Oleh : SUGIMIN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Latar Belakang Masalah
Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, yang berkenaan dengan pasal pasal 3
tentang Sistem Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara
yang berdemokratis serta bertanggung jawab.
Untuk
mencapai masyarakat yang adil dan makmur perlu tenaga –tenaga terampil, cakap,
pandai, terdidik dan mempunyai kreativitas yang tinggi. Sehingga mutu
pendidikan khususnya mata diklat kewirausahaan perlu ditingkatkan. Karena mata
diklat kewirausahaan adalah ilmu yang nantinya dapat langsung berhubungan
dengan kehidupan masyarakat
Dalam upaya
peningkatan kreativitas pengajaran, faktor yang perlu diperhatikan antara lain
: guru, sarana dan prasarana, alat evaluasi, siswa dan sebagainya. Suatu
pendidikan dapat dianggap tinggi kualitasnya apabila pengetahuan sikap dan
ketrampilan yang dimiliki oleh para lulusannya berguna bagi perkembangan
selanjutnya, baik dilembaga pendidikan tinggi didunia Industri dan
berwirausaha. Sedang mutu demikian baru mungkin dapat dicapai apabila proses
belajar mengajar di kelas benar-benar efektif. Efektifitas dan fungsi dari
proses belajar mengajar dikelas memang
tidak lepas dari peran guru dan
kreativitas siswa itu sendiri.
Berkenaan
dengan hal tersebut diatas untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan
memperbaiki pembelajaran guru, penulis melaksanakan kegiatan perbaikan. Dengan
adanya perbaikan tersebut penulis berharap hasil belajar siswa dalam mata
diklat kewirausahaan meningkat dan dapat tercapai sesuai dengan yang diinginkan.
Sehubungan dengan hal tersebut penulis ingin melaksanakan perbaikan
pembelajaran dengan melaksanakan suatu penelitian tindakan kelas.
2. Identifikasi masalah
Dalam beberapa kali diadakan ulangan semester gasal tahun
2008 dari 35 siswa mata diklat kewirausahaan yang dapat dicapai nilai tuntas 60
keatas adalah 21 siswa. Hal tersebut
dikarenakan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :
a. Kurangnya motivasi siswa dalam belajar kewirausahaan
di rumah
b.
Rendahnya minat baca siswa
c. Kurang adanya keterlibatan siswa dalam kegiatan
belajar mengajar
d.
Kegiatan belajar mengajar belum
konduksif
3. Analisis masalah
Dari identifikasi
masalah kelas III TPTL2 mata diklat
kewirausahaan, peneliti dengan teman sejawat mengamati dan mendiskusikan hasil
belajar yang diperoleh siswa masih rendah. Rendahnya hasil belajar mata diklat
kewirausahaan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor :
a. Dari hasil wawancara dengan beberapa siswa
ternyata peneliti banyak menemukan siswa yang tidak belajar dirumah secara
aktif
b. Kurangnya minat siswa untuk menggunakan fasilitas
perpustakaan
c. Pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru
masih kurang
d. Seiring jam mata diklat kewirausahaan
sering digunakan untuk kegiatan lain
e.
Penilaian belum dilakukan
dengan intensif
B. Rumusan Masalah
Dari hasil identifikasi
masalah dan analisis maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
“Apakah dengan menggunakan Media Perpustakaan Dan Diskusi Kelompok dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat kewirausahaan materi kredit di tingkat
III Program TPTL2 Semester Gasal SMK Negeri 2 Sragen “
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian tindakan kelas ini
dilaksanakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa mata diklat kewirausahaan
tingkat III Program TPTL 2 SMK Negeri 2 Sragen
2. Tujuan khusus
Tujuan Penelitian tindakan kelas
dari hasil pengamatan awal dapat dirumuskan sebagai berikut :
a. Memotivasi siswa untuk giat belajar kewirausahaan
diluar kelas
b. Memperbaiki cara pembelajaran / methode
mengajar guru
c. Meningkatkan penggunaan alat peraga secara
optimal
d.
Meningkatkan pengelolaan kelas
e.
Memperbaiki pengelolaan waktu
pembelajaran
f.
Melaksanakan penilai secara
intensif
D. Manfaat penelitian
1. Bagi siswa
Penelitian tindakan kelas bagi siswa mempunyai manfaat untuk
meningkatkan motivasi belahjar pada mata diklat kewirausahaan di Tingkat III
Program TPTL1 SMK Negeri 2 Sragen
2. Bagi Guru
Penelitian tindakan kelas bagi guru bermanfaat
untuk :
a.
Memperbaiki pembelajaran kewirausahaan
b.
