Tampilkan postingan dengan label ilmiah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ilmiah. Tampilkan semua postingan

Kamis, 01 November 2012

TERBITAN BERKALA ILMIAH ATAU JURNAL ILMIAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL TENTANG TERBITAN BERKALA ILMIAH.


Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan :
1. Terbitan berkala ilmiah adalah bentuk pemberitaan atau komunikasi yang memuat
karya ilmiah dan diterbitkan secara berjadwal dalam bentuk tercetak dan/atau
elektronik.
2. Akreditasi terbitan berkala ilmiah adalah pengakuan resmi atas penjaminan
mutu ilmiah melalui kewajaran penyaringan naskah, kelayakan pengelolaan, dan
ketepatan waktu penerbitan terbitan berkala ilmiahnya.
3. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian
Pendidikan Nasional.
4. Kementerian adalah Kementerian Pendidikan Nasional.
5. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
pendidikan nasional.

Pasal 2
Terbitan berkala ilmiah dapat diterbitkan oleh perguruan tinggi, lembaga penelitian dan pengembangan, atau organisasi profesi.

Pasal 3
Terbitan berkala ilmiah bertujuan meregistrasi kegiatan kecendekiaan, menyertifikasi hasil kegiatan yang memenuhi persyaratan ilmiah, mendiseminasikannya secara meluas kepada khalayak ramai, dan mengarsipkan semua temuan hasil kegiatan kecendekiaan ilmuwan dan pandit yang dimuatnya.
Pasal 4

Terbitan berkala ilmiah memuat artikel dari penulis yang dapat berafiliasi dengan perguruan tinggi, lembaga penelitian dan pengembangan, organisasi profesi, atau industri.




Pasal 5
(1) Untuk meningkatkan mutu dan relevansi serta meningkatkan daya saing
ilmuwan Indonesia, perlu dilakukan akreditasi terbitan berkala ilmiah.
(2) Akreditasi terbitan berkala ilmiah dilakukan berdasarkan penilaian terpenuhinya
persyaratan mutu minimum yang ditentukan untuk dimensi substansi, fisik, penampilan, dan pengelolaan sesuai dengan Pedoman Akreditasi Terbitan Berkala Ilmiah.
(3) Pedoman Akreditasi Terbitan Berkala Ilmiah sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Direktur Jenderal.

Pasal 6
(1) Hasil akreditasi terbitan berkala ilmiah mendapat predikat akreditasi A dengan
sebutan sangat baik atau B dengan sebutan baik.
(2) Hasil akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh Direktur
Jenderal.
Pasal 7
(1) Akreditasi terbitan berkala ilmiah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku
untuk masa 5 (lima) tahun.
(2) Direktur Jenderal dapat mencabut atau menurunkan predikat akreditasi terbitan
berkala ilmiah sebelum berakhirnya masa berlaku akreditasi apabila terjadi ketidaksesuaian dengan pedoman akreditasi terbitan berkala ilmiah.
Pasal 8
Terbitan berkala ilmiah diakreditasi apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. memuat artikel yang secara nyata memajukan pengetahuan, ilmu, teknologi,
dan/atau seni yang didasarkan pada hasil penelitian dan telaahan yang
mengandung temuan dan/atau pemikiran yang orisinil serta bebas plagiarisme;
b. memiliki dewan redaksi atau penyunting bereputasi yang mewakili bidang
pengetahuan, ilmu, teknologi, dan/atau seni;
c. melibatkan mitra bebestari dari berbagai perguruan tinggi dan/atau badan
penelitian dan pengembangan serta industri yang berbeda dari dalam dan/atau
luar negeri yang menyaring naskah secara anonim;
d. ditulis dalam Bahasa Indonesia dan/atau bahasa resmi Perserikatan Bangsa-
Bangsa;
e. menjaga ketaatasasan gaya penulisan dan format penampilannya;
f. diterbitkan secara tercetak dan secara elektronik melalui jejaring teknologi
informasi dan komunikasi; dan
g. menepati jadwal terbit.
Pasal 9

(1) Akreditasi terbitan berkala ilmiah dilakukan oleh Tim Akreditasi Terbitan Berkala
Ilmiah.
(2) Tim Akreditasi Terbitan Berkala Ilmiah ditetapkan oleh dan bertanggung jawab
kepada Direktur Jenderal.




(3) Tim Akreditasi Terbitan Berkala Ilmiah beranggotakan paling sedikit 11 (sebelas)
orang dan paling banyak 15 (lima belas) orang yang berasal dari berbagai kelompok bidang ilmu.
(4) Tim Akreditasi Terbitan Berkala Ilmiah dipimpin oleh seorang ketua dan seorang
sekretaris yang dipilih dari dan oleh anggota secara musyawarah.
(5) Masa jabatan keanggotaan Tim Akreditasi Terbitan Berkala Ilmiah dalam satu
periode selama 3 (tiga) tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali periode berikutnya.
(6) Dalam hal terjadi pergantian anggota Tim Akreditasi Terbitan Berkala Ilmiah
karena habis masa jabatannya sebagaimana dimaksud pada ayat (5), Direktur Jenderal mengangkat kembali minimal 4 (empat) orang anggota tim yang habis masa jabatannya untuk menjadi anggota tim Akreditasi Terbitan Berkala Ilmiah periode berikutnya.

