Jumat, 24 Agustus 2012

Nilai-nilai Media Pendidikan

Sudjana dan Rivai (2007: 2) menjelaskan penggunaan media pengajaran dalam proses belajar mengajar mengandung nilai-nilai sebagai berikut:
  1. Dengan peragaan, guru dapat meletakkan dasar-dasar yang nyata kepada siswa untuk berpikir sehingga dapat mengurangi terjadinya verbalisme pada diri siswa;
  2. Dengan menggunakan alat peraga minat dan perhatian siswa dapat ditingkatkan;
  3. Melalui penggunaan media pengajaran dapat diletakkan dasar untuk perkembangan belajar sehingga hasil belajar akan lebih mantap;
  4. Penggunaan alat peraga dapat memberikan pengalaman yang nyata kepada siswa dalam belajar;
  5. Penggunaan alat peraga dapat menumbuhkan pola pikir yang teratur dan berkesinambungan;
  6. Penggunaan media pengajaran dapat membantu menumbuhkan pemikiran dan perkembangan berbahasa siswa; dan
  7. Penggunaan media pengajaran dapat memberikan pengalaman kepada siswa yang tidak bisa diperoleh dengan cara lainnya, serta membantu efisiensi pengalaman yang lebih sempurna.

Apabila penulis simpulkan bahwa media pengajaran mempunyai manfaat, fungsi dan nilai tertentu yang dapat memperlancar proses pembelajarannya, karena guru dapat melihat perbedaan yang berarti antara pengajaran tanpa media dengan pengajaran menggunakan media.

Sumber : 
Ahmad Rivai, Nana Sudjana. (2007). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Sumber : Ahmad Rivai, Nana Sudjana. (2007). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Djamarah dan Zain. (2007). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta.... Baca Selengkapnya di : http://www.m-edukasi.web.id/2012/08/manfaat-media-pendidikan.html
Copyright www.m-edukasi.web.id Media Pendidikan Indonesia
BACA SELENGKAPNYA »

Selasa, 21 Agustus 2012

Manfaat Media Pendidikan

Pemilihan media pengajaran yang tepat akan memudahkan pengajar menyampaikan informasi kepada pembelajar. Dengan melihat informasi atau materi pelajaran yang akan disampaikan, pengajar harus memilih media yang tepat supaya manfaatnya dirasakan bersama.



Sudjana dan Rivai (2007: 2) menjelaskan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, adalah sebagai berikut:
  1. pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar;
  2. bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik;
  3. metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melali penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran;
  4. siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktifitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.

Penjelasan mengenai manfaat media pembelajaran dijelaskan pula oleh Sudjana dalam Djamarah dan Zain (2007:137) mengenai nilai-nilai praktis media pengajaran adalah:
  1. dengan media dapat meletakkan dasar-dasar yang nyata untuk berfikir. Karena itu, dapat mengurangi verbalisme.
  2. dengan media dapat memperbesar minat dan perhatian siswa untuk belajar.
  3. dengan media dapat meletakkan dasar untuk perkembangan belajar sehingga hasil belajar bertambah mantap.
  4. memberikan pengalaman yang nyata dan dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri pada setiap siswa.
  5.  menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan.
  6. membantu tumbuhnya pemikiran dan membantu berkembangnya kemampuan berbahasa.
  7. memberikan pengalaman yang tak mudah diperoleh dengan cara lain serta membantu berkembangnya efisiensi dan pengalaman belajar yang lebih sempurna.
  8. bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik.
  9. metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabiasan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran.
  10. siswa akan lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain. Berdasarkan beberapa manfaat di atas, dapat disimpulkan bahwa manfaat media dalam pembelajaran yaitu membuat kegiatan belajar mengajar menjadi lebih terarah sehingga tujuan pembelajaran dapat mudah dicapai.

Selain itu dengan bantuan media, pembelajar akan lebih banyak melakukan aktivitas dan membantu untuk memahami materi yang disampaikan oleh pengajar.


Sumber :
  • Ahmad Rivai, Nana Sudjana. (2007). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru
    Algensindo.
  • Djamarah dan Zain. (2007). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta

BACA SELENGKAPNYA »

Jumat, 17 Agustus 2012

Media Sebagai Alat Bantu

Media mempunyai peranan sangat penting dalam proses pembelajaran.
Segala sesuatu yang dapat membantu dan memudahkan proses pembelajaran dapat kita sebut sebagai media.
 
Dengan menggunakan media, seorang guru dapat dengan mudah menyampaikan materi yang akan diajarkan guna tercapainya tujuan pembelajaran. Suatu proses pembelajaran akan berjalan dengan baik apabila seorang pengajar menggunakan sebuah media. Dengan kata lain, penggunaan media juga harus tepat guna dan sesuai sasaran serta membuat proses pembelajaran tidak monoton.
BACA SELENGKAPNYA »

Rabu, 15 Agustus 2012

Pengertian Media Pendidikan

Media pendidikan mempunyai peran yang sangat penting di dalam kegiatan pengajaran. Kehadiran media di dalam dunia pendidikan, khususnya dalam rangka efektifitas dan defisiensi pengajaran sangat di perlukan. Dalam dunia pengajaran, pada umumnya atau informasi tersebut berasal dari sumber informasi, yakni guru sedangkan sebagai penerima informasinya adalah siswa. Pesan atau informasi yang dikomunikasikan sejumlah kemampuan yang perlu dikuasai oleh siswa, meliputi kemampuan kognitif bersifat intelektual, kemampuan psikomotorik yang bersifat jasmaniah atau keterampilan fisik. Kemampuan itu dikomunikasikan melalui berbagai saluran, yaitu saluran penglihatan (visual), saluran pendengaran (audio), saluran penglihatan dan pendengaran (audio visual), saluran perasaan (sense), dan saluran yang berwujud penampilan (performance).


Kata media dari bahasa Latin medium yang berarti ‘perantara’ atau ‘pengantar’. Dalam aktivitas pembelajaran, media adalah sesuatu yang merupakan bagian di dalam interaksi yang berlangsung antara pendidik dengan peserta didik seperti yang diungkapkan Gearlach dan Ely dalam Fathurrohman dan Sutikno (2007: 65) bahwa “media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun suatu kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap”.

Dari definisi-definisi para ahli kebahasaan dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran dan perasaan dalam interaksi antara pengajar dan pembelajar. Media pembelajaran bertindak sebagai suatu sarana fisik yang dapat mempengaruhi situasi belajar mengajar baik di dalam maupun di luar kelas. Dapat diartikan bahwa media bukan merupakan pelengkap melainkan adalah komponen yang tidak dapat dilepaskan dari proses belajar mengajar.

BACA SELENGKAPNYA »

Kamis, 09 Agustus 2012

REFLEKSI 5 TAHUN PROGRAM SERTIFIKASI GURU

Berdasarkan UU No.14 Tahun 2005 dan PP No. 74 Tahun 2008 Pasal 1 ayat 1 berbunyi “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan komptensi guru demi untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas, salah satu program pemerintah sejak 2007 sampai sekarang adalah pemberian sertfikat pendidik bagi guru yang telah S1 dan mempunyai masa kerja minimal 5 tahun serta beberapa persyaratan lainnya. Begitu strategisnya posisi guru dalam pendidikan, maka tidak salah jika pemerintah memprioritaskan peningkatan mutu pendidik melalui program sertifikasi guru sebagai kunci peningkatan mutu pendidikan nasional.

Berbagai metode perekrutan telah dilakukan pemerintah mulai dari penilaian portofolio, Pendidikan dan Pelatihan Profesi guru (PLPG), pemberian serifikat pendidik secara langsung, pendidikan profesi guru (PPG) dan terakhir 2011 kemarin melalui Uji Kompetensi Awal (UKA) ternyata juga belum memberikan hasil yang maksimal terhadap peningkatan kompetensi sesorang guru. Jika kita merujuk pada data Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan ternyata hampir separuh dari 2,6 Juta guru di Indonesia belum layak mengajar baik dari segi kompetensi maupun kualifikasi akademik.