Mengembangkan profesionalisme
guru
c. Meningkatkan rasa percara diri guru
d. Meningkatkan peran aktif guru untuk
mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan diri
3. Bagi sekolah
Penelitian tindakan kelas memberikan sumbangan
yang positif demi kemajuan sekolah.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan suatu bentuk perubahan tingkah laku baru
dari peserta didik, sebagai akibat dari proses mengajar yang dilakukan. Cagne
dan Nana Sujana ( 1989:30 ) menyebutkan hasil belajar tersebut adalah :
a.
Ketrampilan intelektual
b.
Strategi kognitif
c.
Informasi verbal
d.
Sikap
e.
Ketrampilan
Di lain pihak Benyamin S Bloom menyebutkan aspek hasil
belajar tersebut bias dibedakan dalam tiga ranah yaitu ranah kognitif (
intelektual), ranah afektif ( sikap ) dan ranah psikomotorik ( ketrampilan )
2. Pengertian Kewirausahaan
Wirausaha
adalah seseorang yang bebas dan memiliki kemampuan untuk hidup mandiri dalam
menjalankan kegiatan usahanya atau bisnisnya atau hidupnya. Ia bebas merancang,
menentukan mengelola, mengendalikan semua usahanya. Sedangkan kewirausahaan
adalah suatu sikap, jiwa dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang
sangat bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain. Kewirausahaan
meruapakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif atau kreatif berdaya,
bercipta, berkarsa dan bersahaja dalam berusaha dalam rangka meningkatkan
pendapatan dalam kegaitan usahanya atau kiprahnya. Seorang yang memiliki jiwa
dan sikap wirausaha selalu tidak puas dengan apa yang telah dicapainya. Dari
waktu ke waktu, hari demi hari, minggu demi minggu selalu mencari peluang untuk
meningkatkan usaha dan kehidupannya. Ia selalu berkreasi dan berinovasi tanpa
berhenti, karena dengan berkreasi dan berinovasilah semua peluang dapat
diperolehnya. Wirausaha adalah orang yang terampil memanfaatkan peluang dalam
mengembangkan usahanya dengan tujuan untuk meningkatkan kehidupannya.
Pada hakekatnya semua orang adalah wirausaha
dalam arti mampu berdiri sendiri dalam menjalankan usahanya dan pekerjaannya
guna mencapai tujuan pribadinya, keluarganya, masyarakat , bangsa dan
negaranya, akan tetapi banyak diantara kita yang tidak berkarya dan berkarsa
untuk mencapai prestasi yang lebih baik untuk masa depannya, dan ia menjadi
ketergantungan pada orang lain, kelompok lain dan bahkan bangsa dan negara lainnya.
Istilah kewirausahaan, kata dasarnya berasal
dari terjemahan entrepreneur, yang dalam bahasa Inggris di kenal dengan between
taker atau go between. Pada abad pertengahan istilah entrepreneur digunakan untuk
menggambarkan seseorang aktor yang memimpin proyek produksi,
Konsep wirausaha secara lengkap dikemukakan oleh
Josep Schumpeter , yaitu sebagai orang
yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan
barang dan jasa yang baru, dengan menciptakan bentuk
organisasi baru atau mengolah bahan baku
baru.
Orang tersebut melakukan kegiatannya melalui organisasi
bisnis yang baru atau pun yang
telah ada. Dalam definisi tersebut ditekankan bahwa wirausaha adalah orang yang melihat adanya peluang kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk
memanfaatkan peluang tersebut.
Sedangkan
proses kewirausahaan adalah meliputi semua kegiatan fungsi dan tindakan untuk
mengejar dan memanfaatkan peluang dengan menciptakan
suatu organisasi. Istilah wirausaha dan wiraswasta sering digunakan secara bersamaan, walaupun memiliki
substansi yang agak berbeda.
Norman M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993:5) mengemukakan definisi wirausaha sebagai berikut: “ An
entrepreuneur is one who creates a
new business in the face of risk and uncertainty for the perpose of achieving profit and growth by identifying
opportunities and asembling the
necessary resourses to capitalize on those opportunuties”.
Menurut Dan Steinhoff dan John F. Burgess (1993:35)
wirausaha adalah orang yang
mengorganisir, mengelola dan berani menanggung resiko untuk menciptakan usaha baru dan peluang berusaha.
Secara esensi pengertian entrepreneurship adalah
suatu sikap mental, pandangan, wawasan serta pola pikir dan pola tindak
seseorang terhadap tugas-tugas yang menjadi tanggungjawabnya dan selalu
berorientasi kepada pelanggan. Atau dapat juga diartikan sebagai semua tindakan
dari seseorang yang mampu memberi nilai terhadap tugas dan tanggungjawabnya.