Pasal 10

(1) Persyaratan keanggotaan Tim Akreditasi Berkala Ilmiah:
a. warga Negara Republik Indonesia;
b. berbadan sehat;
c. berkelakuan baik dan tidak pernah dihukum karena melakukan tindak
kejahatan;
d. memiliki pengalaman dan kemampuan dalam penulisan artikel ilmiah dan
pengelolaan terbitan berkala ilmiah; dan
e. memiliki wawasan dan komitmen untuk meningkatkan mutu terbitan berkala
ilmiah.
(2) Keanggotaan Tim Akreditasi Berkala Ilmiah berakhir karena habis masa
jabatannya.
Pasal 11

Penggantian keanggotaan Tim Akreditasi Berkala Ilmiah selain dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) dapat dilakukan antara lain karena:
a. mengundurkan diri;
b. meninggal dunia;
c. menjalani hukuman;
d. tidak sehat jasmani dan rohani;
e. berhalangan tetap.
Pasal 12

Terbitan Berkala ilmiah yang mendapat predikat akreditasi A dapat memperoleh penghargaan bertaraf internasional apabila memenuhi persyaratan:
a. ditulis dalam salah satu bahasa resmi perserikatan bangsa bangsa;
b. memuat artikel yang berisi sumbangan nyata bagi kemajuan suatu disiplin ilmu
yang banyak diminati ilmuwan sedunia;
c. penerbitan dikelola secara terbuka dengan melibatkan dewan penyunting dari
berbagai penjuru dunia, dan penilaian artikelnya menggunakan sistem
penelaahan oleh mitra bebestari internasional secara anonim;
d. penyumbang artikel merupakan pakar berspesialisasi yang berasal dari pelbagai
negara;




e. dilanggan oleh pelbagai lembaga dan/atau pakar dari pelbagai negara; dan
f. terliput dalam daftar/ indeks yang diterbitkan oleh lembaga pemeringkat bertaraf
internasional.

Pasal 13

Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini maka Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 67 Tahun 2009 tentang Akreditasi Berkala Ilmiah dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 68 Tahun 2009 tentang Pedoman Akreditasi Berkala Ilmiah dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 14
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.


Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 6 Juni 2011
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, 

TTD


MOHAMMAD NUH

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 6 Juni 2011 

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
TTD

PATRIALIS AKBAR
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2011 NOMOR 328
Salinan sesuai dengan aslinya.
Kepala Biro Hukum dan Organisasi
Kementerian Pendidikan Nasional,




Dr. A. Pangerang Moenta, S.H., M.H., DFM. NIP 19610828 198703 1 003

BACA SELENGKAPNYA »

Sabtu, 23 Juni 2012

Penerapan Ejaan yang disempurnakan pada karya tulis

Penerapan Ejaan yang disempurnakanimage

a.    Penggunaan Spasi

Penggunaan spasi setelah tanda baca sering tidak diindahkan. Menurut ketentuanyang berlaku, setelah tanda baca (titik, koma, titik koma, titik dua, tanda satu, tanda Tanya) harus ada spasi, jarak satu pukulan ketikan.

b.    Pengunaan Garis Bawah Satu

Garis bawah satu dalam karya tulis ilmiah digunakan untuk menandai kata-kata atau bagian-bagian yang harus dicetak miring apabila karya tulis ilmiah itu diterbitkan. Garis bahwa satu dipakai pada 1) anak bab, 2) subanak bab, 3) kata asing atau kata daerah, 4) judul buku, majalah, surat kabar yang dikutip dalam naskah. Perhatikan contoh-contoh berikut:

 

1)    Anak Bab

       Misalnya

1.           Later Belakang dan Masalah 

2)    Subanak Bab

       Misalnya:

       1.1.1.      Later Belakang

       1.1.2.      Masalah

3)    Kata Asing atau kata Daerah

       Acceptence boundary "batas penerimaan"

       Papalingpang (Sd.) bertentangan.

4)        Judul Buku, Majalah, atau Surat Kabar yang diterbitkan

       Misalnya:

       Buku Dasar-dasar Gizi Kuliner

       Majalah Intisari

       Surat Kabar Kompas

Garis bawah satu itu dibuat terputus-putus kata demi kata, sedangkan spasi (jarak kata dengan kata) tidak perlu digarisbawahi sebab yang akan dicetak miring adalah kata itu sendiri.

BACA SELENGKAPNYA »

Kamis, 21 Juni 2012

Kalimat Yang Efektif Karya tulis

• “Kalimat yang membangkitkan acuan dan makna yang sama di benak pendengar atau pembaca dengan yang ada di benak pembicara atau penulis

• Kalimat yang efektif ditentukan oleh:kalimat karya tulis

– Keterpaduan kalimat: mengacu pada penalaran (deduksi, induksi, top-down, bottom-up, dll.)

– Koherensi kalimat: mengacu pada hubungan timbal-balik antara kalimat-kalimat. 

