Tampilkan postingan dengan label beasiswa s2 luar negeri. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label beasiswa s2 luar negeri. Tampilkan semua postingan

Jumat, 17 Oktober 2014

Cara raih beasiswa luar negeri jalur profesor

Beasiswa luar Negeri, Selain mencari informasi dari jalur formal seperti “university calendar” ada cara lain yaitu dengan menghubungi profesor dari perguruan tinggi yang bersangkutan. Sangat lazim seorang profesor mencari mahasiswa untuk membantu penelitiannya. Biasanya ini hanya untuk pascasarjana (S2/S3). Di bidang-bidang khusus, seperti bidang teknik (engineering) yang akhir-akhir ini mulai dijauhi mahasiswa setempat karena dinilai terlalu sukar dan kurang memberikan hasil finansial dibandingkan bidang non-teknik lainnya, banyak profesor yang kesulitan untuk mencari mahasiswa lokal sehingga dia menawarkan bimbingan untuk mahasiswa asing. Bahkan ada yang menawarkan beasiswa juga. Beasiswa ini biasanya diperoleh dari perusahaan atau industri yang mengadakan kerjasama penelitian dengan profesor yang bersangkutan. Biasanya informasi mengenai hal ini tersebar melalui mailing list, atau malah dari situs web sang profesor tersebut. clip_image001

Di beberapa tempat, profesor juga mendapat dana bantuan dari perguruan tinggi jika dia dapat merekrut mahasiswa beasiswa S3 karena jumlah mahasiswa S3 di perguruan tinggi tersebut turut menentukan nilai dari perguruan tinggi yang bersangkutan. (Misalnya, salah satu kriteria dari sebuah research university adalah dihasilkannya 50 S3 dalam satu tahun di 15 bidang.)

Profesor biasanya menjadi salah satu orang yang ikut menentukan diterima atau tidaknya sang calon mahasiswa. Biasanya, admission office akan menanyakan kesediaan profesor yang bersangkutan karena ini terkait dengan masalah penelitian. Jadi, jika kita sudah menghubungi profesor yang bersangkutan, biasanya lebih mudah untuk diterima.

Namun hal ini perlu dilakukan dengan hati-hati. Pasalnya, kita tidak tahu siapa profesor tersebut, kecuali yang sudah terkenal. Siapa tahu profesor tersebut memiliki sifat yang kurang baik, seperti misalnya mempekerjakaan mahasiswanya secara rodi dan sulit meluluskan mahasiswanya. Maklum, mahasiswa adalah tenaga intelektual yang murah honornya. Anda bisa bertahun-tahun bekerja di bawah bimbingannya. Padahal anda ingin cepat lulus dan berkarya. Kecuali jika memang anda senang (enjoy) dengan pekerjaan anda sebagai peneliti dengan profesor yang bersangkutan. Kadang-kadang hal ini terjadi, yaitu sang mahasiswa justru senang bekerjasama dengan sang profesor sehingga “kelupaan” untuk menyelesaikan studinya. Terus saja dia menjadi doctorate candidate.

Salah satu hal yang bisa dilihat jika kita memilih profesor adalah jumlah mahasiswa bimbingannya. Jika dia memiliki mahasiswa yang banyak, kemungkinan besar dia disukai mahasiswa sehingga potensi untuk masalah (personal) lebih kecil. Kalau pun ada masalah, anda punya banyak kawan. (smile.)

Hubungan pribadi antara mahasiswa bimbingan dengan profesornya di level S3 sangat penting. Saya melihat beberapa kawan yang berhenti di S3 karena ada konflik dengan profesornya. Untuk itu masalah hubungan manusia ini jangan dianggap sepele.

BACA SELENGKAPNYA »

Artikel Favorit