Tampilkan postingan dengan label matematika sd. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label matematika sd. Tampilkan semua postingan

Rabu, 14 November 2012

PTK SD Peningkatan Kemampuan Melakukan Perkalian dan Pembagian Melalui Permainan Tradisional Dakon

Sutiyono, S.Pd.SD. 2012: Peningkatan Kemampuan Melakukan Perkalian dan Pembagian Melalui Permainan Tradisional Dakon Pada Siswa Kelas IV SD 2 Besito Tahun Pelajaran 2011/2012. Penelitian Tindakan Kelas. Pembimbing : Dra. Hj. Ondang Sri Kadarwati, M.Pd.

Kata kunci: peningkatan, kemampuan, perkalian dan pembagian, permainan tradisional, dakon. clip_image001

Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan penerapan permainan tradisional “Dakon” dalam pembelajaran matematika, (2) mengetahui peningkatan kemampuan siswa kelas IV SD 2 Besito Gebog Kudus dalam melakukan perkalian dan pembagian melalui permainan tradisional “Dakon” tahun pelajaran 2011/2012.
Metode Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan strategi tindakan yang meliputi; (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Penelitian dilakukan di SD 2 Besito UPT Pendidikan Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD 2 Besito tahun pelajaran 2011/2012 berjumlah 24 siswa. Penelitian dilakukan dengan dua siklus berkelanjutan yang masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Analisis data menggunakan deskriptif komparatif dengan cara membandingkan hasil penilaian tes formatif siswa dalam pembelajaran konvensional dengan pembelajaran melalui permainan tradisional “Dakon”.
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini dapat disimpulkan bahwa melalui permainan tradisional “Dakon” pada pembelajaran matematika tentang melakukan perkalian dan pembagian, kemampuan siswa dapat meningkat. Hal ini terbukti sebelum dilakukan pembelajaran melalui permainan tradisional “Dakon”, kemampuan awal siswa rata-rata nilai siswa 80,4 pada siklus I, dan naik menjadi 92,9 pada siklus II. Persentasi kenaikan dari kemampuan awal sebelum dilakukan perbaikan siklus I ke siklus II mengalami kenaikan sebesar 15,1%. Ini berarti Pembelajaran Aktif, Kreatif, dan Menyenangkan (PAKEM) melalui penerapan permainan tradisional “Dakon” berhasil memuaskan.clip_image001[16]

silahkan download filenya lengkapnya disini

 

IDENTITAS PENULIS

clip_image002

Judul Artikel :Peningkatan Kemampuan Melakukan Operasi Penjumlahan dan Pengurangan Melalui Permainan Tradisional Dakon Pada Siswa Kelas IV SD 2 Besito Tahun Pelajaran 2011/2012

Nama Pengarang : Sutiyono, S.Pd.SD

Nomor Identitas, NIP, NIY : 19640513 198608 1 001

Institusi Kerja : SD 2 Besito Gebog Kudus

Email : sutiyono459@yahoo.com

Alamat Blog : sutiyono459

Facebook : Suti Yono

BACA SELENGKAPNYA »

Sabtu, 04 Agustus 2012

MENENTUKAN HASIL PENJUMLAHAN ATAU PENGURANGAN BILANGAN BULAT DENGAN MEDIA PENGGARIS DAN MANIK BILANGAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan adalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, siswa kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas hanya diarahkan pada kemampuan untuk menghafal informasi. Kegiatan pembelajaran di kelas tidak diarahkan untuk membangun dan mengembangkan karakter serta potensi yang dimiliki siswa. Dengan perkataan lain, proses pendidikan kurang diarahkan membentuk manusia yang cerdas, memiliki kemampuan memecahkan masalah hidup, serta tidak diarahkan untuk kemampuan membentuk manusia yang kreatif dan inovatif.