Contoh :

Kalimat tidak Efektif

Kalimat Efektif

• membahayakan bagi penderita

• membicarakan tentang penyakit

• mengharapkan akan tindakan

• para dokter saling bantu-membantu

• keharusan daripada dilakukannya tindakan pembedahan

• membahayakan penderita

• membicarakan penyakit

• mengharapkan tindakan

• para dokter saling membantu

• keharusan melakukan pembedahan

Koherensi Kalimat

Hal-hal yang dapat mengganggu koherensi kalimat

• Tempat kata

– Pekan Kesenian Bekas Penyandang Kusta Nasional

• Pemilihan dan Pemakaian Kata

– Memilih kata depan atau kata penghubung yang salah:

Dari hasil perhitungan…..

– Memilih dua kata yang kontradiktif atau medan maknanya tumpang tindih:

• Banyak siswa-siswa ….

• Suatu ciri-ciri yang didapatkan…...

– Menggunakan kata yang tidak sesuai:

• Walaupun banyak artikel berpendapat…..

– Menggunakan nama atau istilah yang benar, tetapi penulisannya keliru

 

Koherensi Kalimat

Hal-hal yang dapat mengganggu koherensi kalimat

• Tempat kata

– Pekan Kesenian Bekas Penyandang Kusta Nasional

• Pemilihan dan Pemakaian Kata

– Memilih kata depan atau kata penghubung yang salah:

Dari hasil perhitungan…..

– Memilih dua kata yang kontradiktif atau medan maknanya tumpang tindih:

• Banyak siswa-siswa ….

• Suatu ciri-ciri yang didapatkan…...

– Menggunakan kata yang tidak sesuai:

• Walaupun banyak artikel berpendapat…..

– Menggunakan nama atau istilah yang benar, tetapi penulisannya keliru

BACA SELENGKAPNYA »

Rabu, 13 Juni 2012

Catatan kaki karya ilmiah

Catatan kaki adalah penyebutan sumber yang dijadikan kutipan. Fungsi catatan kaki adalah memberikan penghargaan terhadap sumber yang dikutip dan aspek ligalitas untuk izin penggunaan karya tulis yang dikutip, serta yang terpenting adalah etika akademik dalam masyarakat ilmiah sebagai wujud kejujuran penulis. Ada beberapa cara yang digunakan dalam menuliskan sumber kutipan, antara lain: image

1. Nama pengarang hanya satu orang

Abin Syamsudin Makmun, Psikologi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996), hal. 39.

Atau

Maurice N. Richter, Jr, Science as a Cultural Process (Cambridge Schenkman, 1972), h.4

2. Nama Pengarang yang jumlahnya dua orang dituliskan lengkap

David B. Brinkerhoff dan Lynn K. White, Sociology (St Paul: Wst Publishing Company, 1988), hal. 585.

3. Nama Pengarang yang jumlahnya sampai tiga orang dituliskan lengkap sedangkan jumlah pengarang yang lebih dari tiga orang hanya dituliskan nama pengarang pertama ditambah kata et al. (et al: dan tain-lain).

John A. R. Wilson, Mildred C. Robeck, and William B. Micheal, Psychological Foundation of Learning and Teaching (New York: McGraw-Hill Book Company, 1974), hal. 406.

dan

Carrick Martin et al., Introduction to Accounting ed ke 3 (Singapore”Mc.Graw-Hill, 1991), hal 123.

4. Kutipan yang diambil dari halaman tertentu disebutkan halamannya dengan singkatan p (pagina) atau h (halaman). Sekiranya kutipan itu disarikan dari beberapa halaman umpamanya dari halaman 1 sampai dengan 5 maka dikutip p. 1-5 atau hh 1-5.

David Harrison, The Sociology of Modernization and Development (London: Unwin Hyman Ltd., 1988), hal. 20-21.

Abin Syamsudin Makmun, Psikologi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996), hal. 39- 44

5. Sebuah makalah yang dipublikasikan dalam majalah, Koran, kumpulan karangan atau disampaikan dalam forum ilmiah dituliskan dalam tanda kutip yang disertai dengan informasi mengenai makalah tersebut.

Karlina, "Sebuah Tanggapan : Hipotesa dan Setengah llmuan," Kompas, 12 Desember 1981 ,h.4.

Liek Wiliardjo, "Tanggung llmuan" Pustaka th. Ill 1979,pp.11-14. Jawab Sosial No. 3, April

M. Sastrapratedja, "Perkembangan ilmu dan Teknologi dalam Kaitannya dengan Agama dan Kebudayaan". Makalah disampaikan dalam Kongres Ilmu Pengetahuan Nasional (KIPNAS) III, LIPI. Jakarta, 15-19 September 1981.

B. Suprapto, "Aturan Permainan dalam ilmu-ilmu alam."llmu dalam Perspektif. ed. Juiun S. Suriasumantri (Jakarta : Gramedia, 1978) pp. 129-133.

J.J. Honingman, The World of Man, dalam Alfian (ed.), Persepsi Masyarakat tentang Kebudayaan (Jakarta : Gramedia, 1985), hal. 100.

6. Pengulangan kutipan dengan sumber yang sama dilakukan dengan memakai notasi op. cit. (opera citato : dalam karya yang telah dikutip), loc. Cit. (loco citato : dalam tempat yang telah dikutip dan ibid, (ibidem: dalam tempat yang sama). Untuk pengulangan maka pengarang tidak ditulis lengkap melainkan cukup nama familinya saja. Sekiranya pengulangan dilakukan dengan tidak diselang oleh pengarang lain maka dipergunakan notasi ibid.

dikutip kembali sumber yang sama dengan kutipan sebelumnya pada halaman yang sama

lbid

dikutip kembali sumber yang sama dengan kutipan sebelumnya pada halaman yang berbeda

Ibid., hal 12.

