Tampilkan postingan dengan label Karya Tulis Ilmiah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Karya Tulis Ilmiah. Tampilkan semua postingan

Jumat, 29 Juni 2012

Format Penulisan Partikel PUN per dan tanda hubung (-)

Penulisan Partikel pun

Pada dasarnya, partikel pun yang mengikuti kata benda, kata kerja, kata sifat, kata bilangan harus dituliskan terpisah dari kata yang mendahuluinya karena pun di sana merupakan kata yang lepas.menulis karya ilmiah

Menangis pun    di rumah pun

Seratus pun        satu kali pun

Berlari pun         tingginya pun

Negara pun        apa pun

Sesuatu pun       ke mana pun

Akan tetapi, kata-kata yang mengandung pun berikut harus dituliskan serangkai karena sudah dianggap padu benar. Jumlah kata seperti itu tidak banyak, hanya dua belas kata, yang dapat dihapal di luar kepala, yaitu adapun, andaipun, bagaimanapun, biarpun, kalaupun, ataupun, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun, Cyang berarti walaupun) sungguhpun, dan walaupun.

 

Penulisan Partikel per

Partikel per yang berarti "mulai" demi atau "tiap" dituliskan terpisah dari kata yang mengikutinya.

Misalnya :

Per meter         per kilogram

Per orang         per Oktober

Per orang         per Januari

Per kapita        per liter

Satu per satu

Akan tetapi, per yang menunjukkan pecahan atau imbuhan harus dituliskan serangkaian dengan kata yang mendahuluinya.

Misalnya:

Lima tiga perdelapan    perempat final

Empat pertiga                satu perdua

Dua pertujuh                 tujuh persembilan

Penggunaan Tanda Hubung (-)

Tanda hubung digunakan untuk merangkaikan kata ulang. Dalam pedoman ejaan kata ulang harus dituliskan dengan dirangkaikan oleh tanda hubung. Penggunaan angka dua pada kata ulang tidak dibenarkan, kecuali dalam tulisan-tulisan cepat,- seperti catatan pada waktu mewawancarai seseorang atau catatan fapat. Perhatian penggunaan tanda hubung pada kata ulang berikut.

dibesar-besarkan       bolak-balik

berliku-liku               meloncat-loncat

ramah-tamah             kait-mengait

sayur-mayur              tunggang-langgang

centang-perenang     kupu-kupu  

compang-camping    tolong-menolong

Tanda hubung juga harus digunakan antara huruf kecil dan huruf capital kata berimbuhan, baik awalan maupun akhiran, dan antara unsur kata yang tidak dapat berdiri sendiri dan kata yang mengikutinya yang diawali huruf capital.

Misalnya:

rahmat-Nya       se-Jawa Barat

non-RRC           di sisi-Nya         

se-DKI Jakarta  non-Palestina

hamba-Nya        se-lndonesia

KTP-Nya           PBB-lah                        

ber-SIM             SK-mu

Makhluk-Nya    pan-lslamisme

Sinar-X

Antara huruf dan angka dalam suatu ungkapan juga harus digunakan tanda hubung.

Misalnya :

ke-2                   ke-50

uang 500-an      ke-25

ke-100 tahun     90-an

ke-40                 ke-500

abad 20-an

Jika dalam tulisan terpaksa digunakan kata-kata asing yang belum diserap, kemudian kata itu diberi imbuhan bahasa Indonesia, penulisannya tidak langsung diserangkaikan, tetapi dirangkaikannya dengan tanda hubung. Dalam hubungan ini, kata asingnya perlu digarisbawahi (cetak miring).

Misalnya:

men-charter       di-recall

di-charter          di-calling

di-coach            men-tackle

 pen-tacle-an

Sebenarnya, masih banyak masalah ejaan yang perlu dibicarakan, terutama yang sering dijumpai dalam tulisan sehari-hari salah, tetapi karena ada hal lain, yaitu masalah penyusunan kalimat dan paragraph, yang juga perlu disinggung selintas, pembicaraan ejaan dicukupkan sekian saja. Diharapkan agar para penyusun karya tulis ilmiah memiliki sendiri buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan agar segala masalah aturan ejaan dapat dikuasai betul.

