Senin, 31 Oktober 2011

MEMBUAT FILE AUTORUN UNTUK POWERPOINT SHOW

Apa file autorun itu ?
File autorun adalah sebuah file yang memerintahkan sistem operasi windows untuk menjalankan sebuah file aplikasi ( executable  file ).
Biasanya file autorun itu disertakan di dalam satu cakram ( disk/CD  ) bersamaan dengan file aplikasi yang akan dijalankan. Jadi begitu cakram tersebut dimasukkan pada cd-drive , maka secara otomatis windows akan menjalankan file aplikasi ( biasanya ini terjadi kalau kita pakai OS Windows  XP atau versi  windows sebelumnya ), sedangkan  kalau kita memakai OS windows Vista atau 7, kita akan berhadapan terlebih dahulu dengan tampilan Autoplay semacam ini :


Contoh file autorun :
Agar dapat menjalankan tugas sebagaimana mestinya, maka file autorun bersama dengan file aplikasi yang akan dijalankan harus ditempatkan bersama-sama dalam root  directory dari cakram.
Membuat file autorun sebenarnya sangat sederhana, kita bisa memakai aplikasi penyunting tulisan sederhana semacam Notepad.
Di dalam media pembelajaran ( baik yang dipakai untuk lomba atau tidak ), file autorun  ini biasa dipakai untuk menjalankan file aplikasi flash ( flash projector dengan ekstensi .exe ). Jadi jika sebuah CD yang berisi file autorun dan file aplikasi flash dimasukkan ke dalam CD-rom, maka sistem Windows  XPakan langsung menjalankan file aplikasi flash...dan  mediapun langsung dijalankan.
Bagaimana kalau kita pakai PowerPoint ? mungkinkah hal itu dilakukan ?
Sebenarnya PowerPoint sudah menyediakan fasilitas semacam itu, yaitu dengan menggunakan PowerPoint viewer. Fasilitas ini disediakan kalau di dalam komputer pengguna tidak terpasang aplikasi PowerPoint. Tetapi, PowerPoint viewer ini punya keterbatasan juga. PPV tidak bisa menjalankan presentasi yang di dalamnya terdapat VBA atau macros. Padahal sekarang banyak media pembelajaran berbasis PP yang menggunakan VBA atau macros.
Nah, kalau hal semacam itu yang Anda hadapi, maka pada kesempatan ini saya akan berbagi bagaimana cara untuk membuat file PowerPoint Show yang kita buat bisa langsung dijalankan ( autorun ) dan tanpa memanfaatkan PowerPoint Viewer.
Sebenarnya kuncinya sederhana saja. Kita cuma perlu mengganti file aplikasi yang semula  berekstensi .exe dengan file aplikasi dengan ekstensi .bat  ( windows batch file ), dan untuk membuatnya cukup pakai Notepad.
Diagramnya begini :
File autorun  -->    menjalankan file *.bat  --> file *.bat menjalankan file *.ppsx atau *.ppsm
Contoh :
Di bawah ini terdapat file autorun yang nanti akan menjalankan file coba.bat, kemudian file coba.bat akan menjalankan file Peluang.ppsm ( PowerPoint Macro-Enabled Slide Show ) :



Baik...langkah-langkahnya sebagai berikut :

Langkah Pertama :
Buat terlebih dahulu file autorun, dengan cara buka Notepad, kemudian ketik kode berikut ...


Simpan file tersebut dengan nama autorun.inf (...ingat ekstensi .inf harus ikut diketik, sebab kalau tidak nanti file tersebut akan tersimpan sebagai file teks biasa dengan ekstensi .txt )


 
Langkah Kedua :
Buat Windows Batch File, dengan cara buka Notepad, kemudian ketik kode berikut :


Pada contoh di atas, file yang akan dibuka adalah file dengan nama Peluang.ppsm, dalam prakteknya file ini dapat diganti dengan file apa saja dan dengan ekstensi apa saja.
Simpan file tersebut pada folder yang sama dengan file autorun yang sudah dibuat pada langkah pertama. Misal file tersebut kita beri nama coba.bat (...ingat ekstensi .bat harus ikut diketik, sebab kalau tidak nanti file tersebut akan tersimpan sebagai file teks biasa dengan ekstensi .txt )



Langkah Ketiga :
Pindahkan file bernama Peluang.ppsm ke dalam folder di mana terdapat file autorun.inf dan coba.bat yang sudah dibuat pada langkah pertama dan kedua.


