Tampilkan postingan dengan label format penulisan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label format penulisan. Tampilkan semua postingan

Jumat, 29 Juni 2012

Format Penulisan Partikel PUN per dan tanda hubung (-)

Penulisan Partikel pun

Pada dasarnya, partikel pun yang mengikuti kata benda, kata kerja, kata sifat, kata bilangan harus dituliskan terpisah dari kata yang mendahuluinya karena pun di sana merupakan kata yang lepas.menulis karya ilmiah

Menangis pun    di rumah pun

Seratus pun        satu kali pun

Berlari pun         tingginya pun

Negara pun        apa pun

Sesuatu pun       ke mana pun

Akan tetapi, kata-kata yang mengandung pun berikut harus dituliskan serangkai karena sudah dianggap padu benar. Jumlah kata seperti itu tidak banyak, hanya dua belas kata, yang dapat dihapal di luar kepala, yaitu adapun, andaipun, bagaimanapun, biarpun, kalaupun, ataupun, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun, Cyang berarti walaupun) sungguhpun, dan walaupun.

 

Penulisan Partikel per

Partikel per yang berarti "mulai" demi atau "tiap" dituliskan terpisah dari kata yang mengikutinya.

Misalnya :

Per meter         per kilogram

Per orang         per Oktober

Per orang         per Januari

Per kapita        per liter

Satu per satu

Akan tetapi, per yang menunjukkan pecahan atau imbuhan harus dituliskan serangkaian dengan kata yang mendahuluinya.

Misalnya:

Lima tiga perdelapan    perempat final

Empat pertiga                satu perdua

Dua pertujuh                 tujuh persembilan

Penggunaan Tanda Hubung (-)

Tanda hubung digunakan untuk merangkaikan kata ulang. Dalam pedoman ejaan kata ulang harus dituliskan dengan dirangkaikan oleh tanda hubung. Penggunaan angka dua pada kata ulang tidak dibenarkan, kecuali dalam tulisan-tulisan cepat,- seperti catatan pada waktu mewawancarai seseorang atau catatan fapat. Perhatian penggunaan tanda hubung pada kata ulang berikut.

dibesar-besarkan       bolak-balik

berliku-liku               meloncat-loncat

ramah-tamah             kait-mengait

sayur-mayur              tunggang-langgang

centang-perenang     kupu-kupu  

compang-camping    tolong-menolong

Tanda hubung juga harus digunakan antara huruf kecil dan huruf capital kata berimbuhan, baik awalan maupun akhiran, dan antara unsur kata yang tidak dapat berdiri sendiri dan kata yang mengikutinya yang diawali huruf capital.

Misalnya:

rahmat-Nya       se-Jawa Barat

non-RRC           di sisi-Nya         

se-DKI Jakarta  non-Palestina

hamba-Nya        se-lndonesia

KTP-Nya           PBB-lah                        

ber-SIM             SK-mu

Makhluk-Nya    pan-lslamisme

Sinar-X

Antara huruf dan angka dalam suatu ungkapan juga harus digunakan tanda hubung.

Misalnya :

ke-2                   ke-50

uang 500-an      ke-25

ke-100 tahun     90-an

ke-40                 ke-500

abad 20-an

Jika dalam tulisan terpaksa digunakan kata-kata asing yang belum diserap, kemudian kata itu diberi imbuhan bahasa Indonesia, penulisannya tidak langsung diserangkaikan, tetapi dirangkaikannya dengan tanda hubung. Dalam hubungan ini, kata asingnya perlu digarisbawahi (cetak miring).

Misalnya:

men-charter       di-recall

di-charter          di-calling

di-coach            men-tackle

 pen-tacle-an

Sebenarnya, masih banyak masalah ejaan yang perlu dibicarakan, terutama yang sering dijumpai dalam tulisan sehari-hari salah, tetapi karena ada hal lain, yaitu masalah penyusunan kalimat dan paragraph, yang juga perlu disinggung selintas, pembicaraan ejaan dicukupkan sekian saja. Diharapkan agar para penyusun karya tulis ilmiah memiliki sendiri buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan agar segala masalah aturan ejaan dapat dikuasai betul.

BACA SELENGKAPNYA »

Senin, 25 Juni 2012

Penulisan Di dan Ke pada Karya Tulis

Penulisan di sebagai kata Depan

Di yang berfungsi sebagai kata depan harus dituliskan terpisah dari kata yang mengiringinya. Biasanya di sebagai kata depan ini berfungsi menyatakan arah atau tempat dan merupakan jawaban atas pernyataan dimana. Penulisan karya tulis

Contoh-contoh penggunaan di kata depan

      di samping       di rumah

      di persimpangan

      di sebelah utara                                

      di pasar

      di sungai

      di luar kota

      di toko

Penulisan di sebagai Awalan

Di- yang berfungsi sebagai awalan membentuk kata kerja pasif dan harus dituliskan serangkai dengan kata yang mengikutinya. Pada umumnya, kata kerja pasif yang berawalan di-dapat diubah menjadi kata kerja aktif yang berawalan meng-(meN-).

Misalnya:

Diubah berlawanan dengan mengubah

Dipahami berlawanan dengan memahami

Dilihat berlawanan dengan melihat

Dimeriahkan berlawanan dengan memeriahkan.

