Tampilkan postingan dengan label konsep supervisi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label konsep supervisi. Tampilkan semua postingan

Minggu, 31 Agustus 2014

Konsep Supervisi Klinis

Konsep Supervisi klinis, Supervisi klinis pada dasarnya merupakan pembinaan kinerja guru dalam mengelola proses belajar mengajar yangdidesain dengan praktis dan rasional, baik desain maupun pelaksanaannya dilakukan atas dasar analisis data mengenai kegiatan-kegiatan di kelas, selanjutnya data tersebut oleh supervisor dijadikandasar penyusunan rencana, program dan prosedur,sertastrategi pembinaan guru. image

Tujuan supervisi klinis adalah meningkatkan pengajaranguru dikelas. Tujuan ini dirinci lagi ke dalam tujuan yang lebih spesifik, yaitu untuk: (1) memberikanumpan balik yang obyektif terhadap guru,

(2) mendiagnosis dan membantu memecahkan masalah-masalah pengajaran, (3) membantu guru mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilannya, (4) mengevaluasi guru untuk berbagai kepentingan (promosi jabatan dan keputusan lainnya), dan (5) membantu guru mengembangkan satu sikap positif terhadap pengembangan profesional yang berkesinambungan. b. Langkah-langkah Supervisiklinis

Proses supervisiklinis dilakukan melalui tiga tahap esensial yang berbentuk siklus, yaitu (1) tahap pertemuan awal, (2) tahap observasi mengajar, dan (3) tahap pertemuan balikan. Ketiga tahapa tersebut dapat diuraiakan sebagai berikut:

1)Tahap Pertemuan Awal

Tahap pertama dalam proses supervisiklinis adalah tahap pertemuan awal (pre-conference).Pertemuan ini dilakukan sebelum melaksanakan observasi kelas oleh karena itu disebut pre-observation conference.

satu agenda yang harus dilakukanpada akhir pertemuan awal, yaitu:

(a) Menetapkan kontrak atau persetujuan antara supervisor dan guru tentang apa saja yang akan diobservasi, misalnya:

· Tujuan instruksional umum dan khusus pengajaran.

· Hubungan tujuan pengajaran dengan keseluruhan program pengajaran yang diimplementasikan.

· Aktivitas yang akan diobservasi dan kemungkinan perubahannya.

· Deskripsi spesifik tentang masalah-masalah yang ingin mendapat balikan.

(b) Menetapkan mekanisme atau aturan-aturan observasi meliputi:

· Waktu (jadwal) observasi.

· Lamanya observasi.

· Tempat observasi.

(c) Menetapkan rencana spesifik untuk melaksanakan observasi meliputi:

· Tempatduduksupervisorselama observasi.

· Perlu tidaknyatujuan observasidan jwaktunya.

· Tindakan khusus.

· Interaksisupervisordengan murid-murid.

· Perlukah adanya material atau persiapan khusus.

· Kegiatan akhirobservasi.

2)Tahap Observasi Pembelajaran

Tahap kedua dalam proses supervisiklinis adalah tahap observasi proses pembelajaran secara sistematis, obyektif, dan holistik. Fokus observasi supervisi klinis adalah pada sikap, pengetahuan dan keterampilan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Proses observasi ini dilakukan sesuai dengan kesepakatan bersama antara supervisor dan guru pada waktu mengadakan pertemuan awal.

Untuk menghindari pelaksanaan observasi ini tidak mengalami kesulitan diperlukan bermacam-macam keterampilan. ada dua aspek yang harus diputuskan dan dilaksanakan oleh supervisor sebelum dan sesudah melaksanakan observasi mengajar, yaitu menentukan aspek-aspek yang akan diobservasi mengajar dan bagaimana cara mengobservasinya.Aspek-aspek yang akan diobservasi harus sesuai dengan hasil diskusi dan kesepakatan antarasupervisor dan guru pada waktu pertemuan awal.