Mengutip sumber yang sama dan halaman yang sama tetapi sudah diselingi oleh sumber lain

Conny R. Semiawan, loc. cit.

Mengutip sumber yang sama dan halaman yang berbeda tetapi sudah diselingi oleh sumber lain

Jujun S. Suriasumantri, op. cit., hal. 49

Mengutip pengarang yang sama buku berbeda dan halaman yang sama tanpa diselingi oleh sumber lain

Suriasumantri, Pembangunan Modernisasi dan Pendidikan, hal. 39 – 42.

Mengutip pengarang yang sama buku berbeda dan halaman yang sama tetapi sudah diselingi oleh sumber lain

Suriasumantri, Pembangunan Modernisasi dan Pendidikan, loc.cit.

Mengutip pengarang yang sama buku berbeda dan halaman yang berbeda tetapi sudah diselingi oleh sumber lain

Suriasumantri, Pembangunan Modernisasi dan Pendidikan, op.cit., hal. 7

7. Kadang-kadang kita ingin mengutip sebuah pernyataan yang telah dalam karya tulis yang lain. Untuk itu maka kedua sumber itu kita tuliskan.

Anastasi dalam Syafuddin Azwar, Pengantar Psikologi Inteligensi (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996), hal. 6.

Anton Bekker, “Badan Manusia dan Budayadalam G. Muedjanti, (ed.) Tantangan Kemanusiaan Universal (Yogyakarta: Kanisius), hal. 19.

Jujun S. Suriasumantri, “Pembangunan Sosial Budaya Secara Terpadu”, dalam Masalah Sosial Budaya Tahun 2000: Sebuah Bunga Rampai Soedjatmoko at al. (ed.) (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1986), hal. 10.

8. Kadang-kadang kita ingin mengutip sebuah pernyataan yang telah diterjemahkan. Untuk itu maka kedua sumber itu kita tuliskan.

Theodore M. NewComb, Ralph H. Turner dan Philip E. Converse, Psikologi Sosial, Terjemahan FPUI (Jakarta: Diponegoro: 1985), hal. 325.

J.W. Schoorl, Modernisasi: Pengantar Sosiologi Pembangunan Negara-negara Sedang Berkembang, Terjemahan R.G. Soekadijo (Jakarta: PT Gramedia, 1982), hal. 4.

9. Majalah/Jurnal Ilmiah

James F. Stratman, “The Emergence of Legal Composition as a field of inquiry,” Review of Educational Research, LX (2,1990), pp. 153-235.

10. Interview

Interview dengan Dr. Endry Boeriswati, M.Pd. . Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS UNJ, 2 Februari 2007 pukul 15.00

11. Tidak dipublikasikan

Endry Boeriswati, Penilian Berbasis Kelas dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia, Makalah Pelatihan Widya Iswara Bahasa Indonesia, Jakarta : PPPG Bahasa, 2006)

12. Buku yang terdiri dari beberap jilid yang mempunyai judul umum namun tiap jilid mempunyai subjudul sendiri.

Russell G. Davis (ed.), Planning Education ofr Development. Vol II : Issues and Problem in the Planning of Education in Developing Countries (Cambridge, Harvard University, 1980). P.p. 76.

13. Dokumen

RI, Undang-Undang Dasar 1945, Bab VII, Pasal 19, Ayat 1.

14. Situs Internet

Thorndike, R.L., History of Infleunces in Develompment of Intelligence Theory & Testing, (http://www.Indiana.edu/~intel/Thorndike.html), 1998, hal. 1.

Traditional Intelligence Theories,. (http://edweb.gsn.org/edref.mi. hst.html), 2000, hal. 1 Report of Task Force established by Board of Scientific Affairs of American Psychological Assciation, (http://www.cycau.com/Organ/ Upstream/ IQ/apa/html), 20/08/2000, hal. 13

BACA SELENGKAPNYA »

Senin, 11 Juni 2012

Ciri-ciri Bahasa Ilmiah

Berbagai ketentuan yang sepatutnya diperhatikan oleh penyusun karya tulis ilmiah agar karya tulisnya komunitatif, karya tulis ilmiah itu harus memenuhi kriteria logis sistematis, dan lugas, karya tulis ilmiah disebut logis jika keterangan yang dikemukakannya dapat ditelusuri alasan-alasannya yang masuk akal. Karya tulis ilmiah disebut sistematis jika keterangan yang ditulisnya disusun dalam satuan-satuan yang berurutan dan saling berhubungan. Karya tulis ilmiah disebut lugas jika keterangan yang diuraikannya disajikan dalam bahasa yang langsung menunjukkan persoalan dan tidak berbunga-bunga. Dalam hubungan dengan penggunaan bahasa. Bab ini akan membicarakan pemakaian bahasa, bab ini akan membicarakan pemakaian ejaan yang disempurnakan, pembentukan kata, pemilihan kata, penyusunan kalimat efektif, dan penyusunan paragraf dalam karya tulis ilmiah. image

Ciri-ciri Bahasa Ilmiah

• Bahasa Ilmiah harus tepat dan tunggal makna, tidak remang nalar ataupun mendua.