Adapun kewirausahaan merupakan sikap mental dan sifat jiwa yang selalu aktif
dalam berusaha untuk memajukan karya baktinya dalam rangka upaya meningkatkan
pendapatan di dalam kegiatan usahanya. Selain itu kewirausahan adalah kemampuan
kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari
peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk
menciptakan seuatu yang baru dan berbeda (create new and different) melaui
berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang dalam
menghadapi tantangan hidup. Pada hakekatnya kewirausahaan adalah sifat, ciri,
dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif
kedalam dunia nyata secara kreatif.
Dari beberapa konsep yang ada ada 6
hakekat penting kewirausahaan
sebagai berikut ( Suryana,2003 : 13), yaitu :
1.
Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang
dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses,
dan hasil bisnis (Acmad Sanusi, 1994).
2.
Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru
dan berbeda (ability to create the new and different) (Drucker, 1959).
3.
Kewirausahaan
adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan
persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (Zimmerer. 1996).
4.
Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu
usaha (start up phase) dan perkembangan usaha (venture growth) (Soeharto
Prawiro, 1997).
5.
Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru
(creative), dan sesuatu yang berbeda (inovative) yang bermanfaat memberi nilai
lebih.
6.
Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan
mengkombinasikan sumber-sumber melaui cara-cara baru dan berbeda untuk
memenangkan persaingan. nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara
mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru
untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki
produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan
kepuasan kepada konsumen.
Berdasarkan keenam konsep diatas, secara ringkas
kewirausahaan dapat didefinisikan sebagai sesuatu kemampuan kreatif dan
inovatif (create new and different) yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya,
proses dan perjuangan untuk menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang
dilakukan dengan keberanian untuk menghadapi risiko.
Dari
segi karakteristik perilaku, Wirausaha (entepreneur) adalah mereka yang
mendirikan, mengelola, mengembangkan, dan melembagakan perusahaan miliknya
sendiri. Wirausaha adalah mereka yang bias menciptakan kerja bagi orang lain
dengan berswadaya. Definisi ini mengandung asumsi bahwa setiap orang yang
mempunyai kemampuan normal, bisa menjadi wirausaha asal mau dan mempunyai
kesempatan untuk belajar dan berusaha. Berwirausaha melibatkan dua unsur pokok
(1) peluang dan, (2) kemampuan menanggapi peluang, Berdasarkan hal tersebut
maka definisi kewirausahaan adalah “tanggapan terhadap peluang usaha yang
terungkap dalam seperangkat tindakan serta membuahkan hasil berupa organisasi
usaha yang melembaga, produktif dan inovatif.” (Pekerti, 1997)
B. Perkembangan Kewirausahan
di Indonesia
Dahulu ada pendapat bahwa
kewirausahaan merupakan bakat bawaan sejak lahir, bahwa entrepreneurship are
born not made, sehingga kewirausahaan dipandang bukan hal yang
penting untuk dipelajari dan diajarkan.
Namun dalam perkembangannya, nyata bahwa kewirausahaan
ternyata bukan hanya bakat bawaan sejak lahir, atau bersifat praktek lapangan
saja. Kewirausahaan merupakan suatu disiplin ilmu yang perlu dipelajari.
Kemampuan seseorang dalam berwirausaha, dapat dimatangkan melalui proses
pendidikan. Seseorang yang menjadi
wirausahawan adalah mereka yang mengenal
potensi dirinya dan belajar mengembangkan potensinya untuk menangkap peluang
serta mengorganisir usahanya dalam mewujudkan cita-citanya.
Dalam
perkembangannya, sejak awal abad 20, kewirausahaan sudah diperkenalkan di
beberapa negara, seperti Belanda dengan istilah “ondenemer”, dan Jerman
dengan istilah “unternehmer”. Di
negara-negara tersebut, kewirausahaan memiliki tugas yang sangat banyak antara lain adalah tugas dalam mengambil
keputusan yang menyangkut kepemimpinan teknis, kepemimpinan organisatoris dan
komersial, penyediaan modal, penerimaan dan penanganan tenaga kerja, pembelian,
penjualan, pemasangan iklan dan sebagainya.
Pada tahun 1950-an, pendidikan kewirausahaan mulai dirintis di beberapa negara
seperti di Eropa, Amerika dan Canada. Sejak tahun
1970-an banyak universitas /perguruan tinggi yang mengajarkan “entrepeneurship”
atau “small business management” atau “new venture management”.
Tahun 1980-an, hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan pendidikan
Kewirausahaan, yang saat itu di Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru
terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja.
