Tampilkan postingan dengan label pendekatan saintifik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label pendekatan saintifik. Tampilkan semua postingan

Senin, 21 Juli 2014

Contoh pendekatan saintifik dalam pembelajaran di SMA

Contoh pendekatan saintifik dalam pembelajaran di SMA image

Sekolah : SMA Harmonisasi

Kelas/Semester : X / I

Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia

Topik : Kehidupan masyarakat, pemerintahan dan kebudayaan pada masa kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia

Kompetensi Dasar

1.1 Menghayati keteladanan para pemimpin dalam mengamalkan ajaran agamanya

1.2 Menghayati keteladanan para pemimpin dalam toleransi antar umat beragama dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari

2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli terhadap berbagai hasil budaya pada masa pra aksara, Hindu-Buddha dan Islam

2.3 Berlaku jujur dan bertanggung-jawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran sejarah

3.7 Mengidentifikasi karakteristik kehidupan masyarakat, pemerintahan dan kebudayaan pada masa kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia dan menunjukkan contoh bukti-bukti yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini

4.4 Menyajikan hasil analisis dalam bentuk tulisan tentang nilai-nilai dan unsur budaya yang berkembang pada masa kerajaan Hindu-Budda dan masih berkelanjutan dalam kehidupan bangsa Indonesia pada masa kini


Langkah-Langkah Pembelajaran

Kegiatan

Deskripsi

Alokasi waktu

Pendahuluan

· Pengkondisian peserta didik

· Appersepsi: tanya jawab materi sebelumnya mengenai Teori tentang proses masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia dan dihubungkan dengan topik yang akan disampaikan

· Menyampaikan tujuan pembelajaran

...menit

Inti

· Melakukan pengamatan gambar Candi Borobudur dan Candi Prambanan

· Melakukan tanya jawab singkat tentang candi Borobudur dan Candi Prambanan

· Mengumpulkan data melalui studi pustaka tentang candi Borobudur dan Candi Prambanan dengan historisnya

· Menganalisis tentang bentuk bangunan Candi Borobudur dan Candi Prambanan

· Menarik kesimpulan tentang kebenaran bangunan candi Borobudur dan candi Prambanan sebagai:

1. Wujud akulturasi budaya masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa bahasa dan religi/kepercayaan

2. Wujud akulturasi budaya masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa organisasi sosial kemasyarakatan

3. Wujud akulturasi budaya masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa sistem pengetahuan dan peralatan hidup

4. Wujud akulturasi budaya masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa kesenian

5. Gambar peninggalan Hindu-Buddha di Indonesia yang tidak terpelihara

· Mengkomunikasikan tentang keberadaan candi Borobudur dan Prambanan sebagai wujud akulturasi budaya hindu dan budha di Indonesia

... menit

Penutup

· Menyimpulkan materi kehidupan masyarakat, pemerintahan dan kebudayaan pada masa kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia

· Evaluasi untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran

· Melakukan refleksi tentang pelaksanaan pembelajaran

· Pemberian tugas “membuat tugas kehidupan masyarakat, pemerintahan dan kebudayaan pada masa kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia dalam bentuk makalah”.

20 enit

BACA SELENGKAPNYA »

Jumat, 18 Juli 2014

Contoh langkah pembelajaran dengan pendekatan saintifik di SMP

Contoh langkah pembelajaran dengan pendekatan saintifik di SMP image

Sekolah : SMP Jayakarta

Mapel : IPS

Kelas/Sem : VII/ 1

Tema : Konektivitas antar ruang, waktu, dan manusia

Kompetensi Dasar:

No.

Kompetensi Dasar

1.3 Menghargai karunia Tuhan YME yang telah menciptakan manusia dan lingkungannya

2.3 Menunjukkan perilaku santun, peduli, dan menghargai perbedaan pendapat dalam interaksi sosial dengan lingkungan dan teman sebaya

3.1 Memahami aspek keruangan dan konektivitas antar ruang dan waktu dalam lingkup regional serta perubahan dan keberlanjutan kehidupan manusia (ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, dan politik)

 

Indikator:

 

3.1.1. mendeskripsikan dengan benar adanya konektivitas antarruang

3.1.2. mendeskripsikan dengan benar adanya

konektivitas antarwaktu

3.1.3. mencontohkan dengan tepat adanya konektivitas antarruang dan waktu

3.1.4. membedakan dengan tepat adanya konektivitas antarruang, waktu, dan pengaruhnya terhadap kehidupan manusia

3.1.5. menjelaskan dengan tepat adanya konektivitas antarmanusia (interaksi sosial)

dalam ruang dan waktu

4.3 Mengobservasi dan menyajikan bentuk-bentuk dinamika interaksi manusia dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi di lingkungan masyarakat sekitar

 

Indikator:

 

4.3.1. memaparkan hasil analisis keterkaitan antarruang, antarwaktu, dan antarmanusia.