“If we follow through with the cycle of clinical supervisor the teacher and supervisor in the preobservation conference have decided on the specific behaviors of teacher and students which the supervisor will observe. The supervisor concentrates on the presence or absence of the spesific behaviors.” Artinya, bahwa jika kita mengikutifokus spesifik yang akan diamati dalam siklus supervisi klinis oleh supervisorkepada guru yang telah diputuskan melalui kesepakan dalam pertemuan awal, maka supervisor harus berkonsentrasi pada ada atau tidak adanya fokusspesifikyang telah diputuskan tersebut.

Sedangkan mengenai bagaimana mengobservasi juga perlu mendapatkan perhatian. Maksud baik supervisi akan tidak berarti apabila usaha-usaha observasi tidak bisa memperoleh data yang seharusnya diperoleh. Tujuan utama pengumpulan data adalah untuk memperoleh informasi yang nantinya akan digunakan untuk mengadakan tukar pikiran dengan guru setelah observasi aktivitas yang telah dilakukan di kelas. Di sinilah letak pentingnya teknik dan instrumen oberservasi yang bisa digunakan untuk mengobservasi guru mengelola proses belajar mengajar.

Sehubungan dengan teknik dan instrumen ini, sebenarnya pada peneliti telah banyak yang mengembangkan bermacam-macam teknik yang bisa digunakan dalam mengobservasi pengajaran. kita untuk menggunakannya dalam proses supervisi klinis beberapa teknik tersebut adalah sebagai berikut:

(a) Selective verbatim. Di sini supervisor membuat semacam rekaman tertulis, yang bisa dibuat dengan secara rinci. Sudah barang tentu tidak semua kejadian verbal harus direkam dan sesuai dengan kesepakatan bersama antara supervisor dan guru pada pertemuan awal, hanya kejadian-kejadian tertentu yang harus direkam secara selektif. Transkrip ini bisa ditulis langsung berdasarkan pengamatan dan bisa juga menyalin

dari apa yang direkam terlebih dahulu melalui tape recorder. (b)Rekaman observasional dalam grafik atau gambar. Di sini, supervisor mendokumentasikan perilaku-perilaku murid-murid sebagaimana mereka berinteraksi dengan seorang guru selama pengajaran berlangsung. Seluruh kompleksitas perilaku dan interaksi di deskripsikan secara bergambar. Melalui penggunaan grafik atau gambar ini, supervisor bisa mendokumentasikan secara visual interaksi guru dengan murid-murid dengan murid. Sehingga dengan mudah diketahui apakah guru hanya berinteraksi dengan semua murid atau hanya dengan sebagian murid, apakah semua murid atau hanya sebagian murid yang terlibat proses belajar

mengajar.

(c) Wide-lens techniques. Di sini supervisor membuat catatan yang lengkap mengenai kejadian-kejadian di kelas dan cerita yang panjang lebar. Teknik ini bisa juga disebut dengan anecdotal record.

(d) Checklist and timeline coding. Di sini supervisor mengobservasi dan mengumpulkan data perilaku belajar mengajar.Perilaku pembelajaran ini sebelumnya telah diklasifikasi atau dikategorikan.

3)Tahap PertemuanBalikan

Tahap ketiga dalam proses supervisiklinis adalah tahap pertemuan balikan. Pertemuan balikan dilakukan segera setelah melaksanakan observasi pengajaran, dengan terlebih dahulu dilakukan analisis terhadap hasil observasi. Tujuan utama pertemuan balikan ini adalah menindaklanjuti apa saja yang dilihat oleh supervisor, sebagai observer, terhadap proses belajar mengajar. Pembicaraan dalam pertemuan balikan ini adalah ditekankan pada identifikasi dan analisis persamaan dan perbedaan antara perilaku guru dan murid yang direncanakan dan perilaku aktual guru dan murid, serta membuat keputusan tentang apa dan bagaimana yang seharusnya akan dilakukan sehubungan dengan perbedaan yang ada.