– Contoh:”penelitian ini mengkaji metode pemebalajaran CTL objek yang efektif dan efisien”

• Bahasa Ilmiah mendefinisikan secara tepat istilah, dan pengertian yang berkaitan dengan suatu penelitian, agar tidak menimbulkan kerancuan.

• Bahasa Ilmiah itu singkat, jelas dan efektif.

– Contoh:”tulisan ini (dilakukan dengan maksud untuk) membahas kecendrungan peningkatan kompetensi guru dalam mengimplementasikan kurikulum 2006”.

Catatan: kata-kata yang di dalam kurung sebaiknya dihilangkan

BACA SELENGKAPNYA »

Sabtu, 09 Juni 2012

kutipan karya tulis ilmiah

Kutipan adalah bagian dari pernyataan, pendapat, buah pikiran, definisi, atau hasil penelitian orang lain atau penulis sendiri yang telah terdokumentasi. Kutipan akan dibahas dan ditelaah berkaitan dengan materi penulisan. Kutipan dari pendapat berbagai tokoh merupakan esensi dalam penulisan sinteisis.kutipan karya tulis

Kutipan dilakukan apabila penulis sudah memperoleh sebuah kerangka berpikir yang mantap. Walaupun kutipan atas pendapat seorang pakar itu diperkenankan, tidaklah berarti bahwa keseluruhan sebuah tulisan dapat terdiri dari kutipan-kutipan. Garis besar kerangka karangan serta kesimpulan yang dibuat harus merupakan endapat penulis sendiri. Kutipan – kutipan hanya berfungsi sebagai bahan bukti untuk menunjang pendapat penulis.

Manfaat Kutipan

  1. untuk menegaskan isi uraian
  2. untuk membuktikan kebenaran dari sebuah pernyataan yang dibuat oleh penulis
  3. untuk mencegah penggunaan dan pengakuan bahan tulisan orang lain sebagai milik sendiri

Kutipan Langsung

Kutipan langsung adalah pengambilan bagian tertentu dari tulisan orang lain tanpa melakukan perubahan ke dalam tulisan kita. Syarat kutipan langsung adalah sebagai berikut:

  1. Tidak boleh melakukan perubahan terhadap teks asli yang dikutip
  2. Menggunakan tiga titik berspasi [. . . ]jika ada bagian yang dikutip dihilangkan
  3. Menyebutkan sumber sesuai dengan teknik notasi yang digunakan.
  4. Bila kutipan langsung pendek (tidak lebih empat baris) dilakukan dengan cara :
    • aIntegrasikan langsung dalam tubuh teks
    • Diberi jarak antarbaris yang sama dengan teks
    • Diapit oleh tanda kutip

5. Bila kutipan langsung panjang (lebih dari empat baris) dilakukan dengan cara”

    • Dipisahkan dengan spasi (jarak antarbaris) lebih dari teks
    • Diberi jarak rapat antarbaris dalam kutipan

Contoh Kutipan Langsung Pendek

Kecerdasan emosi merupakan kemampuan memantau dan mengendalikan perasaan sendiri dan orang lain, serta menggunakan perasaan-perasaan itu untuk “memandu pikiran dan tindakan”.1

Goleman menyatakan bahwa kecerdasan emosional merupakan kemampuan seperti kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati dan berdoa.1

Contoh Kutipan Langsung Panjang

Kecerdasan emosi merupakan kemampuan memantau dan mengendalikan perasaan sendiri dan orang lain, serta menggunakan perasaan- perasaan itu untuk memandu pikiran dan tindakan. Mayer dan Salovey mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai berikut:

Emotional intelligence involves the ability to perceive accurately, appraise, and express emotion; the ability to understand emotion and emotional knowledg; and ability to regulate emotions to promote emotional and intellectual growth.1

Kutipan Tak Langsung

Kutipan tak lansung adalah kutipan yang menuliskan kembali dengan kata-kata sendiri. Kutipan ini dapay dibuat panjang atau pendek dengan cara mengintegrasikan dalam teks, tidak diapit dengan kata kutip dan menyebutkan sumbernya sesuai dengan teknik notasi yang dijadikan pedoman dalam menulis karya ilmiah.

Contoh Kutipan Taklangsung

Secara empirik hal ini telah dibuktikan oleh Jepang melalui Restorasi Meiji telah berhasil memodernisasi bangsa Jepang menjadi bangsa yang maju dengan jalan membenahi sistem pendidikannya terutama pada jenjang pendidikan tinggi. Faktor pendidikan dalam proses modernisasi menjadi penting sebab pada hakikatnya modernisasi menjadi penting sebab pada hakikatnya modernisasi adalah perubahan pandangan hidup yang didorong oleh cara berpikir. 1

BACA SELENGKAPNYA »

Selasa, 22 Mei 2012

Pemenggalan Kata pada tulisan ilmiah

Apabila memengalan atau penyukuran sebuah kata dalam penggantian baris, kita harus membubuhkan tanda kurang (-), dengan tidak didahului spasi dan tidak dibubuhksn di pinggir ujung bsris. Tanda hubung itu dibubuhkan di pinggir ujung baris. Dalam kaitan ini, pias kanan karya tulis ilmiah tidak perlu lurus. Yang harus diutamakan adalah pemenggalan kata sesuai dengan kaidah penyukuan, bukan masalah kelurusan atau kerapian pias kanan karya tulis ilmiah. Namun, jika pengetikan karya tulis menggunakan computer, kerapian pias kanan dapat deprogram dan penyukuran kata dapat dicegah. Berikut dicantumkan kaidah penyukuran sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan.karya ilmiah

1)        Kalau di tengah kata ada dua vocal yang berurutan, pemenggalan dilakukan di antara kedua vocal.

