SALAH SATU NASKAH YANG LOLOS BEST PRACTICE KEMDIKBUD 2015
PENGALAMANTERBAIK MENINGKATKAN KARAKTER PESERTA DIDIK
DENGAN PEMBELAJARAN CARA AMPUH PADA MATA PELAJARAN MEKANIKA TEKNIK KELAS X TKBB
1 SMK NEGERI 2 SRAGEN.
Disusun oleh : Irmina Titik Purwanti, MPd
A.
LATAR
BELAKANG
Karakter adalah gambaran
tingkah laku yang menonjolkan nilai benar-salah , baik buruk secara implisit
maupun eksplisit ( Alwisol, 2006 ). Karakter yang berkualitas perlu dibentuk
dan dibina sejak usia dini. Pendidikan karakter dinilai berhasil apabila anak
telah menunjukkan habit atau kebiasaan berperilaku baik dan dapat memaknai
serta menghargai nilai karakter tersebut. Untuk itu pembentukan karakter anak
harus berkaitan dengan aspek kognitif dan dikuatkan dengan aspek afektif. Hal
initentunya melibatkan berbagai pihak , baik orang tua, guru maupun lingkungan
masyarakat.
Keberhasilan proses pendidikan tidak dapat dipisahkan dari
keberadaan sang guru. Guru merupakan pelaku utama di sekolah formal maupun non-formal untuk membentuk peserta didik
yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berkepribadian yang
baik, memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas, sehat jasmani maupun rohani
serta memiliki tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Sosok sang guru
adalah orang yang dapat dipercaya dan diteladani oleh seluruh siswanya serta
lingkungannya.
Guru
juga disebut sebagai pendidik. Menurut Poerwadarminta dalam kamus bahasa
Indonesia, pendidikan berarti orang yang mendidik, dengan kata lain pendidik
adalah orang yang meakukan kegiatan dalam bidang pendidikan.
Fakta di lapangan menunjukkan bahwa
banyak kalangan yang mulai meragukan kapabilitas dan kredibilitas guru.
Perannya sebagai pengajar dan pendidik mulai dipertanyakan. Misinya sebagai
pencetak generasi yang unggul, terampil, dan bermoral, belum sepenuhnya
terwujud. Para pelajar kita justru semakin menjauh dari kondisi ideal
seperti yang diharapkan. Yang lebih memprihatinkan, para pelajar itu
mulai kehilangan kepekaan moral, terbius dalam atmosfer zaman yang serba
gemerlap, tersihir oleh kehidupan yang memburu selera dan kemanjaan nafsu,
terjebak ke dalam sikap hidup instan. Tawuran antar pelajar merajalela, pesta
”pil setan” menyeruak, pergaulan bebas makin mencuat ke permukaan.Melihat fennomena saat ini ,
sudah dapat dipastikan bahwa dimasa yang akan dating tidak ada jaminan
Indonesia bisa lebih baik. Banyak sekolah meraih kesuksesan semu dan menanam
potensi kegagalan bangsa.
Segala cara dilakukan untuk meraih
kesuksesan sesaat. Contohnya pelaksanaan Ujian Nasional, banyak yang gagal
karena sekolah tidak berhasil membangun karakter siswa untuk menjadi siswa yang
disiplin, percaya diri, berbudi pekerti serta berakhlak mulia. Kegagalan
di masa yang akan datang adalah andil pendidikan pada saat ini dan rusaknya
karakter bangsa saat ini adalah buah dari masa lalu.
Departemen Pendidikan
Indonesia dalam Renstra 2010-2014, memasukkan pembangunan karakter sebagai
salah satu misinya. Memang tidak mudah untuk mengubah keadaan, tetapi paling
tidak kita dudukkan pendidikan sebagai pilar pembentuk karakter bangsa. (http://metronews.fajar.co.id/read/95036/19/pendidikan-membentuk-karakter-bangsa).
Teori yang pertama kali mengkaji
tentang pendidikan karakter adalah teori pedagogik foerster (dalam koesoema,
2007). Teori ini menekankan aspek etis-spiritual dalam pembentukan karakter
anak. Pendidikan karakter ini memiliki karakter anak. Pendidikan karakter ini
memiliki karakteristik: 1). Menekankan nilai sebagai pedoman normatif perilaku
anak, 2). Menekankan pada ketahanan diri anak sehingga anak memiliki keteguhan
dalam memengang prinsip hidup. 3). Memiliki kemandirian, dan 4). Memilki daya
tahan. Teori ini
memberikan penekanan pada isi dari pendidikan karakter.
Pembangunan karakter bangsa di
sekolah dilakukan melalui kegiatan-kegiatan eksrakurikuler yang
salah satunya adalah kepramukaan, sejalan dengan rencana strategis tahun
2009-2014 lebih menekankan pada pelaksanaan fungsi pokok Gerakan Pramuka
sebagai Lembaga Pendidikan Kader Bangsa.
Tetapi dalam pelaksanaannya di
sekolah terdapat beberapa kendala, antara lain karena sifat nya sukarela
maka kepramukaan hanya diikuti segelintir siswa saja, atau kalaupun ada
sekolah yang mewajibkan kegiatan tersebut maka hasil nya tidak juga maksimal,
artinya hanya kuantitas nya saja yang besar.
