Tampilkan postingan dengan label evaluasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label evaluasi. Tampilkan semua postingan

Rabu, 29 Oktober 2014

Jenis evaluasi Pembelajaran berdasarkan tujuannya

Berikut ini adalah Jenis evaluasi Pembelajaran berdasarkan tujuannya :

1. Evaluasi Pembelajaran Diagnostik

Adalah evaluasi diagnostik adalah evaluasi yang ditujukan untuk menelaah kelemahan-kelemahan siswa beserta faktor-faktor penyebabnya.

image

2. Evaluasi Pembelajaran Selektif

Adalah evaluasi selektif adalah evaluasi yang digunakan untuk memilih siwa yang paling tepat sesuai dengan kriteria program kegiatan tertentu.

3. Evaluasi Pembelajaran Penempatan

Adalah evaluasi penempatan adalah evaluasi yang digunakan untuk menempatkan siswa dalam program pendidikan tertentu yang sesuai dengan karakteristik siswa.

4. Evaluasi Pembelajaran Formatif

Adalah evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk memperbaiki dan meningkatan proses belajar dan mengajar.

5. Evaluasi Pembelajaran Sumatif

Adalah evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan untuk menentukan hasil dan kemajuan belajar siswa.

BACA SELENGKAPNYA »

Rabu, 22 Oktober 2014

Tujuan umum evaluasi pembelajaran

Tujuan umum evaluasi pembelajaran adalah untuk menghimpun bahan-bahan keterangan yang akan dijadikan sebagai bukti mengenai taraf perkembangan atau taraf kemajuan yang dialami oleh para peserta didik setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu, mengetahui tingkat efektivitas dari metode-metode pembelajaran yang telah dipergunakan dalam proses pembelajaran selama jangka waktu tertentu.

image

Serta menghimpun informasi yang dijadikan dasar untuk mengetahui taraf kemajuan, taraf perkembangan, atau taraf pencapaian kegiatan belajar siswa.

Tujuan khusus evaluasi pembelajaran adalah :

1. untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program pendidikan

2. untuk mencari dan menemukan faktor penyebab keberhasilan dan ketidakberhasilan peserta didik dalam mengikuti program pendidikan sehingga dapat dicari dan ditemukan jalan keluar atau cara-cara perbaikannya.

3. .Mengetahui kemajuan belajar siswa

4. Mengetahui potensi yang dimiliki siswa

5. Mengetahui hasil belajar siswa

6. Mengadakan seleksi

7. Mengetahui kelemahan atau kesulitan belajar siswa

8. Memberi bantuan dalam pengelompokan siswa

9. Memberikan bantuan dalam pemilihan jurursan

10. Memberikan bantuan dalam kegiatan belajar siswa

11. Memberikan motivasi belajar

12. .Mengetahui efektifitas mengajar guru

13. Mengetahui efisiensi mengajar guru

14. Memberikan balikan pada guru

15. Memberikan bukti untuk laporan kepada orang tua atau masyarakat

16. Memberikan data untuk penelitian dan pengembangan pembelajaran

5

BACA SELENGKAPNYA »

Rabu, 15 Oktober 2014

Fungsi evaluasi pembelajaran

Fungsi evaluasi pembelajaran image

Fungsi evaluasi pembelajaran sangat diperlukan dalam pendidikan antara lain memberi informasi yang dipakai sebagai dasar untuk :

1. memberikan landasan untuk menilai hasil usaha (prestasi) yang telah dicapai oleh peserta didiknya,

2. memberikan informasi yang sangat berguna untuk mengetahui posisi peserta didik dalam kelompoknya,

3. memberikan bahan yang penting untuk memilih dan kemudian menetapkan status peserta didik,

4. memberikan pedoman untuk mencari dan menemukan jalan keluar bagi  peserta didik yang memang memerlukannya,

5. memberikan petunjuk tentang sejauh manakah program pengajaran yang telah ditentukan telah dapat dicapai (Sudijono, 2006:12).

6. Membuat kebijaksanaan dan keputusan.

7. .Menilai hasil yang dicapai para pelajar.