       Misalnya : bi-arkan, mema-lukan, pu-ing.

2)        Kalau di tengah kata ada dua vocal yang mengapit sebuah konsonan (termasuk ng, ny, sy, dan kh), Pemisahan tersebut dilakukan sebelum konsonan itu.

       Misalnya : pu-jangga, tereke-nal, meta-nol, muta-khir.

3)    Kalau di tengah kata ada dua konsonan atau lebih, Pemisahan tersebut dilakukan di antara konsonan itu.

       Misalnya : hid-roponik, resep-sionis, lang-sung.

4)    Kalau di tengah kata ada tiga konsonan atau lebih, Pemisahan tersebut dilakukan di antara konsonan yang pertama dan konsonan kedua.

       Misalnya : Indus-trial, kon-struksi, in-stansi, ben-trok.

5)    Jika kata berimbuhan atau berpartikal dipengal, kita harus memisahkan imbuhan atau partikel itu dari kata dasarnya (termasuk imbuhan yang mengalami perubahan bentuk).

Misalnya : pelapuk-an, me-ngisahkan, peng-awetan.

Selain itu, jangan sampai terjadi pada ujung baris atau pada pangkal baris terdapat hanya satu huruf walaupun huruf itu merupakan satu suku kata. Demikaian juga, harus diusahakan (kalau mungkin) agar nama orang tidak dipenggal atau suku-suku katanya.

 

BACA SELENGKAPNYA »

Jumat, 04 Mei 2012

Pengertian Notasi Ilmiah

Terdapat bermacam-macam sistem dalam penulisan notasi untuk menyusun karya tulis ilmiah. Sistem yang dikenal di kalangan masyarakat ilmiah antara lain adalah system University of Chicago Press, Sistem Harvard, Sistem American Psychological Assosation (APA), Sistem American Antropoloist, Sistem Harcouver, dan sistem Gabungan (misalnya Sistem Harvard dengan sistem huruf)-Keseluruhan sistem tersebut pada hakikatnya dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan yakni, pertama, sistem yang mempergunakan catatan kaki (umpamanya Sistem University of Chicago press), kedua, sistem yang tidak menggunakan catatan kaki (umpamanya sistem yang menggabungkan kedua sistem yang pertama).image

Sistem yang menggunakan catatan kaki menaruh sumber rujukan yang berupa nama pengarang, judul, penerbit, tahun penerbitan, dan halaman yang dirujuk, dibagian bawah dari halaman tulisan. Dari sinilah dikembangkan terminology footnote atau catatan kaki disebabkan letak rujukan yang diletakan pada bagian bawah atau kaki dari tulisan. Walaupun demikian, terdapat juga sistem yang menggunakan catatan kaki, namun meletakkan daftar rujukannya tidak di halaman yang sama, melainkan di belakang setelah seluruh karya tulis selesai. Hal ini sering dilakukan untuk memudahkan pengetikan. Sebenarnya, meletakkan daftar rujukan di belakang ini bertentangan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh sistem catatan kaki, yakni pembaca dengan cepat menemukan sumber rujukan yang digunakan dalam karya tulis. Seorang pembaca, yang meresensi sebuah buku untuk menemukan sumber rujukan, menulis bahwa "catatan kaki yang ditaruh di belakang (menjadi catatan belakang), malah mempersulit pembaca untuk merekam kutipan-kutipan para analis". Selanjutnya, ia menyarankan bahwa dalam penerbitan selanjutnya hal ini "dibenahi

Contoh di atas dikemukakan untuk menunjukkan bahwa setiap sistem notasi ilmiah mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Jadi, dalam memilih sistem notasi ilmiah, kita harus mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan tersebut vis-a-vis tujuan penulisan karya tulis kita. Kelebihan sistem catatan kaki, di samping dengan mudah menemukan sumber rujukan pada halaman yang sama, juga memungkinkan kita untuk menambahkan keterangan tambahan untuk tubuh tulisan yang ditaruh dalam catatan kaki. Keterangan tambahan ini, baik yang berupa penjelasan maupun analis, akan "memperluas" dan "memperdalam" materi karya tulis. Hal ini tidak ditaruh dalam tubuh tulisan sebab akan menggangu kelancaran penulisan.

Disebabkan hal inilah maka sistem catatan kaki sangat ideal untuk penulisan karya tulis ilmiah yang membutuhkan kedalaman dan keluasan materi tulisan seperti skripsi, tesis, disertasi, atau laporan penelitian lainnya. Sebaiknya, terdapat pula tulisan yang relative tidak sedalam dan seluas karya tulis tersebut seperti artikel ilmiah yang dipublikasikan dalam jurnal atau majalah. Untuk tulisan semacam ini maka teknik notasi yang ideal adalah sistem tanpa catatan kaki.

