Tampilkan postingan dengan label Pendidikan Nasional. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pendidikan Nasional. Tampilkan semua postingan

Jumat, 26 Juli 2013

Sejarah Menteri Pendidikan Indonesia

No

Nama

Periode

1

Ki Hadjar Dewantara clip_image002

Menteri Pengajaran Kabinet Presidentil

Periode : 19 Agustus – 14 November 1945

2

Dr.Mr.T.S.G. Mulia clip_image003

  • Menteri Muda Pengajaran Kabinet Syahrir I

Periode : 14 November 1945 – 12 Maret 1946

  • Menteri Muda Pengajaran Kabinet Syahrir II

Periode : 12 Maret – 2 Oktober 1946

3

Mohammad Sjafei clip_image005

Menteri Pengajaran Kabinet Syahrir II

Periode : 12 Maret – 2 Oktober 1946

4

Mr. Suwandi clip_image007

Menteri Pengajaran Kabinet Syahrir III

Periode : 2 Oktober 1946 – 27 Juni 1947

5

Ir.R. Gunarso clip_image009

Menteri Muda Pengajaran Kabinet Syahrir III

Periode : 2 Oktober 1946 – 27 Juni 1947

6

Mr. Ali Sastroamidjojo clip_image011

  • Menteri Pengajaran Kabinet Amir Syarifuddin I

Periode : 3 Juni – 11 November 1947

  • Menteri Pengajaran Kabinet Amir Syarifuddin II

Periode : 11 November 1947 – 29 Januari 1948

  • Menteri PP dan K Kabinet hatta I

Periode : 29 Januari – 4 Agustus 1949

7

Mr. Teuku Moh. Hasan clip_image013

Menteri PP dan K Kabinet Darurat

Periode : 19 Desember 1948 – 13 Juli 1949

8

S. Mangunsarkoro clip_image015

  • Menteri PP dan K Kabinet Hatta II

Periode : 4 Agustus – 20 Desember 1949

  • Menteri PP dan K Kabinet Peralihan

Periode : 20 Desember 1949 – 21 Januari 1950

  • Menteri PP dan K Kabinet RI Yogyakarta

Periode : 21 Januari – 6 September 1950

9

Letjen TNI Dr. Teuku Syarif Thayeb clip_image017

  • Menteri PTIP Kabinet Dwikora

Periode : 27 Agustus 1964 – 21 Febuari 1966

  • Menteri P dan K Kabinet Pembangunan II

Periode : 27 Januari 1974 – 31 Maret 1978

10

Dr. Daud Joesoef clip_image019

Menteri P dan K Kabinet Pembangunan III

Periode : 31 Maret 1978 – 19 Maret 1983

11

Prof. Dr. Nugroho Notosusanto clip_image021

Menteri P dan K Kabinet Pembangunan IV

Periode : 19 Maret 1983 – 1985

12

Prof. Dr. Faud Hassanclip_image023

  • Menteri P dan K Kabinet Pembangunan IV

Periode : 30 Juli 1985 – 21 Maret 1988

  • Menteri P dan K Kabinet Pembangunan V

Periode : 21 Maret 1988 – 17 Maret 1983

13

Prof. Dr. –Ing. Wardiman Djojonegoroclip_image025

Menteri P dan K Kabinet Pembangunan VI

Periode : 17 Maret 1993 – 17 Maret 1998

14

Prof. Dr. Wiranto Aris Munandar clip_image027

Menteri P dan K Kabinet Pembangunan VII

Periode : 17 Maret – 21 Mei 1998

15

Prof. Dr. Juono Soedarsono clip_image029

Menteri P dan K Kabinet Reformasi

Periode : 21 Mei 1998 – 1 November 1999

16

Dr. Yahya Muhaimin clip_image031

Menteri Pendidikan Nasional Kabinet Persatuan Nasional

Periode : 1 November 1999 - 2001

17

Prof. Drs. A. Malik Fadjar, M. Sc. clip_image033

Menteri Pendidikan Nasional Kabinet Gotong Royong

Periode : 2001 – 21 Oktober 2004

18

Prof. Dr. Bambang Sudibyo, MBA. clip_image035

Menteri Pendidikan Nasional Kabinet Indonesia Bersatu I

Periode : 23 Oktober 2004 – 20 Oktober 2009

19

Prof. Dr. Ir. H. Mohammad Nuh, DEA clip_image037

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Kabinet Indonesia Bersatu II

