PELAKSANAAN MODEL QUCHING BERKELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI STATIKA PADA
PESERTA DIDIK KELAS X TEKNIK KONSTRUKSI KAYU 1
SMK NEGERI 2 SRAGEN SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013
Irmina Titik Purwanti*)
Subyantoro **)
Abstrak
Masalah yang diangkat pada penelitian ini adalah rendahnya prestasi rata-rata peserta didik untuk bidang study Statika pada kelas X TKK 1 SMK Negeri 2 Sragen.Rendahnya keaktifan peserta didik dan sikap kemandirian pada peserta didik kelas X TKK 1 SMK Negeri 2 Sragen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan pencapaian standart kompetensi Menerapkan ilmu Statika dan tegangan, pada peserta didik kelas X Teknik kontruksi Kayu 1 SMK Negeri 2 Sragen tahun ajaran 2012/2013 nilai KKM 75 dengan jumlah prosentase ketuntasan kopetensi 91,2%, dari 34 pserta didik. Pencapaian keaktifan belajar peserta didik 87,9%, Pencapaian sikap kemandirian pserta didik 93,3%. Berdasarkan hasil penelitian , maka peneliti merekomendasikan bahwa model Quantum Teaching dengan Study Group dapat meningkatkan keaktifan peserta didik , sikap kemandirian peserta didik dan meningkatkan kompetensi belajar Statika kelas X Teknik kontruksi kayu 1 SMK Negeri 2 Sragen.
Kata kunci : Model quantum teaching dengan study group , prestasi belajar Statika.
abstract
The issues raised in this study is the low average achievement of students for field study in class X Statics TKK 1 SMK Negeri 2 Sragen. The low active learners and independent attitude in class X students of SMK Negeri 2 TKK 1 Sragen.
The results showed that there was an increase in the achievement of competency standards Statics Applying science and voltage, the students of class X 1 Wood construction technique SMK Negeri 2 Sragen school year 2012/2013 the KKM 75 percent the number of completeness competencies 91.2%, from 34 pserta learners . Achievement of the learning activity of students 87.9%, Achieving independence stance pserta students 93.3%. Based on the research results, the researchers recommended that models with Quantum Teaching Study Group to increase active learners, learners' attitude of self-reliance and improve the learning competencies Statics class X 1 wood construction techniques SMK Negeri 2 Sragen.
Keywords: quantum models to study group teaching, learning achievement Statics.
*( peneliti guru SMK Negeri 2 Sragen)
* ( Dosen Pembimbing PTK dari UNES)
PENDAHULUAN
Permasalahan rendahnya kemampuan belajar dan aktifitas belajar Statika pada peserta didik jika tidak diatas akan menyebabkan rendahnya kemampuan menyelesaikan soal, rendahnya penguasaan kompetensi mata pelajaran Statika, sehingga nilai ulangan harian rendah akibatnya hasil belajar Statika secara umum juga rendah. Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan tersebut guru dapat melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hopkins dalam Zainal Agib (2009 : 44) menjelaskan :
“ Actions research combines as substantive act with a research procedure, it is action disciplined by enquiry a personal attempt at under standing while enyaged in a process of improvement and reform ”.
Berdasarkan latarbelakang masalah yang telah diuraikan, maka dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut, 1)Bagaimana proses pelaksanaan model pembelajaran Quantum Teaching dengan Study Group dapat meningkatkan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran, 2)Bagaimana peningkatan keaktifan peserta didik kelas X TKK 1 SMK Negeri 2 Sragen setelah melaksanakan model pembelajaran quantum Teaching dengan Study Group?
Tujuan Penelitian dalam penelitian ini, sebagaimana perumusan masalah yang disusun, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1)Mendiskripsikan proses pelaksanaan model pembelajaran Quantum Teaching dengan Study Group dapat meningkatkan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran, 2)Mendiskripsikan peningkatan keaktifan peserta didik kelas X TKK 1 SMK Negeri 2 Sragen setelah melaksanakan model pembelajaran Quantum Teaching dengan Study Group.
KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORTIS
Penelitian ini merujuk pada penelitian sebelumnya, beberapa penelitian yang berhubungan dengan topik ini, yaitu tentang dampak penerapan quqntum teaching pada siswa semasa orientasi siswa (MOS)2007, Iyan Humas, Jurnal pendekatan quantum teaching dalam pembelajaran IPA, (jurnal.fkip.uns.ac.id/ index .phpl / pgsdkebumen / article /view /255/143), . Irmina TP, 2010, Pelaksanaan Model Quantum Teaching dengan Study Group untuk Peningkatan Sikap Percaya Diri Siswa dan Prestasi Belajar Fisika, Kusumo Wardani . 2008. Metode Quantum Teaching Dengan Study Group Untuk Peningkatan Prestasi Belajar Geografi.