Pertemuan balikan ini merupakan tahap yang penting untuk mengembangkan perilaku guru dengan cara memberikan balikan tertentu. Balikan ini harus deskriptif, spesifik, konkrit, bersifat memotivasi, aktual, dan akurat sehingga betul-betul bermanfaat bagi guru. Paling tidak ada lima manfaat pertemuan balikan bagi gurusebagaimana dikemukakan oleh Goldhammer, dkk. (1981), yaitu: (1) guru bisa diberi penguatan dan kepuasan kerja, sehingga bisa termotivasi dalam kerjanya, (2) isu-isu dalam pengajaran bisa didefinisikan bersama supervisor dan guru dengan tepat, (3) supervisor bila mungkin dan perlu, bisa berupaya mengintervensi secara langsung guru untuk memberikan bantuan didaktik dan bimbingan, (4) guru bisa dilatih dengan teknik ini untuk melakukan supervisi terhadap dirinya sendiri, dan (5) guru bisa diberi pengetahuan tambahan untuk meningkatkan tingkat analisis profesionalisme diri pada masa yang akan datang.

Sebelum mengadakan pertemuan balikan supervisor terlebih dahulu menganalisis hasil observasi dan merencanakan bahan yang akan dibicarakan dengan guru. Begitu pula diharapkan guru menilai dirinya sendiri.Setelah itu dilakukan pertemuan balikan ini.Dalam pertemuan balikan ini sangat diperlukan adanya keterbukaan antara supervisor dan guru.Sebaiknya, sedari awal supervisor menanamkan kepercayaan pada diri guru bahwa pertemuan balikan ini bukan untuk menyalahkan guru melainkan untuk memberikan masukan perbaikansebelum melanjutkan dengan analisis bersama setiap aspek pengajaran yang menjadi perhatian supervisi klinis.

Berikut ini beberapa langkah penting yang harus dilakukan selama pertemuanbalikan:

(a)Menanyakan perasaan guru secara umum atau kesannya terhadap pengajaran yang dilakukan, kemudian supervisor berusaha memberikan penguatan.

(b)Menganalisis pencapaian tujuan pengajaran. Di sini supervisor bersama guru mengidentifikasi perbedaan antara tujuan pengajaran yang direncanakan dan tujuan pengajaran yang dicapai.

(c)Menganalisis target keterampilan dan perhatian utama guru. Di sini (supervisor bersama guru mengidentifikasi target ketrampilan dan perhatian utama yang telah dicapai dan yang belum dicapai. Bisa jadi pada saat ini supervisor menunjukkan hasil rekaman observasi, sehingga guru mengetahui apa yang telah dilakukan dan dicapai, dan yang belum sesuai dengan target keterampilan dan perhatian utama guru sebagaimana disepakati pada tahap pertemuan awal. Apabila dalam kegiatan observasi supervisor merekam proses belajar mengajar dengan alat elektronik, misalnya dengan menggunakan alat syuting, maka sebaiknya hasil rekaman ini dipertontonkan kepada guru sehingga ia dengan bebas melihat dan menafsirkannya sendiri.

(d)Supervisor menanyakan perasaannya setelah menganalisis target keterampilan dan perhatian utamanya.

(e)Menyimpulkan hasil dari apa yang telah diperolehnya selama proses supervisiklinis. Dalam kegiatan ini supervisi memberikan kesempatan kepada guru untuk menyimpulkan target keterampilan dan perhatian utamanya yang telah dicapai selama proses supervisi klinis.

(f) Mendorong guru untuk merencanakan latihan-latihan berikut sekaligus menetapkan rencana berikutnya.

Urutan kegiatansupervisi pembelajaran secara klinis dapat digambarkan sebagai berikut:

Proses Supervisi Klinisclip_image002

Dalam pelaksanaan supervisi klinis sangat diperlukan iklim kerja yang baik dalam pertemuan awal, observasi pengajaran, maupun dalam pertemuan balikan.Faktor yang sangat menentukan keberhasilan supervisiklinis sebagai satu pendekatan supervisi pengajaran adalah kepercayaan (trust) pada guru bahwa tugas supervisor semata-mata untuk membantumengembangkan pengajaran guru.Upaya memperoleh kepercayaan guru ini memerlukan satu iklim kerja yang oleh para teoritisi disebut dengan istilah kolegial (collegial).