BACA SELENGKAPNYA »

Senin, 25 Juni 2012

Penulisan Di dan Ke pada Karya Tulis

Penulisan di sebagai kata Depan

Di yang berfungsi sebagai kata depan harus dituliskan terpisah dari kata yang mengiringinya. Biasanya di sebagai kata depan ini berfungsi menyatakan arah atau tempat dan merupakan jawaban atas pernyataan dimana. Penulisan karya tulis

Contoh-contoh penggunaan di kata depan

      di samping       di rumah

      di persimpangan

      di sebelah utara                                

      di pasar

      di sungai

      di luar kota

      di toko

Penulisan di sebagai Awalan

Di- yang berfungsi sebagai awalan membentuk kata kerja pasif dan harus dituliskan serangkai dengan kata yang mengikutinya. Pada umumnya, kata kerja pasif yang berawalan di-dapat diubah menjadi kata kerja aktif yang berawalan meng-(meN-).

Misalnya:

Diubah berlawanan dengan mengubah

Dipahami berlawanan dengan memahami

Dilihat berlawanan dengan melihat

Dimeriahkan berlawanan dengan memeriahkan.

Diperlihatkan berlawanan dengan memperlihatkan.

 

Penulisan ke sebagai Kata Depan

Ke yang berfungsi sebagai kata depan, biasanya menyatakan arah atau tujuan dan merupakan jawaban atas pertanyaan ke mana. Ke belakang      ke muka

ke kecamatan

ke lokasi penelitian

ke pinggir

ke atas

ke sini

ke samping

ke bawah

ke dalam                                        

Sebagai patokan kita, ke yang dituliskan terpisah dari kata yang mengiringinya jika kata-kata itu dapat dideretkan dengan kata-kata yang didahului kata di dan dari.

Misalnya :

Ke sana           di sana            dari sana

Ke kecamatan                         di kecataman         dari kecamatan

ke jalan raya    di jalan raya    dari jalan raya

ke berbagai      di berbagai      dari berbagai

Instansi           Instansi           Instansi

 

Penulisan ke-sebagai Awalan

Ke- yang tidak menunjukkan arah atau tujuan harus dituliskan serangkaian dengan kata yang mengiringinya karena ke-seperti itu tergolong imbuhan.

Misalnya:

Kelima          kepagian

Kehadiran     ketrampilan

Kekasih        kepanasan

Kehendak     kedinginan

Ketua            kehujanan

       Catatan:

Ke pada kata kemari, walaupun menunjukkan arah, harus dituliskan serangkaian karena tidak dapat dideretkan dengan di mari dan dari mari. Selain itu, penulisan ke pada kata keluar harus dituliskan serangkai jika berlawanan dengan kata masuk. Misalnya : saya ke luar dari organisasi itu. Akan tetapi, jika ke luar itu berlawanan dengan ke dalam, ke harus dituliskan terpisah. Misalnya, Pandangannya diarahkan ke luar ruangan.

BACA SELENGKAPNYA »

Sabtu, 23 Juni 2012

Penerapan Ejaan yang disempurnakan pada karya tulis

Penerapan Ejaan yang disempurnakanimage

a.    Penggunaan Spasi

Penggunaan spasi setelah tanda baca sering tidak diindahkan. Menurut ketentuanyang berlaku, setelah tanda baca (titik, koma, titik koma, titik dua, tanda satu, tanda Tanya) harus ada spasi, jarak satu pukulan ketikan.

b.    Pengunaan Garis Bawah Satu

Garis bawah satu dalam karya tulis ilmiah digunakan untuk menandai kata-kata atau bagian-bagian yang harus dicetak miring apabila karya tulis ilmiah itu diterbitkan. Garis bahwa satu dipakai pada 1) anak bab, 2) subanak bab, 3) kata asing atau kata daerah, 4) judul buku, majalah, surat kabar yang dikutip dalam naskah. Perhatikan contoh-contoh berikut:

 

1)    Anak Bab

       Misalnya

1.           Later Belakang dan Masalah 

2)    Subanak Bab

       Misalnya:

       1.1.1.      Later Belakang

       1.1.2.      Masalah

3)    Kata Asing atau kata Daerah

       Acceptence boundary "batas penerimaan"

       Papalingpang (Sd.) bertentangan.