 
Nah...tinggal  ketiga file tersebut di-copy pada satu cakram ( cd ).
Satu hal lagi....kalau Anda ingin mencoba membuat cakram autorun,   untuk menghemat pemakaian cakram kosong ( blank cd ), alangkah baiknya jika Anda mencoba terlebih dahulu file-file yang sudah dibuat dengan memanfaatkan aplikasi Virtual CD...semacam Daemon atau Virtual Drive.









BACA SELENGKAPNYA »

Sabtu, 29 Oktober 2011

Belajar Menjadi Lebih Menyenangkan di Portal Rumah Belajar

Belajar Menjadi Lebih Menyenangkan di Portal Rumah Belajar. Portal Rumah Belajar memiliki konten pembelajaran sangat sangat lengkap untuk sarana pembelajaran baik guru maupun siswa. berikut rilis resmi berita tentang Rumah Belajar dari Jardiknas.

Jakarta--Sebagai upaya meningkatkan layanan dan kebutuhan sumber belajar bagi peserta didik, Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) meluncurkan Program Layanan Teknologi Informasi dan Komunikasi Pembelajaran. Program ini meliputi portal Rumah Belajar yang dapat diakses melalui http://belajar.kemdiknas.go.id dan media berbasis televisi/video yang diperuntukkan bagi siswa berkebutuhan khusus SLB-B (tuna rungu).
Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh menyampaikan, dengan adanya fasilitas pembelajaran ini diharapkan kualitas pendidikan meningkat dan kesempatan belajar juga semakin terbuka. "Rumah belajar memungkinkan belajar tanpa batas waktu dan tempat," katanya usai meluncurkan Program Layanan Teknologi Informasi dan Komunikasi Pembelajaran di Kemdiknas, Jakarta, Jumat (15/07/2011).

Mendiknas mengatakan, fasilitas belajar menggunakan media televisi/video bagi siswa tuna rungu dapat membantu proses belajar mengajar meskipun mereka mengalami hambatan di satu sisi. "Kita harus memberikan layanan keapda siapapun termasuk yang memerlukan layanan khusus," katanya.

Kepala Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Kemdiknas Ari Santoso menyampaikan portal Rumah Belajar merupakan fasilitas layanan bagi guru dalam menyiapkan materi pembelajaran. Dia menyebutkan, ada lima fitur di dalamnya, yakni fitur rancangan pelaksanaan pembelajaran, fitur katalog media, fitur bahan ajar interaktif, dan fitur bank soal. "Rumah Belajar pada akhirnya akan menjadi jaringan kerja pendidikan dan sumber belajar Indonesia," katanya.

Adapun video bagi siswa kebutuhan khusus dalam bentuk pengajaran menggunakan komunikasi total baik isyarat dan teks secara simultan.   Diharapkan fasilitas pembelajaran ini menjadi media alternatif dan pendukung dalam proses pembelajaran
sumber : Jardiknas
BACA SELENGKAPNYA »

Jumat, 28 Oktober 2011

PEMANFAATAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH

PEMANFAATAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN

Ada 3 tipe pemanfaatan multimedia pembelajaran. Pertama, multimedia digunakan sebagai salah satu unsur pembelajaran di kelas. Misal jika guru menjelaskan suatu materi melalui pengajaran di kelas atau berdasarkan suatu buku acuan, maka multimedia digunakan sebagai media pelengkap untuk menjelaskan materi yang diajarkan di depan kelas. Latihan dan tes pada tipe pertama ini tidak diberikan dalam paket multimedia melainkan dalam bentuk print yang diberikan oleh guru.