Tahun 2012 pemerintah kembali mengeluarkan program baru untuk mengukur kompetensi guru yang telah di sertifikasi dengan cara melakukan Uji Kompetensi Guru (UKG) secara online yang berlaku secara nasional selama 4 hari dari tanggal 30 Juli s/d 2 Agustus 2012.

Melihat hasil UKG secara nasional tersebut ternyata hasilnya sangat mengecewakan yang mana rata-rata guru mendapatkan nilai 40 s/d 60 masih dibawah standar nasional yaitu 70. Melihat kondisi ini terjadi maka muncul pertanyaan kira-kira metode apa yang paling tepat dalam meningkatkan kompetensi guru yang benar-benar sesaui dengan apa yang termaktub dalam UU dan PP yang mengatur tentang guru tersebut, agar mutu pendidikan bisa tercapai melalui peningkatan kompetensi guru.

Kapan Kompetensi dan Kulaifikasi guru dapat terwujud maksimal…?

Lima tahun sudah program sertifikasi guru telah berlalu, berbagai regulasi tentang peningkatan komptensi dan kulaifikasi guru telah dikelurakan pemerintah, mulai dari UU sampai pada peraturan mentri pendidikan nasional namun sampai hari ini belum ada yang berlaku efektif. Ketika kita membaca diberbagai media massa ternyata banyak daerah yang mengabaikan regulasi tersebut dengan alasan otonomi daerah. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah apakah sistem yang salah ataukah memang karakter manusinya yang selalu menagabaikan aturan yang telah ada, bahkan masih banyak kita jumpai guru yang belum bisa menguasai ICT padahal itu adalah bagian dari kompetensi guru yang telah disertifikasi.

Ada 4 kompetensi yang harus dikuasai seorang pendidik atau guru yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesioanal. Namun ketika kita melihat kondisi hari ini tenyata dari ke empat komptensi ini tenyata masih banyak yang diabaikan guru utamanya komptensi kepribadian dan profesinal. Bukan hal yang dirahasiakan lagi ketika masih banyak guru yang melakukan kekerasan terhadap para peserta didik dikelas dan kurangnya kemampuan guru dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedang berkembang salah satu contoh hasil UKG membuktikan bahwa ternyata masih banyak guru yang belum menguasai komputer padahal itu adalah bagian dari kompetensi professional seorang guru yang telah disertifikasi.

Begitupun dengan kualifikasi akaedmik masih banyak guru didaerah yang tenyata belum memiliki kualifikasi akademik S1 atau D-IV, padahal jelas di Permendiknas No.16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi dan kompetensi guru disebutkan guru minimal berkualifikasi akademik S1 atau D-IV. Bahkan peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Permenegpan & RB) Nomor 16 tahun 2009 Tentang Jabatan fungsional guru dan angka kreditnya dijelaskan bahwa 2015 guru semua harus berkualifikasi akademik S1 atau D-IV. Selain itu pula jam mengajar guru yang telah disertifikasi minimal 24 jam dan maksimal 40 jam perminggu, namun sampai hari ini tenyata masih banyak juga guru yang belum bisa memenuhi target tersebut dengan alasan kurangnya rombongan belajar disatuan pendidikan tertentu sehingga membuat kebanyakan guru mencari jam mengajar tambahan disekolah lain. Bahkan sanksi bagi guru yang belum bisa memenuhi jam mengajar minimal 24 jam perminggu tidak tangung-tangung yaitu akan dihilangkan haknya untuk mendapat tunjangan profesi, tunjangan fungsional,dan maslahat tambahan.

Melihat kondisi hari ini maka penulis mengambil sebuah kesimpulan bahwa guru yang belum bisa memenuhi standar kualifikasi baik dari segi kompetensi maupun kualifikasi akademik salah satu faktor penyebabnya adalah lemahnya sistem pengawasan terhadap guru-guru yang telah disertifikasi baik dari pemrintah daerah maupun pemerintah pusat, yang pada akhirnya program sertifikasi guru sampai sekarang belum mengalami peningkatan yang signifikan terhadap pengaruh peningkatan mutu pendidikan.

IDENTITAS PENULIS

clip_image002

Judul Artikel : REFLEKSI 5 TAHUN PROGRAM SERTIFIKASI GURU

Nama Pengarang : SUHARTO,S.Pd

Nomor Identitas, NIP : 19820219 200901 1 007

Tempat /Tanggal Lahir : Palopo, 19 Februari 1982

Pekerjaan : PNS (Guru)

Agama : Islam

E-Mail : attolaba@ymail.com

Suku/Kebangsaan : Bugis/Indonesia

No. Rekenig : 3051-01-018434-53-2 ( Bank BRI )

Institusi Kerja : SDN 089 Masamba, Jl. Masamba Affair No.178 Masamba

Kec. Masamba, Kab. Luwu utara, Provinsi Sulawesi Selatan

Telp. (0473) 21646, Kode Pos 91962

Alamat Rumah : Desa Laba, Kec. Masamba, Kab. Luwu utara

Provinsi Sulawesi Selatan

Hp. 085 242 669 631 / 085 299 896 754

Kode Pos 91962

BACA SELENGKAPNYA »

Rabu, 08 Agustus 2012

MEMAHAMI SISTEM REPRODUKSI PADA MANUSIA DENGAN CARA MENGAITKANNYA DENGAN IMTAQ

A. Pendahuluan

Guru sebagai pendidik seyogyanya merasa prihatin terhadap perilaku menyimpang yang dilakukan oleh sebagian peserta didik dewasa ini. Tidak dapat dipungkiri bahwa faktor lingkungan memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan anak. Kemajuan teknologi banyak disalahgunakan oleh anak didik kita, kurangnya pengawasan orang tua membuat anak semakin leluasa untuk berbuat hal-hal yang negatif sehingga kita sering mendengar bahwa pelajar melakukan tindakan amoral, terlibat VCD porno, hamil diluar nikah, sodomi dan lain-lain.

Salah satu penyebab terjadinya hal di atas adalah kurangnya pemahaman peserta didik tentang sistem reproduksi. Para ahli psikologi mengatakan bahwa sex education hendaknya diberikan sedini mungkin sehingga anak mengerti dan memahami hal tersebut. Disamping itu anak harus memiliki benteng tangguh yang dapat melindungi dirinya dari perilaku menyimpang yaitu Iman dan Taqwa.

Oleh sebab itu melalui makalah ini penulis mengajak rekan-rekan guru agar dapat memilih metode yang tepat untuk materi sistem reproduksi pada manusia dan mengaitkannya dengan Iman dan Taqwa.

B. Keterkaitan materi sistem reproduksi pada manusia dengan IMTAQ

Kompetensi dasar yang harus dicapai adalah mendeskripsikan sistem reproduksi dan penyakit yang berhubungan dengan sistem reproduksi pada manusia. Materi ini diawali dengan mendeskripsikan struktur alat reproduksi wanita dan struktur alat reproduksi laki-laki. Alat reproduksi wanita terdiri dari ovarium ( 1 pasang ) berfungsi untuk menghasilkan sel telur ( ovum ), tuba fallopi berfungsi sebagai tempat terjadinya pembuahan ( fertilisasi ), uterus ( rahim ) berfungsi untuk tempat tumbuh dan berkembangnya embrio dan vagina berfungsi sebagai jalan lahirnya bayi, tempat keluarnya darah haid sekaligus jalan masuk bagi sel spermatozoid. Alat reproduksi laki-laki terdiri dari testis ( 1 pasang )berfungsi untuk menghasilkan sel spermatozoid, Vasa deferens ( saluran sel spermatozoid ) berfungsi untuk menyalurkan sel spermatozoid dari testis dan penis berfungsi untuk menyalurkan sel spermatozoid ke alat reproduksi wanita. Dengan memahami struktur alat reproduksi pada manusia hendaknya peserta didik dapat merasakan kebesaran Allah atas ciptaan-Nya, Allah menciptakan manusia dengan sangat sempurna seperti yang tercantum dalam surat Al Infithaar ( 82:7-8 ) yang artinya : Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan ( susunan tubuhmu ) seimbang ( 7 ), dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu ( 8 ).