4)        Judul Buku, Majalah, atau Surat Kabar yang diterbitkan

       Misalnya:

       Buku Dasar-dasar Gizi Kuliner

       Majalah Intisari

       Surat Kabar Kompas

Garis bawah satu itu dibuat terputus-putus kata demi kata, sedangkan spasi (jarak kata dengan kata) tidak perlu digarisbawahi sebab yang akan dicetak miring adalah kata itu sendiri.

BACA SELENGKAPNYA »

Minggu, 17 Juni 2012

Format penulisan dari Pembentukan Kata

a.    Peluluhan Bunyikarya tulis ilmiah

Jika kata dasar berbunyi awal /kl, /pi, /t/, /s/, ditambah imbuhan meng-, meng-...kan, atau meng-l, bunyi awal itu harus luluh menjadi (ng), /ml/, /n/, dan /ny/. Kaidah itu berlaku juga bag! kata-kata yang berasal dari bahasa asing yang sekarang sudah menjadi warga kosakata bahasa Indonesia. Bandingkan dua bentuk di bawah ini, yaitu bentuk baku dan bentuk tidak baku.

Bentuk Baku

Bentuk Tidak Baku

Mengikis

Mengultuskan

Mengambinghitamkan

Mengalkulasikan

Memesona

Memarkir

Menafsirkan

Menahapkan

Menerjemahkan

Menyukseskan

Menyuplai

Menargetkan

Menakdirkan

Mengkikis

Mengkultuskan

Mengkambinghitamkan

Mengkalkuiasikan

Mempesona

Memparkir

Mentafsirkan

Mentahapkan

Menterjemahkan

Mensukseskan

Mensuplai

Mentargetkan

Mentakdirkan

Demikian juga, bunyi /k/, /p/, /t/, /s/, harus luluh jika diberi imbuhan peng- atau peng..-an (pe-N atau pe N-....an).

Bentuk Baku

Bentuk Tidak Baku

Pengikisan Pemarkiran Penargetan Penerjemahan Penahanan Penyuplai penyuksesan

Pengikikisan Pemparkiran Pentargetan Penterjemahan Pentahapan Pensuplai Pensuksesan

Kaidah di atas tidak berlaku bagi kata-kata serapan yang bunyi awal katanya berupa gugus konsonan.

Transkripsi menjadi mentranskripsikan atau pentranskripsian, klasifikasi menjadi mengklasifikasikan atau pengklasifikasian.

 

b.    Penulisan Gabungan Kata

Di dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan terdapat kaidah yang menyatakan bahwa gabungan kata, termasuk yang lazim disebut kata majemuk, unsure-unsurnya dituliskan terpisah. Gabungan kata yang harus dituliskan terpisah, antara lain, sebagai berikut.

duta besar                 tata bahasa

sebar luas                  loka karya

tanda tangan             empat puluh

ibu kota                    dua puluh lima

rumah sakit umum    lipat ganda

hancur lebur              juru tulis

tanggung jawab        anak emas

tepuk tangan             kerja sama

kambing hitam          beri tahu

Selain gabungan kata di atas yang harus dituliskan terpisah, terdapat juga gabungan kata yang harus dituliskan serangkai, yaitu gabungan kata yang sudah dianggap sebagai kata yang padu, sebagai berikut.