Keteladanan sudah menjadi semacam
harga mati bagi semua profesi, terlebih profesi guru. Sementara itu,
keteladanan identik dengan sifat seorang pemimpin yang baik. Kouszer
&Pousner dalam the leadership challenge menjelaskan riset mengenai karakter
pemimpin yang dikagumi oleh para pengikutnya ( orang yang dipimpinnya). Berikut
ini lima karakteristik pemimpin yang paling dikagumi : 1) jujur, 2)
berorientasi kemasa depan, 3) komitmen, 4) membangkitkan semangat, 5) cerdas.
Dalam rangka memperkuat pelasanaan pendidikan karakter
baik disekolah, keluarga maupun masyarakat, pemerintah sebenarnya telah
mengidentifikasi 18 nilai yang bersumber dari agama, budaya dan falsafah
bangsa. Nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan karakter tersebut jika
dideskripsikan sebagai berikut: 1). Religius, 2). Jujur,
3).Toleransi.4).disiplin, 5). Kerja keras, 6). Kreatif, 7). Mandiri,8).
Demokratis, 9). Rasa ingin tahu, 10).
Semangat kebangsaan, 11). Cinta tanah air, 12). Menghargai prestasi, 13).
Bersahabat/ komunikatif, 14). Cinta damai, 15). Gemar membaca, 16). Peduli
lingkungan, 17). Peduli sosial.18).tanggung jawab.
SMK
Negeri 2 Sragen memiliki visi yang ditetapkan
oleh SMK Negeri 2 Sragen adalah menghasilkan tamatan yang beriman,
kompeten, kompetitif, berkepribadian nasional dan berwawasan global. Tamatan
SMK Negeri 2 Sragen menghasilkan peserta didik, 1) cerdas yaitu kecerdasan yang
dimaksud adalah tidak hanya cerdas secara intelektual, namun juga harus cerdas
secara spiritual, cerdas secara emosional dan sosial serta cerdas secara
kinertetik, 2) Tamatan SMK telah dibekali ketrampilan dan kemampuan bekerja
dibidangnya, sehingga mereka siap untuk langsung bekerja tanpa perlu ditraining
lagi, mereka juga dibekali kemampuan untuk biasa membuka usaha sendiri, 3)
Kompetitif yaitu jiwa kompetitif ingin menjadi agen perubahan dan pantang
menyerah sudah ditanamkan sejak tahun pertama di SMK. Kemandirian serta
kepribadian peserta didik SMK yang unggul memicu kesiapan mental untuk bekerja
atau membuka lapangan usaha ketika lulus kelak.
Sementara
itu, bidang studi MekanikaTeknik
termasuk salah satu bidang studi yang kurang begitu diminati peserta didik,
khususnya kelas X TKBB1 SMK Negeri 2 Kabupaten Sragen. Hal tersebut diindikasikan dengan
berbagai fakta berikut:
1.
Prestasi rata-rata peserta
didik untuk bidang studi Mekanika Teknik selama ini tidak lebih tinggi dibanding
prestasi rata-rata beberapa bidang studi lain. Nilai rata-rata peserta didik
kelas X TKBB1 untuk bidang studi MekanikaTeknik rendah, sedangkan untuk
beberapa bidang studi lainya.
2.
Lebih banyak peserta
didik yang terkesan kurang antusias dalam mengikuti bidang studi Mekanika
Teknik dibanding beberapa bidang studi
lainnya.
3.
Terdapat pengakuan dari
65 % peserta didik bahwa bidang studi Mekanika Teknik bukan termasuk bidang
studi yang menjadi minat utama peserta didik.
B.
PERMASALAHAN
Berdasarkan latar belakang di atas, perlu diberikan
karakter pada peserta didik dengan pembelajaran cara A.M.P.U.H. dalam merebut hati murid.
A : Asertif dalam bertindak
M : Menghargai Murid Anda
P : Pandai Membina
Hubungan Baik
U : Usaha Optimal
H : Hindari Kekerasan dan Rasa Takut.
Rendahnya karakter keaktifan, karakter kemandirian,
karakter nasionalis dan patriotis peserta didik, dan hasil belajar Mekanka
Teknik pada peserta didik X TKBB1 tadi disebabkan oleh beberapa faktor dari
guru itu sendiri seperti :
1. Guru
kurang bisa menguasai kelas.
2. Guru
kurang menguasai materi pelajaran.
3. Guru
kurang tepat menentukan model pembelajaran yang sesuai dengan materi.
4.
Guru kurang bervariasi
dalam menerapkan metode pembelajaran .
5.
Guru kurang trampil
memilih alat peraga yang tepat dan sesuai dengan kompetensi dasar yang akan
disajikan.
6.
Guru kurang dapat
memotivasi peserta didik untuk dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.
C.
CARA PENYELASAIAN MASALAH
1.
CARA
A : Asertif dalam Bertindak.
Di
dalam praktiknya,sikap guru dalam merespons stimulus dari perilaku anak
didiknya sangat beragam. Ada guru yang dapat menahan emosi dan mengarahkan anak
untuk berperilaku sesuai yang diharapkan, namun ada juga yang apatis atau
bersikap pasip. Guru seperti ini membiarkan kesalahan atau perilaku buruk yang
dilihatnya. Ada juga guru agresif yang melihat suatu persoalan menggunakan
kacamata kuda.tipe guruseperti ini ,oleh murid-muridnya dianggap sebagai guru
killer.