Kedua, multimedia digunakan sebagai materi pembelajaran mandiri. Pada tipe kedua ini multimedia mungkin saja dapat mendukung pembelajaran di kelas mungkin juga tidak. Berbeda dengan tipe pertama, pada tipe kedua seluruh kebutuhan instruksional dari pengguna dipenuhi seluruhnya di dalam paket multimedia. Artinya seluruh fasilitas bagi pembelajaran, termasuk latihan, feedback dan tes yang mendukung tujuan pembelajaran disediakan di dalam paket. 

Ketiga, multimedia digunakan sebagai media satu-satunya di dalam pembelajaran. Dengan demikian seluruh fasilitas pembelajaran yang mendukung tujuan pembelajaran juga telah disediakan di dalam paket ini. Paket semacam ini, seperti dijelaskan di muka, sering disebut CBL (Computer Based Learning).  Mungkin pembaca bertanya-tanya apa perbedaan tipe ketiga ini dibandingkan dengan tipe kedua ?

Pemanfaatan multimedia dalam pengajaran sains
Materi yang berhubungan dengan sains adalah materi yang sangat cocok untuk dijelaskan melalui multimedia. Hal ini berkaitan dengan sifat dari materi sains sendiri yang banyak berhubungan dengan penjelasan suatu fenomena, proses, dan hal-hal lain yang dinamis. Beberapa persepsi guru dan siswa di dalam pemanfaatan multimedia  dalam pengajaran sains diberikan oleh Barton (2004) di bawah ini :

Manfaat dari visualisasi :
-          Membuat yang terlihat menjadi terlihat
-          Menghadirkan reaksi yang tak nampak di dalam lab
-          Animasi menambah pemahaman
-          Gambar menambah pemahaman suatu konsep abstrak
-          Memungkinkan visualisasi yang terlalu kecil, terlalu cepat, terlalu lamban atau terlalu berbahaya

Perbedaan yang muncul bila dibandingkan pemanfaatan media yang lain :
-          Memberikan pengayaan bagi siswa yang mahir
-          Memberikan support dan motivasi bagi siswa yang belum mahir
-          Memungkinkan siswa belajar sesuai dengan kemampuannya
-          Mudah bagi siswa untuk mengulang-ulang suatu proses
-          Memungkinkan interaksi yang lebih luas antara guru-siswa

Motivasi yang muncul :
-          Menimbulkan antusiasme, ketertarikan, dan keterlibatan
-          Mendorong siswa untuk mendapatkan jawaban atas ketertarikan mereka
-          Siswa merasakan suasana menyenangkan (fun)
-          Mendorong siswa untuk tetap fokus pada materi
-          Suatu tool pembelajaran untuk menghadirkan ide-ide yang sukar.
Kita lihat bahwa banyak hal-hal positif dari pemanfaatan multimedia untuk pengajaran sains. Sekalipun demikian ada hal penting yang mesti kita antisipasi yakni : munculnya miskonsepsi dan menurunnya motivasi pada praktikum yang sessungguhnya. Di dalam multimedia animasi dan simulasi hanyalah suatu tiruan dari keadaan yang sebenarnya. Tiruan ini bagaimanapun juga tidak akan mampu mendekati keadaan yang sesungguhnya. Keadaan tiruan inilah yang memunculkan miskonsepsi. Sebagai contoh animasi yang menunjukkan kerja suatu rangkaian tegangan bolak balik yang dihadirkan dengan gelombang berbentuk grafik sinus dapat saja menimbulkan miskonsepsi bagi siswa bahwa elektron bergerak naik turun sperti halnya gerak gelombang sinus.


Melakukan praktikum dengan multimedia dan praktikum sesungguhnya di lab jelas sangat berbeda. Praktikum dengan multimedia berlangsung dalam kondisi yang ideal atau kendala-kendala yang ada sengaja dihilangkan. Praktikum sesungguhnya di lab penuh dengan ketidaksempurnaan dan error. Mungkin kita ingat kala melakukan praktikum mengukur percepatan gravitasi bumi dengan pendulum. Berapa banyak diantara kita yang mendapatkan nilai g di atas 9.8 m/s2 di akhir praktikum ?  Kondisi-kondisi yang tak ideal semacam ini yang menyebabkan siswa enggan untuk melakukan praktikum sesungguhnya dan beralih ke praktikum dengan multimedia. Siswa yang kurang mahir atau yang memiliki kemampuan pas-pasan akan enggan melakukan praktikum sesungguhnya dengan serius karena kesalahan-kesalahan di dalam praktikum hanya semakin menunjukkan ketidak mampuan mereka. Hal semacam inilah yang ingin dihindari banyak siswa.