Periode : 20 Oktober 2009 - Sekarang

BACA SELENGKAPNYA »

Rabu, 29 Mei 2013

Landasan Pendidikan Nasional Indonesia

Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematis-sistemik selalu bertolak darisejumlah landasan serta pengindahan sejumlah asas-asas tertentu. Landasan dan asas tersebut sangat penting, karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap perkembangan manusia dan masyarakat bangsa tertentu. Beberapa landasan pendidikan tersebut adalah landasan filosofis, sosiologis, dan kultural, yang sangat memegang peranan penting dalam menentukan tujuan pendidikan. Selanjutnya landasan ilmiah dan teknologi akan mendorong pendidikan untuk mnjemput masa depan. image

Pendidikan nasional adalah suatu system pendidikan yang berdiri diatas landasan dan dijiwai noleh filsafah hidup suatu bangsa dan tujuanya bersifat mengabdi kepada kepentingan dan cica-cita nasional bangsa. Pendidkan nasional adalah suatu usaha untuk membimbing para warga Negara Indonesia menjadi pancasila, yang berpribadi, berdasarkan akan kebutuhan berkesadaran akan kebutuhan berkesadaran masyarakat dan mampu membudayakan alam sekitar.

Landasan-landasan pendidikan tersebut adalah filosofis, kultural, psikologis, serta ilmiah dan teknologi. Sedangkan asas yang dikalia adalah asas Tut Wuri Handayani, belajar sepanjang hayat, kemandirian dalam belajar.

BACA SELENGKAPNYA »

Selasa, 30 April 2013

Pedoman Hari Pendidikan Nasional Tahun 2013

Yang perlu diperhatikan dalam rangka peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2013 ::

1. Upacara bendera memperingati Hari Pendidikan Nasional secara nasional dilaksanakan dengan ketentuan :

-hari, tanggal : Kamis, 2 Mei 2013

-pukul : 08.00 waktu setempat

-sifat upacara : Tertib, Khidmat, dan Sederhana

-tempat upacara : Lapangan Upacara (terbuka)

2.Adapun tema yang telah ditetapkan pada peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2013 adalah: “MENINGKATKAN KUALITAS DAN AKSES BERKEADILAN

3.Kepada seluruh pemerintah daerah provinsi/kabupaten/kota, kepala perwakilan Indonesia di luar negeri, Kepala Dinas Pendidikan dan atau Dinas Kebudayaan provinsi/kabupaten/kota, Rektor Perguruan Tinggi Negeri/Swasta, Kepala Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan agar menyelenggarakan upacara bendera peringatan Hari Pendidikan Nasional tahun 2013

4.Untuk lebih menyemarakkan peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2013 diharapkan masing-masing instansi memasang spanduk dengan tema tersebut di atas

dan melaksanakan kegiatan yang mendukung peningkatan mutu pendidikan dengan tetap memperhatikan ketentuan perundang-undangan.

5.Untuk memupuk rasa patriotisme, selain mengadakan upacara bendera, panitia

nasional peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2013 diwakili, oleh perwakilan dari Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Kota Yogyakarta dan elemen masyarakat lainnya yang terkait dengan dunia pendidikan di Yogyakarta dikoordinasikan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta akan melakukan ziarah ke makam pahlawan nasional Ki Hajar Dewantara di Yogyakarta. Berkenaan dengan itu, dihimbau kiranya Gubemur dan Bupati/Walikota juga berkenan melakukan ziarah ke taman makam pahlawan di wilayah masing-masing.

image

PEDOMAN PELAKSANAAN UPACARA BENDERA DALAM RANGKA

PERINGATAN HARI PENDIDIKAN NASIONAL

TAHUN 2013

A Latar Belakang

Peringatan Hari Pendidikan Nasional yang diselenggarakan setiap tanggal 2 Mei tidak semata-mata dimaksudkan untuk mengenang hari kelahiran Ki Hajar Dewantara selaku Bapak Perintis Pendidikan Nasional, namun lebih merupakan sebuah momentum untuk makin memperkokoh kesadaran dan komitmen bangsa akan pentingnya pendidikan bermutu bagi masa depan bangsa.