Dan menurut Suryana, sejalan dengan tuntutan perubahan
yang cepat pada paradigma pertumbuhan yang wajar dan perubahan ke arah
globalisasi yang menuntut adanya keunggulan, pemerataan, dan persaingan, maka
dewasa ini terjadi perubahan paradigma pendidikan. Pendidikan kewirausahaan
telah diajarkan sebagai suatu disiplin ilmu tersendiri yang independen,
yang menurut Soeharto Prawirokusumo
adalah dikarenakan oleh:
·
Kewirausahaan berisi “body
of knowledge” yang utuh dan nyata (distinctive), yaitu ada teori,
konsep, dan metode ilmiah yang lengkap.
·
Kewirausahaan memiliki dua
konsep, yaitu posisi “venture start up” dan “venture growth”. Hal ini jelas tidak
masuk dalam “frame work general management courses” yang memisahkan
antara “management” dengan “business ownership”.
·
Kewirausahaan merupakan
disiplin ilmu yang memiliki objek tersendiri, yaitu kemampuan untuk menciptakan sesuatu
yang baru dan berbeda
·
Kewirausahaan merupakan alat
untuk menciptakan pemerataan berusaha dan pemerataan pendapatan atau kesejahteraan rakyat yang
adil dan makmur.
Seperti halnya ilmu manajemen yang
pada awalnya berkembang pada lapangan industri, kemudian berkembang dan
diterapkan di berbagai lapangan lainnya, maka disiplin ilmu kewirausahaan dalam
perkembangannya mengalami evolusi yang pesat, yaitu berkembang bukan pada dunia
usaha semata, tetapi juga pada berbagai bidang, seperti bidang industri,
perdagangan, pendidikan, kesehatan dan institusi-institusi lainnya.
Dengan memiliki jiwa/corak kewirausahaan, maka birokrasi
dan institusi akan memiliki motivasi, optimisme dan berlomba untuk menciptakan
cara-cara baru yang lebih efisien, efektif, inovatif, fleksibel, dan adaptif.
C. Prinsip Pengajaran
Kewirausahan
Beberapa
azas dan prinsip yang seyogyanya kita
pegang teguh dalam mengelola pengajaran kewirausahaan ini di antaranya adalah:
1. Pengakuan dan pelaksanaan azas Humanistik,
yang mana kita harus mengakui dan melaksanakan prinsip bahwa:
a. Setiap siswa merupakan manusia utuh dan
memiliki potensi yang bersifat
menyeluruh, baik jasmani maupun rohani.
b. Setiap siswa memiliki kebutuhan seperti
menurut pendapat Rouche, yaitu kebutuhan fisik (lelah), mengemukakan pendapat,
dihargai, mendapatkan kejelasan, berbicara dan sebagainya.
c. Suasana belajar yang manusiawi akan mampu
melibatkan semua aspek taksonomi, baik kognitif, afektif maupun psikomotorik
siswa. Suasana manusiawi yang dimaksud
adalah suasana kekeluargaan, hangat, terbuka, obyektif, jujur dan bebas dari
segala bentuk paksanaan apapun juga.
2. Metode pemelajaran yang bersifat “siswa centris” haruslah berdasarkan atas ketuntasan belajar
dari setiap siswa. Guru wajib bersikap value based (memiliki
pegangan/aturan) dan wajib memiliki target dari setiap materi yang diajarkan.
Tanpa acuan ini, maka proses pemelajaran akan menjadi tidak terarah, dan tujuan
pemelajaran tidak akan tercapai.
3. Dalam pengajaran kewirausahaan dibutuhkan
kemampuan guru dalam membangkitkan daya
kreativitas dan inovasi yang dimiliki siswa.
Penampilan, sikap, kepribadian dan penguasaan guru akan proses
pemelajaran akan sangat menentukan keterlibatan dan keterikatan siswa dalam
kegiatan belajar mengajar, sebagai tahap dari penggalian nilai-nilai
kreativitas dari dalam diri siswa.
4. Metoda pemelajaran hendaknya
disajikan dalam bentuk yang dapat
dipahami, diresapi dan dihayati siswa. Guru hendaknya mampu mengubah konsep
materi ke dalam bahasa siswa, atau dalam bentuk penerapan pada gejala kehidupan
riilnya. Sehingga diharapkan materi sajian teoritik keilmuan dapat diubah menjadi stimulus yang merangsang
aspek kognitif, afektif dan psikomotorik siswa.
D. Proses Pembelajaran
Kewirausahaan
1.
Penanaman Sikap
Penanaman sikap dilakukan
melalui pembiasaan dan pemberanian melakukan sesuatu. Kadang-kadang harus
melalui “tekanan”, “keterpaksaan” dalam arti positif antara lain dengan cara
pemberian batas waktu (deadline)
2.
Pembukaan Wawasan, dilakukan melalui kegiatan
seperti:
·
Ceramah,
diskusi, mengundang lulusan SMK yang berhasil, mengundang wirausahawan yang
berada di sekitar sekolah agar
menceritakan keberhasilan dan kegagalan yang pernah mereka alami atau mengunjungi
perusahaan;
·
Pengamatan
langsung melalui pemagangan atau studi banding.
