Tampilkan postingan dengan label smait insan tama ke malaysia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label smait insan tama ke malaysia. Tampilkan semua postingan

Kamis, 29 November 2012

SMAIT Insantama Go to Malaysia

‘’Saya akan mendampingi kalian, untuk memastikan agar perjalanan ke Malaysia ini bukan jalan-jalan,’’ seru Pengurus Yayasan Insantama Cendekia, Rahmat Kurnia, dalam penglepasan Tim ‘’Go to Malaysia’’ di Bogor, Sabtu (24/11).

‘’Go to Malaysia’’ adalah Program Study Tour Sekolah Menengah Atas Islam Terpadu (SMAIT) Insantama Bogor. Selama sepekan, dari 25 November hingga 1 Desember 2012, sebanyak 45 murid kelas 3 SMAIT Insantama akan mengunjungi belasan lembaga studi di Negeri Jiran. Diantaranya adalah Universitas Kebangsaan Malaysia.

Selaku wakil Yayasan, Rahmat Kurnia memberikan apresiasi tinggi terhadap LKMA ‘’Go to Malaysia’’. Di hadapan civitas akademika SMPIT dan SMAIT ia mengungkapkan, kegiatan ini disetujui Yayasan dengan syarat berat. Pertama, harus swadaya-siswa. Kedua, SMAIT harus sukses dalam Ujian Akhir Semester. Dan ketiga, para siswa harus menguasai percakapan Bahasa Inggris dan Bahasa Arab.

Semula, kegiatan ini dianggap ‘’mimpi’’ oleh sebagian siswa, guru, dan orangtua. Sebab, untuk membiayainya, anak-anak harus menghimpun dana sendiri minimal Rp 120 juta.

‘’Waduh, bisa-bisa anak-anak harus jual gedung sekolahnya sendiri tuh buat membiayainya,’’ celetuk pesimis seorang wali murid.

But the show must go on, anak-anak malah semakin bersemangat melakukan fundraising.

Di tengah getolnya berikhtiar, rejeki datang dari seorang donatur. Jumlahnya pas sesuai kebutuhan, Rp 120 juta.

Buat SMAIT Insantama, uang sponsor itu halal. Tapi, setelah dikaji asal-usulnya oleh pengurus Yayasan, ternyata uang tersebut berpotensi membawa dampak yang tidak baik buat sekolah. Yayasan lalu berembug dengan para siswa.

‘’Saya tantang anak-anak, apakah kalian sanggup mulai dari nol lagi mencari dana yang clear halal, atau kegiatan ini dibatalkan saja. Luar biasa, subhanallah, ternyata anak-anak memilih opsi untuk jalan terus meskipun harus dari nol lagi,’’ tutur Rahmat, disambut gemuruh tepuk tangan hadirin yang memenuhi gelanggang olahraga Insantama.

Dengan strategi ‘’total football’’, para siswa digesa Karebet Wijayakusuma, pembimbing LKMA, untuk menempuh ‘’semua cara asal halal’’ dalam menghimpun dana. Mereka melakukan presentasi ke sponsor, menggalang donatur, menghimpun sumbangan dari segenap stake-holder Insantama, sampai berjualan makanan kecil di sekolah dan sekitarnya.

Hasilnya, bukan Rp 120 juta yang didapat, melainkan Rp 180 juta!

Anak-anak juga melalui UAS 2012 dengan mulus. Hampir 100% nilainya di atas rata-rata angka kecukupan minimal. Dan dengan disiplin berbahasa dwi-lingual di sekolah, para murid cukup gape untuk cas-cis-cus dalam Bahasa Inggris maupun Arab.

Menurut Rahmat Kurnia, para siswa kelas 3 SMAIT Insantama telah menempuh semua syarat kesuksesan memetik cita, yaitu: commitment, do the best, dan always improving.

Maka, dengan disambut manajemen Lion Air sebagai rombongan penumpang terbesar pertama maskapai itu, pada Ahad 25 November 2012 Tim LKMA SMAIT Insantama terbang ke Malaysia.

Didampingi perwakilan dari Yayasan, Dewan Guru, Orangtua Murid, dan perwakilan FOSIS (Forum Silaturahmi Orangtua Siswa), para siswa harus menggali kelebihan tiap objek kunjungan. Kemudian membuat laporan perjalanan sesuai standar yang sudah ditentukan.

SM Pertiwiguno, Kepala Sekolah SMAIT Insantama, menjelaskan, study tour ke Malaysia merupakan bagian dari kegiatan Latihan Kepemimpinan dan Managemen tingkat Akhir (LKMA).

‘’LKMA adalah kegiatan lanjutan dari Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) yang sudah dilaksanakan pada September 2011 dengan tema ‘’Taklukkan Cianjur’’. Alhamdulillah, lewat LDK, anak-anak belajar mengorganisasi diri dan kelompoknya untuk mengikuti wide-game menempuh jarak 45 km dari Bogor ke Cianjur,’’ terang Pak Uno, sapaan akrab Pertiwiguno.

Prof Ing Fahmi Amhar, peneliti pada Bakosurtanal, yang turut menyemangati Tim ‘’Go to Malaysia’’, mengatakan, selama di negeri jiran para siswa harus mencari dan mendapatkan peluang beasiswa untuk kuliah di sana. Ia juga menyarankan agar LKMA Insantama berikutnya mengarah ke Jepang, yang banyak menyediakan beasiswa. (nurbowo)

Berita kiriman dari Nur Bowo noor.bowo@gmail.com

BACA SELENGKAPNYA »

Artikel Favorit