4.3.2. menyajikan rancangan kegiatan dengan tema “Upaya-upaya pencegah terjadinya bencana banjir”.


Langkah-Langkah Pembelajaran

Pendahuluan (...menit)

1. Pengkondisian peserta didik

2. Melakukan appersepsi tentang bencana banjir yang kerap terjadi. Di mana, kapan, dan mengapa bisa terjadi, siapa yang sering menjadi korban, apa yang dilakukan oleh masyarakat korban banjir ketika menghadapi bencana tersebut.

3. Menyampaikan tujuan pembelajaran

Kegiatan Inti (... menit)

1. Peserta didik mengamati gambar-gambar (foto-foto, slide) tentang hutan yang gundul, hujan deras, orang membuang sampah sembarangan, sungai meluap, banjir besar. slide, atau video klip seputar bencana banjir di suatu tempat. Disarankan fenomena-fenomena tersebut yang terjadi di lingkungan terdekat.

2. Guru menyampaikan pertanyaan dan mendorong peserta didik didorong untuk bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru atau peserta didik yang lain

Misalnya, setelah mengamati gambar atau menyaksikan tayangan video siswa didorong untuk bertanya, tentang mengapa hutan digunduli, untuk apa kayu-kayu yang ditebangi, siapa yang melakukan, siapa yang dbiasa membuang sampah sembarangan, mengapa sungai meluap, mengapa terjadi banjir, apakah ada hubungan antar semuanya itu? Pertanyaan atau permasalahan pokok apa yang bisa dimunculkan dari fenomena tersebut? Guru dapat menginisiasi pertanyaan pertanyaan kunci ketika siswa belum memunculkannya.

3. Mencoba (Experimenting) atau Mengumpulkan Data : Siswa menyaksikan video klip tentang banjir yang terjadi di lingkungan siswa. Siswa diminta untuk mencatat berbagai fakta yang diperlukan

4. Menalar /mengasosiasi data, meghubungkan sampai membuat kesimpulan : Misalnya peserta didik diajak untuk membaca buku siswa halaman 2-6 tentang konsep ruang, waktu, konektivitas, dan interaksi sosial, dan menghubungkannya dengan fenomena yang terjadi dalam tayangan video maupun gambar-gambar yang telah diamati sebelumnya.

5. Secara bersama-sama setelah peserta didik membaca buku, mengamati gambar, dan menyaksikan tayangan video, mereka diminta untuk membuat kesimpulan megenai hubungan buang sampah sembarang, penggundulan hutan, banjir dan kerugian akibat bencana banjir.

6. Mengkomunikasikan : Siswa mempresentasikan hasil analisis datanya di kelas. Di saming itu siswa juga bisa diminta untuk mengunggahnya (upload) di blog masing-masing. Untuk kepentingan ini setiap siswa bisa diwajibkan memiliki blog sendiri.

Penutup (... menit)

(1) Kesimpulan

Peserta didik bersama guru membuat kesimpulan hasil pembelajaran

(2) Evaluasi :

Dilakukan melalui tes secara tertulis, mengenai contoh bentuk konektivitas antar ruang dan waktu yang ada di lingkungan sekitarmu.

(3) Refleksi :

Peserta didik diminta menjawab pertanyaan reflektif misalnya, apakah pembelajaran hari ini menyenangkan? Pengetahuan berharga/baru apa yang kamu peroleh pada pembelajaran kita hari ini? Bagaimana sebaiknya sikap kita kalau memperoleh sesuatu yang berharga/baru.

(4) Penugasan

BACA SELENGKAPNYA »

Kamis, 17 Juli 2014

Contoh pembelajaran saintifik di SD

Contoh langkah pembelajaran dengan pendekatan saintifik di SD

Sekolah : SD Mutiara Hati

Kelas / semester : IV / 1

Tema : Berbagai Pekerjaan

Sub Tema : Jenis-jenis Pekerjaan

image Kompetensi Dasar

IPS

1.3 Menerima karunia Tuhan YME yang telah menciptakan manusia dan lingkungannya

2.3 Menunjukkan perilaku santun, toleran dan peduli dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan dan teman sebaya

3.1 Mengenal manusia, aspek keruangan,konektivitas antar ruang,perubahan dan keberlanjutan dalam waktu, sosial, ekonomi, dan pendidikan

3.5 Memahami manusia dalam dinamika interaksi dengan lingkungan alam, sosial, budaya,dan ekonomi

4.1 Menceritakan tentang hasil bacaan mengenai pengertian ruang, konektivitas antarruang, perubahan, dan keberlanjutan dalam waktu, sosial, ekonomi, dan pendidikan dalam lingkup masyarakat di sekitarnya

4.5 Menceritakan manusia dalam dinamika interaksi dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi

IPA

1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya, serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya

2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hatihati; bertanggung jawab; terbuka; dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan inkuiri ilmiah dan berdiskusi

