Tampilkan postingan dengan label download kurikulum 2013. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label download kurikulum 2013. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 20 Juli 2013

Kurikulum 2013 Materi Diklat Supervisi Pembelajaran (Pengawas)

Download Materi Diklat Pelatihan Instruktur Nasional Kurikulum 2013, Silahkan Unduh materi Supervisi Pembelajaran (Pengawas) .

Materi ini untuk Pengawas, tetapi tidak ada salahnya anda membaca materi Diklat Pelatihan Instruktur Nasional Kurikulum 2013 ini.image

Silahkan unduh materi Materi Diklat Pelatihan Instruktur Nasional Kurikulum 2013 tentang Supervisi Pembelajaran (Pengawas), bagi rekan-rekan yang memiliki Jaringan Internet Kecepatan Tinggi.

Demikian disampaikan untuk dapat dapat digunakan. terima kasih.
Salam,
I Gusti Made Ardana

BACA SELENGKAPNYA »

Jumat, 19 Juli 2013

Modul Kurikulum 2013 Materi Diklat Pengelolaan Pembelajaran Berdasarkan Peminatan

Download Materi Diklat Pelatihan Instruktur Nasional Kurikulum 2013, Silahkan Unduh materi Pengelolaan Pembelajaran  Berdasarkan Peminatan

Materi ini untuk Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas dalam Diklat Pelatihan Instruktur Nasional Kurikulum 2013image

Silahkan unduh materi Materi Diklat Pelatihan Instruktur Nasional Kurikulum 2013 tentang Pengelolaan Pembelajaran  Berdasarkan Peminatan, bagi rekan-rekan yang memiliki Jaringan Internet Kecepatan Tinggi.

Demikian disampaikan untuk dapat dapat digunakan. terima kasih.
Salam,
I Gusti Made Ardana

BACA SELENGKAPNYA »

Rabu, 17 Juli 2013

Modul Diklat Kurikulum 2013 Pelatihan Pengelolaan Pembelajaran Tematik dan Integratif

Download Materi Diklat Pelatihan Instruktur Nasional Kurikulum 2013, Silahkan Unduh materi Pengelolaan Pembelajaran Tematik dan Integratif .

Materi ini untuk Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas pada Diklat Pelatihan Instruktur Nasional Kurikulum 2013 ini.image

Silahkan unduh materi Materi Diklat Pelatihan Instruktur Nasional Kurikulum 2013 tentang Pengelolaan Pembelajaran Tematik dan Integratif , bagi rekan-rekan yang memiliki Jaringan Internet Kecepatan Tinggi.

Demikian disampaikan untuk dapat dapat digunakan. terima kasih.
Salam,
I Gusti Made Ardana

BACA SELENGKAPNYA »

Selasa, 16 Juli 2013

Materi Diklat Kurikulum 2013 Pengelolaan Pembelajaran Kontekstual Dan Terpadu (SMP)

Download Materi Diklat Pelatihan Instruktur Nasional Kurikulum 2013, Silahkan Unduh materi Pengelolaan Pembelajaran Kontekstual Dan Terpadu (SMP).

Materi untuk Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas dalam Diklat Pelatihan Instruktur Nasional Kurikulum 2013image

Silahkan unduh materi Materi Diklat Pelatihan Instruktur Nasional Kurikulum 2013 tentang Pengelolaan Pembelajaran Kontekstual Dan Terpadu (SMP), bagi rekan-rekan yang memiliki Jaringan Internet Kecepatan Tinggi.

Demikian disampaikan untuk dapat dapat digunakan. terima kasih.
Salam,
I Gusti Made Ardana

BACA SELENGKAPNYA »

Senin, 15 Juli 2013

Kurikulum 2013 Download Materi Diklat Pelatihan Instruktur Nasional

Download Materi Diklat Pelatihan Instruktur Nasional Kurikulum 2013, Silahkan Unduh materi Kepemimpinan, Manajemen Perubahan dan Budaya Sekolah.

Materi ini dikhususkan bagi Kepala Sekolah, tetapi tidak ada salahnya bagi guru membaca Materi Diklat Pelatihan Instruktur Nasional Kurikulum 2013 ini.image

Silahkan unduh materi Materi Diklat Pelatihan Instruktur Nasional Kurikulum 2013 tentang Kepemimpinan, Manajemen Perubahan dan Budaya Sekolah, bagi rekan-rekan yang memiliki Jaringan Internet Kecepatan Tinggi.