Pertumbuhan dan perkembangan embrionik dimulai semenjak terjadinya fertilisasi ( peleburan sel telur dengan sel spermatozoid ) yang menghasilkan zygot, selanjutnya zygot berkembang menjadi embrio dan seterusnya menjadi janin. Zygot akan mengalami pembelahan secara mitosis dari satu sel menjadi dua sel, empat sel, delapan sel dan seterusnya. Pembelahan zygot menjadi sel-sel anak tersebut disebut dengan cleavage. Pembelahan terjadi secara cepat dan menghasilkan sel-sel anak yang tetap berkumpul menjadi satu kesatuan yang menyerupai buah anggur yang disebut dengan morula. Selanjutnya morula akan menjadi blastula yang memiliki suatu rongga, proses pembentukan morula menjadi blastula disebut dengan blastulasi. Blastula akan menjadi gastrula, prosesnya disebut dengan gastrulasi yaitu proses terbentuknya 3 lapisan embrionik antara lain lapisan bagian luar ( ektoderm ), lapisan bagian tengah ( mesoderm ) dan lapisan bagian dalam ( endoderm ).

Selanjutnya tahap organogenesis yaitu proses pembentukan organ – organ tubuh yang merupakan perkembangan lebih lanjut dari ketiga lapisan embrionik diatas yaitu :

1. Ektoderm mengalami deferensiasi menjadi kulit, rambut, sistem saraf dan alat indra

2. Mesoderm mengalami deferensiasi menjadi otot, rangka, alat reproduksi ( testis dan ovarium ), alat peredaran darah dan alat ekskresi ( ginjal )

3. Endoderm mengalami deferensiasi menjadi alat pencernaan dan kelenjer pencernaan, dan alat pernapasan

Perkembangan embrio di dalam rahim ibu terjadi selama kurang lebih 9 bulan 10 hari dan dibagi menjadi 3 trimester yaitu :

1. Trimester pertama

Embrio berkembang menjadi janin , panjangnya kurang lebih 5,5 cm, janin telah berbentuk manusia walaupun ukuran kepala sangat besar, di akhir trimester pertama janin mulai menggerakkan tangan dan kakinya

2. Trimester kedua

Janin semakin berkembang, panjangnya kurang lebih 19 cm, tangan dan kaki telah berkembang, muka tumbuh memanjang, detak jantung telah terdeteksi dan gerakan janin mulai aktif

3. Trimester ketiga

Pertumbuhan ukuran janin sangat cepat, ukuran tubuh sudah proporsional seperti bayi, menjelang kelahiran beratnya kurang lebih 3 kg dan panjangnya 50 cm

Setelah beberapa minggu embrio akan tumbuh dan berkembang menjadi janin. Janin melekat pada plasenta dan dihubungkan oleh tali pusat. Janin dilindungi oleh rongga amnion yang di dalamnya terdapat cairan amnion ( ketuban ). Amnion berfungsi untuk melindungi embrio dari goncangan dan kekeringan. Disamping amnion juga terdapat selaput pembungkus embrio yang disebut dengan:

1. Korion , terletak di sebelah luar amnion

2. Sakus vitellinus ( kantong kuning telur ), terletak diantara amnion dan plasenta

3. Alantois, terletak di dalam tali pusat, yang berfungsi untuk ekskresi

Proses perkembangan embrio pada manusia dapat dilihat pada gambar berikut :

clip_image002clip_image004

clip_image006clip_image008

clip_image010

Allah SWT menceritakan proses kejadian manusia dalam surat Almukminun ( 23: 12-14 ) yang artinya: Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati ( berasal ) dari tanah (12), kemudian Kami jadikan saripati itu air mani ( yang disimpan ) dalam tempat yang kokoh/rahim ( 13 ), kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging, kemudian Kami jadikan dia makhluk yang ( berbentuk ) lain, maka Maha suci Allah, Pencipta Yang Paling Baik ( 14 ).

Allah juga menjelaskan dalam surat Az Zumar ( 39:6 ) yang artinya : Dia menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan daripadanya isterinya dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang berpasangan dari binatang ternak. Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang berbuat demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan selain Dia, maka bagaimana kamu dapat dipalingkan ? ( 6 ).

Dalam Al Quran dan terjemahannya dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan tiga kegelapan adalah :

1. Kegelapan dalam perut

2. Kegelapan dalam rahim

3. Kegelapan dalam selaput yang melindungi anak dalam rahim

Manusia adalah makhluk yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk lainnya.

Allah SWT menjelaskan dalam surat At Tiin ( 95:4 ) yang artinya : Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya ( 4 )

Ketika tiba saatnya untuk melahirkan maka otot dinding rahim akan berkontraksi, detik-detik menjelang kelahiran adalah saat-saat ibu berjuang antara hidup dan mati, hanya doa yang dapat dipanjatkan semoga kelahiran berujung selamat.

Setelah memahami proses kejadian manusia yang sangat luar biasa kita ajak peserta didik untuk untuk bersikap santun kepada orang tuanya, terutama ibu tang telah mengandung dan melahirkan serta menyapihnya selama 2 tahun. Ibu yang mendidik dan membesarkan kita tanpa kenal lelah dan tiada berkeluh kesah sebagaimana yang tercantum dalam surat Luqman ( 31:14 ) yang artinya : Dan Kami perintahkan kepada manusia ( berbuat baik ) kepada dua orang ibu bapanya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun, Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapamu, hanya kepadaKulah kembalimu ( 14 )

Mengingat betapa beratnya beban seorang ibu maka tidak salah kalau Rasulullah juga berpesan dalam sebuah haditsnya Ibumu.......ibumu.......ibumu ......., kemudian bapakmu. Namun kenyataan yang kita lihat sekarang masih banyak peserta didik yang tidak santun kepada orang tuanya, suka membentak, berkaata kasar, acuh dan tidak patuh. Tugas kita sebagai pendidik umtuk mengingatkan kembali bahwa apa yang mereka lakukan adalah perbuatan yang akan melukai hati orang tuanya dan termasuk pada salah satu dosa besar.

C. Penutup

1. Kesimpulan

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dengan mengaitkan materi sistem reproduksi pada manusia dengan IMTAQ diharapkan peserta didik dapat memahami materi tersebut sehingga mereka terhindar dari perilaku negatif dan bersikap santun kepada ibu bapaknya serta dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.

2. Saran

Diharapkan agar materi lain dalam biologi dan mata pelajaran lain juga dikaitkan dengan IMTAQ

Referensi :

Al Quran Dan Terjemahannya ( 1989 ) Departemen Agama Republik Indonesia

Evelyn C.Pearce .1993. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Kuswanti, Nur dkk. 2008. Contextual Teaching and Learniang IPA SMP/MTs Kelas IX. Jakarta : Depdiknas

Naskah Keterkaitan 11 Mata Pelajaran di SLTP dengan IMTAQ. 1999. Depdikbud

Prawirohartono,Slamet . 2003. Biologi 3. Jakarta : Bumi Aksara

Syamsuddin Muhammad Ibn Abi Bakr. Anatomi Tubuh Dalam Al Quran. PT Intimedia Ciptanusantara

 

IDENTITAS PENULIS

clip_image002

Judul Artikel : Memahami sistem reproduksi pada manusia dengan cara

Mengaitkannya dengan IMTAQ

Nama Pengarang : Dewi Wariyenti,S.Pd

Nomor Identitas, NIP, NIY : 19751206 199903 2 002

Institusi Kerja : SMP Negeri 2 Kec.Suliki

Email : ariyantidwy612@yahoo.com

Alamat Blog : dewi wariyenti blogspot.com

Facebook : Dwy Ariyanti

BACA SELENGKAPNYA »

Sabtu, 04 Agustus 2012

MENENTUKAN HASIL PENJUMLAHAN ATAU PENGURANGAN BILANGAN BULAT DENGAN MEDIA PENGGARIS DAN MANIK BILANGAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan adalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, siswa kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas hanya diarahkan pada kemampuan untuk menghafal informasi. Kegiatan pembelajaran di kelas tidak diarahkan untuk membangun dan mengembangkan karakter serta potensi yang dimiliki siswa. Dengan perkataan lain, proses pendidikan kurang diarahkan membentuk manusia yang cerdas, memiliki kemampuan memecahkan masalah hidup, serta tidak diarahkan untuk kemampuan membentuk manusia yang kreatif dan inovatif.