3.
Pembekalan Teknis
Bertujuan
memberi bekal teknis dan bermanfaat bagi perjalanan hidup anak didik, bukan ilmu yang muluk-muluk
·
Pembekalan
pengalaman awal
Bertujuan
mendorong anak didik berani “melangkah”, merasakan kenikmatan keberhasilan dan
belajar dari pahitnya kegagalan.Untuk melaksanakan pembelajaran dengan maksud
untuk meningkatkan hasil belajar dengan metode diskusi kelompok ada beberapa
model antara lain :
a.
Group
Resume ( Resume Kelompok )
Langkah-langkah :
1.
Membagi para siswa menjadi beberapa kelompok kecil : 3 –
5 anggota.
2.
Memberikan masalah atau bahan bacaan pada setiap
kelompok. Bagikan kertas dan alat tulis.
3.
Setiap kelompok membahas dan memecahkan permasalah yang diterima
dan kemudian membuat resume diatas kertas yang telah dibagikan.
4.
Masing-masing kelompok diminta mempresentasikan dan
kelompok lain dapat menanggapi.
5.
Berikan respond an kesimpulan dari materi yang dikaji
b.
Group
Investigation
Langkah –langkahnya :
1.
Guru menjelaskan secara garis besar berbagai permasalahan
atau kasus.
2.
Guru
membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil
5-6 anggota.
3.
Masing-masing
kelompok merencanakan kegiatan dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas atau
memecahkan masalah yang dikaji sesuai dengan sub topik yang dipilih
4.
Kelompok melaksanakan rencana pembelajaran yang telah
disepakati dengan memanfaatkan berbagai sumber belajar dengan mengumpulkan
informasi dan fakta yang relevan.
5.
Para
siswa melakukan pembahasan, analisis dan sintesis berbagai informasi dan fakta
untuk membuat sajian yang menarik ringkas dan komunikatif.
6.
Kelompok
menyajikan hasil agar semua siswa dalam kelas dapat memahami semua materi yang
dikaji dan sekaligus menambah wawasan setiap siswa
7.
Guru
melakukan evaluasi bias secara individu bias secara kelompok.
E.
Media Perpustakaan.
Perpustakaan
adalah tempat koleksi macam-macam buku pelajaran dan fungsi buku berbagai ilmu
pengetahuan sehingga perpustakaan dapat berfungsi sebagai sumber ilmu dan media
pembelajaran bagi siswa dan juga guru. Dengan menggunakan buku buku yang ada di
perpustakaan maka siswa diharapkan dapat menambah wawasan dan perbendaharaan
ilmu salah satunya adalah kewirausahaan.
Selain
berbagai jenis buku yang juga didalam perpustakaan terdapat sarana untuk
menambah ilmu pengetahuan anatara lain koran dan majalah. Dengan memanfaatkan
sarana yang ada diperpustakaan diharap siswa dapat menambah ilmu pengetahuan
dan meningkatkan kreativitas untuk menambah wawasan berbagai ilmu pengetahuan
yang lain sehingga siswa dapat belajar disekolah dapat meningkat prestasinya.
Siswa
sangat membutukan perpustakaan yang layak untuk menunjang kegiatan belajar
untuk dapat menambah ilmu pengetahuan bermacam-macam disiplin ilmu, untuk
itulah maka sangat diperlukan perpustakaan yang layak. Perpustakaan yang layak
adalah perpustakaan yang memenuhi syarat salah satu kriteria adalah memiliki
buku koleksi yang cukup untuk dibaca pengunjungnya walaupun dibaca secara
bergantian.
BAB III
PELAKSANAAN
PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A.
Subyek
Penelitian
1.
Tempat
penelitian
Tempat penelitian dilaksanakan di SMK
Negeri 2 Sragen Penelitian mengambil
subyek Tingkat III TPTL sebanyak 35 siswa
2.
Waktu
Penelitian
No
|
Tanggal
|
Kelas
|
Mata Diklat
|
Siklus
|
Keterangan
|
1
2
|
14-8-
2008
21-8-2008
|
3
TPTL1
3 TPTL 1
|
Kewirausahaan
Kewirausahaan
|
I
II
|
Kompetensi
Dasar : Mengelola Usaha kecil
Kompetensi
Dasar : Mengelola usaha kecil
|
B.
Diskripsi
Per Siklus
1.
Rencana
kegiatan
Penelitian
ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang terdiri
dari 2 siklus, tiap-tiap siklus terdiri dari 4 tahapan :
a.
Siklus
I
1)
Perencanaan
Guru
sebagai pengelola pembelajaran dikelas mempersiapkan program tahunan program
semester rencana pelaksanaan pembelajaran lembar observasi dan wawancara.