Undang–Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Dinamika pendidikan dewasa ini ditandai oleh suatu revolusi dan teransparansi pemikiran tentang hakikat pembelajaran. Titik sentral setiap peristiwa mengajar terletak pada suksesnya siswa mengorganisasi pengalamannya, bukan pada kebenaran siswa dalam melaksanakan reflikasi atas apa yang dikerjakan guru. image

Lemahnya proses pembelajaran yang dikembangkan guru dewasa ini seperti yang telah dijelaskan di atas, merupakan salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan. Proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas dilaksanakan sesuai dengan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran tidak merata sesuai dengan latar belakang pendidikan guru serta motivasi dan kecintaan mereka terhadap profesinya. Ada guru yang dalam melaksanakan pengelolaan pembelajarannya dilakukan dengan sungguh-sungguh melalui perencanaan yang matang, dengan memanfaatkan seluruh sumber daya yang ada dan memerhatikan tarap perkembangan intelektual dan perkembangan psikologi belajar anak. Guru yang demikian akan menghasilkan kualitas lulusan yang lebih tinggi dibanding dengan guru yang dalam pengelolaan pembelajarannya dilakukan seadanya tanpa mempertimbangkan berbagai faktor yang bisa memengaruhi keberhasilan proses pembelajaran. Di sisi lain, ternyata realitas di lapangan masih banyak menampakkan kekurangan. Praktik–praktik pembelajaran cenderung masih mengabaikan gagasan, konsep dan kemampuan berpikir siswa. Aktivitas guru lebih menonjol dari pada siswa, dan terbatas pada hapalan semata Pelli (dalam Suwarma, 1991). Pembelajaran masih bersipat ekspositoris, sehingga belum mampu membangkitkan budaya belajar pada diri siswa.

Beberapa permasalahan yang dihadapi guru dalam kaitannya dengan proses belajar-mengajar, antara lain sebagai berikut: (1) peran guru untuk menciptakan strategi pembelajaran yang mendorong siswa untuk lebih kreatif dalam proses belajar-mengajar masih perlu ditingkatkan; (2) kegiatan belajar mengajar pada umunya didominasi guru; (3) siswa kurang mampu dalam mengajukan gagasan dan penalarannya dalam pembelajaran; dan (4) siswa kurang termotivasi serta jarang menggunakan media. Untuk mengatasi hal-hal tersebut sekaligus memenuhi tututan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) diperlukan suatu upaya perbaikan proses pembelajaran yang lebih meningkatkan motivasi dan kreativitas dengan menggunakan media pembelajaran yang menarik, murah serta mudah dilakukan siswa untuk mencapai hasil yang maksimal.

Kemampuan dasar yang harus dimiliki siswa sebagai bekal mempelajari matematika salah satunya adalah kemampuan berhitung. Kemampuan berhitung siswa perlu dipupuk dan dilatih dengan berbagai teknik agar tertanam dalam pola berpikir anak sehingga nantinya dalam mempelajari matematika tak ada kendala dalam hal kemampuan berhitung. Salah satu kemampuan berhitung yang kurang dikuasai dengan baik oleh siswa adalah penjumlahan dan pengurangan pada bilangan bulat (negatif dan positif). Hal ini biasanya dikarenakan pada saat pembelajaran siswa masih dalam tahap berpikir kongkrit sementara kebanyakan pembelajaran di kelas tidak didukung oleh media pembelajaran yang memadai. Oleh karena itu penulis mencoba menyajikan sebuah media pembelajaran matematika yaitu penggaris dan manik bilangan, bertujuan untuk membantu siswa yang merasa kurang atau belum menguasai kemampuan berhitung penjumlahan atau pengurangan bilangan bulat tersebut secara interaktif. Dan berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis akan mengangkat sebuah judul yaitu menentukan hasil penjumlahan atau pengurangan bilangan bulat dengan media penggaris dan manik bilangan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, adapun rumusan masalah dalam karya tulis ini adalah “bagaimanakah cara menentukan hasil penjumlahan atau pengurangan bilangan bulat dengan media penggaris dan manik bilangan?”

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dalam karya tulis ini adalah untuk mengetahui penggunaan media penggaris dan manik bilangan dalam menentukan hasil penjumlahan atau pengurangan bilangan bulat.