TIPE GURU MENURUT SIKAP
DAN PERILAKUNYA,
a. Tipe
guru apatis (Pasip)
Guru
tipe ini memiliki cirri-ciri ekspresi wajah datar, tidak berani menatap, sering
meremasremas tangan sendiri, dan tekanan suara lemah.biasameremehkan diri
sendiri, tetapi menghargai orang lain.Guru pasif cenderung menunggu orang lain
menghampiri dirinya untuk menyodorkan bantuan.
b. Tipe
guru sarkastis (pasif – Agresif)
Guru
tipe ini memiliki cirri-ciri suka meremehkan orang lain dan tidak menghargai
kemampuan dirinya. Bersikap pasip di depan orang banyak, tetapi agresif di
belakangnya.
c. Tipe
guru Killer (Agresif)
Cirri-ciri
guru tipe ini adalah selalu bertindak spontan, ekspresi wajah dan mata melotot,
suara meniggi, menganggap dirinya benar, dan orang lain
selalu
salah. Perilaku agresif lebih menekankan pada sesuatu yang bertujuan untuk
menyakiti orang lain dan secara social tidak dapat diterima.
d. Tipe
guru asertif
Guru
tipe ini adalah sesuatu menunjukkan ekspresi ketulusan dan selalu menghargai
orang lain, menatap lawan bicara , tubuh tegap dan tekanan suara tepat. Sikap
asertif ( ketegasan, keberanian menyatakan pendapat) meliputi tiga komponen
dasar yaitu:
a) Kemampuan
mengungkapkan perasaan ( misalnya mau menerima dan mengungkapkan perasaan tidak
suka )
b) Kemampuan
mengungkapkan keyakinan dan pemikiran secara terbuka (mampu menyuarakan
pendapat , menyatakan ketidaksetujuannya,dan sikap tegas, meskipun secara
emosional sulit melakukan ini dan terkadang harus menghormati sesuatu).
c) Kemampuan
mempertahankan hak-hak pribadi( tidak membiarkan orang lain mengganggu dan
memanfaatkan dirinya)
Seorang
guru akan dihadapkan pada berbagai karakter siswa. Bahkan kadang kala terjadi
benturan antara karakter siswa yang satu dengan yang lainnya. Dalam menghadapi
situasi seperti ini, guru dituntut manpu mengayomi semua siswanya, termasuk
siswa-siswa yang dianggap “nakal” atau kerap membuat onar. Guru tidak boleh
berpihak pada salah seorang atau sekelompok siswa tertentu saja. Guru harus
mampu meluruskan, tetapi disisi lain juga melindungi sisi kemanusiaan mereka (
ingat, bukan perilaku buruk siswa yang dilindungi tetapi hak mereka sebagai
manusia.
TINDAKAN TEGAS YANG
AMPUH:
·
Menegakkan aturan dan
konsisten menjaga aturan tersebut.
·
Mengarahkan perilaku
anak dengan tetap menjaga harga diri
·
Memastikan anak-anak
betanggungjawab atas pilihan yang mereka buat.
·
Menerapkan sanksi jika
diperlukan, tapi bukan rasa marah.
·
Berusaha mengajarkan
ketrampilan social untuk menghasilkan pilihan yang lebih baik.
10. Langkah asertif
dalam menegakkan disiplin
Langkah 1. Pergoki mereka ketika sedang
berbuat baik.
Sebuah
iklim yang mendukung dan menyemangati membutuhkan sorotan dan komentar-komentar
positif.
Langkah
2. Gunakan isarat positip
Guru
bias memanfaatkan anak-anak yang berperilaku baik sebagai contoh / pengingat
bagi mereka yang berperilaku tidak baik.
Langkah
3. Gunakan kedekatan fisik
Kemampuan
seorang guru untuk mengatur kedekatan fisiknya dengan kelompok-kelompok dan
individu-individu adalah bagian penting dalam pengelolaan kelas.
Langkah
4. Gunakan pertanyaan untuk membuat anak kembali terfokus.
Pertanyaan-pertanyaan
yang terdengar santai dapat menjadi cara yang sangat kuat untuk membuat anak
kembali terfokus tanpa menarik banyak perhatian.
Langkah
5. Ulangi arahan secara personal .
Memberikan
seorang anak pengarahan singkat dan personal diikuti dengan pemberian waktu
beberapa detik untuk membiarkan si anak memfokuskan kembali perilakunya
sangatlah efektif, terutama bagi anak-anak yang memiliki respons buruk terhadap
teguran dimuka public,
Langkah
6. Akui dan arahkan kembali.
Guru
tidak boleh terjebak kedalam perilaku argumentasi atau sekunder. Guru-guru yang
cerdas menggunakan pengakuan yang diikuti dengan pengarahan kembali.
Langkah
7. Berikan pengingat aturan yang jelas.
Pengingat
aturan-aturan kelas yang personal dan tegas dapat menjadi strategi yang sangat
efektif dan tidak konfrontasional dengan menyebutkan aturan-aturan tersebut
sebagai “peraturan kita” bukan “peraturan ibu/bapak”
Langkah
8. Berikan pilihan yang jelas.
Menyatakan
berbagai konsisten atas pilihan-pilihan tidak baik yangberkelanjutan, secara
tegas mengembalikan pusat kendali dan tanggung jawab.
Langkah
9. Gunakan konsekuensi yang telah disetujui
Jika
anak-anak terus membuat pilihan yang buruk , guru dapat menerapkan
konsekuensi-konsekuensi yang telah dietujui bersama.