3.7 Mendeskripsikan hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat

4.7 Menyajikan laporan hasil pengamatan tentang teknologi yang digunakan di kehidupan seharihari dan kemudahan yang diperoleh oleh masyarakat dengan memanfaatkan teknologi tersebut

Bahasa Indonesia

1.2 Mengakui dan mensyukuri anugerah Tuhan yang Maha Esa atas keberadaan lingkungan dan sumber daya alam, alat teknologi modern dan tradisional, perkembangan teknologi, sosial, serta permasalahan sosial

2.4 Memiliki kepedulian terhadap lingkungan dan sumber daya alam melalui pemanfaatan bahasa Indonesia

3.4 Menggali informasi dari teks cerita petualangan tentang lingkungan dan sumber daya alam dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku

4.4 Menyajikan teks cerita petualangan tentang lingkungan dan sumber daya alam secara mandiri dalam teks bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku

Tujuan Pembelajaran

1. Dengan mengkaji bacaan tentang hubungan sumber daya alam dan pekerjaannya, siswa mampu menjelaskan hubungan sumber daya alam dan pekerjaan yang ada di daerah tersebut.

2. Setelah menganalisa gambar, siswa mampu mengidentifikasi pekerjaan-pekerjaan yang ada di kebun teh secara rinci.

3. Setelah menganalisa peta siswa mampu mengidentifikasi kondisi geografis dan pekerjaan dengan benar.

4. Setelah mengamati gambar dan berdiskusi, siswa mampu menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dan kondisi geografis (dataran rendah, tinggi dan perairan).

5. Setelah membaca teks petualangan “Ulil SI Daun Teh”, siswa mampu menjelaskan proses daun teh menjadi teh tubruk secara runtut.

Langkah-Langkah Pembelajaran

Kegiatan

Deskripsi Kegiatan

Alokasi

Waktu

Pendahu

luan

Pertemuan Kesatu:

1. Pengkondisian peserta didik

2. Melakukan appersepsi melalui tanya jawab tentang tentang jenis-jenis pekerjaan

3. Menyampaikan tema yang akan dibelajarkan yaitu: berbagai pekerjaan” dengan sub tema: ”jenis-jenis pekerjaan”

4. Menyampaikan tujuan pembelajaran

... menit

Inti

Mengamati:

Semua peserta didik mengamati gambar proses pembuatan teh

--menit

Menanya:

Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk mengarahkan siswa memperhatikan secara rinci proses pembuatan teh yang ada dalam gambar.

Mengumpulkan Informasi:

Siswa berdiskusi dengan teman untuk menjawab pertanyaan yang ada di buku mengenai letak perkebunan teh, pekerjaan yang ada di perkebunan teh, dan tugas dari masing-masing pekerja di kebun teh

Mengasosiasi/ Menalar:

Siswa mengetahui adanya perkebunan teh menyebabkan adanya industri teh dan membutuhkan para pekerja, seperti pemetik dan pengolah teh.yo Lakukan

Menyimpulkan:

Peserta didik bersama-sama dengan guru menyimpulkan bahwa adanya perkebunan teh, menyebabkan adanya industri teh yang membutuhkan jenis pekerjaan pengelola dan pemetik teh

Mengkomunikasikan:

Siswa menuliskan atau menyampaikan mengenai letak perkebunan teh, industri teh dan pekerjaan apa saja yang ada di perkebunan, dan industri teh.

Penutup

Bersama-sama siswa membuat kesimpulan hasil belajar selama sehari tentang jenis-jenis profesi yang keberadaannya dipengaruhi oleh kondisi geografis misalnya pemetik teh yang tinggal di pegunungan yang disebut sebagai dataran tinggi dan nelayan di pantai yang tinggal di dataran rendah

Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari

Mengajak semua siswa berdo’a

....menit

Untuk selanjutnya contoh langkah-langkah kegiatan dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik yang merupakan gabungan dari beberapa pertemuan adalah sebagai berikut:

Inti

Pertemuan Kedua:

..menit

Mengamati

Siswa mengamati tiga gambar yang berisi tiga jenis profesi dari di tiga tempat yang berbeda.

Menanya

Bertanya jawab tentang keadaan wilayah tempat tinggal misal Pemetik teh tinggal di dataran tinggi. bagaimana dengan wilayah lainnya? Pekerjaan apa saja yang ada di wilayah tersebut?

Mengeksplorasi:

Siswa menuliskan keterangan tentang tiga jenis profesi tersebut di bagian bawah gambar.

Siswa diingatkan untuk mengisi keterangan tentang tiga jenis profesi tersebut dengan teliti.

Mengasosiasi:

Siswa menganalisis hubungan antara pekerjaan dan tempat bekerja

Mengkomunikasikan

Menuliskan tentang hubungan antara pekerjaan dan tempat bekerja

Pertemuan Ketiga

Mengamati

Siswa secara individual mengamati lingkungan tempat tinggalnya

Menanya

Siswa di dorong untuk saling bertanya tentang lingkungan tempat tinggalnya

Mengeksplorasi

Guru mengingatkan siswa untuk memperhatikan kondisi wilayah tempat tinggal mereka, apakah meraka tinggal di daerah dataran tinggi, dataran rendah, atau di daerah perairan.