D. Manfaat Penulisan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa, guru, maupun sekolah. Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bagi siswa, dapat mempermudah dalam memahami penjumlahan atau pengurangan bilangan bulat dan meningkatkan motivasi belajar.

b. Bagi guru, diharapkan guru mendapat pengalaman secara langsung tentang cara menggunakan media penggaris dan manik bilangan pada penjumlahan atau pengurangan bilangan bulat.

c. Bagi sekolah, dapat membantu meningkatkan kualitas hasil belajar, khususnya pelajaran matematika, sehingga secara langsung dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan output sekolah.

BAB II

METODOLOGI PENULISAN

A. Jenis Tulisan

Tulisan ini bersifat kajian pustaka (Library Research) dari sebuah hasil penelitian tindakan kelas (PTK). Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif sehingga menunjukkan suatu kajian ilmiah yang dapat dikembangkan dan diterapkan lebih lanjut.

B. Objek Tulisan

Objek tulisan ini adalah media penggaris dan manik bilangan sebagai alat untuk menetukan hasil penjumlahan atau pengurangan bilangan bulat.

C. Teknik Pengumpulan Data

Data yang disajikan dalam karya tulis ini diperoleh dari hasil penelitian tindakan kelas dan karya inovatif penulis tentang media penggaris dan manik bilangan, serta beberapa literatur berupa buku teks pelajaran matematika sekolah dasar yang relevan dengan objek yang diteliti.

D. Prosedur Penulisan

Penulisan dimulai setelah mengumpulkan data dan direduksi sesuai dengan objek yang dikaji. Selanjutnya diolah dan disimpulkan menjadi sebuah tulisan dan disajikan secara deskriptif.

E. Teknik Analisis dan Sintesis

Analisis dilakukan dengan menelaah berbagai data yang tersedia serta informasi dari beberapa literatur berupa buku teks pelajaran matematika sekolah dasar sehingga menghasilkan sintesis yaitu menentukan hasil penjumlahan atau pengurangan bilangan bulat dengan media penggaris dan manik bilangan.

BAB III

PEMBAHASAN

A. Pembelajaran Matematika

1. Pengertian matematika di SD

Menurut Russefendi (dalam Suherman, 2001) bahwa matematika terbentuk sebagai hasil pemikiran manusia yang berhubungan dengan ide-ide, proses dan penalaran. Pada tahap awal matematika terbentuk pengalaman manusia dalam dunianya secara empiris, karena matematika sebagai aktivitas dan sintesis dengan penalaran di dalam struktur kognitif, sehingga sampailah pada suatu kesimpulan berupa konsep-konsep matematika.

Belajar matematika adalah suatu usaha atau aktivitas mental untuk memahami arti hubungan dari konsep-konsep dan struktur matematika. Hal ini sejalan dengan pendapat Bruner (Hudojo, 1990: 48) memberikan batasan bahwa “belajar matematika adalah belajar tentang konsep-konsep dan struktur-struktur matematika yang terdapat dalam materi yang dipelajari serta mencari hubungan antara konsep dan struktur matematika itu”.

Dalam pembelajaran matematika harus dipelajari secara bertahap, berurutan serta berdasarkan kepada pengalaman yang telah ada sebelumnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Dienes (Hudojo, 1990: 92) bahwa: “belajar matematika melibatkan suatu struktur hirarki dan konsep-konsep tingkat lebih tinggi yang dibentuk atas dasar apa yang telah terbentuk sebelumnya”.

Jhonson & Myklebust (1967: 244) mengemukakan pengertian matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berpikir. Lerner (1988: 430) mengemukakan bahwa: Matematika di samping sebagai bahasa simbolis juga merupakan bahasa universal yang memungkinkan manusia memikirkan, mencatat, dan mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas.

Sedangkan Kline (1981: 172) juga mengemukakan bahwa: Matematika merupakan bahasa simbolis dan ciri utama dari matematika adalah penggunaan bernalar deduktif, tetapi juga tidak melupakan cara belajar induktif. Dari berbagai pendapat yang telah dikemukakan menunjukkan bahwa secara kontemporer pandangan tentang matematika lebih ditekankan pada metodenya daripada persoalan pokok matematika itu sendiri.

