Tampilkan postingan dengan label belajar mengajar. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label belajar mengajar. Tampilkan semua postingan

Minggu, 16 Juni 2013

Prinsip – prinsip Mengajar

Prinsip guru, adalah asas atau aturan pokok, dimana seorang guru sebagai motifator untuk merangsang daya dorong pribadi siswa dalam melaksanakan sesuatu atau suatu jabatan karir, fungsional dan profesional yang berkompoten (cakap, mampu dan wewenang) dan memperoleh kepercayaan dari masyarakat atau pemerintah untuk melaksanakan tugas.1

Mengingat tugas yang berat itu, guru yang mengajar di depan kelas harus mempunyai prinsip-prinsip mengajar, dan harus dilaksanakan seefektif mungkin agar guru tidak asal mengajar.

Adapun prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut :

- Pengajaran hendaknya menarik minat

- Partisipasi murid dalam kegiatan belajar mengajar

- Prinsip pengulangan

- Perbedaan individu

- Kematangan murid

- Prinsip kegembiraan

- Prinsip mengajar murid belajar

- Ketersediaan alat-alat

image

Prinsip Mengajar yaitu usaha guru dalam menciptakan dan mengkondisikan situasi belajar mengajar agar siswa melakukan kegiatan belajar secara optimal.
Ada lima prinsip mengajar :
1. Motivasi intrinsik dan ekstrinsik
2. Kooperasi dan Kompetisi
3. Korelasi dan Integrasi
4. Aplikasi dan Transformasi
5. Indvidualitas

BACA SELENGKAPNYA »

Minggu, 02 Juni 2013

Belajar dan Mengajar

1. Belajar

Robert M. Gagne dalam buku: the conditioning of learning mengemukakan bahwa:

Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia setelah belajar secara terus menerus, bukan hanya disebabkan karena proses pertumbuhan saja. Gagne berkeyakinan bahwa belajar dipengaruhi oleh faktor dari luar diri dan faktor dalm diri dan keduanya saling berinteraksi. image

Drs. Slameto ( Djamarah, Syaiful Bahri , Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999)

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya.

2. Mengajar

Mengajar sebagai usaha untuk menciptakan lingkungan yang mengoptimalkan kegiatan belajar. Tujuan mengajar adalah "membelajarkan siswa". Berarti meningkatkan kemampuan siswa untuk memproses, menemukan, dan menggunakan infrmasi bagi pengembangan dirinya dalam konteks lingkungannya.

BACA SELENGKAPNYA »

Minggu, 23 Desember 2012

Keterampilan Guru dalam Proses Belajar Mengajar

Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu, untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif diperlukan berbagai keterampilan yaitu keterampilan mengajar dalam hal ini membelajarkan. Keterampilan mengajar atau membelajarkan merupakan kompetensi pedagogik yang cukup kompleks karena merupakan integrasi dari berbagai kompetensi guru secara utuh dan menyeluruh.

Persepsi (Perception) yang berarti pengelihatan, keyakinan dapat dilihat atau dimengerti. Persepsi terjadi karena adanya stimulus atau rangsangan dari lingkungan sekitar, sehingga individu dapat memberikan makna atau menafsirkan sesuatu hal. Slameto menjelaskan bahwa “Persepsi merupakan proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi kedalam otak manusia. Melalui persepsi, manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya, hubungan ini dilakukan dengan indera yaitu, pendengaran, peraba dan penciuman”. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian makna yang dilakukan secara sadar berupa tanggapan atau pendapat individu terhadap suatu objek atau peristiwa yang diterima melalui alat indera.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, keterampilan merupakan “kecakapan untuk menyelesaikan tugas”,  sedangkan mengajar adalah “melatih”. DeQueliy dan Gazali Slameto mendefinisikan mengajar adalah menanamkan pengetahuan pada seseorang dengan cara paling singkat dan tepat. Definisi yang modern di Negara-negara yang sudah maju bahwa “teaching is the guidance of learning”. Mengajar adalah bimbingan kepada siswa dalam proses belajar. Alvin W.Howard Slameto berpendapat bahwa mengajar adalah suatu aktivitas untuk mencoba menolong, membimbing seseorang untuk mendapatkan, mengubah atau mengembangkan skill, attitude, ideals (cita-cita), appreciations (penghargaan) dan knowledge.