Mengasosiasi

Siswa diharapkan mengetahui hubungan antara kondisi wilayah tempat tinggal dan jenis pekerjaan yang ada.

Mengkomunikasikan

menceritakan keadaan wilayah tempat tinggal mereka dan jenis-jenis pekerjaan yang ada, serta menuliskannya di buku.

Pertemuan keempat

Mengamati:

Siswa secara individual mengamati peta sederhana yang ada di buku untuk mengetahui pekerjaan apa saja yang berada di dataran rendah, dataran tinggi, dan perairan.

Menanya:

Siswa didorong untuk dapat membuat pertanyaan sesuai dengan kegiatan yang akan dilakukannya

Mengeksplorasi

Guru mengingatkan siswa untuk memperhatikan secara rinci gambar-gambar yang ada di dalam pulau dan memahami arti warna yang ada di kolom legenda.

Siswa menuliskan hasil pengamatannya pada tabel jenis pekerjaan yang dihubungkan dnegan lokasi tempat tinggalnya

Mengasosiasi

Siswa diingatkan untuk memprediksi jenis-jenis pekerjaan yang ada di daerah-daerah yang terdapat di peta, misalnya pemetik teh di dataran tinggi dan nelayan di wilayah perairan.

Mengkomunikasikan

Siswa membuat kesimpulan tentang isi tabel, bahwa kondisi geografis tempat tinggal suatu masyarakat akan memengaruhi jenis-jenis pekerjaan masyarakat yang ada di wilayah tersebut dan siswa menuliskan kesimpulan mereka di buku.

Guru memberikan penguatan tentang materi yang telah dipelajari, bahwa kenampakan wilayah permukaan bumi itu terdiri atas dataran rendah, dataran tinggi, dan perairan, yang kemudian memengaruhi jenis-jenis pekerjaan yang ada di masyarakat tersebut

Pertemuan Kelima

Mengamati:

Siswa membaca dalam hati teks tentang Ulil Si Daun Teh

Menanya:

Siswa disorong untuk membuat pertanyaan sesuai dengan teks yang dibacanya

Mengeksplorasi

Siswa menyebutkan sebanyak mungkin pekerjaan yang ada dalam cerita.

Mengasosiasi

Siswa menuliskan proses Ulil Si Daun Teh sampai menjadi teh tubruk yang dapat dinikmati oleh semua orang dalam kolom yang tersedia di buku.

Mengkomunikasikan

Secara berpasangan siswa menceritakan pada pasangannya tentang proses yang terjadi pada pembuatan the secara singkat.

BACA SELENGKAPNYA »

Selasa, 15 Juli 2014

Teknik penilaian dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik

Teknik penilaian dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik image

Penilaian pada pembelajaran dengan pendekatan saintifik meliputi penilaian proses, penilaian produk, dan penilaian sikap. Penilaian pada 3 aspek tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.

a. Penilaian proses atau keterampilan, dilakukan melalui observasi saat siswa bekerja kelompok, bekerja individu, berdiskusi, maupun saat presentasi dengan menggunakan lembar observasi kinerja.

b. Penilaian produk berupa pemahaman konsep, prinsip, dan hukum dilakukan dengan tes tertulis.

c. Penilaian sikap, melalui observasi saat siswa bekerja kelompok, bekerja individu, berdiskusi, maupun saat presentasi dengan menggunakan lembar observasi sikap.

BACA SELENGKAPNYA »

Sabtu, 12 Juli 2014

Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran

Kegiatan pembelajaran meliputi tiga kegiatan pokok, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan pendahuluan bertujuan untuk menciptakan suasana awal pembelajaran yang efektif yang memungkinkan siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Sebagai contoh ketika memulai pembelajaran, guru menyapa anak dengan nada bersemangat dan gembira (mengucapkan salam), mengecek kehadiran para siswa dan menanyakan ketidakhadiran siswa apabila ada yang tidak hadir. image

Dalam metode saintifik tujuan utama kegiatan pendahuluan adalah memantapkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang telah dikuasai yang berkaitan dengan materi pelajaran baru yang akan dipelajari oleh siswa. Dalam kegiatan ini guru harus mengupayakan agar siswa yang belum paham suatu konsep dapat memahami konsep tersebut, sedangkan siswa yang mengalami kesalahan konsep, kesalahan tersebut dapat dihilangkan. Pada kegiatan pendahuluan, disarankan guru menunjukkan fenomena atau kejadian “aneh” atau “ganjil” (discrepant event) yang dapat menggugah timbulnya pertanyaan pada diri siswa.