Bagaimana

bumi putra

padahal

halalbihalal

saputangan

segitiga

antarkota

antarwarga

asusila

dasawarsa

kontrarevolusi

ekstrakurikuler

Pancasila

mahakuasa

mahasiswa

pascapanen

pascaperang

purnawirawan

purnasarjana

semiprofessional

nonmigas

apabila

dari pada

matahari

barangkali

manakala

sekaligus

bilamana

amoral

dwiwarna

caturtunggal

poligami

monoteisme

saptakrida

subbagian

subpanitia

subseksi

swadaya

swasembada

peribahasa

perilaku

tunarungu

tunanetra

 

 

BACA SELENGKAPNYA »

Senin, 11 Juni 2012

Ciri-ciri Bahasa Ilmiah

Berbagai ketentuan yang sepatutnya diperhatikan oleh penyusun karya tulis ilmiah agar karya tulisnya komunitatif, karya tulis ilmiah itu harus memenuhi kriteria logis sistematis, dan lugas, karya tulis ilmiah disebut logis jika keterangan yang dikemukakannya dapat ditelusuri alasan-alasannya yang masuk akal. Karya tulis ilmiah disebut sistematis jika keterangan yang ditulisnya disusun dalam satuan-satuan yang berurutan dan saling berhubungan. Karya tulis ilmiah disebut lugas jika keterangan yang diuraikannya disajikan dalam bahasa yang langsung menunjukkan persoalan dan tidak berbunga-bunga. Dalam hubungan dengan penggunaan bahasa. Bab ini akan membicarakan pemakaian bahasa, bab ini akan membicarakan pemakaian ejaan yang disempurnakan, pembentukan kata, pemilihan kata, penyusunan kalimat efektif, dan penyusunan paragraf dalam karya tulis ilmiah. image

Ciri-ciri Bahasa Ilmiah

• Bahasa Ilmiah harus tepat dan tunggal makna, tidak remang nalar ataupun mendua.

– Contoh:”penelitian ini mengkaji metode pemebalajaran CTL objek yang efektif dan efisien”

• Bahasa Ilmiah mendefinisikan secara tepat istilah, dan pengertian yang berkaitan dengan suatu penelitian, agar tidak menimbulkan kerancuan.

• Bahasa Ilmiah itu singkat, jelas dan efektif.

– Contoh:”tulisan ini (dilakukan dengan maksud untuk) membahas kecendrungan peningkatan kompetensi guru dalam mengimplementasikan kurikulum 2006”.

Catatan: kata-kata yang di dalam kurung sebaiknya dihilangkan

BACA SELENGKAPNYA »

Selasa, 05 Juni 2012

Persyaratan karya Tulis Ilmiah

Karya tulis ilmiah merupakan perwujudan kegiatan ilmiah yang dikomunikasikan lewat bahasa tulisan. Karya tulis ilmiah adalah karangan atau karya tulis yang menyajikan fakta dan ditulis dengan menggunakan metode penulisan yang baku.karya tulis ilmiah

Hal-hal yang harus ada dalam karya ilmiah antara lain:

  1. Karya tulis ilmiah memuat gagasan ilmiah lewat pikiran dan alur pikiran.
  2. Keindahan karya tulis ilmiah terletak pada bangun pikir dengan unsur-unsur yang menyangganya.
  3. Alur pikir dituangkan dalam sistematika dan notasi.
  4. Karya tulis ilmiah terdiri dari unsur-unsur: kata, angka, tabel, dan gam- bar, yang tersusun mendukung alur pikir yang teratur.
  5. Karya tulis ilmiah harus mampu mengekspresikan asas-asas yang terkan- dung dalam hakikat ilmu dengan mengindahkan kaidah-kaidah keba- hasaan.
  6. Karya tulis ilmiah terdiri dari serangkaian narasi (penceritaan), eksposisi (paparan), deskripsi (lukisan) dan argumentasi (alasan).

Karya ilmiah adalah suatu karya tulis yang membahas suatu permasa- lahan.Pembahasan dilakukan berdasarkan penyelidikan, pengamatan, pengumpulan data yang didapat dari suatu penelitian.