Kajian teoritis yang digunakan sebagai kerangka teoristis pada penelitian adalah :
1. Kerangka perencanaan Pembelajaran Quantum
Kerangka perencanaan pembelajaran Quantum dikenal dengan singkatan “ TANDUR” yaitu:1). Tumbuhkan: Konsep tumbuhkan ini sebagai konsep operasional dari prinsip “ bawalah dunia mereka kedunia kita”. Dengan usaha menyertakan siswa dalam pikiran dan emosinya, sehingga tercipta jalinan dan kepemilikan bersama atau kemampuan saling memahami. Dari hal tersebut tersirat, bahwa dalam pendahuluan ( persiapan) pembelajaran dimulai guru seyogyanya menumbuhkan sikap positif dengan menciptakan lingkungan yang positif, lingkungan sosial ( komunikasi belajar), sarana belajar, serta tujuan yang jelas dan memberikan makna pada peserta didik, sehingga menimbulkan rasa ingin tahu. Strategi untuk melaksanakan TUMBUHKAN tidak harus dengan tanya jawab, menulis tujuan pembelajaran di papan tulis, melainkan dapat pula dengan penyajian gambar/ media yang menarik atau lucu, isu mutakhir, atau cerita pendek tentang pengalaman seseorang. 2). Alami :Tahap ini jika tulis pada rencana pelaksanaan pembelajaran terdapat pada kegiatan inti. Konsep ALAMI mengandung pengertian bahwa dalam pembelajaran guru harus memberi pengalaman dan manfaat terhadap pengetahuan yang dibangun peserta didik sehingga menimbulkan hasrat alami otak untuk menjelajah. Strategi konsep ALAMI dapat menggunakan jembatan keledai, permainan atau simulasi dengan memberikan tugas secara individu atau kelompok untuk mengaktifkan pengetahuan yang telah dimiliki.3). Namai: Konsep ini berada pada kegiatan inti. Yang NAMAI mengandung maksud bahwa penamaan memuaskan hasrat alami otak ( membuat peserta didik penasaran, penuh pertannyaan mengenahi pengalaman) untuk memberikan identita, menguatkan dan mendifinisikan..4). Demostrasikan:Tahap ini masih pada kegiatan ini, Inti pada tahap ini adalah memberikan kesempatan siswa untuk menunjukan bahwa peserta didik tahu. Hal ini sekaligus memberikan kesempatan peserta didik untuk menunjukan tingkat pemahamanan terhadap materi yang dipelajari.Panduan guru untuk memahami tahap ini yaitu dengan cara apa peserta didik dapat memperagakan tingkat kecakapan peserta didik dengan pengetahuan yang baru? 5. Ulangi:Tahap ini jika kita tuangkan pada rencana pelaksanaan pembelajaran terdapat pada penutup. Tahap ini dilaksanakan untuk memperkuat koneksi saraf dan menumbuhkan rasa “aku tahu bahwa aku ini “ kegiatan ini dilakukan secaa multi modalitas dan multi kecerdasan Panduan guru untuk memasukan tahap ini yaitu cara apa yang bagi siswa untuk mengulang pelajaran ini? 6). Rayakan: Tahap ini dituangkan pada penutup pembelajaran. Dengan maksud memberikan rasa rampung, untuk menghormati usaha, ketentuan, dan kesuksesan yang akhirnya memberikan rasa kepuasan dan kegembiraan. Dengan kondisi akhir siswa yang senang maka akan menimbulkan kegairahan siswa dalam belajar lebih lanjut.(http// Quantum teaching, 2009, Quantum teaching , mengajar yang menyenangkan. Com , 1 febuari 2013)
2. Mengkombinasikan dengan study group
Study group adalah kelompok belajar didalam kelas. Dalam pelaksanaan Quantum teaching di SMK Negeri 2 Sragen, study group dilaksanakan untuk mendukung pelaksanaan Quantum teaching . Adapun pelaksanaan model Quantum teaching dengan study group ini adalah sebagai berikut :
a) Pembentukan kelompok :Dalam pembentukan kelompok ini dilakukan dengan strategi yang dianggap baik dalam proses pembelajaran. Dalam setiap kelompok dimasukkan peserta didik yang memiliki prestasi baik, sehingga dapat mendukung perumusan konsep yang baik dalam kelompok.. Hal ini dilakukan dengan cara yang sama untuk siklus I dan siklus II.