Undang–Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Dinamika pendidikan dewasa ini ditandai oleh suatu revolusi dan teransparansi pemikiran tentang hakikat pembelajaran. Titik sentral setiap peristiwa mengajar terletak pada suksesnya siswa mengorganisasi pengalamannya, bukan pada kebenaran siswa dalam melaksanakan reflikasi atas apa yang dikerjakan guru. image

Lemahnya proses pembelajaran yang dikembangkan guru dewasa ini seperti yang telah dijelaskan di atas, merupakan salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan. Proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas dilaksanakan sesuai dengan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran tidak merata sesuai dengan latar belakang pendidikan guru serta motivasi dan kecintaan mereka terhadap profesinya. Ada guru yang dalam melaksanakan pengelolaan pembelajarannya dilakukan dengan sungguh-sungguh melalui perencanaan yang matang, dengan memanfaatkan seluruh sumber daya yang ada dan memerhatikan tarap perkembangan intelektual dan perkembangan psikologi belajar anak. Guru yang demikian akan menghasilkan kualitas lulusan yang lebih tinggi dibanding dengan guru yang dalam pengelolaan pembelajarannya dilakukan seadanya tanpa mempertimbangkan berbagai faktor yang bisa memengaruhi keberhasilan proses pembelajaran. Di sisi lain, ternyata realitas di lapangan masih banyak menampakkan kekurangan. Praktik–praktik pembelajaran cenderung masih mengabaikan gagasan, konsep dan kemampuan berpikir siswa. Aktivitas guru lebih menonjol dari pada siswa, dan terbatas pada hapalan semata Pelli (dalam Suwarma, 1991). Pembelajaran masih bersipat ekspositoris, sehingga belum mampu membangkitkan budaya belajar pada diri siswa.

Beberapa permasalahan yang dihadapi guru dalam kaitannya dengan proses belajar-mengajar, antara lain sebagai berikut: (1) peran guru untuk menciptakan strategi pembelajaran yang mendorong siswa untuk lebih kreatif dalam proses belajar-mengajar masih perlu ditingkatkan; (2) kegiatan belajar mengajar pada umunya didominasi guru; (3) siswa kurang mampu dalam mengajukan gagasan dan penalarannya dalam pembelajaran; dan (4) siswa kurang termotivasi serta jarang menggunakan media. Untuk mengatasi hal-hal tersebut sekaligus memenuhi tututan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) diperlukan suatu upaya perbaikan proses pembelajaran yang lebih meningkatkan motivasi dan kreativitas dengan menggunakan media pembelajaran yang menarik, murah serta mudah dilakukan siswa untuk mencapai hasil yang maksimal.

Kemampuan dasar yang harus dimiliki siswa sebagai bekal mempelajari matematika salah satunya adalah kemampuan berhitung. Kemampuan berhitung siswa perlu dipupuk dan dilatih dengan berbagai teknik agar tertanam dalam pola berpikir anak sehingga nantinya dalam mempelajari matematika tak ada kendala dalam hal kemampuan berhitung. Salah satu kemampuan berhitung yang kurang dikuasai dengan baik oleh siswa adalah penjumlahan dan pengurangan pada bilangan bulat (negatif dan positif). Hal ini biasanya dikarenakan pada saat pembelajaran siswa masih dalam tahap berpikir kongkrit sementara kebanyakan pembelajaran di kelas tidak didukung oleh media pembelajaran yang memadai. Oleh karena itu penulis mencoba menyajikan sebuah media pembelajaran matematika yaitu penggaris dan manik bilangan, bertujuan untuk membantu siswa yang merasa kurang atau belum menguasai kemampuan berhitung penjumlahan atau pengurangan bilangan bulat tersebut secara interaktif. Dan berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis akan mengangkat sebuah judul yaitu menentukan hasil penjumlahan atau pengurangan bilangan bulat dengan media penggaris dan manik bilangan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, adapun rumusan masalah dalam karya tulis ini adalah “bagaimanakah cara menentukan hasil penjumlahan atau pengurangan bilangan bulat dengan media penggaris dan manik bilangan?”

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dalam karya tulis ini adalah untuk mengetahui penggunaan media penggaris dan manik bilangan dalam menentukan hasil penjumlahan atau pengurangan bilangan bulat.

D. Manfaat Penulisan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa, guru, maupun sekolah. Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bagi siswa, dapat mempermudah dalam memahami penjumlahan atau pengurangan bilangan bulat dan meningkatkan motivasi belajar.

b. Bagi guru, diharapkan guru mendapat pengalaman secara langsung tentang cara menggunakan media penggaris dan manik bilangan pada penjumlahan atau pengurangan bilangan bulat.

c. Bagi sekolah, dapat membantu meningkatkan kualitas hasil belajar, khususnya pelajaran matematika, sehingga secara langsung dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan output sekolah.

BAB II

METODOLOGI PENULISAN

A. Jenis Tulisan

Tulisan ini bersifat kajian pustaka (Library Research) dari sebuah hasil penelitian tindakan kelas (PTK). Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif sehingga menunjukkan suatu kajian ilmiah yang dapat dikembangkan dan diterapkan lebih lanjut.

B. Objek Tulisan

Objek tulisan ini adalah media penggaris dan manik bilangan sebagai alat untuk menetukan hasil penjumlahan atau pengurangan bilangan bulat.

C. Teknik Pengumpulan Data

Data yang disajikan dalam karya tulis ini diperoleh dari hasil penelitian tindakan kelas dan karya inovatif penulis tentang media penggaris dan manik bilangan, serta beberapa literatur berupa buku teks pelajaran matematika sekolah dasar yang relevan dengan objek yang diteliti.

D. Prosedur Penulisan

Penulisan dimulai setelah mengumpulkan data dan direduksi sesuai dengan objek yang dikaji. Selanjutnya diolah dan disimpulkan menjadi sebuah tulisan dan disajikan secara deskriptif.

E. Teknik Analisis dan Sintesis

Analisis dilakukan dengan menelaah berbagai data yang tersedia serta informasi dari beberapa literatur berupa buku teks pelajaran matematika sekolah dasar sehingga menghasilkan sintesis yaitu menentukan hasil penjumlahan atau pengurangan bilangan bulat dengan media penggaris dan manik bilangan.

BAB III

PEMBAHASAN

A. Pembelajaran Matematika

1. Pengertian matematika di SD

Menurut Russefendi (dalam Suherman, 2001) bahwa matematika terbentuk sebagai hasil pemikiran manusia yang berhubungan dengan ide-ide, proses dan penalaran. Pada tahap awal matematika terbentuk pengalaman manusia dalam dunianya secara empiris, karena matematika sebagai aktivitas dan sintesis dengan penalaran di dalam struktur kognitif, sehingga sampailah pada suatu kesimpulan berupa konsep-konsep matematika.

Belajar matematika adalah suatu usaha atau aktivitas mental untuk memahami arti hubungan dari konsep-konsep dan struktur matematika. Hal ini sejalan dengan pendapat Bruner (Hudojo, 1990: 48) memberikan batasan bahwa “belajar matematika adalah belajar tentang konsep-konsep dan struktur-struktur matematika yang terdapat dalam materi yang dipelajari serta mencari hubungan antara konsep dan struktur matematika itu”.

Dalam pembelajaran matematika harus dipelajari secara bertahap, berurutan serta berdasarkan kepada pengalaman yang telah ada sebelumnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Dienes (Hudojo, 1990: 92) bahwa: “belajar matematika melibatkan suatu struktur hirarki dan konsep-konsep tingkat lebih tinggi yang dibentuk atas dasar apa yang telah terbentuk sebelumnya”.

Jhonson & Myklebust (1967: 244) mengemukakan pengertian matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berpikir. Lerner (1988: 430) mengemukakan bahwa: Matematika di samping sebagai bahasa simbolis juga merupakan bahasa universal yang memungkinkan manusia memikirkan, mencatat, dan mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas.

Sedangkan Kline (1981: 172) juga mengemukakan bahwa: Matematika merupakan bahasa simbolis dan ciri utama dari matematika adalah penggunaan bernalar deduktif, tetapi juga tidak melupakan cara belajar induktif. Dari berbagai pendapat yang telah dikemukakan menunjukkan bahwa secara kontemporer pandangan tentang matematika lebih ditekankan pada metodenya daripada persoalan pokok matematika itu sendiri.