Langkah
10. Gunakan strategi “ keluar”
Jika
sejumlah anak terus menerus menggunakan proses mengajarkan secara signifikan
dan atau proses belajar anak-anaklain, merekabisa dikeluarkan dari ruang kelas
dengan menggunakan prosedur-prosedur yang telah disetujui sekolah.namun perlu
diketahui bahwa hukuman jenis iniadalah hukuman yang cukup serius.
2.
CARA M : MENGHARGAI MURID.
Setiap manusia apapun latar belakangnya,
memiliki kesamaan yang mendasar, yaitu ingin dipuji, diakui, didengarkan, dan
dihormati. Kebutuhan ini sering terlupakan begitu saja. Manusia bukan sekedar
makluk fisik, tetapi juga makluk spiritual yang membutuhkan sesuatu yang jauh
lebih bernilai.
Mengapa guru perlu memberI pujian? Ada
beberapa manfaat yang bias didapat dengan memberikan pujian:
·
Menunjukkan pnghargaan
atasupaya murid-murid
·
Memastikan bahwa
perilaku yang baik terus berulang
·
Membangun hubungan yang
lebih dekat dan komunikasi yang lebih positif
·
Memberikan contoh pada
murid-murid lain agar mengikuti perilaku yang baik.
Bentuk –bentuk pujian bias diberikan
melalui ucapan-ucapan seperti terima kasih; kamu hebat; luar biasa; atau
gesture seperti acungan jempol, senyuman, anggukan setuju, tepukan di bahu, dan
lain-lain.
CARA P
: PANDAI MEMBINA HUBUNGAN BAIK
Kiat
cerdas berkomunikasi.
Seorang
guru harus menyadari betapa pentingnya ketrmpilan komunikasi dalam proses
pembelajaran seperti halnya menyadari bahwa semua sisa memiliki berbagai
tingkat kekuatan dan kelemahan.hanya melalui ketrampilan komunikasilah dia
dapat memperkenalkan solusi kreatif dan efektif untuk masalah-masalh siswa.
Berikut
ini adalah kiat-kiat cerdas berkomunikasi
a. Menggunakan
bahasa motivasi
b. Menggunakan
bahasa tubuh
c. Menggunakan
humor
3.
CARA
U : USAHA OPTIMAL
Niat
dan keyakinan
Manuasia
wajib berusaha , tuhan yang menentukankeberhasilannya pernyataan tersebut
sangat dipercaya oleh manusia beragama diseluruh dunia. Usaha yang baik harus
dimulai dari niat yang baik pula, aspek niat itu ada 3 hal,
a. Diyakini
dalam hati
b. Diucapkan
dengan lisan (tidak perlu keras sehingga dapat mengganggu orang lain atau
bahkan menjadi riya.)
c. Dilakukan
dalam bentuk amal perbuatan.
Membiasakan
diri dengan kebiasaan efektif
Tujuh kebiasaan yang dipaparkan covey ternyata
sangat baik jika diaplikasikan di dalam dunia pendidikan.
1).
Kebiasaan 1 jadilah proaktif
Sikap
proaktif untuk kebiasaan ini adalah :
a) Sikap
bertanggung jawab
b) Mengambil
inisiatif
c) Menentukan
tindakan, sikap, dan suasana hati
d) Tidak
menyalahkan orang lain bila melakukan kesalahan
e) Melakukan
yang seharusnya dilakukan tanpa diminta meskipun tidak ada orang yang melihat.
2)
kebiasan 2. Merujuk pada tujuan akhir
Kebiasaan
yang merujuk pada tujuan akhir ini adalah:
a) Membuat
rencana didepan dan menetapkan target
b) Melakukan
hal-hal yang berarti dan membuat perbedaan
c) Menjadi
bagian penting dari kelas dan memberikan kontribusi terhadap visi dan misi
sekolah
d) Berusaha
menjadi warga yang baik.
3)Kebiasaan 3. Dahulukan yang utama.
Hal-hal
utama tidak dikebelakangkan. Individu dan organisasi memfokuskan perhatiannya
pada apa yang paling penting,entah mendesak atau tidak. Intinya adalah
memastikan diutamakannya hal yang utama. Kebiasaan mendahulukan yang utama
adalah:
a) Menghabiskan
waktu untuk hal-hal terpenting, ini berarti mengatakan tidak untuk hal-hal yang
tak bolah dilakukan
b) Menetapkan
prioritas
c) Membuat
jadwal dan melaksanakan rencana
d) Disiplin
dan terorganisasi
4)Kebiasaan
4. Berpikir menang-menang.
Kebiasaan
berpikir menang ini adalah:
a) Menyeimbangkan
keberanian mendapatkan kemauan saya dan kemauan orang lain.
b) Selalu
mempertimbangkan perasaan orang lain
c) Jika
terjadi perselisihan, mencari alternative ketiga.
5) kebiasaan 5 :
berusaha memahami terlebih dulu, baru pahami
Kebiasaan berusaha
untuk memahami terlebih dahulu baru dipahami ini adalah:
a) Mendengarkan
gagasan dan perasaan orang lain
b) Mencoba
melihat dari sudut pandang mereka
c) Mendengarkan
oranglain tanpa memotong pembicaraan
d) Menatap
mata lawan bicara.