Berdasarkan pengertian tersebut maka yang dimaksud dengan keterampilan mengajar guru adalah seperangkat kemampuan/kecakapan guru dalam melatih/membimbing aktivitas dan pengalaman seseorang serta membantunya berkembang dan menyesuaikan diri kepada lingkungan. Jadi, persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru adalah penilaian berupa tanggapan/pendapat  siswa terhadap kemampuan/kecakapan guru dalam proses kegiatan belajar mengajar.
Pembinaan Keterampilan guru adalah tindakan dan kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh hasil yang lebih baik guna memiliki latar belakang pendidikan keguruan yang memadai dalam melaksanakan tugas-tugas kependidikan diperoleh setelah menempuh pendidikan keguruan tertentu.
Keterampilan dasar mengajar bagi guru diperlukan agar guru dapat melaksanakan perannya dalam pengelolaan proses pembelajaran, sehingga pembelajaran dapat berjalan efektif dan efisien. Di samping itu, keterampilan dasar merupakan syarat mutlak agar guru bisa mengimplementasikan berbagai strategi pembelajaran. Dalam keterampilan dasar mengajar tersebut ada delapan keterampilan yang dapat digunakan guru selama proses belajar mengajar yaitu; keterampilan menjelaskan, keterampilan bertanya, keterampilan memberikan penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan mengelola kelas, keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan.
BACA SELENGKAPNYA »

Sabtu, 17 November 2012

Kualitas Proses Belajar Mengajar

Menurut Umaedi (1999), mutu mengandung makna derajat (tingkat) keuggulan suatu produk hasil kerja/upaya baik berupa barang maupun jasa. Pengertian mutu PBM mengacu pada proses pendidikan dan hasil pendidikan. Proses pendidikan yang bermutu melibatkan input seperti siswa, guru, metode, kurikulum, sarana, lingkungan dan pengelolaan pembelajaran yang baik. Mutu dalam konteks hasil pendidikan mengacu pada prestasi yang dicapai atau hasil pendidikan. 

Dari segi proses, dalam pelajaran sains dikembangkan berbagai ketrampilan bekerja ilmiah, yang dikenal dengan ketrampilan proses ilmiah. Ketrampilan proses ilmiah merupakan penjabaran dari metode ilmiah. Ketrampilan tersebut meliputi:
  • melakukan pengamatan,
  • menafsirkan pengamatan,
  • mengelompokkan,
  • meramalkan,
  • berkomunikasi,
  • berhipotesis,
  • merencanakan dan melakukan percobaan atau penyelidikan,
  • menerapkan konsep, dan
  • mengajukan pertanyaan (Rustaman dkk., 2003).
Agar dapat bekerja ilmiah, para siswa perlu mengembangkan sikap yaitu; sikap ingin tahu, tidak percaya tahayul, jujur dalam menyajikan data, terbuka pada gagasan baru, kreatif dalam menghasilkan karya ilmiah, peduli terhadap mahluk hidup dan lingkungan, serta tekun dan teliti (Depdiknas, 2003a).

Kegiatan   mengajar   diharapkan   mampu   memperluas   wawasan pengetahuan,  meningkatkan  ketrampilan  dan  menumbuhkan  sejumlah  sikap positif yang direfleksikan siswa melalui cara berfikir dan bertindak sebagai dampak hasil belajarnya. Sehingga dapat dikatakan mutu merupakan suatu gambaran tentang proses dan hasil belajar sesuai dengan hakekat pembelajaran sains yaitu  keaktifan  siswa  dalam  proses  pembelajaran  seperti mengajukan   pertanyaan (merumuskan   masalah),   berhipotesis,   mengamati, menganalisis, menyimpulkan dan mengkomunikasian hasil pengamatan.

Untuk mendapatkan hasil yang baik, proses belajar mengajar harus dikelola secara baik pula. Pembelajaran dimulai dengan menumbuhkan motivasi siswa dengan menghadirkan permasalahan atau fakta dari kehidupan sehari-hari siswa sehingga menumbuhkan keaktifan siswa untuk bertanya, berhipotesis, melakukan pengamatan, menganalisis, menyimpulkan dan mengkomunikasikan hasil kegiatan yang telah dilakukan. Dengan demikian, suasana belajar kelas lebih banyak diwarnai oleh kegiatan siswa, sehingga PBM tersebut lebih bermutu.

Sumber :
  • Umaedi.  1999.   Manajemen   Peningkatan   Mutu   Berbasis   Sekolah.   Jakarta. Http://www.ssep.net/director.html. 28 Oktober 2004. 
  • Rustaman, N.Y.; Dirjosoemarto, S.; Yudianto, S.A.; Achmad, Y.; Subekti, R.; Rochintaniawati, D. dan Nurjhani, K.M. 2003. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. 
  • _______. 2003a. Kurikulum 2004. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Sains SMP dan MTs. Jakarta: Depdiknas.

BACA SELENGKAPNYA »

Artikel Favorit