Dalam rangka memperkokoh kesadaran dan komitmen bangsa akan pentingnya pendidikan bermutu bagi masa depan bangsa dan mewujudkan misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2010-2014, sekaligus menginformasikan/mengapresiasi hasil kebijakan dan mengapresiasi pelaku pendidikan yang berprestasi maka perlu dilaksanakan peringatan Hari Pendidikan Nasional.

Oleh karena itu, guna merealisasikan hal tersebut, upacara bendera dalam rangka peringatan Hari Pendidikan Nasional bisa menjadi suatu hal yang sangat mendasar bagi kita untuk dilaksanakan Peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2013.

B Tujuan, Sasaran, dan Tema

1. Tujuan

-Memperkuat komitmen seluruh pemangku kepentingan pendidikan

tentang pentingnya/strategisnya pendidikan bagi peradaban dan daya saing bangsa

-Mengkomunikasikan/mensosialisasikan kebijakan dan hasil-hasil pembangunan pendidikan nasional

2. Sasaran

Semua karyawan di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan beserta unit kerja di daerah, institusi pendidikan formal, serta para Pemangku Kepentingan Pendidikan lainnya.

3. Tema

MENINGKATKAN KUALITAS DAN AKSES BERKEADILAN

image

C. Pelaksanaan Upacara Bendera

Kegiatan upacara bendera dilaksanakan oleh seluruh instansi/unit kerja di pusat, luar negeri, daerah, termasuk sekolah/madrasah baik di lingkungan pembinaan Kernenterian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Agama.

Untuk pelaksanaan upacara bendera di tingkat pusat dilaksanakan di halaman kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jalan Jenderal Sudirman Senayan Jakarta. Selain upacara bendera yang berlangsung seperti tersebut diatas, diadakan juga upacara bendera peringatan Hari Pendidikan Nasional di masing-masing unit kerja di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Bagi warga Indonesia yang berada di luar negeri pelaksanaan upacara bendera diadakan di halaman Kedutaan Besar Indonesia ataupun kantor Perwakilan Indonesia.

Sedangkan pelaksanaan upacara bendera di daerah dipusatkan di halaman kantor Gubenur/Bupati/Walikota, dan institusi-institusi pendidikan formal baik negeri maupun swasta di lingkungan pembinaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Berikut ini kami sampaikan pedoman pelaksanaan upacara bendera Peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2013;

1. Pusat

a. Kantor pusat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

1)Pembina Upacara : Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

2)Waktu dan Tempat

-Hari, Tanggal : Kamis, 2 Mei 2013

-Pukul : 08.00 WIB

-Tempat : Kantor Pusat Kemdikbud

3) Peserta Upacara

-Para Pejabat di lingkungan Kemdikbud dan undangan lainnya -Barisan peserta upacara yang berasal dari pegawai kantor pusat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jalan Jenderal

Sudirman, Senayan, Jakarta

-Barisan Kepala Sekolah dan Guru; -Barisan Kelompok Marjinal; -Barisan Kelompok Paket A, B, dan C; -Barisan Mahasiswa;

-Barisan Patroli Keamanan Sekolah (PKS); -Barisan Palang Merah Remaja (PMR); -Barisan Pramuka;

-Barisan Siswa/i Sekolah Dasar (SD);

-Barisan Siswa/i Sekolah Menengah Pertama (SMP);

-Barisan Siswa/i Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK);

-Paduan Suara Siswa/i SMP dan SMA; -Penerima Satyalencana Karya Satya; -Barisan Satuan Pengamanan Kemdikbud

4) Pakaian

-Pembina Upacara mengenakan Pakaian Sipil Lengkap (PSL) dan

mengenakan peci hitam;

-Para undangan dan penerima Satyalencana Karya Satya untuk pria mengenakan PSL dan wanita mengenakan pakaian nasional;

-Pegawai Kemendikbud pria dan wanita mengenakan seragam Korpri dan kelengkapannya;

-Kepala Sekoiah dan Guru mengenakan seragam guru;

-Anak-anak Marjinal dan kejar paket ABC mengenakan pakaian Batik; -Siswa SD, SMP, SMA dan SMK memakai pakaian seragam sekoiah

lengkap;

-Patroli Kemanan Sekoiah (PKS), Palang Merah Remaja (PMR), dan Pramuka mengenakan pakaian seragam masing-masing;

-Mahasiswa memakai jaket almamater;

-Satuan Pengamanan mengenakan pakaian seragam dinas; -Paduan Suara siswa mengenakan seragam sekolah.