Diperlihatkan berlawanan dengan memperlihatkan.

 

Penulisan ke sebagai Kata Depan

Ke yang berfungsi sebagai kata depan, biasanya menyatakan arah atau tujuan dan merupakan jawaban atas pertanyaan ke mana. Ke belakang      ke muka

ke kecamatan

ke lokasi penelitian

ke pinggir

ke atas

ke sini

ke samping

ke bawah

ke dalam                                        

Sebagai patokan kita, ke yang dituliskan terpisah dari kata yang mengiringinya jika kata-kata itu dapat dideretkan dengan kata-kata yang didahului kata di dan dari.

Misalnya :

Ke sana           di sana            dari sana

Ke kecamatan                         di kecataman         dari kecamatan

ke jalan raya    di jalan raya    dari jalan raya

ke berbagai      di berbagai      dari berbagai

Instansi           Instansi           Instansi

 

Penulisan ke-sebagai Awalan

Ke- yang tidak menunjukkan arah atau tujuan harus dituliskan serangkaian dengan kata yang mengiringinya karena ke-seperti itu tergolong imbuhan.

Misalnya:

Kelima          kepagian

Kehadiran     ketrampilan

Kekasih        kepanasan

Kehendak     kedinginan

Ketua            kehujanan

       Catatan:

Ke pada kata kemari, walaupun menunjukkan arah, harus dituliskan serangkaian karena tidak dapat dideretkan dengan di mari dan dari mari. Selain itu, penulisan ke pada kata keluar harus dituliskan serangkai jika berlawanan dengan kata masuk. Misalnya : saya ke luar dari organisasi itu. Akan tetapi, jika ke luar itu berlawanan dengan ke dalam, ke harus dituliskan terpisah. Misalnya, Pandangannya diarahkan ke luar ruangan.

BACA SELENGKAPNYA »

Minggu, 17 Juni 2012

Format penulisan dari Pembentukan Kata

a.    Peluluhan Bunyikarya tulis ilmiah

Jika kata dasar berbunyi awal /kl, /pi, /t/, /s/, ditambah imbuhan meng-, meng-...kan, atau meng-l, bunyi awal itu harus luluh menjadi (ng), /ml/, /n/, dan /ny/. Kaidah itu berlaku juga bag! kata-kata yang berasal dari bahasa asing yang sekarang sudah menjadi warga kosakata bahasa Indonesia. Bandingkan dua bentuk di bawah ini, yaitu bentuk baku dan bentuk tidak baku.

Bentuk Baku

Bentuk Tidak Baku

Mengikis

Mengultuskan

Mengambinghitamkan

Mengalkulasikan

Memesona

Memarkir

Menafsirkan

Menahapkan

Menerjemahkan

Menyukseskan

Menyuplai

Menargetkan

Menakdirkan

Mengkikis

Mengkultuskan

Mengkambinghitamkan

Mengkalkuiasikan

Mempesona

Memparkir

Mentafsirkan

Mentahapkan

Menterjemahkan

Mensukseskan

Mensuplai

Mentargetkan

Mentakdirkan

Demikian juga, bunyi /k/, /p/, /t/, /s/, harus luluh jika diberi imbuhan peng- atau peng..-an (pe-N atau pe N-....an).

Bentuk Baku

Bentuk Tidak Baku

Pengikisan Pemarkiran Penargetan Penerjemahan Penahanan Penyuplai penyuksesan

Pengikikisan Pemparkiran Pentargetan Penterjemahan Pentahapan Pensuplai Pensuksesan

Kaidah di atas tidak berlaku bagi kata-kata serapan yang bunyi awal katanya berupa gugus konsonan.

Transkripsi menjadi mentranskripsikan atau pentranskripsian, klasifikasi menjadi mengklasifikasikan atau pengklasifikasian.

 

b.    Penulisan Gabungan Kata

Di dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan terdapat kaidah yang menyatakan bahwa gabungan kata, termasuk yang lazim disebut kata majemuk, unsure-unsurnya dituliskan terpisah. Gabungan kata yang harus dituliskan terpisah, antara lain, sebagai berikut.

duta besar                 tata bahasa

sebar luas                  loka karya

tanda tangan             empat puluh

ibu kota                    dua puluh lima

rumah sakit umum    lipat ganda

hancur lebur              juru tulis

tanggung jawab        anak emas

tepuk tangan             kerja sama

kambing hitam          beri tahu

Selain gabungan kata di atas yang harus dituliskan terpisah, terdapat juga gabungan kata yang harus dituliskan serangkai, yaitu gabungan kata yang sudah dianggap sebagai kata yang padu, sebagai berikut.

Bagaimana

bumi putra

padahal

halalbihalal

saputangan

segitiga

antarkota

antarwarga

asusila

dasawarsa

kontrarevolusi

ekstrakurikuler

Pancasila

mahakuasa

mahasiswa

pascapanen

pascaperang

purnawirawan

purnasarjana

semiprofessional

nonmigas

apabila

dari pada

matahari

barangkali

manakala

sekaligus

bilamana

amoral

dwiwarna

caturtunggal

poligami

monoteisme

saptakrida

subbagian

subpanitia

subseksi

swadaya

swasembada

peribahasa

perilaku

tunarungu

tunanetra

 

 

BACA SELENGKAPNYA »

Artikel Favorit