2. Hakikat proses belajar mengajar matematika di SD

Untuk memahami pengertian proses belajar mengajar matematika, kita uraikan dulu istilah proses, belajar, mengajar dan matematika.
Proses dalam pengertiannnya di sini merupakan interaksi semua komponen atau unsure yang terdapat dalam ikatan untuk mencapai tujuan Suryanto (1998) mengemukakan bahwa: belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungannya.

image

Sedangkan Mark (1998) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu perubahan yang relative permanent dalam suatu kecenderungan tingkah laku sebagai hasil dari praktek atau latihan. Jadi berdasarkan definisi belajar di atas dapat dirumuskan definisi belajar yaitu proses perubahan tingkah laku yang dialami oleh individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Perubahan yang terjadi dapat berupa perubahan dalam kebiasaan (habit), kecakapan (skill), pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan ketrampilan dasar (psikomotor).

…………………….

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa untuk menentukan hasil penjumlahan atau pengurangan bilangan bulat ternyata bisa dilakukan dengan menggunakan media penggaris dan manik bilangan.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka disarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, guru diharapkan menjadikan media penggaris dan manik bilangan sebagai suatu alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.

2. Guru diharapkan membuat media penggaris dan manik bilangan yang lebih menarik lagi.

3. Media penggaris dan manik bilangan dapat dijadikan inventaris sekolah agar dapat digunakan setiap saat

DAFTAR PUSTAKA

  • Hariyanto.2008.Mengenal Olimpiade Matematika.Jakarta: Media Pusindo.
  • Halling, Abd, 2004, Belajar Pembelajaran. Makassar:. FIP UNM.
  • Hudojo. 1990. Metode Pengajaran Matematika Untuk SD. Terjemahan oleh BambangSumantri, ed. Jakarta: Erlangga
  • Jhonson & Myklebust, 1967. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja
  • Rosdakarya.
  • Lerner ,1988.Meningkatkan Efektivitas Mengajar.Jakarta: Pustaka Jaya.
  • Marshall Mc.Luhan, 1990. Ranah Hasil Belajar. Jakarta : Bumi Aksara.
  • Mark 1998. Belajar dan Pembelajaran. Semarang : Unnes Press.
  • Marcis Kline, 1981.:Matematika”, Ilmu dalam Perspektif, ed Jujun S, Suriasumantri. Jakarta: Gramedia.
  • Mukhtar. 2003. Desai Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Misaka Galiza.
  • Slameto. 1991. Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester. Jakarta: Bumi Aksara.
  • Surahman. 1991. Psikologi Belajar Bandung:Sinar Baru.
  • Suherman, 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.
  • Suryanto. 1998. Meningkatkan Efektivitas Mengajar. Jakarta: Pustaka Jaya.
  • Sudirman, dkk.1992 Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
  • Rajawali.
  • UU Nomor. 20, 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Depdiknas

Download Selengkapnya

INDENTITAS PENULIS

clip_image002

Judul Artikel :

MENENTUKAN HASIL PENJUMLAHAN ATAU PENGURANGAN BILANGAN BULAT

DENGAN MEDIA PENGGARIS DAN MANIK BILANGAN

Nama Pengarang : SUHARTO,S.Pd

Nomor Identitas, NIP : 19820219 200901 1 007

Tempat /Tanggal Lahir : Palopo, 19 Februari 1982

Pekerjaan : PNS (Guru)

Agama : Islam

E-Mail : attolaba@ymail.com

Suku/Kebangsaan : Bugis/Indonesia

Institusi Kerja : SDN 089 Masamba, Jl. Masamba Affair No.178 Masamba

Kec. Masamba, Kab. Luwu utara, Provinsi Sulawesi Selatan

Telp. (0473) 21646, Kode Pos 91962

Alamat Rumah : Desa Laba, Kec. Masamba, Kab. Luwu utara

Provinsi Sulawesi Selatan

Hp. 085 242 669 631 / 085 299 896 754

Kode Pos 91962

BACA SELENGKAPNYA »

Kamis, 02 Agustus 2012

Lomba Karya Tulis Ilmiah SMA MA SMK MAK Tingkat Nasional

PANDUAN LOMBA KARYA TULIS ILMIAH SMA MA SMK MAK TINGKAT NASIONAL UNIT KEGIATAN ILMIAH MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 2012

I. PENDAHULUAN

Unit Kegiatan Ilmiah Mahasiswa merupakan suatu wadah bagi mahasiswa Universitas Negeri Surabaya untuk mengembangkan potensi diri dibidang keilmiahan meliputi penulisan, penelitian, aktivis, dan kewirausahaan. Banyak kegiatan yang diadakan dengan acuan ke empat ranah UKIM tersebut. Salah satu rangkaian acara tahunan UKIM ini adalah lomba karya tulis ilmiah.

Lomba karya tulis ilmiah ini telah berjalan selama kurang lebih sepuluh tahun terhitung mulai dari tahun 2001. Lomba Karya Tulis Ilmiah ini telah menghasilkan banyak ide kreatif pemuda­pemudi bangsa yang sangat luar biasa. Melalui lomba karya tulis ilmiah ini pula kita dapat memberikan apresiasi yang besar bagi generasi muda untuk selalu berfikir dan bertindak positif dalam kehidupan dan bidang pendidikan.

Untuk melanjutkan program kerja Departemen Hubungan Masyarakat (DHM) Unit Kegiatan Ilmiah Mahasiswa (UKIM) Universitas Negeri Surabaya yang dilakukan setiap tahunnya dan di tahun 2012 ini juga akan dilaksanakan dengan konsep acara yang lebih menarik yakni Gebyar Karya Ilmiah (GKI).

clip_image002

II. TUJUAN DAN TARGET

Tujuan  yang ingin dicapai dari pelaksanaan Lomba Karya Tulis Ilmiah 2012 sebagai berikut:

1 Melatih siswa untuk menganalisa dan mengkritisi permasalahan­permasalahan yang terjadi di Indonesia dengan dasar keilmuan dan rasionalitas.

2 Mendorong terciptanya pengetahuan dan wawasan ilmiah di kalangan siswa.

3 Mendorong siswa agar peka terhadap permasalahan yang terjadi di Indonesia.

4 Meningkatkan kemampuan dalam menyusun karya tulis sehingga aspirasinya dapat disampaikan dengan baik dan benar.

5 Menjadi media untuk melatih siswa agar berani bersaing secara sehat dan bersikap sportif dalam usaha menjadi yang terbaik.

6 Meningkatkan dan mengembangkan pemikiran dan penalaran siswa terhadap pengetahuan, keahlian dan keterampilan dalam berwawasan ilmiah.

7 Meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sebagai upaya memajukan negara Indonesia.

8 Terjalinnya kerjasama perguruan tinggi (Unesa) dengan instansi terkait.

Target dari pelaksanaan Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) SMA sederajat Tingkat Nasional 2012 sebagai berikut:

1 Peserta dapat menganalisa dan mengkritisi permasalahan­permasalahan yang terjadi di Indonesia dengan dasar keilmuan dan rasionalitas.

2 Dapat terciptanya pengetahuan dan wawasan ilmiah di kalangan peserta.

3 Peserta menjadi peka terhadap permasalahan yang terjadi di Indonesia.

4 Kemampuan dalam menyusun karya tulis dapat ditingkatkan dan aspirasinya dapat disampaikan dengan baik dan benar.

5 Pengembangan pemikiran dan penalaran dalam berpengetahuan, berkeahlian dan berketerampilan dalam berwawasan ilmiah.

III. TEMA

Tema kegiatan Lomba Karya Ilmiah (LKTI) SMA sederajat Tingkat Nasional Tahun 2012 adalah “ Satu Karya Awal Prestasi Bangsa”

IV. PERSYARATAN PESERTA

Peserta Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Nasional untuk SMA sederajat Tingkat Nasional Tahun 2012 dalam rangka kegiatan “Gebyar Karya Ilmiah” Unit Kegiatan Ilmiah Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya 2012 adalah sebagai berikut :

1 Peserta adalah siswa aktif SMA sederajat.

2 Peserta dapat merupakan Perorangan (Individu) atau Kelompok dengan susunan anggota kelompok maksimal 3 orang, yang terdiri dari 1 Ketua dan 2 Anggota, dan harus berasal dari satu sekolah yang sama.