2. Hakikat proses belajar mengajar matematika di SD

Untuk memahami pengertian proses belajar mengajar matematika, kita uraikan dulu istilah proses, belajar, mengajar dan matematika.
Proses dalam pengertiannnya di sini merupakan interaksi semua komponen atau unsure yang terdapat dalam ikatan untuk mencapai tujuan Suryanto (1998) mengemukakan bahwa: belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungannya.

image

Sedangkan Mark (1998) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu perubahan yang relative permanent dalam suatu kecenderungan tingkah laku sebagai hasil dari praktek atau latihan. Jadi berdasarkan definisi belajar di atas dapat dirumuskan definisi belajar yaitu proses perubahan tingkah laku yang dialami oleh individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Perubahan yang terjadi dapat berupa perubahan dalam kebiasaan (habit), kecakapan (skill), pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan ketrampilan dasar (psikomotor).

…………………….

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa untuk menentukan hasil penjumlahan atau pengurangan bilangan bulat ternyata bisa dilakukan dengan menggunakan media penggaris dan manik bilangan.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka disarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, guru diharapkan menjadikan media penggaris dan manik bilangan sebagai suatu alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.

2. Guru diharapkan membuat media penggaris dan manik bilangan yang lebih menarik lagi.

3. Media penggaris dan manik bilangan dapat dijadikan inventaris sekolah agar dapat digunakan setiap saat

DAFTAR PUSTAKA

  • Hariyanto.2008.Mengenal Olimpiade Matematika.Jakarta: Media Pusindo.
  • Halling, Abd, 2004, Belajar Pembelajaran. Makassar:. FIP UNM.
  • Hudojo. 1990. Metode Pengajaran Matematika Untuk SD. Terjemahan oleh BambangSumantri, ed. Jakarta: Erlangga
  • Jhonson & Myklebust, 1967. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja
  • Rosdakarya.
  • Lerner ,1988.Meningkatkan Efektivitas Mengajar.Jakarta: Pustaka Jaya.
  • Marshall Mc.Luhan, 1990. Ranah Hasil Belajar. Jakarta : Bumi Aksara.
  • Mark 1998. Belajar dan Pembelajaran. Semarang : Unnes Press.
  • Marcis Kline, 1981.:Matematika”, Ilmu dalam Perspektif, ed Jujun S, Suriasumantri. Jakarta: Gramedia.
  • Mukhtar. 2003. Desai Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Misaka Galiza.
  • Slameto. 1991. Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester. Jakarta: Bumi Aksara.
  • Surahman. 1991. Psikologi Belajar Bandung:Sinar Baru.
  • Suherman, 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.
  • Suryanto. 1998. Meningkatkan Efektivitas Mengajar. Jakarta: Pustaka Jaya.
  • Sudirman, dkk.1992 Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
  • Rajawali.
  • UU Nomor. 20, 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Depdiknas

Download Selengkapnya

INDENTITAS PENULIS

clip_image002

Judul Artikel :

MENENTUKAN HASIL PENJUMLAHAN ATAU PENGURANGAN BILANGAN BULAT

DENGAN MEDIA PENGGARIS DAN MANIK BILANGAN

Nama Pengarang : SUHARTO,S.Pd

Nomor Identitas, NIP : 19820219 200901 1 007

Tempat /Tanggal Lahir : Palopo, 19 Februari 1982

Pekerjaan : PNS (Guru)

Agama : Islam

E-Mail : attolaba@ymail.com

Suku/Kebangsaan : Bugis/Indonesia

Institusi Kerja : SDN 089 Masamba, Jl. Masamba Affair No.178 Masamba

Kec. Masamba, Kab. Luwu utara, Provinsi Sulawesi Selatan

Telp. (0473) 21646, Kode Pos 91962

Alamat Rumah : Desa Laba, Kec. Masamba, Kab. Luwu utara

Provinsi Sulawesi Selatan

Hp. 085 242 669 631 / 085 299 896 754

Kode Pos 91962

BACA SELENGKAPNYA »

Artikel Favorit