6.Kebiasaan
6. Wujudkan sinergi
Kebiasaan
mewujudkan sinergi ini adalah:
a) Menghargai
kekuatan orang lain dan belajar darinya.
b) Pandai
bergaul bahkan dengan orang yang berbeda
c) Bekerja
baik dalam kelompok
d) Meminta
gagasan orang lain untuk memecahkan masalah. Sebab dengan bekerja sama dengan
orang lain akan dihasilkan solusi yang lebih baik daripada jika seseorang
bekerja secara individu
e) Bersikap
rendah hati.
7.
kebiasaan mengasah gergaji.
Mengasah gergaji adalah soal memperbaharui diri terus menerus dalam keempat
bidang kehidupan dasar,yakni fisik,sosial,/emosional, mental.dan rohani.
a) Menjaga
tubuh dengan menjaga makanan, berolah raga, dan tidur secukupnya.
b) Menghabiskan
waktu bersama keluarga dan teman-teman
c) Belajar
dengan berbagai cara dan diberbagai tempat
d) Meluangkan
waktu mencari cara yang berarti untuk membantuorang lain.
CARA H
: HINDARI KEKERASAN DAN RASA TAKUT
Rasa
takut dan akibat yang ditimbulkannya.
Perlakuan yang menimbulkan rasa takut
yang dialami anak dapat memberikan dampak negative bagi tumbuh kembangnya.anak
yang mengalami rasa cemas akan mengalami gangguan psikologis seperti kurang
percaya diri, rendah diri, dan merasa tidak berarti dalam lingkungannya
sehingga tidak termotivasi untuk mewujudkan potensi-potensi yang dimilikinya.
Cara
ampuh mengatasi konflik kekerasan.
Berikut
hal-hal yang biasa dilakukan guru dalam mengatasi konflik.
1. Mendengar aktif
2. Pastikan
pesan guru efektif
Indicator
bahwa pesan yang disampaikan guru efektif adalah sebagai berikut:
a) Murid
dapat menangkap apa yang menyebabkan guru terganggu.
b) Pesan
guru harus mengandung pengaruh yang konkret, yang dapat merangsang murid untuk
mengubah tingkah laku.
c) Pesan
guru disampaikan secara asertif. Dengan kata lain seorang guru mampu
menyampaikan maksud dan perasaan-perasaannya kepada murid tanpa menyinggung
atau melukai perasaan murid yang menerimanya.
3. Menyelesaikan
konflik secara kontruktif.
Hal
yang perlu dilakukan untuk menyelesaikan konflik secara konstruktif adalah
sebagai berikut:
a) Respek
, sikap menerima dan menghargai pihak lain sebagaimana adanya.
b) Mencari
titik temu, bukan memperlebar jurang perbedaan
c) Menghargai
tindakan-tindakan yang menyakiti secara fisik.
d) Menghindari
jangan sampai ada pihak yang merasa dipermalukan
4. Menerima
dan memberikan feedback/ umpan balik yang bermanfaat.
Ada
beberapa trik menyampaikan feedback yang positip yaitu,
a).
diberikan secara jujur, tidak ada maksud tersembunyi atau siasatuntuk maksud
lain.
b)
.Diberikan secara deskripsi, terurai sehingga tergambar jelas,
c)
hindari feedback yang berada penilaian
d)
ditujukan pada tingkah laku yang ingin diubah, bukan pada individunya.
e) bersifat khusus, kata tidakdisiplin
harus dipersempit menjadi misalnya terlambat dating, tidak mengerjakan PR dan
lain-lain
f)
disampaikan dengan segera.
D. SIMPULAN
DAN REKOMENDASI
SIMPULAN
Dari penjelasan diatas dapat ditarik
kesimpulan mendapatkan cara A M P U H didalam merebut hati murid di
sekolah sekolah yang selama ini guru kurang memperhatikan itu semuanya. cara AMPUH merebut hati murid.
A : Asertif dalam bertindak
M : Menghargai Murid Anda
P : Pandai Membina Hubungan Baik
U : Usaha Optimal
H : Hindari Kekerasan dan Rasa Takut.
Manfaat bagi guru untuk cara A M P U
H untuk merebut hati murid, dapat membuat,
a) Meningkatkan kompensi kepribadian
dan kemampuan bersikap asertif untuk membangun dan memelihara pembelajaran yang
menyenangkan.
b) Membangun budaya saling menghormati
dan berpikir positif agar tercipta suasana pembelajaran unggul.
c) Memperoleh kiat jitu dalam
berkomunikasi dan membangun hubungan baik dengan murid, orang tua murid, dan
stakeholders.
d) Meningkatkan kebiasaan efektif dan
berpikir maju
e) Mendalami motivasi hidupmulia dan
mengkatkan rasa cinta terhadap profesi sebagai pendidik.
REKOMENDASI
1 Sekolah sebagai
tempat penyelenggaraan pendidikan formal diharapkan dapat menerapkan guru cara A.M.P.U.H agar
pelaksanaannya proses pembelajaran di kelas dapat optimal.
2. Sekolah diharapkan
mengikutsertakan semua guru dalam seminar
guru cara A.M.P.U.H merebut hati murid.
3. Sekolah mengadakan seminar dan
pelatihan pada dasarnya dilakukan melalui tiga orientasi, yaitu:
a) Training of the head: bertujuan
untuk membangun dimensi kognitif yaitu mindset, paradigm, konsep, teori dan
prinsip.
b) Training of the hands: bertujuan
untuk membangun dimensi psikomotorik, yaitu kompetensi, skill, kapabilitas,
kebiasaan, kemahiran, dan keahlian.
c) Training of the heart: bertujuan untuk
membangun dimensi afektif, yaitu emosional, semangat, spiritualitas, motivasi,
sikap, dan karakter.