2)
Implementasi
rencana tindakan
Pada tahap ini guru
menerapkan fokus penelitian yaitu usaha peningkatan hasil belajar mata diklat
kewirausahaan melalui penggunaan media perpustakaan dan diskusi kelompok.
3)
Observasi
dan interprestasi
Selama pelaksanaan
tindakan kelas guru melakukan pencatatan atau perekaman dengan menggunakan
daftar observasi ( chek list observation) Mendiagnosis kesesuaian, kelemahan
dan kekurangan proses belajar mengajar dengan memperhatikan methode mengajar,
media pembelajaran pengelolaan kelas pengelolaan waktu serta motivasi belajar.
4)
Analisa
dan refleksi.
Melakukan
pengkajian ulang proses belajar mengajar yang melakukan guru melalui bantuan
teman sejawat. Masukan dari pengkajian ulang dapat dijadikan bahan pertimbangan
untuk memperbaiki proses pembelajaran/penggunaan methode dan media pembelajaran.
Penilaian proses belajar mengajar perlu dilakukan secara berkala dengan
mengggunakan macam-macam alat penilaian.
b.
Siklus
II
1)
Perencanaan
Guru
lebih dulu perlu mengumpulkan informasi dan mempersiapkan referensi yang sesuai
untuk mengembangkan proses pembelajaran. pencarian informasi dapat dilakukan
dengan memanfaatkan perangkat teknologi dan informasi.
2)
Implementasi
rencana tindakan
Terlebih
dahulu perlu menganalisis seluruh perangkat pembelajaran sebagi berikut :
a.
memahami
keseluruhan kontek pembelajaran
b.
menentukan
rencana pembelajaran dengan baik
c.
menentukan
alat peraga / media pembelajaran
d.
menentukan
methode pembelajaran
e.
menentukan
alat evaluasi
f.
menentukan
program perbaikan.
3). Langkah-langkah perbaikan
Mendiagnosa kesesuaian
kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran guru dengan memperhatiakan methode
mengajar, media pembelajaran pengelolaan kelas pengelolaan waktu serta memberi
motivasi kepada siswa.
2.
Pelaksanaan
Dalam penelitian ini data diperoleh melalui
:
a.
Dokumentasi
Mengumpulkan
buku-buku dan teori yang relevan dan yang mendukung penelitian ini.
b.
Pedoman
observasi
Membuat lembar panduan
observasi untuk mengetahui gambaran sampai taraf mana tingkat keberhasilan guru
dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan media perpustakaan dan
diskusi kelompok yang telah ditentukan oleh peneliti dengan minta bantuan pada
pembimbing
c.
Pedoman
wawancara
Peneliti membuat
pedoman wawancara yang digunakan untuk menjaring data yang berkaitan dengan
rencana pelaksanaan tindakan, pandangan dan pendapat guru dan siswa serta
kepala sekolah terdapat proses belajar mengajar dan kurikulum yang diterapkan
baik sebelum dan sesudah dilakukan program tindakan
d.
Test
hasil belajar
Instrumen ini dilakuan
untuk menjaring data mengenai peningkatan hasil belajar siswa khususnya mengenai
penguasaan terhadap materi atau pokok bahasan yang diajarkan. Test
hasil belajar ini tidak diuji cobakan, tetapi tetap disusun secara bersama oleh
peneliti dan teman sejawat.
3.
Pengamatan dan pengumpulan
data
Pada
tahap ini peneliti mengumpulkan seluruh data yang diperoleh berdasarkan
instrument penelitian, kemudian data-data tersebut diberikan kode-kode tertentu
berdasarkan jenis dan sumbernya. Selanjutnya peneliti melakukan inteprestasi
terhadap keseluruhan data dan untuk memudahkan dalam menyusun katagorisasi data
dan perumusan sejumlah hipotesis mengenai hasil dan rencana program
tindakan sesuai dengan tujuan
penelitian.
Teknik pengumpulan
data pada penelitian ini adalah dilakukan observasi dengan menggakan check list
yang dibantu oleh teman sejawat, bertujuan untuk mencatat data kuantitatif
tentang keberhasilan belajar mengajar dan mempunyai fungsi untuk menggambarkan
sampai taraf mana tingkat keberhasilan seorang guru menyampaikan materi pelajaran.
4.
