Istilah
audio-lingualisme pertama-tama dikemukakan oleh Prof. Nelson Brooks
pada tahun 1964. Metode ini menyatakan diri sebagai metode yang paling efektif dan
efisien dalam pembelajaran bahasa asing dan mengklaim sebagai metode yang telah mengubah
pengajaran bahasa dari hanya sebuah kiat ke sebuah ilmu. Audio-Lingual Method (ALM) merupakan
hasil kombinasi pandangan dan prinsip-prinsip Linguistik Struktural, Analisis Kontrastif,
pendekatan Aural-Oral, dan psikologi Behavioristik.
Dasar pemikiran ALM mengenai bahasa, pengajaran, dan pembelajaran
bahasa adalah sebagai
berikut:
- Bahasa adalah lisan, bukan tulisan
- Bahasa adalah seperangkat kebiasaan
- Ajarkan bahasa dan bukan tentang bahasa
- Bahasa adalah seperti yang diucapkan oleh penutur asli
- Bahasa satu dengan yang lainnya itu berbeda
Richards & Rodgers
(1986;51 dalam Prayogo, 1998:9) menambahkan beberapa prinsip
pembelajaran yang telah menjadi dasar psikologi audio-lingualisme dan
penerapannya sebagai berikut:
- Pembelajaran bahasa asing pada dasarnya adalah suatu proses pembentukan kebiasaan yang mekanistik
- Ketrampilan berbahasa dipelajari lebih efektif jika aspek-aspek yang harus dipelajari pada bahasa sasaran disajikan dalam bentuk lisan sebelumdilihat dalam bentuk tulis.
- Bentuk-bentuk analogi memberikan dasar yang lebih baik bagi pembelajar bahasa daripada bentuk analisis, generalisasi, dan pembedaan-pembedaan lebih baik daripada penjelasan tentang kaidah-kaidah.
- Makna kata-kata yang dimiliki oleh penutur asli dapat dipelajari hanya dalam konteks bahasa dan kebudayaan dan tidak berdiri sendiri.
Richards & Rogers
juga mengatakan bahwa ketrampilan bahasa diajarkan dengan urutan:
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Bentuk
kegiatan pengajaran dan pembelajaran ALM pada dasarnya adalah
percakapan dan latihan-latihan (drills) dan
latihan pola (pattern practice). Percakapan berfungsi
sebagai alat untuk meletakkan struktur-struktur kunci pada konteksnya
dan sekaligus memberikan ilustrasi situasi dimana struktur-struktur
tersebut digunakan oleh penutur asli, jadi juga sebagai penerapan
aspek kultural bahasa sasaran. Pengulangan dan penghafalan menjadi
kegiatan yang dominan pada metode ini. Pola-pola gramatika tertentu
pada percakapan dipilih untuk dijadikan kegiatan latihan pola.
Kegiatan-kegiatan pembelajaran berdasarkan ALM adalah: repetition,
inflection, relplacement, restatement, completion, transposition,
expansion, contraction, transformation, integration, rejoinders, dan
restoration.
Untuk lebih jelasnya, silahkan baca juga, artikel yang berhubungan dengan Artikel The Audio-Lingual Method, antara lain :
Dan kami sangat berterimakasih, kepada anda yang telah meninggalkan komentarnya dibawah ini.
0 komentar:
Posting Komentar