b).Pemberian nama kelompok:
Pemberian nama kelompok ini, guru menganut konsep pemaksimalan memori belajar, dimana nama-nama kelompok adalah nama konsep yang harus difahami oleh peserta didik, seperti kelompok profsor, cindekiawan, insinyur, kontraktor, konsultan, pelaksana. Fasilitasi study group
1) Menumbuhkan minat belajar dalam kelompok
Di dalam menumbuhkan minat belajar dalam kelompok perlu ditumbuhkan dengan berbagai cara yaitu sebagai berikut:
a) Memberikan motivasi atau dorongan secara langsung.
Dorongan secara langsung dilakukan melalui penumbuhan keyakinan setiap kelompok pasti memiliki ciri khas keunggulan masing-masing. Guru menunggu keunggulan apa yang akan ditunjukkan oleh setiap kelompok.
b) Motivasi untuk meraih penghargaan.
Motivasi ini ditumbuhkan melalui perbandingan kelompok. Perbandingan dilakukan dengan mengadu setiap kelompok untuk meraih penghargaan setinggi-tingginya, hal ini dimaksudkan untuk mendorong siswa menempuh resiko keluar dari zona berfikir aktif dan berpikir positip.
2) Merangsang kegiatan berfikir produktif
Untuk kegiatan berfikir produktif kelompok ditumbuhkan melalui pemberian pertanyaan kelompok baik dalam bentuk pertanyaan kelompok ditumbuhkan melalui pemberian pertanyaan kelompok baik dalam bentuk pertanyaan langsung maupun pertanyaan cerita.
3) Menumbuhkan keriangan belajar
Untuk memberikan keriangan pada pserta didik lebih mudah dengan ditumbuhkan melalui study group . keriangan ditumbuhkan melalui adu pendapat antar kelompok, saling memberi semangat antar kelompok dengan tepuk tangan, saling memberikan komentar, dan dengan perdebatan kecil. Fasilitator menjembatani agar perdebatan bersifat terarah dan tidak mengarah pada perdebatan negatif. Dalam siklus II guru menggunakan musik mozart saat proses diskusi dilakukan guna merangsang kecerdasan peserta didik dalam menemukan jawaban.
4) Memberi kesempatan berdemostrasi
Proses pembelajaran dilakukan seluruhnya secara individu, maka sangat sulit dilakukan pemberian kesempatan berdemostrasi secara merata melalui presentasi.
5) Perayaan kelompok
Untuk perayaan kelompok ini, merupakan pemberian penghargaan atas apa yang dipelajari kelompok.
6) Penutupan kegiatan study group
Yang dimaksudkan kegiatan penutupan pada study group ini adalah untuk memperjelas hasil kgiatan study gruop yang telah dilakukan secara bersama-sama. Guru menyimpulkan konsep-konsep yang dibuat peserta didik, dan melakukan pelurusan –pelurusan konsep yang kurang benar, sehingga disamping memahami konsep yang benar peserta didik juga menjadi faham dengan konsep yang salah dan menjebak.
b) Kerangka pikir
Pelaksanaan Quantum Teaching akan mampu memberikan suasana pembelajaran yang menyenangkan serta mewujudkan transformasi pengalaman dan penguatan yang efektif olek karena siswa melaksanakan pembelajaran tidak dalam kondisi terpaksa atau tidak dalam kondisi tidak senang, akan tetapi dalam suasana penuh motivasi dan tidak tegang.. Sementara itu, melalui study group, siswa dilatih untuk memecahkan masalah secara mandiri sehingga akan terbentuk kemampuan problem solving. Study group juga dilakukan untuk memperdalam pengetahuan yang telah diperoleh dari guru, dan pendalaman tersebut dilakukan bersama-sama dengan rekan lainnya, sehingga akan terjadi proses transformasi pengetahuan antar siswa.
c) Hipotesis tindakan
Hipotesis merupakan dugaan sementara yang masih harus diuji kebenarannya. Hipotesis dalam penelitian ini yaitu: 1) Meningkatkan proses pelaksanaan model pembelajaran Quantum Teaching dengan Study Group dapat meningkatkan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran?2) Meningkatan keaktifan peserta didik kelas X TKK 1 SMK Negeri 2 Sragen setelah melaksanakan model pembelajaran Quantum Teaching dengan Study Group?