3 Masing­masing kelompok dibimbing oleh 1 orang Guru Pembimbing atau Pendamping.(Guru pembimbing tidak dapat merangkap di 2 kelompok atau lebih)

4 Setiap sekolah dapat mengirimkan lebih dari satu karya tulis dengan kelompok yang berbeda dan Pendamping yang berbeda (tidak dibatasi).

5 Menyelesaikan administrasi sebesar Rp. 80.000,­per kelompok.

6 Pembayaran dapat dilakukan oleh perwakilan salah satu anggota kelompok dengan transfer ke Bank BRI atas nama Diajeng Trihariyanti Anggraeni , nomor rekening 0587­01­001414 – 53­5. Setelah melakukan transaksi segera konfirmasi ke panitia. Pembayaran mulai dari tanggal 23 Juli sampai 22 Oktober 2012.

7 Berkas yang dikirim :

7.1. Hardcopy melalui  Pos terdiri dari :

a. Naskah Karya Ilmiah rangkap 3 (1 Asli dan 2 Foto Copy)

b. Formulir pendaftaran *Terlampir

c. Fotokopi Kartu Pelajar

d. Bukti Transfer

Berkas dimasukkan ke dalam amplop coklat dan di kirim ke alamat :

Sekretariat Panitia Gebyar Karya Ilmiah 2012 Joglo Ilmiah Mahasiswa Gedung H3 Unit Kegiatan Ilmiah Mahasiswa (UKIM) Universitas Negeri Surabaya Kampus Ketintang Kode Pos 60231.

7.2. Softcopy melalui Email terdiri dari :

a. File Naskah Karya Ilmiah

b. Scan Bukti Pembayaran

File dikirim ke Email panitia :

Email : gebyarkaryailmiah@gmail.com

DOWNLOAD PETUNJUK LOMBA

BACA SELENGKAPNYA »

GURU DI ERA DIGITAL

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan adalah sentral peningkatan sumber daya manusia, baik buruknya kualitas pendidikan tidak terlepas dari tanggung jawab seorang guru dalam mentrasfer ilmu pengetahuan kepada peserta didik sebagai calon generasi penerus bangsa. Dalam era globalisasi guru dituntut untuk mampu menguasai ICT utamanya dalam pembuatan perangkat pembelajaran dan media sebagai sumber belajar dan sangat disayangkan ketika Negara-negara maju telah lama menggunakan media teknologi dalam pembelajaran, namu kita masih mengajar dengan cara-cara yang konvensional. guru hebat

Berdasarkan PP No. 74 tahun 2008 tentang guru, maka ada 4 kompetensi yang harus dikuaisai yaitu pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional. Kompetensi profesional merupakan kemampuan guru dalam menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan budaya yang diampunya. Selain itu pula dalam UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional menyatakan dalam pembelajaran menggunakan berbagai sumber belajar melalui teknologi informasi dan media lain, juga PP Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dijelaskan untuk menunjang proses pembelajaran, maka dapat menggunakan teknologi informasi dan komunikasi. Regulasi tentang peningkatan kompetensi guru dalam penguasaan ICT sudah jelas namun masih ada saja guru yang belum bisa menggunakan komputer apalagi membuat media dalam bentuk makro media masih sangat kurang.

1. APAKAH SERTIFIKASI MEMBUAT GURU LEBIH PROFESIONAL ?

Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru. Sertifikat pendidik diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar profesional guru. Guru profesional merupakan syarat mutlak untuk menciptakan sistem dan praktik pendidikan yang berkualitas demikian dijelaskan dalam UU No. 15 Tahun 2005 tentang guru dan dosen. Secara umum sertifikasi guru bertujuan untuk menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, meningkatkan proses dan mutu hasil pendidikan, meningkatkan martabat guru, serta meningkatkan profesionalitas guru.

Namun sangat ironi melihat kondisi guru hari ini, ternyata niat pemrintah untuk meningkatkan kompetensi profesional seorang guru dari berbagai regulasi yang ada hanya sekedar mimpi-mimpi. Berdasarkan pengamatan penulis di beberapa daerah sangat menyedihkan ketika ada guru yang sudah berpredikat profesional tetapi ternyata belum bisa menggunakan komputer dalam proses pembelajaran, sehingga predikat professional itu hanyalah sekedar simbol yang tidak bermakna. Selain itu pula sertifikasi yang menurut penulis masih keliru, dimana masih banyak guru yang mendapatkan sertifikat pendidik dengan cara yang tidak sesuai dengan aturan yang berlaku, misalnya dalam melengkapi portofolio masih banyak oknum guru yang memanfaatkan seminar-seminar untuk membeli sertifkat/piagam tanpa mengikuti kegiatan dalam seminar tersebut.

2. PENGARUH PILKADA TERHADAP KUALITAS DAN KARIER SEORANG GURU…

Dalam UU No. 23 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah pasal 1 ayat 5 berbunyi Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang undangan. Selain itu dalam UU tersebut juga diatur tentang pemiihan kepala daerah secara langsung. Dalam proses Pilkada inilah biasanya banyak guru yang ikut dalam berpolitik praktis karena dianggap efektif dalam berkarir, Karena bukan lagi menjadi rahasia umum bahwa PNS (termausuk guru) yang ikut dalam pesta demokrasi tersebut akan mendapatkan dua hal yakni ketika dikalah maka yang bersangkutan akan dimutasi dan yang menyatakan dirinya mendukung kepala daerah terpilih maka akan diberikan jabatan dengan alas an balas jasa. Walaupun sudah ada larangan PNS untuk ikut berpolitik praktis sebagaimana diatur dalam PP No. 53 tahun 2010 tentang Disiplin PNS ternyata juga tidak diindahkan.

Kondisi inilah yang akan berdampak baik buruknya terhadap kualitas pendidikan di sebuah daerah. Sangat disayangkan ketika pemerintah pusat terus membiarkan kondisi ini berlarut-larut, maka akan banyak guru yang akan jadi korban politik praktis. Salah satu dampak atau pengaruh politik praktis terhadap mutu pendidikan adalah banyaknya guru yang tidak menuntaskan programnya dalam suatu sekolah dengan alasan telah dimutasi ketempat lain. Termasuk juga penempatan guru CPNS yang belum proporsional, dimana masih terdapat guru dari kalangan pejabat Pemda mendominasi mengajar di dalam kota tanpa memperhatikan kompetensi guru tersebut layak atau tidak ditempatkan di sekolah-sekolah unggulan.

3. ALUMNI CALON GURU DARI BERBAGAI PERGURUAN TINGGI ( KELAS JAUH) SEMAKIN MENJAMUR

Sejak pemerintah menetapkan guru sebagai tenaga professional yang dibuktikan dengan sertifikat pendidik, tidak heran jika masa sekarang ini banyak alumni SMU yang tertarik masuk kuliah di jurusan PGSD. Dengan banyaknya peminat calon mahasiswa dari daerah untuk kuliah di PGSD, maka dengan berbagai cara perguruan tinggi meningkatkan pelayanan termasuk membuka kelas jauh diberbagai daerah.

UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional tidak dikenal namanya kelas jauh hanya saja karena dengan alasan ada MOU antara pihak perguruan tinggi dengan pemrintah setempat sehingga kelas tersebut dinyatakan legal oleh pemerintah setempat yang mungkin orientasinya bukan pada peningkatan mutu tetapi hanya pada komersialisasi pendidikan. Mutu dan kualitas alumninya pun masih dipertanyakan karena sistem perkuliahan yang tidak sama dengan mahasiswa regular pada umumnya, sehingga penekanan dispilin ilmu kebanyak ke kognitif belaka, padahal seorang guru juga harus dibekali dengan ketrampilan dan sikap untuk diaplikasikan dalam proses pembelajaran kepada peserta didik di kelas.