8. Menilai kurikulum.

9. Memberi kepercayaan kepada sekolah.

10. Memonitor dana yang telah diberikan.

11. Memperbaiki materi dan program pendidikan.

BACA SELENGKAPNYA »

Kamis, 09 Oktober 2014

Reabilitas dan Objektivitas Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi pembelajaran adalah proses untuk menentukan nilai pembelajaran yang dilaksanakan, dengan melalui kegiatan pengukuran dan penilaian pembelajaran. Pengukuran yang dimaksud di sini adalah proses membandingkan tingkat keberhasilan pembelajaran dengan ukuran keberhasilan pembelajaran yang telah ditentukan secara kuantitatif, sedangkan penilaian yang dimaksud di sini adalah proses pembuatan keputusan nilai keberhasilan pembelajaran secara kualitatif.Evaluasi merupakan sarana untuk mendapatkan informasi yang diperoleh dari proses pengumpulan dan pengolahan data. image

Reabilitas

Kata reabilitas diambil dri bahasa inggris yaitu “reliable” yang artinya dapat dipercaya atau keajegan yang sifatnya tidak berubah dari waktu kewaktu. Atau bisa juga diartikan dengan “ketepatan”.

Cara-cara mencari besarnya reabilitas, yaitu ada tiga cara :

1. metode bentuk pararel (equivalent)

2. metode tes ulang ( tes-retest method)

3. metode belah dua (split – half method)

Objektivitas

Objektivitas ialah tidak adanya unsure pribadi yang mempengaruhi. Dan apabila dikaitkan dengan reabilitasd maka objektivitas menekankan ketetapan (covsistency) pada system scoring, sedang reabilitas menekankan ketetapan dalam hasil tes.

BACA SELENGKAPNYA »

Rabu, 08 Oktober 2014

Pentingnya Evaluasi Pembelajaran

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui hasil yang telah dicapai oleh pendidik dalam proses pembelajaran adalah melalui evaluasi.Evaluasi merupakan subsistem yang sangat penting dan sangat di butuhkan dalam setiap sistem pendidikan, karena evaluasi dapat mencerminkan seberapa jauh perkembangan atau kemajuan hasil pendidikan.Dalam setiap pembelajaran, pendidik harus berusaha mengetahui hasil dari proses pembelajaran yang ia lakukan. image

Pentingnya diketahui hasil ini karena dapat menjadi salah satu patokan bagi pendidik untuk mengetahui sejauh mana proses pembelajran yang dia lakukan dapat mengembangkan potensi peserta didik. Dengan evaluasi, maka maju dan mundurnya kualitas pendidikan dapat diketahui, dan dengan evaluasi pula, kita dapat mengetahui titik kelemahan serta mudah mencari jalan keluar untuk berubah menjadi lebih baik ke depan.

Evaluasi pendidikan danpengajaran adalah proses kegiatan untuk mendapatkan informasi data mengenai hasil belajar mengajar yang dialami siswa dan mengolah atau menafsirkannya menjadi nilai berupa data kualitatif atau kuantitatif sesuai dengan standar tertentu. Evaluasi yang dilakukan oleh pendidik ini dapat berupa evaluasi hasil belajar dan evaluasi pembelajaran. Namun, dalam makalah ini,hanya akandibicarakan masalah evaluasi pembelajaran.

BACA SELENGKAPNYA »

Kamis, 18 September 2014

Evaluasi Pembelajaran Teknik nontes

Evaluasi dengan teknik nontes antaralain :

a. Skala Bertingkat (rating scale)

Skala mengambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap sesuatu hasil pertimbangan. Dengan maksud agar pencatatannya dapat objektif maka penilaian terhadap penampilan atau penggambaran kepribadian seseorang disajikan dalam bentuk skala.

image

b. Kuesioner (questionair)

Kuesioner (questionair) dikenal dengan sebagai angket. Kuesioner ialah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang aka diukur (responden). Dengan kuesioner ini orang dapat diketahui tentang keadan atau data diri, pengalaman, pengetahuan sikap atau pendapatnya dsb.

Kuesioner dapat ditinjau dari beberapa segi, yaitu :

1. Ditinjau dari segi siapa yang menjawab

a. Kuesioner langsung

Kuesioner ini diisi dan dikirimkan langsung oleh orang yang akan diminta jawaban tentang dirinya.

b. Kuesioner tidak langsung

Kuesioner ini dikirimkan dan diisi oleh bukan orang yang diminta keterangannya. Dan digunakan untuk mencari informasi tentang bawahan, anak, saudara, tetangga, dsb.