5) Susunan Acara

-Pembina Upacara memasuki lapangan upacara;

-Penghormatan kepada Pembina Upacara, dipimpin oleh Pemimpin Upacara;

-Laporan Pemimpin Upacara;

-Pengibaran Bendera Merah Putih diiringi lagu kebangsaan Indonesia Raya (diiringi Korsik);

-Mengheningkan Cipta dipimpin oleh Pembina Upacara; -Pembacaan Pancasila diikuti oleh seluruh Peserta Upacara;

-Pembacaan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negera Republik Indonesia Tahun 1945;

-Pembacaan Keputusan Presiden R.I. tentang Penganugerahan Tanda Kehormatan Satyalencana Karya Satya;

-Penyematan Tanda Kehormatan Satyalencana Karya Satya; -Amanat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan;

-Menyanyikan lagu perjuangan (Bagimu Negeri/Satu Nusa Satu Bangsa/ Syukur) oleh paduan suara:

-Pembacaan Do'a;

-Laporan Pemimpin Upacara kepada Pimbina Upacara; -Penghormatan kepada Pembina Upacara, dipimpin oleh

Pemimpin Upacara;

-Pembina Upacara meninggalkan tempat upacara; -Upacara Bendera selesai, barisan dibubarkan.

6) Unit kerja di luar kompleks kantor pusat Kemdikbud Senayan, menyelenggarakan upacara bendera di unit masing-masing dengan pembina upacara pimpinan unit kerja yang bersangkutan atau pejabat yang ditunjuk.

2. Luar Negeri

1)Pembina Upacara : Duta Besar atau Kepala Perwakilan RI

2)Waktu Upacara : Ditentukan oleh Duta Besar atau Kepala

Perwakilan RI

3)Tempat Upacara : Halaman Kantor Kedutaan atau Perwakilan RI

4)Peserta Upacara

-Duta Besar/Kepala Perwakilan RI selaku Pembina Upacara; -Para pejabat di lingkungan Kedutaan/Kantor Perwakilan; -Masyarakat dan Pelajar Indonesia;

5) Pakaian Upacara

-Pembina Upacara mengenakan Pakaian Sipil Lengkap (PSL), -Para undangan dan penerima Satyalencana Karya Satya, untuk

pria mengenakan PSL dan wanita mengenakan pakaian nasional;

-Masyarakat dan Pelajar mengenakan PSL/Batik lengan Panjang;

6) Susunan Acara

-Pembina Upacara memasuki lapangan upacara;

-Penghormatan kepada Pembina Upacara, dipimpin oleh Pemimpin Upacara;

-Laporan Pemimpin Upacara;

-Pengibaran Bendera Merah Putih diiringi lagu kebangsaan Indonesia Raya dinyanyikan bersama;

-Mengheningkan Cipta dipimpin oleh Pembina Upacara; -Pembacaan Pancasila diikuti oleh seluruh Peserta Upacara; -Pembacaan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945;

-Pembacaan Keputusan Presiden R.I. tentang Penganugerahan Tanda Kehormatan Satyalencana Karya Satya (Jika ada);

-Penyematan Tanda Kehormatan Satyalencana Karya Satya (Jika ada);

-Amanat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan oleh Pembina Upacara;

-Menyanyikan lagu perjuangan (Bagimu Negeri /Satu Nusa Satu Bangsa/ Syukur);

-Pembacaan Do'a;

-Laporan Pemimpin Upacara kepada Pimbina Upacara;

-Penghormatan kepada Pembina Upacara, dipimpin oleh Pemimpin Upacara;

-Pembina Upacara meninggalkan tempat upacara; -Upacara Bendera selesai, barisan dibubarkan.

3. Daerah

a. Tingkat Provinsi

1)Pembina Upacara : Gubernur Provinsi atau pejabat yang ditunjuk

2)Waktu Upacara : Pukul 08.00 (waktu setempat)

3)Tempat Upacara : Halaman Kantor Kegubernuran atau tempat

lain yang ditetapkan oleh Gubernur

4) Peserta Upacara

-Gubernur selaku Pembina Upacara; -Muspida;

-Para Tokoh Masyarakat;

-Kepala Dinas Pendidikan Provinsi;

-Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama Provinsi; -pegawai Dinas Pendidikan dan Kanwil Agama tingkat Provinsi; -Guru dan Siswa dari tingkat SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK; -Mahasiswa dan Pemuda;

-Peserta lain yang ditunjuk oleh Gubernur.