E.
PELAJARAN YANG DIPEROLAH
Hasil
dari pembelajaran
cara A.M.P.U.H adalah data harian pada kompetensi Mekanika Teknik dan data observasi kelas X TKBB1 berupa data perilaku
siswa yang didapat dari guru, dan data
dokumentasi foto. Hal yang dibahas berupa proses pembelajaran, peningkatan karakter peserta didik pada kompetensi Mekanika Teknik dan terjadi perubahan akifitas belajar siswa .
Sedangkan
kondisi karakter peserta
didik hasil obserfasi dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:
Tabel Pencapaian karakter
peserta didik
no
|
Aspek
karakter
|
Pertemuan1
|
Pertemuan2
|
Pertemuan3
|
Pertemuan4
|
keterangan
|
1
|
Religius
|
52
|
77
|
88
|
94
|
naik
|
2
|
Jujur
|
40
|
62
|
74
|
80
|
naik
|
3
|
Toleransi
|
31
|
51
|
61
|
72
|
naik
|
4
|
Disiplin
|
37
|
37
|
48
|
56
|
naik
|
5
|
Kerja keras
|
46
|
45
|
50
|
56
|
naik
|
6
|
Kreatif
|
31
|
46
|
52
|
57
|
naik
|
7
|
Mandiri
|
37
|
46
|
51
|
56
|
naik
|
8
|
Demokratis
|
31
|
42
|
51
|
63
|
naik
|
9
|
Rasa ingin tahu
|
52
|
77
|
88
|
94
|
naik
|
10
|
Semangat kebangsaan
|
40
|
62
|
74
|
80
|
naik
|
11
|
Cinta tanah air
|
31
|
51
|
61
|
72
|
naik
|
12
|
Menghargai prestasi
|
37
|
37
|
48
|
56
|
naik
|
13
|
Bersahabat/komunikatif
|
46
|
45
|
50
|
56
|
naik
|
14
|
Cinta damai
|
31
|
46
|
52
|
57
|
naik
|
15
|
Gemar membaca
|
37
|
46
|
88
|
56
|
naik
|
16
|
Peduli lingkungan
|
46
|
42
|
74
|
63
|
naik
|
17
|
Peduli sosial
|
31
|
46
|
88
|
56
|
naik
|
18
|
Tanggung jawab.
|
37
|
42
|
74
|
63
|
naik
|
Dilihat dari tabel diatas
tingkatan dalam karakter peserta
didik
: sangat tinggi, tinggi,
sedang, rendah, Untuk hasil obserfasi analisa: di dalam siklus 2 ini
belum ada yang mencapai sangat tinggi, tinggi terdapat di dalam indikator
sangat tinggi: terdapat pada indikator 1). Religius, 2). Jujur,
3).Toleransi.4).disiplin, 5). Kerja keras, 6). Kreatif, 7). Mandiri,8).
Demokratis, 9). Rasa ingin tahu, 10).
Semangat kebangsaan, 11). Cinta tanah air, 12). Menghargai prestasi, 13).
Bersahabat/ komunikatif, 14). Cinta damai, 15). Gemar membaca, 16). Peduli
lingkungan, 17). Peduli sosial.18).tanggung jawab.
Karakter peserta didik
dapat melatih memori siswa agar bekerja dan berkembang secara optimal. Guru
perlu memberikan kesempatan siswa untuk mengoptimalisasikan memori siswa
bekarja secara maksimal dengan
memberikan waktu untuk mengungkapkan kreatifitas sendiri. Cara lain untuk membentuk karakter peserta didik dengan memberikan berbagai pengalaman
belajar bermakna yang bermanfaat bagi kehidupan peserta didik, pemberian rangsangan tugas,
tantangan , memecahkan masalah atau mengembangkan pembiasaan agar dalam
dirinyatumbuh kesadaran bahwa belajar menjadi kebutuhan hidupnya. Alasan lain
mengaktifkan peserta didik
yaitu dengan menganalisis cara belajar peserta didik yang berbeda-beda. Setiap
peserta didik perlu memperoleh layanan bimbingan belajar yang berbeda-beda
pula, sehingga seluruh siswa dapat berkembang sesuai dengan tingkat
kemampuannya. Guru perlu menyadari bahwa peserta didik berlaar belakang sosial
yang berbeda sehingga guru mempunyai tugas untuk menumbuhkan kesadaran agar
setiap peserta didik merasa membutuhkan
belajar.
Implikasi
karakter dalam proses belajar
terlihat dari beberapa kegiatan yaitu, 1) memberi kesempatan, peluang
seluas-luasnya kepada peserta didik
untuk berkreatifitas dalam proses belajarnya. 2) memberikan kesempatan
melakukan pengamatan, penyelidikan , 3) memberikaan tugas individual dan
kelompok melalui kontrol guru, 4) memberikan pujian verbal dan non verbal
terhadap peserta didik yang memberikan respons terhadap pertanyaan yang
diajukan, 5) menggunakan mukti metode dan mukti media di dalam pembelajaran (
Aunurrahman, 2009: 121 dalam ebookbrowse.com / teori-keaktifan siswa dalam
pembelaajaran.pdf.2013.tgl 28-2-2013 jam 10.00 WIB.). Dalam menganalisis tentang karakter terdapat beberapa
indikator yang dapat menjadi pedoman dalam pengukuran karakter. Indikator karakter peserta didik dapat
dilihat dari kriteria berikut ini, 1). Religius, 2). Jujur,
3).Toleransi.4).disiplin, 5). Kerja keras, 6). Kreatif, 7). Mandiri,8).
