Tampilkan postingan dengan label keselamtan kerja laboratorium smk. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label keselamtan kerja laboratorium smk. Tampilkan semua postingan

Jumat, 15 Februari 2013

Tugas Guru untuk Menjaga Keselamatan Siswa di Laboratorium

Guru wajib selalu mengingatkan siswa untuk selalu berhati-hati dalam bekerja. Siswa diberi pengetahuan tentang symbol=symbol tanda bahaya berikut artinya, sisw juga diberi pengetahuan akan bahan-bahan kimia berbahaya. Siswa setingkat SMP sebaiknya tidak dibiarkan melakukan praktikum tanpa pengawasan. Guru juga harus menerapkan tata tertib yang ketat ketika mengajak siswa bekerja di laboratorium. Siswa yang cenderung tidak focus sebaiknya segera diperingatkan ketika bekerja di laboratorium, Siswa sudah seharusnya dilatih untuk bertanggung jawab atas semua alat dan bahan yang digunakan dan dibiasakan untuk selalu menjaga kebersihan laboratorium. Sisa-sisa bahan praktikum yang dapat membusuk dan menimbulkan bau tidak sedap harus dibuang diluar laboratorium. Siswa juga dibiasakan untuk menjaga kebersihan bak pencucian dan tidak menjadikannya sebagai tempat sampah. Selain itu siswa sebaiknya juga dibiasakan untuk mematikan kran air dan seluruh sumber listrik yang tidak terpakai ketika meninggalkan laboratorium.

clip_image001

Bila terjadi keadaan darurat maka tindakan yang harus segera dilakukan adalah sebagai berikut :

Bila terkena bahan kimia maka yang harus dilakukan adalah :

1. Jangan panik.

2. Mintalah bantuan rekan anda yang berada didekat anda.

3. Bersihkan bagian yang mengalami kontak langsung tersebut (cuci bagian yang

mengalami kontak langsung tersebut dengan air apabila memungkinkan).

4. Bila kulit terkena bahan Kimia, janganlah digaruk agar tidak tersebar.

5. Bawa ketempat yang cukup oksigen.

6. Hubungi paramedik secepatnya(dokter, rumah sakit).

Jika terjadi kebakaran maka yang harus dilakukan adalah

1. Jangan panik.

2. semprotkan gas pemadam api apabila api masih mungkin dipadamkan.

3. Beritahu teman anda.

5. Hindari mengirup asap secara langsung.

6. Tutup pintu untuk menghambat api membesar dengan cepat (jangan dikunci).

7. Pada gedung tinggi gunakan tangga darurat.

8. Hubungi pemadam kebakaran.

Kebiasaan-kebiasaan positif tersebut sebaiknya dengan disiplin diterapkan guru sebagai salah satu standar untuk menjaga keselamatan bekerja di laboratorium

Penutup

Laboratorium adalah sumber pembelajaran yang penting bagi siswa. Di dalam laboratorium tersimpan bahan-bahan dan peralatan yang berpotensi menjadi penyebab kecelakaan apabila digunakan dengan tidak benar oleh karena itu guru sebagai pengelola dan guru mata pelajaran IPA wajib melakukan upaya-upaya preventif baik berupa sosialisasi terhadap perlunya berhati-hati dan menerapkan standar operasional yang baku untuk beraktivitas di dalam laboratorium. Serta juga menerapkan disiplin dan menerapkan atjuran yang ketat bagi siap saja yang akan melaksanakan praktikum di laboratorium.

BACA SELENGKAPNYA »

Senin, 11 Februari 2013

Kesehatan Laboratorium dan Keselamatan Kerja di Laboratorium

Laboratorium adalah tempat untuk mengaplikasikan teori keilmuan, pengujian teoritis, pembuktian uji coba, penelitian, dan sebagainya dengan menggunakan alat bantu yang menjadi kelengkapan dari fasilitas dengan kuantitas dan kualitas yang memadai (Depdiknas, 2002).

clip_image001

Laboratorium adalah suatu tempat dimana terjadi berbagai aktivitas yang melibatkan bahan, peralatan gelas dan instrumentasi khusus yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan bila dilakukan dengan cara yang tidak tepat. Kecelakaan itu dapat juga terjadi karena kelalaian atau kecerobohan kerja, ini dapat membuat orang tersebut cedera, dan bahkan bagi orang disekitarnya. Keselamatan kerja di laboratorium merupakan kewajiban bagi setiap individu yang sadar akan kepentingan kesehatan, keamanan dan kenyamanan kerja.