5) Pakaian Upacara

-Pembina Upacara mengenakan Pakaian Dinas Upacara (PDU)/Pakaian Sipil Lengkap (PSL)

-Muspida mengenakan PDU/PSL

-Para undangan dan Penerima Satyalencana Karya Satya, untuk pria mengenakan PSL, dan wanita mengenakan pakaian nasional;

-Pegawai dan Guru mengenakan seragam Korpri dan kelengkapannya;

-Siswa SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK memakai pakaian seragam sekolah lengkap;

-Mahasiswa memakai jaket almamater.

6) Susunan Acara

-Pembina Upacara memasuki lapangan upacara;

-Penghormatan kepada Pembina Upacara, dipimpin oleh Pemimpin Upacara;

-Laporan Pemimpin Upacara;

-Pengibaran Bendera Merah Putih diiringi lagu kebangsaan Indonesia Raya dinyanyikan bersama;

-Mengheningkan Cipta dipimpin oleh Pembina Upacara; -Pembacaan Pancasila diikuti oleh seluruh Peserta Upacara;

-Pembacaan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negera Republik Indonesia Tahun 1945;

-Pembacaan Keputusan Presiden R.I. tentang Penganugerahan Tanda Kehormatan Satyalencana Karya Satya {jika ada))

-Penyematan Tanda Kehormatan Satyalencana Karya Satya (Jika ada);

-Amanat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan oleh Pembina Upacara;

-Menyanyikan lagu perjuangan (Bagimu Negeri/Satu Nusa Satu Bangsa/ Syukur);

-Pembacaan Do'a;

-Laporan Pemimpin Upacara kepada Pimbina Upacara; -Penghormatan kepada Pembina Upacara, dipimpin oleh Pemimpin

Upacara;

-Pembina Upacara meninggalkan tempat upacara; -Upacara Bendera selesai, barisan dibubarkan.

b. Tingkat Kabupaten/Kota

-Bupati/Walikota Kepala Daerah Tingkat II selaku Pembina Upacara;

-Muspida;

-Para Tokoh Masyarakat;

-Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/kota;

-Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama Kabupaten/Kota;

-Pegawai Dinas Pendidikan dan Kanwil Agama tingkat Kabupaten/Kota;

-Guru dan Siswa dari tingkat SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK; -Mahasiswa dan Pemuda;

-Peserta lain yang ditunjuk oleh Bupati/Walikota.

5) Pakaian Upacara

-Pembina Upacara mengenakan Pakaian Dinas Upacara (PDU)/Pakaian Sipil Lengkap (PSL);

-Muspida mengenakan PDU/PSL;

-Para undangan dan penerima Satyalencana Karya Satya, pria mengenakan PSL, dan wanita mengenakan pakaian nasional;

-Pegawai dan Guru pria dan wanita Korpri dan kelengkapannya; -Siswa SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK memakai pakaian

seragam sekolah lengkap; -Mahasiswa memakai jaket almamater.

6) Susunan Acara

-Pembina Upacara memasuki lapangan upacara;

-Penghormatan kepada Pembina Upacara, dipimpin oleh Pemimpin Upacara;

-Laporan Pemimpin Upacara;

-Pengibaran Bendera Merah Putin diiringi lagu kebangsaan Indonesia Raya dinyanyikan bersama;

-Mengheningkan Cipta dipimpin oleh Pembina Upacara; -Pembacaan Pancasila diikuti oleh seluruh Peserta Upacara; -Pembacaan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negera Republik

Indonesia Tahun 1945;

-Pembacaan Keputusan Presiden R.I. tentang Penganugerahan Tanda Kehormatan Satyalencana Karya Satya {jika ada))

-Penyematan Tanda Kehormatan Satyalencana Karya Satya {Jika ada);

-Amanat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan oleh Pembina Upacara;

-Menyanyikan lagu perjuangan (Bagimu Negeri/Satu Nusa Satu Bangsa/ Syukur);

-Pembacaan Do'a;

