Tampilkan postingan dengan label evaluasi pembelajaran teknik tes. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label evaluasi pembelajaran teknik tes. Tampilkan semua postingan

Kamis, 25 September 2014

Evaluasi Pembelajaran Teknik Tes

Evaluasi Pembelajaran Teknik Tes, Tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk memperoleh data-data atau keterangan yang diinginkan seseorang dengan cara yang tepat dan cepat (Amir daien indrakusuma, “evaluasi pendidikan) tes ini ada 3 macam, yaitu :

a. Tes diagnostic, adalah tes yang digunakan untuk mengertahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahan-kelemahan tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat. Tes diagnostic ini ada 4 tingkat, antara lain :

1.Tes diagnostic ke-1 dilakuka terhadap calon siswa sebagai input, untuk mengetahui apakah calon tersebut sudah menuasai pengetahuan yang merupakan dasar untuk menerima pengetahuan di sekolah yang dimaksudkan. Tes ini disebut dengan tes penjajakan atau dalam istilah bahasa inggis entering behaviour test.

2. Tes diagnostic ke-2, dilakukan terhadap calon siswa yang sudah akan mulai mengikuti program. Dan tes diagnostic ini berfungsi sebagai tes penempatan (placement test).

3. Tes diaonostik ke-3, dilakukan terhadap siswa yang sedang belajar, karena tidak semua siswa dapat menerima pelajaa yang disampaikan oleh guru denga lacar. Maka pengajar (guru) disini harus sekali-kali memberikan tes diagnostic untukmengetahui bagia mana dari bahn yang diberikan itu belum dikuasai oleh siswa. Dan mendeteksi mengenai sebab siswa tersebut belum menguasai bahan.

4.  Tes diagnostic ke-4, diadaka pada waktu siswa akan mengakhiri pelajaran. Dengan ini guru dapat mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap bahan yang ia berikan. 

b. Tes formatif, tes ini diberikan pada akhir setiap program. Tes ini merupakan post-test atau tes akhir proses. Digunakan untuk mengetahui sejauhmana siswa telah terbentuk seelah mengikuti sesuatu program tertentu.evalusi formatif mempunyai manfat, baik bagi siswa, guru, maupun program itu saendiri.

c. Tes subsumtif dan sumatif, pelaksanaan kegiatan tes subsumatif ini dilakukan pada perempat semester atau caturwulan dan pada pertengahan semester(caturwulan) yang lazim kita ssebagai mindsemester. Evaluasi sumatif ialah penentuan kenaikan kelas bagi setiap siswa. Tes sumatif adalah penilaian yang dilakukan tiap akhir semester (caturwulan), setelah para siswa menyelesaikan program belajar dari suatu bidang studi atau mata pelajaran tertentu selama satu perode waktu tertentu pula.adapun fungsi dari penilaian ini adalah untuk menentukan prestasi hasil belajar siswa terhadap bidang studi atau mata pelajaran selama satu semester atau caturwulan.

Manfaat tes sumatif, ada 3 hal yang paling terpenting, yaitu :

1. Untuk menentukan nilai.

2. Untuk menentukan seseorang anak dapat atau tidaknya mengikuti kelompok dalm menerima program berikutnya.

d. Tes formatif dan tes sumatif dalam praktek

Dalam pelaksanaannya disekolah tes formatif ini merupakan ulangan harian, sedangkan tes sumatif ialah ulangan umum yang diadakan pada akhir caturwulan atau akhir semester.