Kegiatan inti merupakan kegiatan utama dalam proses pembelajaran atau dalam proses penguasaan pengalaman belajar (learning experience) siswa. Kegiatan inti dalam pembelajaran adalah suatu proses pembentukan pengalaman dan kemampuan siswa secara terprogram yang dilaksanakan dalam durasi waktu tertentu. Kegiatan inti dalam metode saintifik ditujukan untuk terkonstruksinya konsep, hukum atau prinsip oleh siswa dengan bantuan dari guru melalaui langkah-langkah kegiatan yang diberikan di muka.

Kegiatan penutup ditujukan untuk dua hal pokok. Pertama, validasi terhadap konsep, hukum atau prinsip yang telah dikonstruk oleh siswa. Kedua, pengayaan materi pelajaran yang dikuasai siswa

Contoh kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup diberikan di bawah ini.

Contoh kegiatan pendahuluan:

1. Mengucapkan salam

2. Guru mengingatkan kembali tentang konsep-konsep yang telah dipelajari oleh siswa yang berhubungan dengan materi baru yang akan dibelajarkan. Sebagai contoh dalam mapel IPA, guru menanyakan konsep tentang larutan dan komponennya sebelum pembelajaran materi asam-basa. Untuk IPS, misalnya menggunakan apersepsi tentang bencana banjir yang kerap terjadi. Di mana, kapan, dan mengapa bisa terjadi, siapa yang sering menjadi korban, apa yang dilakukan oleh masyarakat korban banjir ketika menghadapi bencana tersebut.

3. Menyampaikan tujuan pembelajaran.

Contoh Kegiatan Inti

1. Mengamati:

Dalam mapel IPA, guru meminta siswa untuk mengamati suatu fenomenon. Sebagai contoh dalam mapel IPA guru meminta siswa untuk mengamati sifat larutan yang diperoleh dari ekstrak buah belimbing atau tomat. Fenomena yang diberikan dapat juga dalam bentuk video. Dalam mapel IPS contohnya adalah fenomena yang diamati adalah gambar-gambar (foto-foto, slide) tentang hutan yang gundul, hujan deras, orang membuang sampah sembarangan, sungai meluap, banjir besar. slide, atau video klip seputar bencana banjir di suatu tempat.

2. Menanya:

Dalam mapel IPA, siswa mengajukan pertanyaan tentang suatu fenomenon. Sebagai contoh siswa mempertanyakan “Mengapa larutan ekstrak buah belimbing atau tomat memiliki rasa manis dan asin”. Sebagai contoh di mapel IPS adalah “Apakah sebab dan akibat banjir bisa terjadi di ruang dan waktu yang sama atau berbeda?”

3. Menalar untuk mengajukan hipotesis:

Sebagai contoh, dalam mapel IPA siswa mengajukan pendapat bahwa rasa manis dan masam pada larutan enkstrak buah belimbing atau tomat disebabkan oleh adanya zat yang memiliki rasa manis dan zat yang memiliki rasa asam. Pendapat siswa ini merupakan suatu hipotesis. Contoh hipotesis dalam mapel IPS adalah Banjir (akibat) dan penggundulan hutan (sebab) bisa: a) Terjadi di tempat yang sama b) Terjadi di tempat berbeda.

4. Mengumpulkan data:

Dalam mapel IPA, siswa mengumpulkan data atau guru memberikan data tentang komponen-komponen yang terdapat dalam larutan ekstrak buah belimbing atau buah tomat.

5. Menganalisis data:

Siswa menganalis data yang diberikan oleh guru. Analisis data dalam IPS, misalnya siswa diajak untuk membaca buku siswa halaman 2-6 tentang konsep ruang, waktu, konektivitas, dan interaksi sosial. Konsep-konsep ini dihubungkan dengan informasi atau data awal, pertanyaan dan hipotesis, serta data yang terkumpul.

6. Menarik kesimpulan

Dalam mapel IPA, siswa menarik kesimpulan berdasar hasil analisis yang mereka lakukan. Sebagai contoh siswa menyimpulkan bahwa rasa manis pada larutan ekstrak buah belimbing atau buah tomat disebabkan oleh adanya gula, sedangkan rasa masam disebabkan oleh adanya asam. Contoh bentuk kesimpulan yang ditarik dalam IPS misalnya hujan di Bogor menyebabkan banjir di Jakarta menunjukkan adanya keterkaitan antarruang dan waktu.

7. Mengomunikasikan:

Pada langkah ini, siswa dapat menyampaikan hasil kerjanya secara lisan maupun tertulis, misalnya melalui presentasi kelompok, diskusi, dan tanya jawab.

Contoh Kegiatan Penutup:

1. Dalam mapel IPA, misalnya guru meminta siswa untuk mengungkapkan konsep, prinsip atau teori yang telah dikonstruk oleh siswa.

Dalam mapel IPS, misalnya siswa diminta untuk menjelaskan contoh keterkaitan antarruang dan waktu, misalnya hubungan antar desa dan kota.

2. Dalam mapel IPA maupun mapel lain, guru dapat meminta siswa untuk meningkatkan pemahamannya tentang konsep, prinsip atau teori yang telah dipelajari dari buku-buku pelajaran yang relevan atau sumber informasi lainnya. Contoh dalam mapel IPA di atas juga dapat digunakan dalam mapel IPS.