METODE PENELITIAN
Desain penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Siklus 1 bertujuan mengetahui prestasi belajar kompetensi Statika dan keaktifan belajar dan sikap kemandirian peserta didik , dalam tindakan awal penelitian dan sekaligus digunakan sebagai refleksi untuk melakukan siklus 2. Siklus 2 bertujuan untuk mengetahui peningkatan perbaikan terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar yang didasarkan pada refleksi siklus 1.
Pada siklus 1 perencanaan berupa kegiatan-kegiatan menentukan langkah yang akan dilakukan untuk memperbaiki kelemahan dalam proses pembelajaran statika selama ini menggunakan model konvensional. Tahap ini bermanfaat agar pelaksanaan pada tahap tindakan lebih mudah, terarah dan sistematis. Tindakan yang dilakukan yaitu melaksanakan proses pembelajaran pada siklus 1 sesuai dengan perencanaan yang disusun. Tindakan yang dilakukan yaitu melaksanakan proses pembelajaran statika menggunakan model Quantum teaching dengan stady group. Observasi dilakuan untuk mengetahui segala peristiwa yang berhubungan dengan pembelajaran maupun respons terhadap teknik model pembelajaran yang digunakan guru. Data observasi diperoleh dari lembar observasi, catatan harian guru, catatan harian siswa, lembar wawancara, dan dokumentasi foto. Refleksi bertujuan untuk mengetahui kendala apa yang ditemui dalam meningkatkan prestasi belajar statika peserta didik .
Pada siklus 2,perencanaan adalahpenympurnaan dari perencanaan siklus . hasil refleksi siklus 1 dikoordinasikan dengan guru mata pelajaran statika kelas X TKK 1 SMK Negeri 2 Sragen untk melakukan perencanaakan ulang. Tindakan yang dilakuan adalah dengan perencanaan yang telah disusun berdasarkan perbaikan pada siklus 1. Materi pembelajaran sama seperti materi pelajaran siklus 1, yaitu 1) memahami kondisi keseimbangan ,2) mamahami prinsip kerja gaya aksi dan reaksi, serta keseimbangan gaya, 3)memahami macam-macam tumpuan, menerapkan dan menghitung reaksi tumpuan pada konstruksi statika, 4) menghitung gaya reaksi pada tumpuan bidang datar,5) menghitung gaya reaksi pada tumpuan jepitan,6) menghitung gaya reaksi pada tumpuan jepitan akibat beban merata, 7)menghitung gaya reaksi pada tumpuan jepitan akibat beban terbagi tidak merata,8) menghitung gaya reaksi pada tumpuan sendi dan rol. Tahap tindakan dilaksanakan dalam tiga tahap iatu persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap tindak lanjut. Observasi dilakuan untuk mengmpulkan data tentang sikap kemandirian dan respons siswa terhadap proses pembelajaraan dengan model Quantum teaching study group. Pengambilan data dilakukan dengan teknik tes dan non tes . refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil non tes yang dilakukan pada siklus 2.
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah mata pelajaran statika pada kelas X TKK 1 SMK Negeri 2 Sragen.variabel penelitian ini adalah model Quantum teaching dengan study group , dan prestasi belajar Statika, keaktifan belajar, kemandirian peserta didik. Indikator kinerja dalam penelitian ini meliputi dua aspek yaitu kuantitatif dan kualitatif
Penelitian ini menggunakan dua teknik pengumpulan data, yaitu teknik tes dan teknik non tes. Tes dilakukan dengan menggunakan soal-soal. Tes dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pada tes a siklus 1 dan tes b siklus 2. Skor penilaian berdasarkan aspek-aspek yang sudah ada. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis yang sesuai dengan materi, yaitu menerapkan teori keseimbangan .dalam melakukan tes ini diperlukan instrumen atau alat bantu yang berupa kriteria atau pedoman penilaian. Penilaian tersebut harus menunjukan pencapaian indikator yang telah ditentukan. Sedangkan teknik nontes yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar observasi, lembar jurnal,lembar wawancara, lembar dokumemtasi foto yang digunakan untuk mengungkapkan perubahan tingkah laku peserta didik selama mengikuti pembelajaran statika dengan model quqntum teaching dengan stady group.