Dalam buku seri III B dari kurukulum 1975 tentang pedoman penilaian dijelaskan bahwa tes formatif harus dilaksanakan oleh guru setiap mengakhiri satu sub pokok bahasan, sedangkan tes sumatif dilasksanakan setiap mengakhiri satu pokok bahasan (dalam program yang lebih beasar). Dan apabila pengertian ini dihubungkan dengan yang telah dibicarakan pada alinea sebelumnya, yaitu bahwa tes sumatif dilaksanakan sebagai ulangan umum, maka tes yang dilaksanakan diakhir pokok bahasan ini dapat dipandang sebagai tes subsumatif atau tes unit, sedangkan ulangan umum itulah yang diusebut tes sumatif.

image

Adapun teknik ealuasi yang lainnya yang telah dikemukakan olehDaryanto dalam bukunya yang berjudul “evaluasi pendidiakan“ada 4, yaitu :

a. Measurement model

Menurut model ini, evaluasi pada dasarnya adalah pengukuran terhadap berbagai aspek tingkah laku dengan tujuan untuk melihat perbedaan-perbedaan individual atau kelompok yang hasilnya diperlukan untuk seleksi, bimbingan dan perencanaan pendidikan bagi para siswa di sekolah,

Objek evaluasi dari model ini adalah tingkah laku siswa yang mencangkup kemampuan hasil belajar, kemampuan pembawan (intelegensi bakat), minat, sikap dan juga kepribadian siswa.

Pendekatan yang ditempuh model ini adalah membandingkan hasil belajar antara 2 anak atau lebih kelompok yang menggunakan cara pengajaran yang berbeda sebagai variable bebas, lalu diberikan tes yang sama yang hasil dari tes tersebut untuk mengetahui cara pengajara mana yang lebif efektif untuk digunakan.

b. Congruence model

Menurut model ini, evaluasi adalah usaha untuk memeriksa persesuaian (congruence) antara tujuan-tujuan pendidikan yang diinginkan dengan hasil belajar yang telah dicapai. Hasil yang diperoleh dari evaluasi dengan ,model ini berguna bagi kepentingan penyempurnaan system bimbingan siswa dan untuk memberikan informasi kepada pihak-pihak luar pendidikan mengenai hasol belajar yang telah dicapai.

Objek evaluasinya adalah perubahan tngkah laku siswa yang diperlihatkan pada akhir kegatan pendidikan. Tingkah laku tersebut mencangkup baik pengetahuan maupun aspek pengetahuan maupun keterampilan dan sikap.

4 langkah pokok untuk menyusun congruence model :

 Merumuskan atau mempertegas tujuan pengajaran.

 Menetapkan “tes situation” yang diperlukan

 Menyusun alat evaluasi.

 Menggunakab hasil evaluasi.

c. Educational system eavaluation model

Menurut model ini, evaluasi dimaksudkan untuk membandingkan performance dari berbagai dimensi system yang sedang dikembangkan dengan sejumlah criteria tertentu untuk akhirnya sampai pada suatu deskripsi dan judgment mengenai system yang dinilai tersebut.

Objek evaluasi menurut model ini adalah jenis-jenis data yang dikumpulkan dalam kegiatan evaluasi, baik data objektif (skor hasil tes) maupun data subjektif atau judgment data (pandangan guru-guru, reaksi para siswa dll). Adapun pendekata yang ditempuh model ini dalam pelaksanaan evaluasi adalah :

1. membandingkan performance setiap demensi system dengan criteria intern dalam system itu sendiri.

2. membandingkan performance setiap dimensi dengan criteria ekstern diluar system yang bersangkutan.

empat demensi yang diperlukan dalam proses pengembangan system pendidikan (provus)design, operation program, interim products dan terminal products.

d.  Illuminative Model

Model ini memandang fungsi eavaluasi sebagai bahan atau input untuk kepentingan pengambilan keputusan dalam rangka penyesuaian-penyesuaian dan penyempurnaan sistemyang sedang dikembangkan.

Objek evaluasi yang diajukan model ini mencangkup :

 Latar belakang da perkembangan yang dialami oleh system yang bersangkutan.

 Proses pelaksanaan system itu sendiri.

 Hasil belajar yang diperlihatkan oleh para siswa.

 Kesukaran-kesukaran yang dialami dari perencanaan sampai dengan pelaksanaannya dilapangan . pendekatan yang ditempuh model ini dalam melaksanakan evaluasi tersebut bersifat terbuka atau open-ended dan dalam melaporkan hasil evaluasi lebih banyak digunakan cara deskritif dalam penyajian informasinya.

BACA SELENGKAPNYA »

Artikel Favorit