Demikian disampaikan untuk dapat dapat digunakan. terima kasih.
Salam,
I Gusti Made Ardana

BACA SELENGKAPNYA »

Selasa, 25 Juni 2013

KURIKULUM 2013 SMK TEKNOLOGI INFORMASI KOMUNIKASI Kompetensi Struktur Kurikulum 2013

Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar dan Struktur Kurikulum 2013 untuk SMK/MAK berdasarkan Spektrum SMK 2013

STRUKTUR KURIKULUM 2013 SMK/MAK BIDANG KEAHLIAN : TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

BIDANG KEAHLIAN : TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (Download)

Meliputi:

Program Keahlian : Teknik Broadcasting

Program Keahlian : Teknik Komputer Dan Informatika

Program Keahlian : Teknik Telekomunikasi

clip_image002

DOWNLOAD KURIKULUM 2013 SMK TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (Download)

untuk Struktur Kurikulum 2013 Sekolah Dasar SD/MI silahkan klik disini

untuk Struktur Kurikulum 2013 SMP/MT’s silahkan klik disini

untuk STRUKTUR KURIKULUM 2013 SMA/MA  silahkan klik disini

BACA SELENGKAPNYA »

Senin, 24 Juni 2013

KURIKULUM 2013 SMK /MAK SENI RUPA DAN KRIYA Kompetensi dan Struktur Kurikulum 2013

Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar dan Struktur Kurikulum 2013 untuk SMK/MAK berdasarkan Spektrum SMK 2013

DOWNLOAD STRUKTUR KURIKULUM 2013 SMK/MAK BIDANG KEAHLIAN : SENI RUPA DAN KRIYA

BIDANG KEAHLIAN : SENI RUPA DAN KRIYA (Download)

Meliputi:

Program Keahlian : Desain Dan Produksi Kriya

Program Keahlian : Seni Rupa

clip_image002

DOWNLOAD KURIKULUM 2013 SMK SENI RUPA DAN KRIYA (Download)

untuk Struktur Kurikulum 2013 Sekolah Dasar SD/MI silahkan klik disini

untuk Struktur Kurikulum 2013 SMP/MT’s silahkan klik disini

untuk STRUKTUR KURIKULUM 2013 SMA/MA  silahkan klik disini

BACA SELENGKAPNYA »

Guru Sebagai Pelaksana Kurikulum

Kurikulum adalah perangkat pengalaman belajar yang akan didapat oleh peserta didik selama ia mengikuti suatu proses pendidikan. Secara resmi sebenarnya kurikulum meruapakan sesuatu yang diidealisasikan atau dicita-citakan (Ali, 1985 : 30). Keberhasilan dari suatu kurikulum yang ungin dicapai sangat bergantung pada faktor kemampuan yang dimiliki oleh seorang guru. Artinya, guru adalah orang yang bertanggung jawab dalam upaya mewujudkan segala sesuatu yang telah tertuang dalam suatu kurikulum resmi. Bahkan pandangan mutakhir menyatakan bahwa meskipun suatu kurikulum itu bagus, namun berhasil atau gagalnya kurikulum tersebut pada akhirnya terletak di tangan pribadi guru.

Untuk pernyataan tersebut terdapat beberapa alasan, yaitu:

  1. Guru adalah pelaksana langsung dari kurikulum di suatu kelas
  2. Gurulah yang bertugas mengembangkan kurikulum pada tingkat pembelajaran, karena ia melakukan tugas sebagai berikut.
    • Menganalisis tujuan berdasarkan apa yang tertuang dalam kurikulum resmi
    • Mengembangkan alat evaluasi berdasarkan tujuan
    • Merumuskan bahan yang sesuai dengan isi kurikulum
    • Merumuskan bentuk kegiatan belajar yang dapat memberikan pengalaman belajar bagi peserta didik dalam melaksanakan apa yang telah diprogramkan
  3. Gurulah yang langsung menghadapi berbagai permasalahan yang muncul sehubungan dengan pelaksanaan kurikulum di kelas
  4. Tugas gurulah yang mencarikan upaya memecahkan segala permasalahan yang dihadapi dan melaksanakan upaya itu. image

Sehubungan dengan pembinaan dan pengembangan kurikulum, permasalahan yang sering kali muncul dan harus dihadapi oleh guru yaitu :