Sistem tanpa catatan kaki, sesuai dengan namanya, meletakkan daftar pernyataan yang tercantum tulisan. Artinya dalam pernyataan yang tercantum dalam tubuh tulisan sudah terangkum di dalamnya sumber rujukan. Hal ini sangat memudahkan penulisan, termasuk mereka yang membaca tulisan tersebut, terutama bila dikaitkan dengan diskripsi perkembangan keilmuan (the state of the art) atau analisis perbandingan dengan karya ilmiah lainnya. Kelemahannya ialah bahwa keterangan tambahan yang bersifat memperluas dan memperdalam tulisan tidak dapat diberikan.

Untuk mengatasi kekurangan itu maka sering digabungkan antara sistem tanpa catatan kaki dengan sistem catatan kaki. Artinya, sumber rujukan mempergunakan sistem tanpa catatan kaki, sedangkan keterangan tambahan mempergunakan sistem catatan kaki. Penelitian akadeik seperti skripsi, tesis, dan disertasi, sering mempergunakan sistem gabungan ini.

Semua peneliti harus menguasai ketigia sistem penulisan ini dengan berbagai variasinya, Baik sistem catatan kaki, maupun sistemtanpa catatan kaki, tidak terdiri dari satu teknik notasi ilmiah yang sama, melainkan berkembang menjadi beragam teknik penulisan. Pengiriman artikel ke jurnal tertentu membutuhkan persyaratan penulisan tertentu pula. Sebagaimana telah disinggung terdahulu, penulisan Sistem American Psychological Association berbeda dengan Sistem American Anthropologist. Perbedaan ini tidak akan terlalu dibesar-besarkan, yang penting ialah bahwa kita mengenal berbagai sistem yang berlaku dalam masyarakat ilmiah.

BACA SELENGKAPNYA »

Senin, 23 April 2012

Lomba Karya Tulis IlmIAH Peningkatan Mutu Pembelajaran Melalui Implementasi Pembelajaran Inovatif

Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang (PPs Unnes) menyelenggarakan Lomba Karya Tulis Ilmiah dengan tema “Peningkatan Mutu Pembelajaran Melalui Implementasi Pembelajaran Inovatif”. Lomba diperuntukkan bagi guru SD hingga SLTA atau sederajat.lomba karya tulis

Dalam rangka menyongsong globalisasi, idealnya pendidikan tidak hanya berorientasi pada masa lalu dan masa kini, tapi sudah harus mengantisipasi dan membicarakan masa depan. Pendidikan hendaknya melihat jauh ke depan dan memikirkan apa yang akan dihadapi peserta didik di masa yang akan datang. Pendidikan yang baik ditandai tidak hanya mempersiapkan peserta didik untuk sesuatu profesi atau pekerjaan, tetapi untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari.

Salah satu masalah pokok dalam pendidikan formal adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini ditandai dengan rerata hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat memprihatinkan. Prestasi tersebut tidak terlepas dari kondisi pembelajaran yang masih menerapkan pendekatan yang bersifat konvensional dan kurang menyentuh ranah dimensi peserta didik itu sendiri yaitu tentang bagaimana belajar (belajar untuk belajar). Dalam pengertian substansial, bahwa proses pembelajaran masih didominasi guru dan kurang memberikan akses bagi peserta didik untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dan proses berfikirnya.

Apabila akan meningkatkan prestasi belajar peserta didik, tentu tidak akan lepas dari upaya peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah. Upaya peningkatan mutu pembelajaran harus segera dilakukan. Di sisi lain perubahan paradigma pembejaran yang semula berorientasi pada guru beralih pada peserta didik, metodologi yang semula didominasi ekspositori berganti ke partisipatori, dan pendekatan yang semula bersifat tekstual berubah menjadi kontekstual.

Satu hal lagi, dengan pemberlakuan KTSP menghendaki pembelajaran tidak hanya mempelajari tentang konsep, teori, dan fakta tetapi sampai aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian materi pembelajaran tidak hanya tersusun atas hal-hal yang sederhana yang bersifat hafalan dan pemahaman, tetapi dalam materi yang komplek dan memerlukan analisis, aplikasi, dan sistesis. Untuk itu guru harus bijaksana dalam menentukan model pembelajaran yang sesuai dan dapat menciptakan kondisi kelas yang kondusif agar tujuan pembelajaran tercapai optimal.

Untuk tujuan tersebut, PPS UNNES dalam rangka memperingati Dies Natalis menyelenggarakan lomba inovasi pembelajaran, dengan harapan karya-karya inovatif guru dapat diseminasikan dan dapat sebagai bahan rujukan guru-guru di sekolah lain.