Demokratis, 9). Rasa ingin tahu, 10).
Semangat kebangsaan, 11). Cinta tanah air, 12). Menghargai prestasi, 13).
Bersahabat/ komunikatif, 14). Cinta damai, 15). Gemar membaca, 16). Peduli
lingkungan, 17). Peduli sosial.18).tanggung jawab.( Amiruloh.S:37-38)
Tabel 2
Pencapaian nilai mata pelajaran Mekanika
teknik
NO.
|
NAMA
|
pertemuan
|
pertemuan
|
pertemuan
|
pertemuan
|
Rara2x
|
KETUNTASAN
|
|
1
|
2
|
3
|
4
|
TUNTAS
|
TIDAK
|
|||
1
|
AAN DWI .S
|
70
|
75
|
75
|
75
|
74
|
√
|
|
2
|
AGIL PUTRA .Y
|
70
|
80
|
87
|
80
|
79
|
√
|
|
3
|
AGUNG SAIPUL
|
70
|
80
|
87
|
85
|
81
|
√
|
|
4
|
AKBAR AJI .S
|
65
|
75
|
80
|
80
|
75
|
√
|
|
5
|
AKHIR PUJI .L
|
70
|
80
|
80
|
80
|
78
|
√
|
|
6
|
ALDALIA .A.P.
|
70
|
80
|
75
|
75
|
75
|
√
|
|
7
|
ALIF FIRMAN N
|
70
|
75
|
75
|
75
|
74
|
√
|
|
8
|
ANJAR DWI .S
|
70
|
82
|
75
|
80
|
77
|
√
|
|
9
|
APRILIA .N.R
|
70
|
80
|
80
|
85
|
79
|
√
|
|
10
|
APRILIYA .N
|
70
|
85
|
86
|
90
|
83
|
√
|
|
11
|
ARIEF .W
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
|
|
12
|
ARIFIN
|
70
|
80
|
85
|
90
|
81
|
√
|
|
13
|
AYU .W.E
|
70
|
80
|
85
|
90
|
81
|
√
|
|
14
|
BAYU .K
|
70
|
85
|
85
|
90
|
83
|
√
|
|
15
|
BUDI .A
|
65
|
70
|
70
|
65
|
68
|
|
√
|
16
|
DAPIT .B
|
80
|
90
|
100
|
100
|
93
|
√
|
|
17
|
DEDI .S
|
80
|
80
|
94
|
95
|
87
|
√
|
|
18
|
DICKY .D
|
80
|
80
|
88
|
90
|
85
|
√
|
|
19
|
DIRGANTARA
|
70
|
75
|
82
|
80
|
77
|
√
|
|
20
|
ELISA .A..S
|
70
|
75
|
75
|
75
|
74
|
√
|
|
21
|
EMANDA .C .I
|
70
|
75
|
78
|
80
|
76
|
√
|
|
22
|
ERWANDA .S
|
70
|
77
|
78
|
79
|
76
|
√
|
|
23
|
FAJAR .K
|
65
|
75
|
70
|
70
|
70
|
√
|
|
24
|
FEBYAN .D .W
|
70
|
80
|
80
|
80
|
78
|
√
|
|
25
|
GALUH .C .P
|
80
|
90
|
90
|
90
|
88
|
√
|
|
26
|
GUSTI DWI .S
|
65
|
65
|
70
|
70
|
68
|
|
√
|
27
|
HARI ADI.R
|
70
|
80
|
80
|
80
|
78
|
√
|
|
28
|
IMRON NUR ,Y
|
80
|
90
|
90
|
90
|
88
|
√
|
|
29
|
INDRI ARI .K
|
65
|
70
|
75
|
75
|
71
|
√
|
|
30
|
JAFAR SHIDIQ
|
70
|
80
|
80
|
80
|
78
|
√
|
|
31
|
JANUAR .W.R
|
65
|
70
|
70
|
70
|
69
|
|
√
|
32
|
LARAS NUR .P
|
90
|
90
|
98
|
100
|
95
|
√
|
|
33
|
LEA YUGUS .A
|
65
|
75
|
75
|
80
|
74
|
√
|
|
Prosentase
yang Tuntas
|
87%
|
97%
|
100%
|
97%
|
29/32 x 100% = 91 %
|
|||
Prosentase
yang Tidak Tuntas
|
15,6%
|
3%
|
0%
|
3%
|
3/32x100% = 9%
|
|||
|
|
|
|
|
|
Keterangan:
Nilai 1 : balok diatas dua dudukan dengan beban terbagi merata 87%
Nilai 2 : balok
diatas dua dudukan dengan beban terbagi segitiga 97%% .
Nilai 3 : balok dua dudukan dengan beban trepesium 100% .
Nilai 4 : balok
dua dudukan beban gabungan 97%
Jumlah rata rata kelas
= 95%
Dari hasil
penilaian pada pertemuan 1materi balok
diatas dua dudukan dengan beban terbagi merata memperoleh nilai ketuntasan 87%,
pertemuan ke 2 dengan materi balok diatas dua dudukan dengan beban terbagi segitiga mempeooleh nilai ketuntasan 97%, pertemuan
ke3 materi balok dua dudukan dengan beban trapesium memperoleh nilai ketuntasan
100%, dan pada pertemuan ke 4 dengan materi balik dua dudukan beban gabungan
97%, sehingga dapat diperoleh nilai rata-rata 95%.