-Laporan Pemimpin Upacara kepada Pimbina Upacara; -Penghormatan kepada Pembina Upacara, dipimpin oleh Pemimpin

Upacara;

-Pembina Upacara meninggalkan tempat upacara; -Upacara Bendera selesai, barisan dibubarkan.

c. Tingkat Kecamatan

1)Pembina Upacara : Camat

2)Tempat Upacara : Halaman Kantor Kecamatan atau tempat lain

yang ditetapkan oleh Camat

3)Waktu Upacara : Pukul 08.00 (waktu setempat)

4)Peserta Upacara

-Camat selaku Pembina Upacara; -Para Tokoh Masyarakat;

-Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan; -Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama tingkat

Kecamatan;

-Pegawai Dinas Pendidikan dan Kanwil Agama tingkat Kecamatan; -Para Guru dan Siswa dari tingkat SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK; -Kepala Desa/Lurah;

-Pemuda.

5) Pakaian Upacara

-Pembina Upacara mengenakan Pakaian Dinas Upacara (PDU)/Pakaian Sipil Lengkap (PSL);

-Aparatur mengenakan pakaian dinas pamong; -Para undangan mengenakan Batik Lengan Panjang; -Pegawai dan Guru mengenakan seragam Korpri dan

kelengkapannya;

-Siswa SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK memakai pakaian seragam sekolah lengkap;

6) Susunan Acara

-Pembina Upacara memasuki lapangan upacara;

-Penghormatan kepada Pembina Upacara, dipimpin oleh Pemimpin Upacara;

-Laporan Pemimpin Upacara;

-Pengibaran Bendera Merah Putih diiringi lagu kebangsaan Indonesia Raya dinyanyikan bersama;

-Mengheningkan Cipta dipimpin oleh Pembina Upacara; -Pembacaan Pancasila diikuti oleh seluruh Peserta Upacara; -Pembacaan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negera Republik

Indonesia Tahun 1945;

-Amanat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan oleh Pembina Upacara;

-Menyanyikan lagu perjuangan (Bagimu Negeri/Satu Nusa Satu Bangsa/ Syukur);

-Pembacaan Do'a;

-Laporan Pemimpin Upacara kepada Pimbina Upacara; -Penghormatan kepada Pembina Upacara, dipimpin oleh Pemimpin

Upacara;

-Pembina Upacara meninggalkan tempat upacara; -Upacara Bendera selesai, barisan dibubarkan.

-Pimpinan Perguruan Tinggi selaku Pembina Upacara; -Para pegawai Perguruan Tinggi/Kopertis/Kopertis; -Para Dosen dan Mahasiswa.

5) Pakaian Upacara

-Pembina Upacara mengenakan Pakaian Sipil Lengkap (PSL), -Para undangan dan penerima Satyalencana Karya Satya, pria mengenakan PSL, dan wanita mengenakan pakaian nasional;

-Pegawai dan Dosen mengenakan seragam Korpri dan kelengkapannya;

-Mahasiswa memakai jaket almamater.

6) Susunan Acara

-Pembina Upacara memasuki lapangan upacara;

-Penghormatan kepada Pembina Upacara, dipimpin oleh Pemimpin

Upacara;

-Laporan Pemimpin Upacara;

-Pengibaran Bendera Merah Putih diiringi lagu kebangsaan Indonesia Raya dinyanyikan bersama;

-Mengheningkan Cipta dipimpin oleh Pembina Upacara; -Pembacaan Pancasila diikuti oleh seluruh Peserta Upacara; -Pembacaan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negera Republik

Indonesia Tahun 1945;

-Pembacaan Surat Keputusan Presiden R.I. tentang Penganugerahan Tanda Kehormatan Satyalencana Karya Satya (jika ada);

-Penyematan Tanda Kehormatan Satyalencana Karya Satya (jika ada);

-Amanat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan oleh Pembina Upacara;

-Menyanyikan lagu perjuangan (Bagimu Negeri/Satu Nusa Satu Bangsa/ Syukur);

-Pembacaan Do'a;

-Laporan Pemimpin Upacara kepada Pimbina Upacara; -Penghormatan kepada Pembina Upacara, dipimpin oleh Pemimpin

Upacara;

-Pembina Upacara meninggalkan tempat upacara; -Upacara Bendera selesai, barisan dibubarkan.

-Pimpinan UPT selaku Pembina Upacara; -Para pegawai UPT.