2. Ditinjau dari segi menjawab

a. Kuesioner tertutup

Kuesioner ini disusun dengan menyediakan pilihan jawaban lengkap sehingga pengisi hanya tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilih.

b. Kuesioner terbuka

Kuesioner ini disusun sedemikian rupa sehingga para pengisi bebas mengemukakan pendapatnya. Dan kuesioner ini digunakan untuk meminta pendapat seseorang.

c. Daftar vocok (check list)

Daftar cocok (check list ialah deretan pertanyaan (yang biasanya singkast-singkat), disini responden yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cocok( ) ditempat yang sudah disediaka.

d. Wawancara

Wawancara(interview) ialah suatu metode atau cara yang digunakan untukmendapatkan jawaban dari responden dengan jalan Tanya-jawab sepihakWawancara dapat dilakukan oleh 2 cara, yaitu:

1. Interviu bebas, yaitu dimana responden mempunyai kebebasan untuk mengutarakan pendapatnya, tanpa dibatasi oleh patokan-patokan yang telah dibuat oleh subjek evaluasi.

2. Interviu terpimpin, yaitu dilakukan oleh subjek evaluasi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sudah disusun terlebih dahulu, sehingga responden pada waktu menjawab pertanyaan tinggal memilih jawaban yang sudah dipersiapkan oleh penanya.

e. Pengamatan (observastion)

pengamatan ialah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis. Ada dua macam obervasi (pengamatan), yaitu :

1. observasi partisipan, yaitu observasi yang dilakukan oleh pengamat, tetapi dalam pada waktu itu pengamat memasuki dan mengikuti kegiatan kelompok yang sedang diamati.

2. Observasi sistematik, yaitu dimana factor-faktor yang diamati sudah didaftar secara sistematis dan sudah diatur menurut kategorinya. Dalam observasi ini pengamat berada diluar kelompok. Dengan demikian pengamat tidak dibingungkan oleh situasi yang melingkungi dirinya.

3.Observasi eksperimental, yaitu terjadi jika pengamat tidak berpatisipasi dalam kelompok.

f. Riwayat hidup

riwayat hidup adalah gambaran tentang keadaan seseorang selama masa kehidupannya.

BACA SELENGKAPNYA »

Sabtu, 06 Juli 2013

evaluasi diri sekolah

Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) dan Kementerian Agama (Kemenag) telah menunjukkan komitmen dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah-sekolah di Indonesia melalui Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) sesuai dengan Permendiknas No. 63 tahun 2009.

SPMP mendefinisikan penjaminan mutu sebagai ‘serangkaian proses dan sistem yang saling terkait untuk mengumpulkan, menganalisa, dan melaporkan data mengenai kinerja dan mutu dari tenaga kependidikan, program dan lembaga. Proses penjaminan mutu mengindentifikasi bidang-bidang pencapaian dan prioritas untuk perbaikan, menyediakan data untuk pembuatan keputusan berbasis bukti dan membantu membangun budaya perbaikan yang berkelanjutan. Pencapaian mutu pendidikan dikaji berdasarkan Standar Pelayanan Minimum (SPM) dan Standar Nasional Pendidikan (SNP). Model di bawah ini mengetengahkan pengkajian mutu dan metode analisa data :

clip_image002[4]

Sebagai komponen penting dalam SPMP, Evaluasi Diri Sekolah (EDS) merupakan dasar peningkatan mutu dan penyusunan Rencana Kerja Tahunan (RKT) sekolah. EDS juga menjadi sumber informasi kebijakan untuk penyusunan program pengembangan pendidikan kabupaten/kota. Karena itulah EDS menjadi bagian yang integral dalam penjaminan dan peningkatan mutu. EDS adalah suatu proses yang memberikan tanggung jawab kepada sekolah untuk mengevaluasi kemajuan mereka sendiri dan mendorong sekolah untuk menetapkan prioritas peningkatan mutu sekolah. Kegiatan EDS berbasis sekolah, tetapi proses ini juga mensyaratkan adanya keterlibatan dan dukungan dari orang-orang yang bekerja dalam berbagai tingkatan yang berbeda dalam sistem ini, dan hal ini tentu saja membantu terjaminnya transparansi dan validitasi proses.

EDS merupakan komponen penentu yang sangat penting dalam sistem pengembangan pendidikan nasional karena dengan EDS sekolah berperan dalam membangun informasi pendidikan nasional terutama dalam memotret kinerja sekolah dalam penerapan SPM dan SNP. Informasi yang terbangun menjadi dasar untuk dasar perencanaan peningkatan mutu berkelanjutan dan pengembangan kebijakan pendidikan pada tingkat kab/kota, propinsi, dan nasional.

untuk mengakses alamat layanan EDS Online pada aplikasi Padamu Negeri Kemdikbud silahkan klik disini

BACA SELENGKAPNYA »

Sabtu, 26 Mei 2012

Evaluasi Penilaian hasil belajar

Penilaian hasil belajar adalah kegiatan atau cara yang ditujukan untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran dan juga proses pembelajaran yang telah dilakukan. Pada tahp ini seorang guru dituntut memiliki kemampuan dalam menentukan pendekatan dan cara-cara evaluasi, penyu­sunan alat-alat evaluasi, pengolahan, dan penggunaan hasil evaluasi.

Pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berinteraksi dalam usaha mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Setiap proses pembelajaran berlangsung, penting bagi seorang guru maupun peserta didik untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan tersebut. Hal ini hanya dapat diketahui jika guru melakukan evaluasi, baik evaluasi terhadap proses maupun produk pembelajaran. Evaluasi memiliki arti lebih luas daripada penilaian. Dengan kata lain di dalam evaluasi tercakup di dalamnya penilaian.

Siapapun yang melakukan tugas mengajar, perlu mengetahui akibat dari pekerjaan-nya. Pendidik harus mengetahui sejauhmana peserta didik telah menyerap dan menguasai materi yang telah diajarkan. Sebaliknya, peserta didik juga membutuhkan informasi tentang hasil pekerjaannya. Hal ini hanya dapat diketahui jika seorang pendidik (guru) melakukan evaluasi. Sebelum melakukan evaluasi, maka guru harus melakukan penilaian yang didahului dengan pengukuran.

Pengukuran hasil belajar adalah cara pengumpulan informasi yang hasilnya dapat dinyatakan dalam bentuk angka yang disebut skor. Penilaian hasil belajar adalah cara menginterpretasikan skor yang diperoleh dari pengukuran dengan mengubahnya menjadi nilai dengan prosedur tertentu dan menggunakannya untuk mengambil keputusan. Sebenar-nya penilaian hasil belajar sudah mencakup pengukuran hasil belajar, sehingga instrumen/ alat pengukuran sering disebut sebagai instrumen/alat penilaian.

Ada sebagian ahli pendidikan menyamakan arti evaluasi dengan penilaian, tetapi sesungguhnya evaluasi memiliki arti yang lebih luas, yaitu penggunaan hasil penilaian untuk mengambil keputusan, seperti untuk menentukan kelulusan, penempatan, penjurusan, dan perbaikan program. Evaluasi hasil belajar merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Jadi, evaluasi mencakup penilaian sekaligus pengukuran, namun alat evaluasi sering disebut juga alat penilaian. evaluasi pembelajaran

Pendekatan atau cara yang dapat digunakan untuk melakukan evaluasi/ penilaian hasil belajar adalah melalui Penilaian Acuan Norma (PAN) dan Penilaian Acuan Patokan (PAP).

PAN adalah cara penilaian yang tidak selalu tergantung pada jumlah so-al yang diberikan atau penilaian dimasudkan untuk mengetahui kedudukan hasil belajar yang dicapai berdasarkan norma kelas. Siswa yang paling besar skor yang didapat di kelasnya, adalah siswa yang memiliki kedudukan terting­gi di kelasnya.

Sedangkan PAP adalah cara penilaian, dimana nilai yang diperoleh sis­wa tergantung pada seberapa jauh tujuan yang tercermin dalam soal-soal tes yang dapat dikuasai siswa. Nilai tertinggi adalah nilai sebenarnya berdasar­kan jumlah soal tes yang dijawab dengan benar oleh siswa. Dalam PAP ada passing grade atau batas lulus, apakah siswa dapat dikatakan lulus atau tidak berdasarkan batas lulus yang telah ditetapkan.

Pendekatan PAN dan PAP dapat dijadikan acuan untuk memberikan pe­nilaian dan memperbaiki sistem pembelajaran.

Kempuan lainnya yang perlu dikuasai guru pada kegiatan evaluasi/ pe­nilaian hasil belajar adalah menyusun alat evaluasi. Alat evaluasi meliputi: tes tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan. Seorang guru dapat menentukan alat tes tersebut sesuai dengan materi yang disampaikan.

Bentuk tes tertulis yang banyak dipergunakan guru adalah ragam benar/ salah, pilihan ganda, menjodohkan, melengkapi, dan jawaban singkat.

Tes lisan adalah soal tes yang diajukan dalam bentuk pertanyaan lisan dan langsung dijawab oleh siswa secara lisan. Tes ini umumya ditujukan un­tuk mengulang atau mengetahui pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang telah disampaikan sebelumnya.