E.
DAFTAR PUSTAKA
Amirulloh,S. 2014. Model Pendidikan Karakter dalam Keluarga.Jakarta.Gramedia
Poerwadarminta, W.J.S. 1999.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta:
Balai Pustaka
Kouzes, jim dan barry pousner. 2004. The Leadership Challenge.jakarta:
Erlangga.
Ardhana,2009:2
dalam ebookbrowse.com / teori-keaktifan siswa dalam pembelaajaran.pdf.2013.tgl
28-2-2014 jam 10.00 WIB.
Aunurrahman,
2009: 121 dalam ebookbrowse.com / teori-keaktifan siswa dalam
pembelaajaran.pdf.2013.tgl 28-2-2013 jam 10.00 WIB.
wahyono, joko.2010. cara A.M.P.U.H merebut Hati Murid.
Jakarta. Erlagga.
LAMPIRAN
Lampiran. 1.
Daftar
kelompok Kelas X TKBB1 SMK Negeri 2
Sragen.
No
|
Nama
|
Pertemuan1
|
Pertemuan2
|
Pertemuan3
|
Pertemuan4
|
Keterangan
|
1
|
AAN DWI SETYAWAN
|
27
|
33
|
46
|
45
|
naik
|
2
|
AGIL PUTRA YUWANDA
|
23
|
29
|
37
|
40
|
naik
|
3
|
AGUNG SAIPUL RAHKIM
|
18
|
24
|
35
|
35
|
naik
|
4
|
AKBAR AJI SAPUTRA
|
23
|
29
|
35
|
33
|
naik
|
5
|
AKHIR PUJI LESTARI
|
18
|
27
|
35
|
38
|
naik
|
6
|
ALDALIA ANGGIT PUTRI
|
25
|
33
|
38
|
38
|
naik
|
7
|
ALIF FIRMAN N R J
|
27
|
33
|
46
|
45
|
naik
|
8
|
ANJAR DWI SANTOSO
|
23
|
29
|
37
|
40
|
naik
|
9
|
APRILIA NANDA RYKI W
|
18
|
24
|
35
|
35
|
naik
|
10
|
APRILIYA NURHAJAJAH
|
23
|
29
|
35
|
33
|
naik
|
11
|
ARIEF WICAKSONO
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
12
|
ARIFIN
|
25
|
33
|
38
|
38
|
naik
|
13
|
AYU WULANDARI E
|
27
|
33
|
46
|
45
|
naik
|
14
|
BAYU KRISTYANTO
|
23
|
29
|
37
|
40
|
naik
|
15
|
BUDI APRILIANTO
|
18
|
24
|
35
|
35
|
naik
|
16
|
DAPIT BAWONO
|
23
|
29
|
35
|
33
|
naik
|
17
|
DEDI SETIAWAN
|
18
|
27
|
35
|
38
|
naik
|
18
|
DICKY DAMARA
|
25
|
33
|
38
|
38
|
naik
|
19
|
DIRGANTARA BAYU AJI
|
27
|
33
|
46
|
45
|
naik
|
20
|
ELISA ATARINA S
|
23
|
29
|
37
|
40
|
naik
|
21
|
EMANDA CHELLA I
|
18
|
24
|
35
|
35
|
naik
|
22
|
ERWANDA SAPUTRO
|
23
|
29
|
35
|
33
|
naik
|
23
|
FAJAR KRISTIAWAN
|
18
|
27
|
35
|
38
|
naik
|
24
|
FEBYAN DANUR WINDO
|
25
|
33
|
38
|
38
|
naik
|
25
|
GALUH CANDRA P
|
27
|
33
|
46
|
45
|
naik
|
26
|
GUSTI DWI SAPUTRA
|
23
|
29
|
37
|
40
|
naik
|
27
|
HARI ADI ROMADHON
|
18
|
24
|
35
|
35
|
naik
|
28
|
IMRON NUR YATAMA
|
23
|
29
|
35
|
33
|
naik
|
29
|
INDRI ARI KRISTIANTO
|
27
|
33
|
46
|
45
|
naik
|
30
|
JAFAR SHIDIQ
|
23
|
29
|
37
|
40
|
naik
|
31
|
JANUAR WAHYU R
|
18
|
24
|
35
|
35
|
naik
|
32
|
LARAS NUR PRAWESTI
|
23
|
29
|
35
|
33
|
naik
|
33
|
LEA YUGUS ADITYA W
|
18
|
27
|
35
|
38
|
naik
|
Kreteria keaktifan siswa
Prosentase
|
Kreteria
|
75 % - 100 %
|
Sangat tinggi
|
50 % - 74,99 %
|
Tinggi
|
25 % - 49,99 %
|
Sedang
|
0 % - 24,99 %
|
Rendah
|
Dan kami sangat berterimakasih, kepada anda yang telah meninggalkan komentarnya dibawah ini.
3 komentar:
Good
Mkasih. Bisa menambah informasi dn motivasi , inspirasi buat sy.
Good
Mkasih. Bisa menambah informasi dn motivasi , inspirasi buat sy.
terima kasih share nya pak
Posting Komentar