Selain itupula banyaknya alumni dari perguruan tinggi kelas jauh tersebut yang lolos terekrut jadi PNS didaerah. Pertnyaan yang muncul kemudian apakah memang cerdas, faktor rejeki atau ada faktor lain yang ditempuh untuk menghalalkan berbagai cara demi untuk menjadi seorang Guru PNS, sedangkan banyak alumni dari perguruan tinggi kelas regular bahkan mendapatkan julukan mahasiswa tebaik namun tidak bisa lulus jadi PNS. Makanya jangan heran ketika hari ini banyak guru yang belum layak mengajar mungkin salah satu penyebabnya adalah sistem yang belum maksimal baik itu proses perkuliahan maupun perekrutannya.

4. APA SOLUSI UNTUK MENINGKATKAN MUTU GURU DI ERA DIGITAL INI…???

Berdasarkan berbagai persoalan yang dihadapi guru sesuai dengan penjelasan sebelumnya, maka dapat kita simpulkan bahwa banyak fator yang membuat mutu guru itu masih lemah diantaranya adalah faktor individu, dan sistem yang masih perlu dibenahi dan selama sistem pemerintahan daerah masih diberikan kewenangan untuk mengurusi pegawainya maka sangat sulit untuk merubah apa yang telah menjadi kebiasaan selama ini. Berbagai aturan telah dikeluarkan pemerintah mulai dari Peratutan Pemerintah ( PP ) sampai pada permendiknas misalnya PP No.53 tahun 2010 tentang disiplin PNS dan Permendiknas No.28 Tahun 2010 tentang penugasan guru sebagai kepala sekolah yang semuanya diatur oleh pusat tetapi belum juga bisa diberlakukan secara efektif di daerah, sehingga muncul pertanyaan siapa yang patut untuk kita salhakan!... apakah sistem atau memang dekadensi moral seorang guru yang sudah melekat sehingga sulit untuk dirubah dan ketika sistem dan manusianya bisa diseimbangkan, maka penulis meyakini pendidikan akan menjadi jauh lebih baik dari hari-hari sebelumya. guru era digital

Pada tahun 2011 diterbitkan lagi Peraturan bersama menteri pendidikan nasional, menteri negara pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi, menteri dalam negeri, menteri keuangan, dan menteri agama Nomor: 05/X/PB/2011,SPB/03/M.PAN-RB/10/2011,48 TAHUN 2011,158/PMK.01/2011,11 tahun 2011 tentang penataan dan pemerataan guru Pegawai Negeri Sipil. Semoga saja peraturan ini tidak lagi dipolitisir di daerah dan dapat berdampak positif terhadap mutu pendidikan secara nasional.

JAYALAH PENDIDIKAN....................!!!!!!

REFERENSI

  • UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional
  • UU No. 23 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
  • UU No. 15 Tahun 2005 tentang guru dan dosen
  • PP Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
  • PP No. 74 tahun 2008 tentang guru
  • PP No. 53 tahun 2010 tentang Disiplin PNS
  • Peraturan bersama menteri pendidikan nasional, menteri negara pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi, menteri dalam negeri, menteri keuangan, dan menteri agama Nomor: 05/X/PB/2011,SPB/03/M.PAN-RB/10/2011,48 TAHUN 2011,158/PMK.01/2011,11 tahun 2011 tentang penataan dan pemerataan guru Pegawai Negeri Sipil

INDENTITAS PENULIS

clip_image002

Judul Artikel : GURU DI ERA DIGITAL

Nama Pengarang : SUHARTO,S.Pd

Nomor Identitas, NIP : 19820219 200901 1 007

Tempat /Tanggal Lahir : Palopo, 19 Februari 1982

Pekerjaan : PNS (Guru)

Agama : Islam

E-Mail : attolaba@ymail.com

Suku/Kebangsaan : Bugis/Indonesia

Institusi Kerja : SDN 089 Masamba, Jl. Masamba Affair No.178 Masamba

Kec. Masamba, Kab. Luwu utara, Provinsi Sulawesi Selatan

Telp. (0473) 21646, Kode Pos 91962

Alamat Rumah : Desa Laba, Kec. Masamba, Kab. Luwu utara

Provinsi Sulawesi Selatan

Hp. 085 242 669 631 / 085 299 896 754

Kode Pos 91962

BACA SELENGKAPNYA »

Rabu, 01 Agustus 2012

Kiat Untuk Sukses Di Akhir Semester

Bagaimana Kiat Untuk Sukses Di Akhir Semester Nanti ?

Senin, 9 Juli 2012 adalah hari pertama sekolah. Terlihat kesibukan luar biasa dijalanan, dua minggu terakhir jalanan agak sepi karena semua siswa sedang libur. Ada beragam raut wajah para siswa pada pagi itu. Ada yang bersemangat, ada yang lesu karena harus mengulang di kelas yang sama dengan tahun lalu, ada rasa cemas dan khawatir bagi siswa baru, bahkan ada siswa TK dan SD yang masih menangis di depan kelas dan harus ditunggui oleh orang tua. Setelah menjalani masa orientasi siswa (MOS) bagi siswa baru, belajar efektif dimulai, namun hanya beberapa hari, karena kita memasuki bulan ramadhan. Belajar di bulan ramadhan dirasakan kurang efektif karena jam pelajaran lebih singkat dari biasanya dan karena kondisi siswa dalam keadaan berpuasa. Nah, para pembaca sekalian, apa yang harus kita lakukan agar anak-anak kita dapat meraih sukses di akhir semester dan akhir tahun nanti?

clip_image001

Ada beberapa kiat yang dapat dilakukan oleh para siswa untuk meraih sukses di akhir semester dan akhir tahun pelajaran nanti ,antara lain :

1. Luruskan Niat

Sebelum melangkahkan kaki ke sekolah sudahkah kita meluruskan niat bahwa kita pergi ke sekolah hanyalah untuk menuntut ilmu? Bukan alasan yang lain misalnya supaya dikasih uang jajan oleh orang tua, untuk menghindari pekerjaan di rumah atau supaya mendapat pinjaman motor dari orang tua. Namun yang banyak dijumpai adalah siswa yang tidak punya tujuan ke sekolah, melainkan hanya untuk absensi saja.

2. Persiapan

Agar dapat menerima dan menyerap pelajaran dengan baik siswa harus mempersiapkan segala sesuatunya seperti persiapan fisik dengan sarapan sebelum berangkat ke sekolah, membawa perlengkapan buku dan alat tulis yang diperlukan, dan membaca materi yang akan dipelajari di rumah. Kenyataan yang dihadapi di lapangan adalah sangat sedikit sekali siswa yang sarapan sebelum berangkat sekolah dengan alasan takut terlambat akibatnya ada saja siswa yang pingsan ketika upacara bendera, dan tentunya mereka yang tidak sarapan tidak dapat berkonsentrasi menerima pelajaran. Di kelas sering kali guru menghadapai siswa yang selalu lupa membawa buku catatan, buku paket, buku latihan bahkan alat tulis tidak mereka bawa sehingga harus izin keluar dengan alasan membeli alat tulis. Pekerjaan rumah pun mereka kerjakan di sekolah dengan mencontek pekerjaan temannya. Jumlah siswa yang mau membaca materi yang akan dipelajari di rumah mungkin dapat dihitung dengan jari untuk masing-masing kelas. Agar dapat meraih kesuksesan di akhir semester dan akhir tahun nanti semua persiapan di atas mutlak harus dilakukan.

3. Kemauan

Siswa yang sukses tentunya adalah siswa yang memiliki kemauan keras untuk belajar, bukan siswa yang mampu secara materi. Banyak orang sukses yang berasal dari keluarga yang biasa-biasa saja bahkan tidak mampu secara materi tetapi memiliki kemauan yang keras dan pantang menyerah dengan keadaan. Nah, untuk membangkitkan semangat dan kemauan belajar ada baiknya kita ingat kembali sebuah pepatah arab seperti yang ditulis oleh A.Fuadi dalam novelnya Negeri 5 Menara yaitu manjadda wajada artinya siapa yang sungguh akan berhasil. Barangkali kalimat ini sangat jarang dibaca oleh para siswa apalagi untuk dijadikan motto dalam belajar tetapi sebenarnya kalimat ini memiliki energi positif yang luar biasa dalam meraih sukses, saat kita jenuh atau bosan atau di saat kita kehilangan semangat untuk melakukan sesuatu maka kalimat ini menjadi pompa ajaib sehingga rasa malas dan bosan akan menguap dari diri kita. Bukankah kalimat ini pula yang menghantarkan seorang putra minang ( A.Fuadi ) menuju berbagai belahan dunia dalam meraih cita-citanya ?. jadi tidak ada salahnya kalimat ini dipakai pula oleh para siswa untuk meraih cita-citanya.