Karya tulis ilmiah harus memiliki gagasan ilmiah bahwa dalam tulisan tersebut harus memiliki permasalahan dan pemecahan masalah yang menggunakan suatu alur pemikiran dalam pemecahan masalah. Alur pemikiran tersebut tertuang dalam metode penelitian. Metode penelitian ilmiah pada hakikatnya merupakan operasionalisasi dari metode keilmuan. Dengan kata lain bahwa struktur berpikir yang melatarbelakangi langkah-langkah dalam penelitian ilmiah adalah metode keilmuan.

Metode penelitian yang digunakan untuk mengungkapkan pemecahan masalah memiliki pengertian sebagai berikut:

  1. Penelitian adalah usaha yang sistematik dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah spesifik yang memerlukan pemecahan.
  2. Cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu.
  3. Cara ilmiah dilandasi oleh metode rasional dan metode empiris serta metode kesisteman.
  4. Penelitian meliputi proses pemeriksaan, penyelidikan, pengujian dan eksperimen yang harus diilakukan secara sistematik, tekun, kritis, objektif, dan logis.
  5. Penelitian dapat didefinisikan sebagai pemeriksaan atau penyelidikan ilmiah sistematik, terorganisasi didasarkan data dan kritis mengenai masalah spesifik yang dilakukan secara objektif untuk mendapatkan pemecahan masalah atau jawaban dari masalah tersebut.

Metode penulisan karya tulis ilmiah mengacu pada metode pengungkapan fakta yang biasanya berasal dari hasil penelitian dengan berbagai metode yang digunakan. Karya tulis ilmiah dapat juga disebut sebagai laporan hasil penelitian.

Laporan hasil penelitian ditulis sesuai dengan tujuan laporan tersebut dibuat atau ditujuan untuk keperluan yang dibutuhkan. Laporan hasil penelitian dapat ditulis dalam dua macam, yaitu sebagai dokumentasi dan sebagai publikasi. Perbedaan kedua karya tulis ilmiah ini terletak pada format penulisan.

Karya tulis ilmiah sebagian besar merupakan publikasi hasil peneli- tian. Dengan demikian format yang digunakan dalam karya tulis ilmiah ini ditentukan oleh isi penelitian yang menggambarkan metode atau sistematika penelitian. Metode penelitian secara garis besar dapat dibagi dalam empat macam.yaitu yang disusun berdasarkan hasil penelitian kuantitatif, hasil penelitian kualitatif, hasil kajian pustaka, dan hasil kerja pengembangan.

Karya tulis ilmiah yang berupa hasil penelitian inid apat dibedakan berdasarkan sasaran yang dituju oleh penulis. Karya tulis ilmiah untuk kepentingan masyarakat akademik berupa skripsi, tesis, dan disertasi. Karya tulis ilmiah untuk kepentingan masyarakat akademik bersifat teknis, berisi apa yang diteliti secara lengkap, mengapa hal itu diteliti, cara melakukan penelitian, hasil-hasil yang diperoleh, dan kesimpulan penelitian. Isinya disajikan secara lugas dan. objektif. Karya tulis ilmiah untuk kepentingan masyarakat umum biasanya disajikan dalam bentuk artikel yang lebih cenderung menyajikan hasil penelitian dan aplikasi dari hasil penelitian tersebut dalam subtansi keilmuannya.

Dari berbagai macam bentuk karya tulis ilmiah, karya tulis ilmiah memiliki persyaratan khusus. Persyaratan karya tulis ilmiah adalah:

  1. Karya tulis ilmiah menyajikan fakta objektif secara sistematis atau menyajikan aplikasi hukum alam pada situasi spesifik.
  2. Karya tulis ilmiah ditulis secara cermat, tepat, benar, jujur dan tidak bersifat terkaan. Dalam pengertian jujur terkandung sikap etik penulis ilmiah yakni mencantukan rujukan dan kutipan yang jelas.
  3. Karya tulis ilmiah disusun secara sistematis setiap langkah direncanakan secara terkendali, konseptual dan prosedural.
  4. Karya tulis ilmiah menyajikan rangkaian sebab-akibat dengan pemahaman dan alasan yang indusif yang mendorong pembaca untuk menarik kesimpulan.
  5. Karya tulis ilmiah mengandung pandangan yang disertai dukungan dan pembuktian berdasarkan suatu hipotesis
  6. Karya tulis ilmiah hanya mengandung kebenaran faktual sehingga tidak akan memancing pertanyaan yang bernada keraguan. Penulis karya ilmiah tidak boleh memanipulasi fakta, serta tidak bersifat ambisius dan berprasangka, penyajian tidak boleh bersifat emotif.

Berdasarkan uraian di atas, maka dalam menulis karya ilmiah memer- lukan persiapan yang dapat dibantu dengan menyusun kerangka tulisan. Di samping itu, karya tulis ilmiah harus menaati format yang berlaku.

BACA SELENGKAPNYA »

Minggu, 03 Juni 2012

Pengertian Karya Tulis Ilmiah

Karya tulis ilmiah adalah suatu produk dari kegiatan ilmiah. Mem- bicarakan produk ilmiah, pasti kita membayangkan kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan temuan baru yang bersifat ilmiah, yaitu penelitian. Memang temuan ilmiah dilakukan melalu penelitian, namun tidak hanya penelitian merupakan satu-satunya karya tulis ilmiah. image

Karya tulis ilmiah adalah suatu tulisan yang membahas suatu per- masalahan. Pembahasan itu dilakukan berdasarkan penyelidikan, pengamat- an, pengumpulan data yang diperoleh melalui suatu penelitian. Karya tulis ilmiah melalui penelitian ini menggunakan metode ilmiah yang sistematis untuk memperoleh jawaban secara ilmiah terhadap permasalahan yang diteliti. Untuk memperjelas jawaban ilmiah berdasarkan penelitian, penulisan karya tulis ilmiah hanya dapat dilakukan sesudah timbul suatu masalah, yang kemudian dibahas melalui penelitian dan kesimpulan dari penelitian tersebut.

Karya tulis ilmiah sebagai sarana komunikasi ilmu pengetahuan yang berbentuk tulisan menggunakan sistematika yang dapat diterima oleh komunitas keilmuan melalui suatu sistematika penulisan yang disepakati. Dalam karya tulis ilmiah cirri-ciri keilmiahan dari suatu karya harus dapat dipertanggung jawabkan secara empiris dan objektif. Teknik penulisan ilmiah mempunyai dua aspek yakni gaya penulisan dalam membuat pernyataan ilmiah serta teknik notasi dalam menyebutkan sumber pengetahuan ilmiah yang digunakan dalam penulisan. Penulisan ilmiah harus menggunakan bahasa yang baik dan benar. Sebuah kalimat yang tidak bisa diindentifikasikan mana yang merupakan subjek dan predikat serta hubungan apa antara subjek dan predikat kemungkinan besar merupakan informasi yang tidak jelas. Penggunaan kata harus dilakukan secara tepat artinya kita harus memilih kata-kata yang sesuai dengan pesan apa yang harus disampaikannya.

Dalam penelitian yang digunakan sebagai bahan penulisan karya tulis ilmiah mengutip pernyataan orang lain sebagai dasar atau sebagai landasan penyusunan penelitian. Pernyataan ilmiah ini digunakan untuk bermacam-macam tujuan sesuai dengan bentuk argumentasi yang diajukan. Pernyataan tersebut dapat digunakan sebagai definisi dalam menjelaskan suatu konsep, atau dapat digunakan sebagai premis dalam pengambilan kesimpulan pada suatu argumentasi.

Pernyataan ilmiah yang harus kita gunakan dalam tulisan harus mencakup beberapa hal, yaitu :

1. Harus dapat kita identifikasikan orang yang membuat pernyataan tersebut.

2. Harus dapat kita identifikasikan media komunikasi ilmiah di mana pernyataan disampaikan apakah dalam makalah, buku, seminar, lokakarya dan sebagainya.