Refleksi
Berdasarkan pengolahan data yang diperoleh, bahwa setelah
pelaksanaan perbaikan pembelajaran dalam dua siklus ternyata ada peningkatan. Semula
nilai siswa yang mendapat batas tuntas lebih dari dan sama dengan 6,0 sebanyak
21 siswa dari 35 Siswa, atau hanya 60 % . Setelah diadakan perbaikan dengan
memanfaatkan perpustakaan dan diskusi kelompok dengan intensif maka yang mendapat
nilai diatas batas tuntas sebanyak 28 siswa dari 35 siswa atau sebesar 80 %. Hal
ini dipengaruhi oleh perubahan sikap anak dan kemampuan guru dalam pembelajaran
semakin meningkat karena pemecahan masalah rendahnya nilai mata diklat diatas.
BAB IV
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Diskripsi Per Siklus
Setelah
mengadakan perbaikan pembelajaran, dilaksanakan evaluasi untuk mengetahui
kemampuan siswa dalam menerima pelajaran. Evaluasi dilaksanakan setiap akhir
siklus pembelajaran. Dan dari hasil evaluasi tersebut diperoleh data yang
dituangkan dalam bentuk :
1.
Nilai
2.
Ringkasan temuan perbaikan
pembelajaran
B. Pembahasan Dari setiap
siklus
1.
Data
diperoleh nilai setelah perbaikan pembelajaran pada siklus I adalah sebagai
berikut :
a.
Yang
mendapat nilai 7,5 keatas sebanyak : 8 siswa
b.
Yang
mendapat nilai 6,0 s/d 7,4 sebanyak :
13 siswa
c.
Yang
mendapat nilai kurang dari 6,0 sebanyak : 14 siswa
2.
Data
diperoleh nilai setelah perbaikan pembelajaran pada siklus ke II adalah sebagai
berikut :
a.
Yang
mendapat nilai 7,5 keatas sebanyak :
10 siswa
b.
Yang
mendapat nilai 6,0 s/d 7,4 sebanyak :
18 siswa
c.
Yang
mendapat nilai kurang dari 6,0 sebanyak : 7 siswa
3. Berdasarkan nilai yang diperoleh dari
perbaikan pembelajaran siklus I dan siklus II adalah sebagai berikut :
Keterangan
|
Prestasi belajar sebelum
Perbaikan ( Siklus I )
|
Prestasi belajar sesudah
Perbaikan ( Siklus II )
|
Tingkat penguasaan
Materi
pembelajaran
|
Dari siswa 35 yang memperoleh nilai tuntas 21 siswa, berarti siswa telah
menguasai materi adalah 60 %
|
Dari siswa 35yang memperoleh nilai tuntas 28 siswa, berarti siswa telah
menguasai materi adalah 80 %
|
4. Ringkasan temuan perbaikan pembelajaran Kewirausahaan
a.
Refleksi
siklus I
Berdasarkan hasil perolehan nilai
setelah pelaksanakan perbaikan pembelajaran pada siklus I ternyata ada
peningkatan nilai. Semula siswa mendapatkan nilai dari 35 siswa yang mendapatkan batas tuntas 14 siswa
(40%) setelah diadakan perbaikan pembelajaran dengan pembelajaran menggunakan
media perpustakaan dan diskusi kelompok siswa mendapat nilai batas tuntas 21 ( 60
% )
b.
Refleksi
siklus II
Dari hasil perolehan nilai setelah
pelaksanakan perbaikan pembelajaran pada siklus II ternyata banyak peningkatan nilai. Yang semula siswa mendapatkan nilai dari 35 siswa yang mendapatkan batas tuntas 21
siswa setelah diadakan perbaikan pembelajaran dengan pembelajaran menggunakan
media perpustakaan dan diskusi kelompok dengan lebih intensif maka siswa mendapat nilai batas tuntas 24 ( 80
% ). Hal tersebut terjadi karena dipengaruhi oleh perubahan cara mengajar guru
yang lebih bervariasi serta sikap dari siswa yang semakin bersemangat dalam
mengikuti pembelajaran kewirausahaan. Sehingga kesulitan yang selama ini
terjadi dapat diatasi antara lain dengan cara-cara tersebut diatas.