a) Komparasi nilai kompetensi statika pada siklus I dan nilai kompetensi statika pada
siklus II dapat dilihat dalam
b) Komparasi nilai sikap kemandirian peserta didik pada siklus I dan nilai sikap kemandirian peserta didik pada siklus II dapat dilihat dalam tabel 34 sebagai berikut:
No | Indikator |
1 | Saya menyukai pembelajaran statika dengan metode pembelajaran Quantum teaching dengan study group |
2 | Pembelajaran secara Quantum teaching dengan study group membuat saya mudah memahami pelajaran |
3 | Saya berusaha menyelasaikan soal- soal materi statika |
4 | Saya tidak bertanya pada guru kalau mengalami kesulitan dalam menjawab pertanyaan. |
5 | Saya lebih suka bertanya pada teman kalau mengalami kesulitan dalam pelajaran |
6 | Saya menjelaskan pada teman kalau ada teman yang kesulitan |
7 | Saya aktif menyampaikan ide saat berdiskusi |
8 | Saya tidak menyumbang ide saat berdiskusi |
9 | Dalam menyelesaikan soal, saya mengingat-ingat petunjuk guru. |
10 | Materi menghiung reaksi tumpuan jepit akibat beban merata dan beban tidak merata tidak penting dalam pelajaran statika. |
11 | Saya enggan enyelesaikan tugas rumah yang diberikan guru. |
12 | Saya mengerjakan soal tes dengan kemampuan saya sendiri |
13 | Saya menanyakan hal-hal yang kurang jelas saat teman kelompok lain presentasi |
14 | Saya paling senang mempresentasikan tugas kelompok |
15 | Saya tidak senang dengan usul anggota kelompok |
16 | Saya senang dengan penghargaan yang diraih kelompok saya. |
17 | Saya harus belajar lebih giat untuk meraih prestasi saya. |
18 | Saya kembali mempelajari materi pelajaran setelah di rumah |
19 | Belajar hanya pelajaran di sekolah saja |
20 | Saya mencoba menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh guru. |
c) Komparasi pencapaian kretifitas belajar peserta didik pada siklus I dan siklus 2
No | Asfek keaktifan |
1 | Mendengarkan dan memperhatikan presentasi/ penjelasan guru |
2 | Mencatat kegiatan guru |
3 | Merespons pertanyaan atau perintah guru |
4 | Mengajukan pertanyaan kepada guru jika menemukan masalah |
5 | Berpartisipasi dalam diskusi kelompok |
6 | Mengemukaan pendapat dalam kelompok |
7 | Mengerjakan soal dan lembar kegiatan |
8 | Mempresentasikan hasil kerja kelompok. |
Berdasarkan hasil penelitian ini selanjutnya peneliti merekomendasikan hal-hal sebagai berikut: Bagi guru disarankan untuk memantau perilaku sikap kemandirian, keaktifan belajar dan kopetensi belajar peserta didik, guru diharapkan dapat menyusun, menerapkan dan mengevaluasi pembelajaran, dengan membuat proses pembelajaran itu dibuat yang menyenangkan dan dibuat peserta didik aktif dalam proses pembelajaran sehingga terbentuk adanya imbal balik komunikasi antara guru dan siswa. Sehingga peserta didik dapat meningkatkan pencapaian standar kopetensi menerapkan ilmu statika dan tegangan, sekurang-kurangnya mencapai nilai Kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar 75 .
DAFTAR PUSTAKA.
jurnal.fkip.uns.ac.id/ index .phpl / pgsdkebumen / article /view /255/143
De Porter, Bobbi dan Mike Hernacki, 1999 . Quantum Learning : Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung : KAIFA.
Quantum Teaching, mengajar yang menyenangkan . 2009. www. Quantum Teaching .com. diunduh 25 Januari 2013
Irmina Titik P. 2010. Pelaksanaan Model Quantum Teaching dengan Study Group untuk Peningkatan Sikap Percaya Diri Siswa dan Prestasi Belajar Fisika.
Kusumo Wardani . 2008. Metode Quantum Teaching Dengan Study Group Untuk Peningkatan Prestasi Belajar Geografi.
Zainal Aqib.2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru. Bandung: Yrama Widya
Dan kami sangat berterimakasih, kepada anda yang telah meninggalkan komentarnya dibawah ini.
2 komentar:
mantep kang, nice ebook.
artikel nya bagus gan
Posting Komentar