3. Harus dapat diindentifikasikan lembaga yang menerbitkan publikasi ilmiah tersebut beserta tempat domisili dan waktu penerbitan itu dilakukan. Sekiranya publikasi ilmiah tersebut tidak diterbitkan maka harus disebutkan tempat, waktu dan lembaga yang melakukan kegiatan tersebut.

Cara kita mencantumkan ketiga hal tersebut dalam karya tulis ilmiah disebut teknik notasi ilmiah. Terdapat bermacam-macam teknik notasi ilmiah yang pada dasarnya mencerminkan hakikat dan unsur yang sama.

Buku ini memberikan contoh teknik notasi ilmiah yang menggunakan catatan kaki (Footnote). Catatan kaki merupakan informasi dari pernyataan yang kita kutip. Di samping itu catatan kaki dapat digunakan sebagai infor- masi tambahan yang tidak langsung berkaitan dengan pernyataan dalam badan tulisan.

Kutipan yang digunakan dalam karya tulis ilmiah ada dua jenis yaitu kutipan langsung dan kutipan tidak langsung. Kutipan langsung merupakan pernyataan yang kita tulis dalam karya tulis ilmiah susunan kalimat aslinya tanpa mengalami perubahan sedikit pun. Kutipan tak langsung merupakan kutipan pendapat atau pernyataan orang lain dengan melakukan perubahan kalimat yang dikutip disesuaikan dengan bahasa penulis itu sendiri.

BACA SELENGKAPNYA »

Jumat, 01 Juni 2012

kemampuan menyusun karya tulis ilmiah harus dimiliki pengawas pendidikan.

Sebuah pekarjaan dapat dikategorikan sebagai profesi apabila memenuhi sejumlah syarat, antara lain: merupkan pelayanan yang dibutuh- kan, dilandasi oleh suatu disiplin ilmu, pemangkunya harus melalui pendidikan dan pelatihan yang cukup, memiliki kode etik, organi- sasi, serta budaya profesi. Di antara syarat-syarat tersebut, keberadaan disiplin ilmu yang melandasi pekerjaan merupakan syarat yang paling esensial. Hal ini karena tingkatan profesionalitas sebuah pekerjaan, hakikatnya diukur dari kompleksitas keilmuan dan teori yang mendasarinya.karya tulis ilmiah

Sejalan dengan perkembangan di lapangan, maka keilmuan yang menjadi landasan suatu profesi juga dintuntut untuk terus dikembangkan. Berbagai kegiatan ilmiah harus dilakukan untuk mengembangkan ilmu. Salah satu instrumen atau sarana penting untuk memperoleh ilmu adalah melalui penelitian, baik yang sifatnya menggali atau memverifikasi teori. Hasilnya kemudian harus ditulis dan dipublikasikan, selain agar tersebar juga dimaksudkan agar diuji oleh berbagai kalangan yang kompeten. Bila temuan/teori yang dihasilkan memiliki kebenaran dan signifikansi maka tentu akan diadopsi dalam khasanah keilmuan profesi tersebut.

Salah satu cabang profesi di dalam dunia pendidikan, adalah pengawas atau supervisor pendidikan. Sebagaimana uraian di atas, profesi ini pun tentu harus didukung oleh keilmuan yang senantiasa berkembang. Pengawas sebagai pemangku profesi ini berkewajiban untuk menggali, menyampaikan dan menerapkan ilmu yang mendukung peningkatan profesionalisme mereka. Oleh karena itu, maka kemampuan menyusun karya tulis ilmiah harus dimiliki oleh setiap pengawas pendidikan.