3. Dalam mapel IPA, mapel IPS, dan mapel lain, guru dapat memberikan beberapa situs di internet yang berkaitan dengan konsep, prinsip atau teori yang telah dipelajari oleh siswa, kemudian guru meminta siswa untuk mengakses situs-situs tersebut.

BACA SELENGKAPNYA »

Jumat, 11 Juli 2014

Langkah-langkah umum pembelajaran dengan pendekatan saintifik

Langkah-langkah umum pembelajaran dengan pendekatan saintifik. Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah (saintifik). Langkah-langkah pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam proses pembelajaran meliputi menggali informasi melaui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan, dan mencipta. Untuk mata pelajaran, materi, atau situasi tertentu, sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat diaplikasikan secara prosedural. Pada kondisi seperti ini, tentu saja proses pembelajaran harus tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah dan menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat nonilmiah. image

Pendekatan saintifik dalam pembelajaran disajikan sebagai berikut:

a. Mengamati (observasi)

Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik. Sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Kegiatan mengamati dalam pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a, hendaklah guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah melatih kesungguhan, ketelitian, dan mencari informasi.

b. Menanya

Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau dilihat. Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan pertanyaan: pertanyaan tentang yang hasil pengamatan objek yang konkrit sampai kepada yang abstra berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak. Pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang bersifat hipotetik. Dari situasi di mana peserta didik dilatih menggunakan pertanyaan dari guru, masih memerlukan bantuan guru untuk mengajukan pertanyaan sampai ke tingkat di mana peserta didik mampu mengajukan pertanyaan secara mandiri. Dari kegiatan kedua dihasilkan sejumlah pertanyaan. Melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa ingin tahu peserta didik. Semakin terlatih dalam bertanya maka rasa ingin tahu semakin dapat dikembangkan. Pertanyaan terebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang lebih lanjut dan beragam dari sumber yang ditentukan guru sampai yang ditentukan peserta didik, dari sumber yang tunggal sampai sumber yang beragam.

Kegiatan “menanya” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik). Adapun kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.

c. Mengumpulkan Informasi

Kegiatan “mengumpulkan informasi” merupakan tindak lanjut dari bertanya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul sejumlah informasi. Dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, aktivitas mengumpulkan informasi dilakukan melalui eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek/ kejadian/, aktivitas wawancara dengan nara sumber dan sebagainya. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah mengembangkan sikap teliti, jujur,sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.

d. Mengasosiasikan/ Mengolah Informasi/Menalar

Kegiatan “mengasosiasi/ mengolah informasi/ menalar” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah memproses informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan. Kegiatan ini dilakukan untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainya, menemukan pola dari keterkaitan informasi tersebut. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.

Aktivitas ini juga diistilahkan sebagai kegiatan menalar, yaitu proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran pada Kurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif. Istilah asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada kemamuan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukannya menjadi penggalan memori. Selama mentransfer peristiwa-peristiwa khusus ke otak, pengalaman tersimpan dalam referensi dengan peristiwa lain. Pengalaman-pengalaman yang sudah tersimpan di memori otak berelasi dan berinteraksi dengan pengalaman sebelumnya yang sudah tersedia.

e. Menarik kesimpulan

Kegiatan menyimpulkan dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik merupakan kelanjutan dari kegiatan mengolah data atau informasi. Setelah menemukan keterkaitan antar informasi dan menemukan berbagai pola dari keterkaitan tersebut, selanjutnya secara bersama-sama dalam satu kesatuan kelompok, atau secara individual membuat kesimpulan.

f. Mengkomunikasikan

Pada pendekatan scientific guru diharapkan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut. Kegiatan “mengkomunikasikan” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.

Adapun kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.

BACA SELENGKAPNYA »

Selasa, 08 Juli 2014

Prinsip-prinsip pembelajaran dengan pendekatan saintifik

Prinsip-prinsip pembelajaran dengan pendekatan saintifikimage Beberapa prinsip pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut:

1) pembelajaran berpusat pada siswa

2) pembelajaran membentuk students’ self concept

3) pembelajaran terhindar dari verbalisme

4) pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip

5) pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir siswa

6) pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi mengajar guru

7) memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam komunikasi

8) adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang dikonstruksi siswa dalam struktur kognitifnya.

BACA SELENGKAPNYA »

Pembelajaran Pendekatan saintifik

Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah.Model pembelajaran yang diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya kecakapan berpikir sains, terkembangkannya “sense of inquiry” dan kemampuan berpikir kreatif siswa. Model pembelajaran yang dibutuhkan adalah yang mampu menghasilkan kemampuan untuk belajar, bukan saja diperolehnya sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh peserta didik.

Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara akhir, namum proses pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena itu pembelajaran saintifik menekankan pada keterampilan proses. Model pembelajaran berbasis peningkatan keterampilan proses sains adalah model pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan proses sains ke dalam sistem penyajian materi secara terpadu. Model ini menekankan pada proses pencarian pengetahuan dari pada transfer pengetahuan, peserta didik dipandang sebagai subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, guru hanyalah seorang fasilitator yang membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan belajar. Dalam model ini peserta didik diajak untuk melakukan proses pencarian pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran melalui berbagai aktivitas proses sains sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan (scientist) dalam melakukan penyelidikan ilmiah (Nur: 1998), dengan demikian peserta didik diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang diperlukan untuk kehidupannya. Fokus proses pembelajaran diarahkan pada pengembangan keterampilan siswa dalam memproseskan pengetahuan, menemukan dan mengembangkan sendiri fakta, konsep, dan nilai-nilai yang diperlukan.image

Model ini juga tercakup penemuan makna (meanings), organisasi, dan struktur dari ide atau gagasan, sehingga secara bertahap siswa belajar bagaimana mengorganisasikan dan melakukan penelitian. Pembelajaran berbasis keterampilan proses sains menekankan pada kemampuan peserta didik dalam menemukan sendiri (discover) pengetahuan yang didasarkan atas pengalaman belajar, hukum-hukum, prinsip-prinsip dan generalisasi, sehingga lebih memberikan kesempatan bagi berkembangnya keterampilan berpikir tingkat tinggi (Houston, 1988). Dengan demikian peserta didik lebih diberdayakan sebagai subjek belajar yang harus berperan aktif dalam memburu informasi dari berbagai sumber belajar, dan guru lebih berperan sebagai organisator dan fasilitator pembelajaran.

Model pembelajaran berbasis keterampilan proses sains berpotensi membangun kompetensi dasar hidup siswa melalui pengembangan keterampilan proses sains, sikap ilmiah, dan proses konstruksi pengetahuan secara bertahap. Keterampilan proses sains pada hakikatnya adalah kemampuan dasar untuk belajar (basic learning tools) yaitu kemampuan yang berfungsi untuk membentuk landasan pada setiap individu dalam mengembangkan diri.

Sesuai dengan karakteristik fisika sebagai bagian dari natural science, pembelajaran fisika harus merefleksikan kompetensi sikap ilmiah, berfikir ilmiah, dan keterampilan kerja ilmiah. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan melalui proses mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan data, mengasosiasi/menalar, dan mengomuni-kasikan.

(1) Kegiatan mengamati bertujuan agar pembelajaran berkaitan erat dengan konteks situasi nyata yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Proses mengamati fakta atau fenomena mencakup mencari informasi, melihat, mendengar, membaca, dan atau menyimak.

(2) Kegiatan menanya dilakukan sebagai salah satu proses membangun pengetahuan siswa dalam bentuk konsep, prisnsip, prosedur, hukum dan teori, hingga berpikir metakognitif. Tujuannnya agar siswa memiliki kemapuan berpikir tingkat tinggi (critical thingking skill) secara kritis, logis, dan sistematis. Proses menanya dilakukan melalui kegiatan diksusi dan kerja kelompok serta diskusi kelas. Praktik diskusi kelompok memberi ruang kebebasan mengemukakan ide/gagasan dengan bahasa sendiri, termasuk dengan menggunakan bahasa daerah.

(3) Kegiatan mencoba/mengumpulkan data bermanfaat untuk meningkatkan keingintahuan siswa untuk memperkuat pemahaman konsep dan prinsip/prosedur dengan mengumpulkan data, mengembangkan kreatifitas, dan keterampilan kerja ilmiah. Kegiatan ini mencakup merencanakan, merancang, dan melaksanakan eksperimen, serta memperoleh, menyajikan, dan mengolah data. Pemanfaatan sumber belajar termasuk mesin komputasi dan otomasi sangat disarankan dalam kegiatan ini.

(4) Kegiatan mengasosiasi bertujuan untuk membangun kemampuan berpikir dan bersikap ilmiah. Data yang diperoleh dibuat klasifikasi, diolah, dan ditemukan hubungan-hubungan yang spesifik. Kegiatan dapat dirancang oleh guru melalui situasi yang direkayasa dalam kegiatan tertentu sehingga siswa melakukan aktifitas antara lain menganalisis data, mengelompokan, membuat kategori, menyimpulkan, dan memprediksi/mengestimasi dengan memanfaatkan lembar kerja diskusi atau praktik. Hasil kegiatan mencoba dan mengasosiasi memungkinkan siswa berpikir kritis tingkat tinggi (higher order thinking skills) hingga berpikir metakognitif.

(5) Kegiatan mengomunikasikan adalah sarana untuk menyampaikan hasil konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, gambar/sketsa, diagram, atau grafik. Kegiatan ini dilakukan agar siswa mampu mengomunikasikan pengetahuan, keterampilan, dan penerapannya, serta kreasi siswa melalui presentasi, membuat laporan, dan/ atau unjuk karya.