Melihat kendala-kendala di atas maka peran guru dalam menjelaskan keterbatasan dan perbedaan suatu praktikum dengan multimedia dan praktikum sesungguhnya sangat penting. Praktikum dengan multimedia bukan tidak memiliki nilai positif akan tetapi perlu ditekankan bahwa praktikum dengan multimedia lebih menekankan pada penjelasan proses yang rumit atau konsep yang abstrak agar siswa mendapatkan gambaran umum dari suatu proses atau konsep. Sementara praktikum sesungguhnya adalah latihan bagi siswa untuk mencoba menguji teori-teori yang ada pada keadaan yang nyata dengan berbagai kendala yang ada.     




DAFTAR PUSTAKA

Hooper, S. (2002). Educational Multimedia. In Reiser, R.A., Dempsey, J.V. (Ed). Trends And Issues In Instructional Design And Technology. Upper Saddle River, New Jersey : Merrill – Prentice Hall.
Rieber, L.P. (2000). Computers, Graphics, & Learning. Madison : Brown & Benchmark.
Steinberg, E.R. (1991). Computer-Assisted Instruction : A Synthesis Of Theory, Practice, And Technology. New Jersey : Lawrence Erlbaum Associates.
Tay, V.(2000). Multimedia : Making It Work. New York : Osborne / Mc.Graw Hill.
BACA SELENGKAPNYA »

Kamis, 27 Oktober 2011

Tips Merekam Suara dengan Cool Edit Pro

Merekam Suara dengan Cool Edit Pro 2.0
Merekam suara atau audio dengan Cool Edit Pro 2.0 dapat dilakukan di penampang single track maupun multitrack. Sebelum melakukan proses perekaman audio dengan cool edit pro 2.0, ada langkah-langkah yang perlu dilakukan. Langkah-langkah tersebut yaitu membuka file baru sebagai lembar  kerja perekaman dan mengatur mixer recording control dan mixer volume control.

Membuka File Baru
Untuk membuka file baru dapat dilakukan dengan memilih menu File>New. Setelah perintah tersebut akan muncul kotak dialog, untuk menentukan sample rate, channels, dan resolution, seperti ditunjukkan pada gambar berikut.

 
Kotak dialog membuka file baru

Kotak dialog pada di atas akan muncul bila kita membuka file baru baik di edit view screen maupun multitrack screen. Setelah kita tentukan semua ketentuan yang ada, baru kita tekan tombol OK.

Mengatur Mixer Recording Control
Untuk mengatur mixer recording control  perlu diperhatikan langkah-langkah berikut:
  1. Tampilkan mixer recording control dengan memilih menu Option>Windows Recording Mixer, gambar 3.10.
  2. Menentukan sumber suara yang akan direkam, sehingga dapat ditentukan kanal pada mixer recording control yang harus aktif dan mengatur  volume masukkan sumber suara.
  3. Mengatur kanal dan volume pada volume control. Volume control mengatur segala suara yang keluar dari komputer lewat speaker  yang kemudian dijadikan sebagai monitor pada saat perekaman. Volume Control  dapat ditampilkan dari Recording Control, yaitu dengan klik menu Option>Properties, kemudian pada kotak “Adjust volume for” pilih “Playback” dan tekan OK. Begitu pula sebaliknya pilih “Recording” pada kotak “Adjust Volume For”,  untuk menampilkan recording control dan volume control, seperti ditunjukkan pada gambar 3.11.
Tampilan Recording Control


 Tampilan properties pada volume control
       
Pemilihan dan pengaturan record control adalah bagian penting dalam perekaman. Pada awalnya hal ini mungkin membingungkan, akan tetapi jika telah menggunakannya maka penggunaan selanjutnya tidak mengalami kesulitan.
   