Masih dikutip dari negeri 5 menara, tidak cukup hanya dengan memakai moto manjadda wajada maka untuk meraih kesuksesan kita perlu melakukan usaha di atas rata-rata ( Going the extra miles ), maksudnya jika rata-rata siswa belajar hanya satu jam perhari maka untuk sukses kita perlu melebihkan usaha misalnya belajar selama tiga atau empat jam perhari, jika siswa rata-rata hanya mengerjakan 3 soal matematika yang diberikan guru sebagai pekerjaan rumah, maka untuk bisa sukses kita harus mengerjakan setidaknya 6 soal , jika rata-rata siswa hanya membaca satu buku sumber maka untuk sukses setidaknya kita membaca 3 buku sumber dan seterusnya.

4. Pengorbanan

Untuk mencapai kesuksesan kita perlu mengorbankan apa saja yang kita sukai, misalnya mengorbankan waktu bermain dengan teman, waktu bermain game, waktu santai bahkan waktu tidur pun harus dikorbankan. Namun pelajar sekarang justru yang banyak malahan menghabiskan waktu untuk bermain baik dengan teman, bermain game, membuka facebook atau membuka internet.

5. Berdoa

Setelah berusaha semaksimal mungkin kita berserah diri kepada Allah dengan berdoa semoga hasil belajar kita bagus, dan kita dimudahkan jalan untuk mencapai apa yang kita cita-citakan. Namun sebagian pelajar justru melupakan kiat ini, karena sangat banyak diantara para siswa yang masih melalaikan shalat lima waktu sebagai salah satu kewajiban seorang muslim dan biasanya dengan alasan terlambat bangun. Kebiasaan terlambat bangun akan menimbulkan kerugian besar bagi para siswa, mengapa demikian ? karena dengan bangun kesiangan mereka tidak sempat sarapan, buku dan perlengkapan sekolah bisa ketinggalan, pada waktu belajar mereka juga tidak konsentrasi karena rasa lapar yang menyerang, sehingga hasil belajar tentu tidak sesuai dengan hasil yang diharapkan.

Pentingnya perhatian, pengawasan dan bimbingan orang tua

Keberhasilan pendidikan ditunjang oleh banyak faktor antara lain orang tua, pemerintah dan masyarakat. Kadangkala anak lengah dalam belajar karena minimnya perhatian orang tua . Anak bisa berjam-jam bermain game karena lemahnya pengawasan orang tua. Sebagai ibu kita tentunya sangat sibuk dengan kegiatan sehari-hari mulai dari mengasuh anak, melaksanakan tugas rumah tangga bahkan juga membantu suami mencari nafkah dengan bekerja di berbagai bidang. Tak jarang si ibu bahkan bekerja sambil tetap mengasuh anak. Sementara ayah sibuk mencari nafkah dari pagi hingga sore atau malam hari. Namun demikian anak adalah titipan Allah yang kelak akan dimintai pertanggungjawabannya di akhirat . Di tengah kesibukan kita alangkah lebih baiknya kita luangkan waktu untuk mendengarkan keluhan anak, suka duka yang dialaminya di sekolah, kesulitan yang ditemuinya di sekolah, dan lain-lain. Dengan demikian orang tua sekaligus menjadi teman berbagi bagi anak, ada komunikasi yang baik sehingga anak tidak mencari pelarian ketika menghadapi suatu masalah. Siswa SMP dan SMA merupakan pribadi yang labil karena mereka berada pada masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa, mereka berada pada masa puberitas yang penuh dengan permasalahan baik dengan teman, guru bahkan ada anak yang bermasalah dengan orang tuanya sendiri. Mereka sedang mencari jati dirinya, jika orang tua tidak memberikan perhatian maka si anak akan mencari tempat lain yang memberikan kenyamanan bagi dirinya, tidak jarang mereka menemukan teman yang salah sehingga akhirnya si anak terjerat dengan berbagai kenakalan yang berujung pada kegagalan mereka di sekolah.

Kemajuan teknologi dan fasilitas dari orang tua juga mempengaruhi semangat belajar

Tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan teknologi memberikan pengaruh yang besar terhadap semangat belajar anak. Sejatinya dengan kemajuan teknologi siswa dapat menambah wawasan, mencari informasi seputar materi yang dipelajarinya, mengerjakan tugas sekolah dengan lebih baik dan lain sebagainya. Namun sebagian besar siswa justru terlena dengan kemajuan teknologi dengan menghabiskan sebagian besar waktunya dengan membuka facebook, membuka internet untuk bermain game bahkan membuka situs pornografi. Jika anak berdiam diri selama berjam-jam di depan komputer orang tua jangan langsung percaya bahwa mereka sedang belajar, orang tua harus mengawasi dan kapan perlu mendampingi mereka ketika membuka internet. Menurut seorang psikolog saat ini para pelajar telah berada pada taraf kecanduan untuk update status sehingga menyebabkan banyak hal antara lain menurunnya semangat belajar bahkan merenggangkan hubungan anak dengan orang tua. Di setiap waktu anak selalu membuka handphonenya, baik ketika makan, sedang menonton televisi, bahkan sambil belajar, akibatnya mereka tidak lagi mendengarkan apa yang disampaikan orang tuanya termasuk tidak mau membantu pekerjaan ibunya.

Sebagian besar siswa hari ini dilengkapi dengan fasilitas yang lebih dari cukup dari orang tua, disamping handphone dan komputer sebagian mereka juga dibelikan sepeda motor untuk sekolah. Semua orang tua tentunya akan memberikan hal yang terbaik untuk anak-anak mereka, sayangnya anak justru menyalahgunakan fasilitas yang telah diberikan orang tua. Seharusnya dengan adanya sepeda motor orang tua menginginkan anaknya tidak terlambat datang ke sekolah namun justru dengan adanya sepeda motor mereka terlambat karena mereka biasanya nongkrong dulu bersama teman temannya pada suatu tempat yang disepakati. Dengan sepeda motor itu sebagian mereka justru kebut-kebutan di jalan raya yang dapat membahayakan keselamatan dirinya dan orang lain. Sering kita lihat di sore hari para remaja banyak yang jalan-jalan sore bersama teman-temannya, bukankah biasanya pada waktu itu ibu-ibu sibuk di dapur untuk menyiapkan hidangan bagi keluarga pada malam harinya ? tetapi sebagian remaja puteri tidak peduli, yang penting mereka happy bersama teman-temannya. Dengan demikian, berapa banyak waktu yang terbuang percuma untuk hal yang tidak perlu. Bukankah mereka seharusnya bisa istirahat, mengerjakan pekerjaan rumah atau membantu orang tua masing-masing.

Nah Pembaca sekalian, kita tentunya sangat menginginkan agar anak-anak yang kita lahirkan kelak akan menjadi orang yang berguna di masyarakat. Mari kita luangkan sebagian waktu kita untuk mendengarkan curhat mereka, kita berikan bimbingan dan pengawasan di rumah terutama jika mereka membuka internet, sehingga mereka sukses di akhir tahun pelajaran dan dapat menggapai apa yang mereka cita-citakan.

Referensi :

A.fuady. Negeri 5 Menara. 2009. PT Gramedia Pustaka Utama.Jakarta.

 

IDENTITAS PENGIRIM

clip_image002[4]

Judul Artikel :Bagaimana Kiat Untuk Sukses Di Akhir Semester Nanti ?

Nama Pengarang :Dewi Wariyenti,S.Pd

Nomor Identitas, NIP, NIY :19751206 199903 2 002

Institusi Kerja :SMP N2 Kec.Suliki

Email :ariyantidwy612@yahoo.com

Alamat Blog :dewi wariyenti

Facebook :Dwy Ariyanti

BACA SELENGKAPNYA »

Artikel Favorit