Tes perbuatan adalah tes yang dilakukan guru kepada siswa. Dalam hal ini siswa diminta melakukan atau memperagakan sesuatu perbuatan sesuai de­ngan materi yang telah diajarkan seperti pada mata pelajaran kesenian, kete­rampilan, olahraga, komputer, dan sebagainya.

Indikasi kemampuan guru dalam penyusunan alat-alat tes ini dapat di­gambarkan dari frekuensi penggunaan bentuk alat-alat tes secara variatif, ka­rena alat-alat tes yang telah disusun pada dasarnya digunakan sebagai alat pe­nilaian hasil belajar.

Berikutnya adalah memilih bentuk soal, apakah soal objektif atau uraian, tergantung tujuan penilaian yang akan dilakukan. Soal objektif membuatnya lama, biasanya hanya mengukur aspek kognitif tingkat rendah, dan ada kemungkinan peserta didik menebak jawaban, namun kelebihannya mudah dan cepat mengoreksinya, mencakup banyak materi, dan objektivitas tinggi. Sedangkan soal uraian memiliki kelebihan dan kelemahan sebaliknya. Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan jika guru akan membuat soal objektif maupun uraian, diantaranya:

a. Soal bentuk benar-salah

  • Diusahakan jumlah kunci jawaban B dan S seimbang (tidak harus sama).
  • Usahakan jumlahnya lebih dari 50 butir soal agar dapat memenuhi validitas isi.
  • Hindarkan pernyataan yang terlalu umum dan kompleks.
  • Hindarkan kata yang berarti tak tentu, seperti umumnya, biasanya, kebanyakan.

b. Soal bentuk menjodohkan

  • Jumlah butir alternatif jawaban dibuat lebih banyak.
  • Jumlah butir soal maksimal 5 dan jumlah butir alternatif jawaban maksimal 7.
  • Usahakan butir soal dan butir alternatif mengenai hal yang homogen.

c. Soal bentuk pilihan ganda

  • Memenuhi kualitas dari aspek konstruksi, seperti tidak menggunakan kalimat negatif (apalagi negatif ganda), pertanyaan harus tegas/tidak meragukan, tidak boleh menje-bak (misal memberi data yang sebenarnya tidak digunakan dalam perhitungan), dan butir soal tidak bergantung pada butir sebelumnya (merugikan siswa).
  • Memenuhi kualitas dari aspek bahasa, seperti kalimat yang komunikatif, tidak menimbulkan penafsiran ganda, menggunakan bahasa umum yang baku, dan meng-hindari penggunaan kata yang bermakna tidak tentu, misal kebanyakan, seringkali, kadang-kadang, pada umumnya.
  • Petunjuk tidak boleh menggunakan kata “paling benar”, karena soal objektif tidak mengenal gradasi kebenaran.
  • Kalimat soal (stem) lebih panjang daripada kalimat pada option.
  • Panjang option homogen.
  • Pola jawaban kunci tidak saistematis/teratur.

d. Soal uraian

Soal uraian dikatakan soal subjektif karena besar kemungkinan masuknya unsur pribadi dalam proses koreksi atau penilaian oleh berbagai sebab, seperti jawaban yang tidak tentu (terutama pertanyaan yang memerlukan penalaran dalam menjawab), faktor kenal peserta didik, tulisan, dan suasana hati. Oleh karena itu ketika kita memilih soal uraian, maka perlu mengetahui cara-cara untuk meminimalisir subjektivitas tersebut, diantaranya:

  • Dibuat pedoman penskoran. Penskoran dilakukan pada setiap langkah pengerjaan.
  • Bobot skor untuk setiap butir instrumen ditentukan berdasarkan tingkat kesulitan butir instrumen.
  • Soal yang teoretis ditetapkan kata kunci yang harus ada dalam jawaban peserta didik.
  • Mengoreksi nomor yang sama secara berurutan pada semua lembar jawaban.
  • Menyelesaikan koreksi dalam waktu yang sama atau berhenti mengoreksi pada nomor soal yang sama, karena suasana hati mempengaruhi hasil penilaian.
  • Menutup identitas.
  • Menghindari kata tanya “Menurut pendapat Anda”, “Apa yang Anda ketahui”, “Sejauh-mana”, “Bolehkah/Dapatkah”, jika tidak menginginkan pendapat peserta didik sendiri.

 

referensi :

  • Depdiknas. (1999). Pengelolaan Pengujian bagi Guru Mata Pelajaran. Jakarta: Depdiknas.
BACA SELENGKAPNYA »

Artikel Favorit