Pelaksanaan supervisiklinis bisa dikatakan telah memiliki iklim kolegial apabila antara supervisor dan guru bukanlah hubungan atasan dan bawahan atau tetapi hubungan sesama. Hal lain penentu keberhasilan supervisiklinisadalah kesediaandan kebersamaansupervisor dan guru untuk meluangkan waktu masing-masing dalam semua tahapan yang harus dilakukan.

 

BACA SELENGKAPNYA »

Jumat, 29 Agustus 2014

Konsep Supervisi Pembelajaran

Supervisi pembelajaran secara umum merupakan bantuan profesional kepada guru dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaransehingga guru dapat membantu peserta didik untukbelajar lebih aktif, kreatif, inovatif, efektif, efisein dan menyenangkan. Dalam konteks kurikulum 2013, kualitas proses pembelajaran yang harus ditingkatkan adalah bagaiman guru membantu peserta didik untuk meningkatkan kemampuan kreativitas mereka melalui kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring dalam proses pembelajaran.Oleh karena itu, supervisi pembelajaran ini harus dilakukan secaraterencana.

Selain itu, kegiatan supervisi pembelajaran harus membantu guru agar mampu melakukan proses pembelajaran yang berkualitasagar dapat meningkatkan hasil belajarpeserta didik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dengan mandiri. Supervisi pembelajaran merupakan “...the process of bringing about improvement in instruction by working with people who are helping the pupils. It is a process of stimulating growth and a means of helping teachers to help themselves....”Artinya, bahwa supervisi pembelajaran merupakan proses mengupayakan peningkatan proses pembelajaran melalui kerjasama dengan orang yang membimbingpeserta didik, proses melakukan stimulasi perkembangan,dan sebagai mediabagi guru untuk memperbaiki diri. Dengan demikian, supervisi pembelajaran lebih menekankan pada memberi doronganperbaikan mandiri guru dalam meningkatkan proses pembelajaran. image

Fungsi dukungan dalam supervisi pembelajaran adalah menyediakan bimbingan profesional dan bantuan teknis pada guru untuk meningkatkan proses pembelajaran.Logikanya, dengan mengajar lebih baik berarti membantu peserta didikuntuk belajar lebih bermakna, lebih berkualitas, lebih cepat, lebih mudah, lebih menyenangkan,lebih banyak, lebih aplikatifdanefektif.

Dalam konteks implementasi kurikulum 2013, kegiatan untuk membantu peserta didiktersebut diharapkan dapat memberi pengalaman proses pembelajaran yang tidak hanyameningkatkanpengetahuansaja, tetapi harus meningkatkan kreativitas, inovasi, berfikir kritis, dan berkarakter kuat, diantaranyabertanggung jawab, mandiri, toleran, produktif, bekerja sama, dan lain-lain, disamping dukungan kemampuan memanfaatkan informasi dan berkomunikasi.Olehkarena itu, guru membutuhkan bantuan dan dukungandalam memahami dan mempraktekkan strategi dan teknikpembelajaran yang dapat meningkat hasil belajar peserta didiksesuai dengan tuntutan kurikulum.

Beberapa upaya yang dapat mendukung guru adalah meningkatkan proses pembelajaran, diantaranya:

1. Menggunakan buku petunjuk guru dan peserta didik dan bahan pembantulainnyasecara efektif.

2. Mengembangkan metodologi dan teknik pembelajaran yang bervariasi danfleksibelsesuai dengan tujuan.

3. Memanfaatkanlingkungan sekitar sebagaisumber belajar.

4. Menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif.

5. Mengenali karakteristik peserta didik baik fisik, psikis, bakat, minat, maupun kebutuhannya sebagai bahan pertimbangan proses pembelajaran yang akan dilakukan.

6. Meningkatkan kemampuan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring.

7. Mengevaluasi peserta didikdengan lebih akurat, teliti, dan holistik.

8. Mengoptimalkan informasi dan teknologiuntukmeningkatkan inovasi dan kreatifitas layanan pembelajaran.

9. Melakukan pengembangan keprofesian secara berkelanjutan.

BACA SELENGKAPNYA »

Artikel Favorit