5) Pakaian Upacara

-Pembina Upacara mengenakan Pakaian Sipil Lengkap (PSL), -Pegawai mengenakan seragam Korpri dan kelengkapannya;

6) Susunan Acara

-Pembina Upacara memasuki lapangan upacara;

-Penghormatan kepada Pembina Upacara, dipimpin oleh Pemimpin Upacara;

-Laporan Pemimpin Upacara;

-Pengibaran Bendera Merah Putih diiringi lagu kebangsaan Indonesia Raya dinyanyikan bersama;

-Mengheningkan Cipta dipimpin oleh Pembina Upacara; -Pembacaan Pancasila diikuti oleh seluruh Peserta Upacara; -Pembacaan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negera Republik

Indonesia Tahun 1945;

-Amanat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan oleh Pembina Upacara;

-Menyanyikan lagu perjuangan (Bagimu Negeri/Satu Nusa Satu Bangsa/ Syukur);

-Pembacaan Do'a;

-Laporan Pemimpin Upacara kepada Pimbina Upacara; -Penghormatan kepada Pembina Upacara, dipimpin oleh

Pemimpin Upacara;

-Pembina Upacara meninggalkan tempat upacara; -Upacara Bendera selesai, barisan dibubarkan.

f. Sekolah/Madrasah

1)Pembina Upacara : Kepala Sekolah

2)Tempat Upacara : Ditetapkan oleh Kepala Sekolah

3)Waktu Upacara : Pukul 08.00 (waktu setempat)

4)Peserta Upacara

-Kepala Sekolah selaku Pembina Upacara; -Para karyawan/i sekolah;

-Para guru dan Siswa. 5) Pakaian Upacara

-Kepala Sekolah dan guru mengenakan seragam guru; -Pegawai sekolah mengenakan seragam pegawai; -Siswa memakai pakaian seragam sekolah.

6) Susunan Acara

-Pembina Upacara memasuki lapangan upacara; -Penghormatan kepada Pembina Upacara, dipimpin oleh

Pemimpin Upacara; -Laporan Pemimpin Upacara;

-Pengibaran Bendera Merah Putih diiringi lagu kebangsaan Indonesia Raya dinyanyikan bersama;

-Mengheningkan Cipta dipimpin oleh Pembina Upacara; -Pembacaan Pancasila diikuti oleh seluruh peserta upacara; -Pembacaan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negera

Republik Indonesia Tahun 1945;

-Amanat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan oleh Pembina Upacara;

-Menyanyikan lagu perjuangan (Bagimu Negeri/ Satu Nusa Satu Bangsa/ Syukur);

-Pembacaan Do'a;

-Laporan Pemimpin Upacara kepada Pimbina Upacara; -Penghormatan kepada Pembina Upacara, dipimpin oleh

Pemimpin Upacara;

-Pembina Upacara meninggalkan tempat upacara; -Upacara Bendera selesai, barisan dibubarkan.

D. Pembiayaan

Biaya penyelenggaraan Hardiknas dibebankan pada mata anggaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang relevan, dan anggaran yang tersedia pada APBD baik provinsi, kabupaten/kota, dan sekolah/madrasah. Sedangkan untuk Perguruan Tinggi menggunakan anggaran yang ada di Perguruan Tinggi masing-masing, demikian juga untuk sekolah Indonesia di luar negeri.

E. Penutup

Demikian pedoman ini kami susun untuk dijadikan acuan dalam penyelenggaraan upacara bendera dalam rangka peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2013.

 

silahkan pedoman ini di download

BACA SELENGKAPNYA »

Kamis, 20 Oktober 2011

Kemdiknas Berubah Menjadi Jadi Kemdikbud

Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia (Kemdiknas) Berubah Jadi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia( Kemdikbud).

Perubahan ini resmi setelah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melantik kabinet hasil Reshuffle  pada rabu 19 Oktober 2011  pagi, di Istana Negara, Jakarta.
 
Sesuai Keppres No.59/P/Tahun 2011, Mendiknas Mohammad Nuh resmi berganti jabatan menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud). Kepemimpinannya di Kemdikbud dibantu dua wakil menteri, yaitu Musliar Kasim untuk bidang pendidikan Wiendu Nuryanti  untuk bidang kebudayaan.