Beraktivitas dengan selamat dan aman berarti menurunkan resiko kecelakaan. Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan di laboratorium IPA memerlukan perlakuan khusus sesuai sifat dan karakteristik masing-masing. Perlakuan yang salah dalam membawa, menggunakan dan menyimpan alat dan bahan di laboratorium IPA dapat menyebabkan kerusakan alat dan bahan, terjadinya kecelakaan kerja serta dapat menimbulkan penyakit. Cara memperlakukan alat dan bahan di laboratorium IPA secara tepat dapat menentukan keberhasilan dan kelancaran kegiatan.

Kecelakaan menurut WHO merupakan suatu kejadian di luar kemampuan manusia, disebabkan oleh kekuatan dari luar, terjadi dalam sekejap menimbulkan kerusakan terhadap jasmani maupun rohani. Setiap laboratorium dengan segala desain dan aktifitasnya memiliki potensi untuk terjadinya kecelakaan. Untuk itulah perlu diupayakan untuk menghindarkaan atau paling tidak meminimalkan kemungkinan terjadinya kecelakaan.

Kecelakaan di laboratorium dapat terjadi karena kurangnya pengetahuan dan pemahaman mengenai bahan kimia, proses-proses dan perlengkapan atau peralatan yang tidak jelas serta kurangnya bimbingan terhadap siswa yang sedang bekerja di laboratorium. Selain itu tidak tersedianya perlengkapan keamanan dan pelindung untuk kegiatan, tidak mengikuti petunjuk atau aturan yang seharusnya ditaati, tidak menggunakan perlengkapan pelindung atau menggunakan peralatan/ bahan tidak sesuai dan tidak berhati-hati dalam kegiatan dapat pula menjadi sumber kecelakaan.

Pada laboratorium IPA yang terdapat di sekolah guru sebagai pengelola maupun sebagai guru mata pelajaran IPA bertanggung jawab atas keselamatan kerja siswa di laboratorium. Tanggung jawab tersebut diwujudkan dalam bentuk upaya-upaya preventif untuk mencegah terjadinya kecelakaan di laboratorium. Upaya-upaya preventif tersebut dapat antara lain dengan menyediakan:

1. Alat pemadam api

2. alat untuk menghindarkan terjadinya kebocoran gas

3. kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakanan (P3K)

clip_image002

clip_image004

clip_image006

Gambar 1.

Peralatan Pemadam Api, Pengaman Tabung Gas dan Kotak P3K

Selain peralatan tersebut pengelola laboratorium wajib melakukan tindakan preventif yaitu dengan :

1. Membuat desain dan penataan ruangan yang memenuhi persyaratan keamananan

2. Mengetahui lokasi dan perlengkapan darurat

3. Menggunakan perlengkapan keselamatan pada saat bekerja

4. Memahami sifat bahan dan memahami kemungkinan bahaya yang terjadi

5. Memberikan tanda peringatan pada bahan atau alat yang berbahaya

6. Membuat aturan agar setiap pengguna bekerja dengan prosedur yang benar

7. Membuang sisa kegiatan/praktikum di tempat yang telaah disediakan dan dengan prosedur yang benar.

8. Menjaga kebersihan dan kerapihan laboratorium

Desain dan penataan ruang yang memenuhi persyaratan keamanan dapat dilihat pada gambar berikut ini :

clip_image008

Gambar 2.

Desain Penataan Ruang Laboratorium

Ada beberapa simbol sebagai tanda peringatan dan label harus terpasang pada botol karena sangat penting untuk untuk menghindari terjadinya kecelakaan. Contoh ymbol seperti ini :

clip_image010

.

clip_image012

Pelaksanaan praktikum di tingkat SMP tidak terlepas dari tuntutan Kurikulum. Kurikulum mensyaratkan beberapa kompetensi dasar dapat dicapai dengan melaksnakan praktikum misalnya pada materi kemagnetan, kelistrikan, gelombang dan optic, gaya dan energy, perubahan sifat kimia, pemuaian, sistem respirasi, sistem pencernaan, sistem peredaran darah. Semua kegiatan tersebut mengandung resiko kecelakan apabila tidak dilaksanakan dengan hati-hati. Pada percobaan untuk menguji perubahan sifat kimia, praktikum pengujian bahan makanan dan praktikum untuk menguji fotosintesis misalnya, pada praktikum ini menggunakan api sebagai salah satu bahan yang harus digunakan siswa, apabila tidak hati-hati potensi terjadinya kebakaran cukup besar. Demikian pula praktikum yang menggunakan alat-alat gelas yang rentan pecah, maka pecahan gelas tersebut dapat melukai siswa yang tidak hati-hati.