Tantangan baru dinamika kehidupan yang makin kompleks menuntut aktivitas pembelajaran bukan sekedar mengulang fakta dan fenomena keseharian yang dapat diduga melainkan mampu menjangkau pada situasi baru yang tak terduga.Dengan dukungan kemajuan teknologi dan seni, pembelajaran diharapkan mendorong kemampuan berpikir siswa hingga situasi baru yang tak terduga.

Agar pembelajaran terus menerus membangkitkan kreativitas dan keingintahuan siswa, kegiatan pembelajaran kompetensi dilakukan dengan langkah sebagai berikut

1. Menyajikan atau mengajak siswa mengamati fakta atau fenomena baik secara langsung dan/ atau rekonstruksi sehingga siswa mencari informasi, membaca, melihat, mendengar, atau menyimak fakta/fenomena tersebut

2. Memfasilitasi diskusi dan tanya jawab dalam menemukan konsep, prinsip, hukum,dan teori

3. Mendorong siswa aktif mencoba melaui kegiatan eksperimen

4. Memaksimalkan pemanfaatan tekonologi dalam mengolah data, mengembangkan penalaran dan memprediksi fenomena

5. Memberi kebebasan dan tantangan kreativitas dalam mengomunikasikan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dimiliki melalui presentasi dan/atau unjuk karya dengan aplikasi pada situasi baru yang terduga sampai tak terduga.

BACA SELENGKAPNYA »

Kamis, 03 Juli 2014

Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik

Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik didasarkan pada keunggulan pendekatan tersebut. image Beberapa tujuanembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah:

1) untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.

2) untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik.

3) terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan.

4) diperolehnya hasil belajar yang tinggi.

5) untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah.

6) untuk mengembangkan karakter siswa.

BACA SELENGKAPNYA »

Senin, 30 Juni 2014

Konsep Dasar Pendekatan Pembelajaran Saintifik

Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu.

Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan keterampilan proses seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan menyimpulkan. Dalam melaksanakan proses-proses tersebut, bantuan guru diperlukan. Akan tetapi bantuan guru tersebut harus semakin berkurang dengan semakin bertambah dewasanya siswa atau semakin tingginya kelas siswa. image

Metode saintifik sangat relevan dengan tiga teori belajar yaitu teori Bruner, teori Piaget, dan teori Vygotsky. Teori belajar Bruner disebut juga teori belajar penemuan. Ada empat hal pokok berkaitan dengan teori belajar Bruner. Pertama, individu hanya belajar dan mengembangkan pikirannya apabila ia menggunakan pikirannya. Kedua, dengan melakukan proses-proses kognitif dalam proses penemuan, siswa akan memperoleh sensasi dan kepuasan intelektual yang merupakan suatau penghargaan intrinsik. Ketiga, satu-satunya cara agar seseorang dapat mempelajari teknik-teknik dalam melakukan penemuan adalah ia memiliki kesempatan untuk melakukan penemuan. Keempat, dengan melakukan penemuan maka akan memperkuat retensi ingatan. Empat hal di atas adalah bersesuaian dengan proses kognitif yang diperlukan dalam pembelajaran menggunakan metode saintifik.

Teori Piaget, menyatakan bahwa belajar berkaitan dengan pembentukan dan perkembangan skema (jamak skemata). Skema adalah suatu struktur mental atau struktur kognitif yang dengannya seseorang secara intelektual beradaptasi dan mengkoordinasi lingkungan sekitarnya. Skema tidak pernah berhenti berubah, skemata seorang anak akan berkembang menjadi skemata orang dewasa. Proses yang menyebabkan terjadinya perubahan skemata disebut dengan adaptasi. Proses terbentuknya adaptasi ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi merupakan proses kognitif yang dengannya seseorang mengintegrasikan stimulus yang dapat berupa persepsi, konsep, hukum, prinsip ataupun pengalaman baru ke dalam skema yang sudah ada didalam pikirannya. Akomodasi dapat berupa pembentukan skema baru yang dapat cocok dengan ciri-ciri rangsangan yang ada atau memodifikasi skema yang telah ada sehingga cocok dengan ciri-ciri stimulus yang ada. Dalam pembelajaran diperlukan adanya penyeimbangan atau ekuilibrasi antara asimilasi dan akomodasi.

Vygotsky, dalam teorinya menyatakan bahwa pembelajaran terjadi apabila peserta didik bekerja atau belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun tugas-tugas itu masih berada dalam jangkauan kemampuan atau tugas itu berada dalam zone of proximal development daerah terletak antara tingkat perkembangan anak saat ini yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu.

Pembelajaran dengan metode saintifik memiliki karakteristik sebagai berikut:

1) berpusat pada siswa.

2) melibatkan keterampilan proses sains dalam mengonstruksi konsep, hukum atau prinsip.

3) melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa.

4) dapat mengembangkan karakter siswa.

BACA SELENGKAPNYA »

Artikel Favorit