Ketentuan Lomba

  1. Tema: Peningkatan Mutu Pembelajaran Melalui Implementasi Pembelajaran Inovatif.
  2. Peserta lomba meliputi Guru SD-MI/SMP-MTs./SMA-MA/SMK.
  3. Format penulisan: naskah diketik dengan spasi 1,5, Huruf Times New Roman, Font 12, Margin atas 4cm, bawah 3cm, Kanan 3cm, Kiri 4cm, maksimal 25 halaman, Cover depan bertuliskan: 1) Judul; 2) Tuliskan “ Dalam Rangka Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah Bagi Guru-guru Se Jawa Tengah yang diselenggarakan oleh PPS UNNES Semarang”, 3) Nama Peserta, 4) Tempat Dinas, 5) Tahun.
  4. Sistematika penulisan meliputi: 1) Abstrak, 2) Pendahuluan, 3) Kajian Teoretik, 4) implementasi/pembahasan, 5) Penutup, dan 6) Daftar Pustaka.
  5. Aspek penilaian: Originalitas gagasan, Keinovatifan, Fisibilitas implementasi, Kebahasaan, Logis dan runtut.
  6. Pengiriman naskah diterima paling lambat tanggal 21 Mei 2012 melalui e-mail: pps@unnes.ac.id.

Hadiah

Pemenang juara I : memperoleh uang pembinaan Rp. 1.000.000, piagam, dan trofi

Pemenang juara II: memperoleh uang pembinaan Rp. 800.000, piagam, dan trofi

Pemenang juara III: memperoleh uang pembinaan Rp. 600.000, piagam, dan trofi

Mekanisme Lomba

  1. Naskah diterima PPS melalui e-mail paling lambat 21 Mei 2012
  2. Naskah yang diterima PPS diseleksi untuk menetapkan 5 (lima) naskah nominasi.
  3. Peserta terpilih (nominator) akan diumumkan melalui Website: http://pps@unnes.ac.id dan dihubungi melalui nomor HP.(silakan tulis nomor Hp saudara pada biodata saudara sebagai lampiran naskah)
  4. Peserta terpilih (6 orang) diharapkan memaparkan karya tulisnya pada tanggal 29 Mei 2012 mulai pukul 08.00 WIB sampai selesai, dihadapan 3 orang juri.
  5. Pengumuman pemenang dan pembagian hadiah akan dilaksanakan setelah acara paparan selesai.
  6. Untuk lebih jelasnya silakan hubungi kontak person:
  • Setya Rahayu (081325782212)
  • Titi Prihatin (081575067233)
BACA SELENGKAPNYA »

Jumat, 20 Januari 2012

Lomba Kreativitas Ilmiah Guru (LKIG) Tahun 2012

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bekerjasama dengan AJB Bumiputera 1912 akan menyelenggarakan Lomba Kreativitas Ilmiah Guru (LKIG) Ke-20 Tahun 2012. LKIG adalah ajang lomba kreativitas bagi guru dalam upaya pengembangan proses pembelajaran guna mempermudah pemahaman ilmu pengetahuan bagi para peserta didik.

TINGKAT DAN BIDANG LOMBA

•    Guru SD/sederajat: umum (salah satu pelajaran)
•    Guru SMP/sederajat dan SMA/sederajat: 2 Bidang yaitu Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan (IPSK) dan Bidang Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, dan Teknologi (MIPATEK)

RANGKAIAN KEGIATAN

24 September 2012 : Registrasi Peserta
25 September 2012 : Presentasi Finalis
26 September 2012 : Audiensi dan Malam Penganugerahan Pemenang
27 September 2012 : Kepulangan Peserta

HADIAH
Piala dan Piagam Penghargaan dari LIPI dan Uang Tunai dari AJB Bumiputera 1912

Hadiah I : Rp 12.000.000,-
Hadiah II : Rp 10.000.000,-
Hadiah III : Rp 8.000.000,-

PERSYARATAN
  1. Peserta adalah guru yang mengajar pada lembaga pendidikan formal.
  2. Belum pernah menjadi pemenang LKIG dalam kurun waktu dua tahun terakhir.
  3. Sistematika Penulisan : Abstrak, Pendahuluan, Metodologi, Isi/Pembahasan, Kesimpulan dan Daftar Pustaka.
  4. Menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, diketik HVS A4, berjarak 1½ spasi dengan jenis huruf Arial ukuran 11.
  5. Karya ilmiah harus asli (bukan jiplakan/plagiat) dan belum sedang diikutsertakan dalam lomba sejenis tingkat nasional.
  6. Jumlah halaman karya ilmiah maksimal 25 halaman (termasuk sketsa/gambar/foto).
  7. Melampirkan rekomendasi Kepala Sekolah dan Daftar Riwayat Hidup (nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, alamat rumah dan sekolah/instansi, telepon/HP, serta email).
  8. Karya ilmiah sebanyak 4 eksemplar (1 asli, 3 fotokopi) dan softcopy (CD) diterima panitia paling lambat tanggal 25 Agustus 2012.
  9. Pada pojok kiri atas sampul ditulis tingkat dan bidang lomba yang diikuti. Warna sampul karya ilmiah: SD (merah), SMP Bidang IPSK (kuning), SMP Bidang MIPATEK (biru), SMA Bidang IPSK (hijau), SMA Bidang MIPATEK (oranye).
  10. Keputusan Dewan Juri tidak dapat diganggu gugat.

Informasi lebih lanjut:
Panitia LK1G ke-20 Tahun 2012
Biro Kerja Sama dan Pemasyarakatan IPTEK LIPI
Sasana Widya Sarwono Lt.V
Jl. Jend Gatot Subroto 10
Jakarta Selatan 12710
Telepon : 021-52920839/021-5225711 Psw.273,274, dan 276
Fax. 021-52920839/021-5251834
sumber : web.lipi.go.id
BACA SELENGKAPNYA »

Artikel Favorit