Penggunaan bahan-bahan kimia misalnya alcohol yang digunakan untuk melarutkan klorofil pada daun pada praktikum fotosintesis dan penggunaan chloroform dalam praktikum pembedahan juga harus hati-hati. Misalnya alcohol tidak boleh dipanaskan langsung di api karena dapat meledak sehingga dalam pelaksanaannya alkohol direbus dengan cara direbus dengan penangas air. Untuk chloroform karena sifatnya dapat membius dan mudah menguap, maka perlu hati-hati dalam menggunaknnya.

BACA SELENGKAPNYA »

Sabtu, 09 Februari 2013

Keselamatan Kerja di Laboratorium

Belajar IPA atau sains pada hakekatnya adalah belajar tentang fenomena alam. Beberapa ilmuwan memberikan definisi sains sesuai dengan pengamatan dan pemahamannya. Carin mendefinisikan science sebagai The activity of questioning and exploring the universe and finding and expressing it’s hidden order, yaitu “ Suatu kegiatan berupa pertanyaan dan penyelidikan alam semesta dan penemuan dan pengungkapan serangkaian rahasia alam.” (Kholil, 2009) Sementara itu menurut Depdiknas (2002) Sains mengandung makna pengajuan pertanyaan, pencarian jawaban, pemahaman jawaban, penyempurnaan jawaban baik tentang gejala maupun karakteristik alam sekitar melalui cara-cara sistematis . clip_image001[1]

Berdasarkan definisi di atas, belajar sains tentunya memiliki karakteristik khusus dibandingkan belajar ilmu-ilmu yang lain.Belajar sains tidak sekedar belajar informasi sains tentang fakta, konsep, prinsip, hukum dalam wujud ‘pengetahuan deklaratif’, akan tetapi belajar sains juga belajar tentang cara memperoleh informasi sains, cara sains dan teknologi bekerja dalam bentuk pengetahuan prosedural, termasuk kebiasaan bekerja ilmiah dengan metode ilmiah

dan sikap ilmiah. Pada hakekatnya sains terdiri atas tiga komponen, yaitu produk, proses, dan sikap ilmiah. Jadi tidak hanya terdiri atas kumpulan pengetahuan atau fakta yang dihafal, namun juga merupakan kegiatan atau proses aktif menggunakan pikiran dalam mempelajari rahasia gejala alam.

Pendekatan dan metode pembelajaran sains/IPA yang sesuai dengan definisi IPA di atas antara lain dengan eksplorasi, inkuiri dan eksperimen. Dalam pencapaian Standar kompetensi yaitu kualifikasi kemam­puan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran dan kompetensi dasar yaitu sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik•dalam mata pelajaran ter­tentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompe­tensi dalam suatu pelajaran, siswa SMP, mensyaratkan antara lain kegiatan pembelajaran yang sifatnya mengeksplorasi, membuktikan, mengkomunikasikan.

Untuk mendukung kegiatan tersebut fasilitas laboratorium adalah sarana penunjang yang seharusnya ada di setiap satuan pendidikan yang menyelenggarakan pembelajaran sains/IPA (Permendiknas no 24 tahun 2007). Untuk menyelenggarakan pembelajaran IPA dengan memanfaatkan fasilitas laboratorium maka sesuai dengan Standar dan kompetensi guru mata pelajaran IPA SMP/MTs berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru diperlukan guru yang memiliki kompetensi antara lain

a) Memahami lingkup dan kedalaman IPA sekolah.

b) Kreatif dan inovatif dalam penerapan dan pengembangan IPA.

c) Menguasai prinsip-prinsip dan teori-teori pengelolaan dan keselamatan kerja/belajar di laboratorium IPA sekolah.

d) Menggunakan alat-alat ukur, alat peraga, alat hitung, dan piranti lunak komputer untuk meningkatkan pembelajaran IPA di kelas, laboratorium.

e) Merancang eksperimen IPA untuk keperluan pembelajaran atau penelitian

Berdasarkan uraian di atas maka seorang guru yang menyelenggarakan pembelajaran di laboratorium dan apalagi yang sekaligus ditugasi menjadi pengelola laboratorium wajib menguasai prinsip-prinsip dan teori-teori pengelolaan dan keselamatan kerja/belajar di laboratorium IPA sekolah. Oleh karena itu pada makalah ini akan dibahas bagaimana menyelenggarakan keselamatan bekerja di laboratorium IPA

BACA SELENGKAPNYA »

Artikel Favorit