Tampilkan postingan dengan label keluarga. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label keluarga. Tampilkan semua postingan

Selasa, 23 April 2013

BEBAL TAK BERUJUNG dalam proses pendidikan keluarga

Anak merupakan titipan Tuhan yang patut kita syukuri. Mempunyai anak bagi sebuah keluarga adalah salah satu dambaan sebagai pelengkap kebahagiaan di dalamnya. Aspek kebahagiaan bisa terlihat manakala suasana rumah tangga atau keluarga begitu harmonis penuh cinta kasih. Maka seyogyanya sebuah keluarga mesti mendambakan suasana kebahagiaan yang maknawi dimana di dalamnya penuh dengan keindahan dan kenikmatan yang berwujud sikap dan ucap yang baik atau dengan kata lain “ saling sinergis” diantara anggotanya. image

Orang tua dalam posisinya sebagai nahkoda keluarga terutama ayah , harus menjadi yang terdepan mengeluarkan strategi jitu dalam membina keluarga agar harmonis. Karena , ia adalah pemimpin keluarga yang akan menentukan arah dari perkembangan keluarga tersebut kedepannya ,baik secara mental maupun spiritual. Dimana aspek mental adalah pembinaan kepribadian para anggota keluarga secara jiwa yang sudah barang tentu melahirkan tindak dan ucap yang terpuji yang terpancar untuk sekelilingnya terlebih ketika mereka berkecimpung dengan dunia luar katakanlah masyarakat.

Disamping itu , aspek spiritual bagi para anggota keluarga perlunya ayah melakukan pembinaan adalah bagaimana seorang ayah mengarahkan dan membekali akal dan pikiran dengan unsur keagamaan sebagai fondasi untuk aspek mentalnya.Karena baik mental maupun spiritual ini saling berkaitan ,hingga sangat pasti jikalau mental buruk berarti spritualnya belum mantap tergarap atau terbina secara baik.

Dalam upaya mengeluarkan strategi tentunya ayah mesti memiliki ilmu yang mumpuni terkait hal tsb .inilah indikasi bahwa seorang pemimpin keluarga harus haus dengan ilmu ,rajin membaca,diskusi dengan sesama kepala keluarga ,rajin mengunjungi majelis ilmu dan lain hal yang mendukung dalam pengkokohan ilmu yang nantinya bisa diaplikasikan bagi keluarganya.

Setelah amunisi siap ,yakni ilmu maka ayah perlu menerapkan bagi kelurganya dengan cara yang baik dan benar agar bisa terealisasi sesuai harapan.karena Tak jarang terdapat pula ayah yang secara ilmu ia telah siap namun penyampaiannya tidak tepat hingga menghasilkan kesia-siaan bagi anggota keluarganya terutama istri dan anaknya. Maka dari itu ,sangat penting pula proses pembinaan atau pendidikan pada keluarga oleh ayah adalah dengan menerapkan rumus “kapan teman kapan atasan”.Maksudnya perlu dibangun suasana kondusif dan menyamankan ketika komunikasi dengan istri dan anak dengan memberikan penjelasan yang menyentuh bahwa sebuah keluarga memiliki jabatan-jabatan di dalamnya seperti ada ayah sebagai kepala ada ibu sebagai wakil ada anak sebagai prajurit.Dan setiap jabatan tersebut terdapat hak serta kewajiban. Disamping itu , disaat saat tertentu dapat pula semua anggota keluarga berposisi sebagai teman satu sama lain yakni ketika melakukan sharing dalam forum yang baik tentunya. Dengan demikian , maka setiap anggota keluarga tidak akan merasa terpaksa bahkan terintimidasi oleh kebijakan sang ayah dalam memimpin keluarga karena pada dasarnya ayah seperti melakukan penanaman ilmu tapi secara halus dan bijak.

Karena tidak dapat disangkal pula , pada kenyataannya terdapat pula kasus bahwasanya ayah sebagai kepala keluarga merasa gagal dalam memimpin keluarga ,terlihat setiap anggota keluarga terutama anak dan isteri berlaku dan berucap tidak baik tak sesuai harapan.Hal ini pastinya terjadi karena kurangnya ilmu sang ayah plus menanamkan nilai-nilai kebaikannya tidak pas atau cocok bahkan seperti sebuah pemaksaan. Inilah proses pembinaan yang tak berhasil karena bisa dibilang “bebal yang tak berujung” dimana sebagai contoh isteri sering melawan pada suami, boros ,lupa waktu mengurus anak dsb.kemudian anak nakal melebihi batas, menjadi pembohong,suka melawan ketika diberi tahu dsb.

Dengan demikian , menjadi sangat penting kepemimpinan ayah dalam keluarga untuk mengarahkan semua anggotanya dalam jalan yang baik secara mental maupun spiritual sehingga kondisi bebal tak berujung seperti contoh diatas tidak terjadi.

 

 

 imageIDENTITAS PENULIS

Judul Artikel : BEBAL TAK BERUJUNG dalam proses pendidikan keluarga

Nama Pengarang : Reki Manungga

Email : rekimanungga178@gmail.com

Alamat Blog : http://expersuper.blogspot.com/

Facebook : -

BACA SELENGKAPNYA »

Artikel Favorit