Proses pembudayaan termasuk bagian dari pendidikan.  Menteri Nuh menyebut ada tiga hal yang akan dilakukan terhadap budaya yaitu konservasi, pengembangan, dan sebagai diplomasi kultural.

Berikut berita yang dirilis resmi oleh  www.kemdiknas.go.id 

Jakarta --- Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh menyampaikan, Kementerian Pendidikan Nasional akan berubah menjadi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud). Dalam mengemban tugasnya, Mendiknas akan mendapat satu tambahan wakil menteri yang membidangi kebudayaan. "Besok (Selasa), Insya Allah kemungkinan beliau (Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono) akan mengumumkan adanya perubahan. Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata akan berubah menjadi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi  Kreatif, sedangkan di sini berubah jadi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan," kata Menteri Nuh ketika memberikan keterangan pers di Kemdiknas, Jakarta, Senin (17/10).
Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam audiensi dengan para calon wakil menteri di rumah pribadinya Puri Cikeas Indah, Bogor, Sabtu (15/10/2011) malam, menunjuk Profesor Arsitektur Universitas Gadjah Mada, Wiendu Nuryanti, untuk menjabat wakil menteri bidang kebudayaan Kementerian Pendidikan Nasional.

Mendiknas mengatakan, saat ini di Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kembudpar) ada dua direktorat jenderal yang mengurusi bidang kebudayaan. Nantinya, kata Menteri Nuh, akan digabung menjadi satu yaitu menjadi Direktorat Jenderal Kebudayaan. "Kantornya di sini (Kemdiknas)," katanya. Mendiknas menyampaikan, Kembudpar saat ini juga menerima anggaran fungsi pendidikan. Nantinya, anggaran tersebut akan dialihkan. " Saya baca di draft (anggarannya) Rp260 miliar, tetapi yang penting bahwa kebudayaan tidak bisa dilepaskan dari pendidikan, sehingga tidak ada perdebatan anggaran pendidikan dipakai yang lain," katanya.

Menurut Mendiknas, proses pembudayaan termasuk bagian dari pendidikan.  Menteri Nuh menyebut ada tiga hal yang akan dilakukan terhadap budaya yaitu konservasi, pengembangan, dan sebagai diplomasi kultural. "Pendidikan jangan hanya diartikan matematika, fisika, kimia, dan biologi. Pendidikan itu hakikatnya memanusiakan manusia termasuk di dalamnya menghargai produk-produk budaya kita," katanya. (agung)



Menteri Nuh mengatakan, ada tiga tujuan utama yang ingin dicapai Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. “Yang pertama adalah ingin nilai-nilai budaya melekat dalam proses pendidikan kita,” ujarnya ketika menggelar jumpa pers di Gedung A Kemdikbud, Rabu siang, (19/10).
Kedua, Kemdikbud ingin menumbuhkan kecintaan anak-anak Indonesia terhadap nilai-nilai budaya. Ia memberi contoh apresiasi anak-anak terhadap museum. Menurutnya, kehadiran museum belum bisa menjadi daya tarik bagi anak-anak untuk mempelajari sejarah atau nilai budaya. “Museum belum bisa memunculkan nilai atraktif”.
Tujuan yang terakhir, Kemdikbud akan berusaha menggali warisan budaya yang belum ditemukan. Saat ini, warisan budaya Indonesia yang telah diangkat menjadi warisan budaya dunia antara lain batik, wayang, keris dan angklung. Untuk ke depannya, diharapkan akan bertambah warisan budaya Indonesia yang dikenal masyarakat dunia.
Adapun Musliar Kasim mengatakan, penyatuan visi pendidikan dan kebudayaan ke dalam satu kementerian harus bisa saling mengisi. “Anak didik harus punya kecerdasan yang baik, tapi juga memiliki karakter budaya Indonesia,” tuturnya.
Sedangkan Windu, yang juga Guru Besar UGM mengatakan, akan memprioritaskan terselesaikannya cetak biru pembangunan nasional kebudayaan. “Tujuan cetak biru itu untuk jadi panduan, berisi kebijakan-kebijakan ke depan, 15 atau 20 tahun ke depan.” Dalam cetak biru tersebut akan dijabarkan strategi dan program-program untuk pembangunan nasional kebudayaan. (Lian). sumber : www.kemdiknas.go.id 

 

BACA SELENGKAPNYA »

Artikel Favorit