkan, diharapkan siswa juga dapat :

1) Meningkatkan pemahaman konsep yang dipelajarinya secara lebih bermakna

2) Mengembangkan keterampilan menemukan, mengolah, dan memanfaatkan informasi

3) Menumbuhkembangkan sikap positif, kebiasaan baik, dan nilai-nilai luhur yang diperlukan dalam kehidupan

4) Menumbuhkembangkan keterampilan sosial seperti kerja sama, toleransi, komunikasi, serta menghargai pendapat orang lain

5) Meningkatkan minat dalam belajar

6) Memilih kegiatan yang sesuai dengan minat dan kebutuhannya.

image

BACA SELENGKAPNYA »

Minggu, 17 Agustus 2014

Konsep Pembelajaran Terpadu

Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu, peserta didik akan memperoleh pengetahuan dan ketrampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi peserta didik.

Makna pembelajaran terpadu adalah pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada peserta didik. Dikatakan bermakna pada pembelajaran terpadu artinya, peserta didik akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkan dengan konsep yang lain yang sudah mereka pahami. image

Secara umum pembelajaran terpadu pada prinsipnya terfokus pada pengembangan perkembangan kemampuan peserta didik secara optimal, oleh karena itu dibutuhkan peran aktif peserta didik dalam proses pembelajaran. Melalui pembelajaran terpadu peserta didik dapat pengalaman langsung dalam proses belajarnya, hal ini dapat menambah daya kemampuan peserta didik semakin kuat tentang hal-hal yang dipelajarinya

Pembelajaran terpadu sebagai suatu proses mempunyai beberapa ciri yaitu : berpusat pada peserta didik (student centered), proses pembelajaran mengutamakan pemberian pengalaman langsung, serta pemisahan antar mata peserta didik an tidak terlihat jelas. Disamping itu pembelajaran terpadu menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam satu proses pembelajaran. Manfaat dari pembelajaran terpadu yaitu banyak topik-topik yang tertuang disetiap mata pelajaranan yang mempunyai keterkaitan konsep yang dipelajari oleh peserta didik.

Adapun untuk dapat melaksanakan pembelajaran terpadu, beberapa hal yang diperlukan antara lain adalah: 1) kejelian guru dalam mengantisipasi pemanfaatan berbagai arahan pengait konseptual intra ataupun antar mata pelajaran , 2) penguasaan material dan metodologi terhadap mata pelajaran yang bisa dikaitkan dan

BACA SELENGKAPNYA »

Artikel Favorit