Tabel Data Nilai perbaikan
Pembelajaran
Mata Diklat Kewirausahan
Tingkat III Program TPTL1
SMK Negeri 2 Sragen
Pelaksanaan : Siklus I tanggal 14 – 8 - 2008
Siklus II tanggal 21 – 8 – 2008
No
|
L/P
|
Nama
Sisawa
|
Nilai
Sebelum Perbaikan
|
Nilai
Perbaikan
siklus
I
|
Nilai
Perbaikan
Siklus
II
|
Ket
|
1
|
AGENG PRASETYO
|
80
|
82
|
85
|
||
2
|
AGUNG CAHYONO
|
54
|
56
|
70
|
||
3
|
AGUS TRIYANTO
|
52
|
55
|
56
|
||
4
|
AHMAD NUR HANIF
|
65
|
70
|
74
|
||
5
|
ANDREAS S
|
52
|
54
|
70
|
||
6
|
ANDRIYAS DIDIT S
|
70
|
74
|
80
|
||
7
|
ASRUL BENI W
|
52
|
54
|
70
|
||
8
|
BAYU CAHYONO
|
80
|
82
|
85
|
||
9
|
BAYU SEMBADA
|
52
|
55
|
58
|
||
10
|
DANANG BUDI U
|
70
|
72
|
74
|
||
11
|
DARMANTO
|
52
|
55
|
58
|
||
12
|
DIAN EKO S
|
65
|
70
|
74
|
||
13
|
DWI PUJIYANTO
|
80
|
82
|
85
|
||
14
|
DWI SURYANTO
|
70
|
80
|
82
|
||
15
|
DWI WINARTO
|
70
|
80
|
82
|
||
16
|
EDY WIDODO
|
70
|
75
|
85
|
||
17
|
EKO PANUDI
|
45
|
50
|
54
|
||
18
|
ENDRI TRI
LAKSONO
|
60
|
65
|
70
|
||
19
|
FERI DHINA P
|
54
|
55
|
70
|
||
20
|
INDRIYANTO
|
60
|
72
|
74
|
||
21
|
JOKO SUSILO
|
60
|
72
|
74
|
||
22
|
JUNED EKO BAYU
|
52
|
54
|
55
|
||
23
|
MAHFUD FAUZI
|
70
|
82
|
85
|
||
24
|
NANDA FEBRI H
|
60
|
65
|
74
|
||
25
|
NOVIANA
|
60
|
65
|
74
|
||
26
|
NUR ROHIM
|
70
|
80
|
85
|
||
27
|
OKA PURWADI
|
54
|
54
|
70
|
||
28
|
PARYANTO
|
70
|
70
|
74
|
||
29
|
PRASETYA TRI W
|
52
|
55
|
74
|
||
30
|
RURUT DEPIT A
|
70
|
74
|
85
|
||
31
|
SAPTO KRIS S
|
80
|
82
|
85
|
||
32
|
SISWANTO
|
52
|
55
|
58
|
||
33
|
SUPARLAN
|
70
|
74
|
85
|
||
34
|
TRI JOKO M
|
52
|
55
|
70
|
||
35
|
TRIYANTO
|
48
|
50
|
55
|
||
RATA-RATA
|
||||||
JUMLAH TUNTAS
|
14
( 40%)
|
21
(60%)
|
28
(80%)
|
|||
BAB V
KESIMPULAN DAN TINDAK LANJUT
A. Kesimpulan
Berdasarkan
hasil pengolahan data dari perbaikan pembelajaran pada siklus I dan ke II, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa, dengan memanfaatkan media perpustakaan dan
diskusi kelompok dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pengelolaan usaha kecil kewirausahaan.
B. Saran dan Tindak Lanjut
1. Saran
a. Agar siswa di sekolah disediakan buku-buku
penunjang pelajaran Kewirausahaan yang jumlahnya mencukupi jumlah siswa, agar
memudahkan siswa belajar dan memudahkan guru dalam proses pembelajaran
b. Penataan perpustakaan yang menarik dan
nyaman akan meningkatkan minat baca bagi para siswa, sehingga siswa dapat
memanfaatkan buku-buku yang ada di perpustakaan secara optimal
2. Tindak Lanjut
Guru diharapkan lebih sering memberi tugas
dalam latihan soal-soal yang memanfaatkan media perpustakaan serta diskusi
kelompok agar siswa dapat meningkatkan dalam pembelajaran kewirausahaan serta
dapat meningkat hasil penilaian dari setiap diadakan ulangan, sehinggga
permasalahan yang siswa untuk mendapatkan nilai tuntas yang bagus dapat
diatasi.
DAFTAR PUSTAKA
Bygrave,
1996. Enterpreneurship (terjemahan).
Jakarta : Binarupa Aksara.
Gagne,
Robert M., dan Leslie J. Briggs, 1974. Principles of Instructional Design. New York
: Holt, Rinehart and Winston, Inc.
Roestiyah, N.K. (1998). Strategi
Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Rustamz Mundilarto.
2004. Penelitian Tindakan Kelas. Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan
dan Ketenagaan Perguruan Tinggi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen
Pendidikan Nasional. Jakarta
Rintatik W.Sudarno. 2006 Kewirausahaan
3 untuk kelas XII SMK PT Tiga Serangkai Pustaka mandiri Solo
Suryana. 2004 Kewirausahaan SMK
.Jakarta : Dirjend Dikdasmen Depdiknas
Tejosutisno,Ating 2004 Kewirausahaan
SMK Tingkat III Bandung: Armico.
Dan kami sangat berterimakasih, kepada anda yang telah meninggalkan komentarnya dibawah ini.
0 komentar:
Posting Komentar