BACA SELENGKAPNYA »

Sabtu, 19 Mei 2012

Format Pengaturan Margin Karya Tulis

Karya tulis ilmiah biasanya ditulis pada kertas ukuran A4, dengan margin (lebar sisi) kiri 4 cm dan sisi atas, bawah dan samping kanan 3 cm.. Jenis huruf, spasi, format numbering sub-sub judul bab, serta pola penomoran dan lain-lain biasanya ditentukan oleh masing-masing institusi. Namun demikian yang penting dalam penulisan ilmiah adalah konsistensi bentuk/ukuran dari awal sampai akhir tulisan. Berikut ini disajikan beberapa contoh format yang umum.

Halaman Sampul

karya tulis

format margin karya tulis

format penulisan isi karya tulis

BACA SELENGKAPNYA »

Sabtu, 05 Mei 2012

sistematika karya tulis ilmiah

Menulis karya tulis ilmiah yang bersumber penelitian adalah menulis laporan penelitian dan artikel untuk jurnal ilmiah. Oleh sebab itu, format penulisannya menyesuaikan dengan format penelitian. Format penelitian sangat tergantung dengan metode penelitian yang digunakan, di mana setiap metode memiliki format tersendiri. Format dalam menulis karya ilmiah merupakan alur-alur jalan pikiran yang terdapat dalam sebuah penelitian yang dikaitkan dengan proses penulisan. image

Dalam pembahasan ini kita tidak akan menekankan kepada aspek-aspek penelitian seperti teknik pengambilan data, analisis data, dan teknik analisis statistika, melainkan kepada rambu-rambu pikiran yang merupakan tema pokok sebuah proses penelitian. Seperti kita ketahui bahwa penelitian adalah sebuah proses pemecahan masalah, maka penulisan karya tulis ilmaih merupakan pemaparan proses pemecahan masalah, sehingga pembaca memperoleh jawaban dari masalah yang diteliti.

Karya tulis ilmiah hasil penelitian berfungsi mengkomunikasikan ihwal gagasan atau hasil penelitian yang telah dilakukan, khususnya (a) gagasan: Apa yang menjadi permasalahan, dan Bagaimana gagasan yang dikemukakan dalam memecahkan maasalah, (b) Penelitian: apa yang diteliti, mengapa penelitian dilakukan, dan apa yang menjadi fokusnya, apa yang menjadi acuan konseptualnya, bagaimana desainnya, bagaimana data dikum- pulkan dan dianalisis, temuan apa yang diperoleh, apa kesimpulan akhirnya, dan apa rekomendasi yang dinyatakan berdasarkan temuan tersebut bagi kepentingan praktis dan pengembanga ilmu.

Bentuk karya tulis ilmiah ada dua macam, yaitu (a) panjang, contoh- nya skripsi, tesis atau laporan penelitian, dan (b) atau versi pendek, contoh- nya artikel jurnal dan makalah simposium.

Sistematika Laporan Penelitian

Bagian Awal

Hal-hal yang termasuk bagian awal adalah :

  1. Halaman sampul
  2. Halaman judul
  3. Abstrak
  4. Kata Pengantar
  5. Daftar Isi
  6. Daftar Gambar
  7. Daftar Lampiran

Bagian Inti

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Identifikasi Masalah

C. Pembatasan Masalah

D. Perumusan Masalah

E. Kegunaan Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian pustaka setiap variabel

B. ...............

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

B. Tempat dan Waktu Penelitian

C. Populasi dan Sampel Penelitian

D. Metode Penelitian

E. Instrumen Penelitian

F. Teknik Analisis Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

B. Uji Prsayarat Analisis

C. Pengujian Hipotesis

D. Pembahasan hasil penelitian

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

B. Implikasi

C. Saran

Bagian Akhir

• Daftar Pustaka

• Lampiran

• Riwayat Hidup Penulis

 

Sistematika Laporan Penelitian Versi Pendek:

(Makalah Seminar, Artikel Jurnal Ilmiah)

1). Pendahuluan

2). Metode

3). Temuan dan Pembahasan

4). Kesimpulan dan Rekomendasi

5). Daftar Pustaka

BACA SELENGKAPNYA »

Artikel Favorit