Kemudian untuk memulai perekaman kita aktifkan tombol record pada botton transport, seperti ditunjukkan pada gambar 3.12.a. Akan tetapi, untuk merekam pada multitrack screen kita juga harus mengaktifkan dulu track untuk perekaman seperti ditunjukkan gambar 3.12.b.

          
           
            (a)                                      (b)
Gambar  .a. tombol record pada transport botton
    .b.  tombol record pada multitrack

Perekaman dengan CD
Proses perekaman dari CD umumnya menggunakan proses perekaman digital. Tetapi tidak semua CD-Rom dapat melakukan perekaman digital, sehingga dibutuhkan proses perekaman analog untuk merekam dari CD. Adapun langkah-langkah perekaman CD secara analog:
1.    Pilih CD dan jalankan dengan menggunakan aplikasi CD Player  yang terdapat pada PC.
2.    Buka file baru pada Cool Edit View Screen, dengan cara pilih menu File>New .
3.    Buka recording control, dengan cara pilih menu Option>Windows Recording Mixer, pastikan pemilihan fader sesuai sumber audio dan pengaturan volume CD player tepat (tidak terlalu keras juga tidak terlalu lemah).
4.    Tekan tombol Record pada transport botton.
5.    Tekan tombol Stop pada transport botton jika proses rekam telah selesai.
6.     Edit hasil rekaman jika diperlukan.

Perekaman dari Line-In
Proses perekaman dari Line-In adalah proses dengan menggunakan perangkat luar, misalnya tape recorder. Untuk menghubungkan perangkat luar dengan komputer cukup dengan memasukkuan line-out dari perangkat luar ke line-in yang berada pada soundcard  komputer. Cara merekam dengan line-in ini pada prinsipnya sama dengan perekaman dengan CD, langkah-langkahnya adalah:
1.    Buka file baru pada Cool Edit View Screen, dengan cara pilih menu File>New
2.    Buka recording control, dengan cara pilih menu Option>Windows Recording Mixer, pastikan pemilihan fader sesuai sumber audio dan pengaturan line-in tepat (tidak terlalu keras juga tidak terlalu lemah).
3.    Tekan tombol Record pada transport botton.
4.    Tekan tombol Stop pada transport botton jika proses rekam telah selesai.
5.     Edit hasil rekaman jika diperlukan.
Mengedit file audio dengan Cool Edit Pro 2.0
  • Meng-edit File Audio pada Penampang Single Track
    Pada rekaman mungkin sekali terdapat kesalahan pengucapan artis dalam membacakan atau membawakan peran dalam naskah. Untuk itu, perlu dilakukan pembetulan atau editing terhadap file audio tersebut. Tetapi, editing tidak semata-mata membuang bagian yang salah, tetapi juga untuk merubah atau menambah efek suara, misalnya echo. Langkah pertama dalam setiap melakukan editing adalah mengaktifkan atau memilih bagian gelombang audio yang akan di-edit. Caranya adalah dengan meng-klik pada bagian awal kemudian drag sampai akhir bagian yang akan di-edit. Setelah gelombang atau bagian gelombang yang akan di-edit  baru dilakukan editing, misal delete, effect echo, dan lain-lain.
 
Tampilan pemilihan bagian (select portion)

  • Menambah Efek pada Audio File
    Menambah efek audio adalah salah satu bagian dari proses editing. Memberi efek pada audio adalah hal yang paling menyenangkan dalam penggunaan Cool Edit Pro 2.0. Untuk dapat mengubah atau menambah efek pada file audio kita harus membuka file tersebut di Edit View Screen.

    Langkah-langkah untuk menambah efek pada file audio, yaitu:
    • Buka file audio yang akan ditambah efek pada Edit View Screen.
    • Pilih bagian file audio yang akan ditambah efek, dengan cara klik kiri kemudian drag pada gelombang untuk select portion.
    • Pilih efek yang diinginkan dengan cara memilih menu Effect>……., kemudian mucul kotak menu efek seperti ditunjukkan pada gambar.
kotak efek pada Cool Edit Pro 2.0

Bila menemui kesulitan dalam praktek silahkan tulis di komentar.
BACA SELENGKAPNYA »

Artikel Favorit