  1. Permasalahan yang berhubungan dengan tujuan dan hasil-hasil yang diharapkan dari suatu lembaga pendidikan
  2. Permasalahan yang berhubungan dengan isi/materi/bahan pelajaran dan organisasi atau cara pelaksanaan dari kurikulum
  3. Permasalahan dalam hubungan dengan proses penyusunan kurikulum dan revisi/perbaikan kurikulum
Sedangkan peranan guru dalam pembinaan dan pengembangan kurikulum secara aktif dapat dijabarkan sebagai berikut.
a. Dalam perencanaan kurikulum
Kurikulum di tingkat nasional dirancang dan dirumuskan oleh para pakar dari berbagai bidang disiplin ilmu yang terkait, sedangkan guru-guru yang sudah berpengalaman biasanya terlibat untuk memberikan masukan berupa saran, ide, dan/atau tanggapan terhadap kemungkinan pelaksanaannya di sekolah.
b. Dalam pelaksanaan di lapangan
Para guru bertanggung jawab sepenuhnya dalam pelaksanaan kurikuluim, baik secara keseluruhan kurikulum maupun tugas sebagai penyampaian mata pelajaran sesuai dengan GBPP yang telah dirancang dalam suatu kurikulum.
c. Dalam prose penilaian
Selama pelaksanaan kurikulum akan dinilai seberapa jauh tingkat ketercapaiannya. Biasanya guru diminta saran atau pendapat maupun penilaian kurikulum yang sedang berjalan guna melihat kebaikan dan kelemahan yang ada, dilihat dari berbagai aspek, seperti aspek filosofis, sosiologis, dam metodologis.
d. Pengadministrasian
Guru harus menguasai tujuan kurikulum, isi program (pokok bahasan/subpokok bahasan) yang harus diberikan kepada peserta didik. Misalnya pada kelas dan semester berapa suatu pokok bahasan diberikan dan bagaimana memberikannya. Biasanya dengan menyusun suatu bagan analisis tugas pembelajaran dan rencana pembelajaran
e. Perubahan kurikulum
Guru sebagai pelaku kurikulum mau tidak mau tentua akan selalu terlibat dalam pembaruan yang sedang dilakukan sebagai suatu usaha untuk mencari format kurikulum yang sesuai dengan perkembangan zaman. Masukan sebagai input berupa saran, ide dan kritik berdasarkan pengalaman yang telah dilakukan oleh guru sangat besar artinya bagi perubahan dan pengembangan suatu kurikulum.
Sebagai kesimpulan dapat dijelaskan bahwa seorang guru haruslah memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan kurikulum, selain tugas utamanya sebagai pembina kurikulum. Ini berarti bahwa guru dituntut untuk selalu mencari gagasan baru demi penyempurnaan praktik pendidikan dan praktik pembelajaran pada khususnya. Hal ini harus dilakukan agar hasil belajar peserta didik dapat ditingkatkan dari waktu ke waktu. Untuk itu, seorang guru harus menganggap bahwa kurikulum sebagai program pembelajaran yang harus diberikan kepada peserta didik bukan sebagai barang mati, sehingga apa yang terdapat dalam kurikulum dapat dijabarkan oleh guru menjadi suatu materi yang menarik untuk disajikan pada peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.
BACA SELENGKAPNYA »

Minggu, 23 Juni 2013

KURIKULUM 2013 SMK/MAK SENI PERTUNJUKAN Kompetensi dan Struktur Kurikulum 2013

Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar dan Struktur Kurikulum 2013 untuk SMK/MAK berdasarkan Spektrum SMK 2013

DOWNLOAD STRUKTUR KURIKULUM 2013 SMK/MAK BIDANG KEAHLIAN : SENI PERTUNJUKAN

BIDANG KEAHLIAN : SENI PERTUNJUKAN (Download)

Meliputi:

Program Keahlian : Seni Karawitan

Program Keahlian : Seni Musik

Program Keahlian : Seni Pedalangan

Program Keahlian : Seni Tari

Program Keahlian : Seni Teater

clip_image002

DOWNLOAD KURIKULUM 2013 SMK SENI PERTUNJUKAN (Download)

untuk Struktur Kurikulum 2013 Sekolah Dasar SD/MI silahkan klik disini

untuk Struktur Kurikulum 2013 SMP/MT’s silahkan klik disini

untuk STRUKTUR KURIKULUM 2013 SMA/MA  silahkan klik disini

BACA SELENGKAPNYA »

Sabtu, 22 Juni 2013

KURIKULUM 2013 SMK/MAK PARIWISATA Kompetensi dan Struktur Kurikulum 2013

Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar dan Struktur Kurikulum 2013 untuk SMK/MAK berdasarkan Spektrum SMK 2013

DOWNLOAD STRUKTUR KURIKULUM 2013 SMK/MAK BIDANG KEAHLIAN : PARIWISATA

BIDANG KEAHLIAN : PARIWISATA (Download)

Meliputi:

Program Keahlian : Kepariwisataan

Program Keahlian : Tata Boga

Program Keahlian : Tata Busana

Program Keahlian : Tata Kecantikan

clip_image002

DOWNLOAD KURIKULUM SMK PARIWISATA (Download)

untuk Struktur Kurikulum 2013 Sekolah Dasar SD/MI silahkan klik disini

untuk Struktur Kurikulum 2013 SMP/MT’s silahkan klik disini

untuk STRUKTUR KURIKULUM 2013 SMA/MA  silahkan klik disini

BACA SELENGKAPNYA »

Jumat, 21 Juni 2013

SMK/MAK KESEHATAN : Kompetensi dan Struktur Kurikulum 2013

Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar dan Struktur Kurikulum 2013 untuk SMK/MAK berdasarkan Spektrum SMK 2013

DOWNLOAD STRUKTUR KURIKULUM 2013 SMK/MAK BIDANG KEAHLIAN : KESEHATAN

BIDANG KEAHLIAN : KESEHATAN (Download)

Meliputi:

Program Keahlian : Pekerjaan Sosial

Program Keahlian : Kefarmasian

Program Keahlian : Keperawatan

clip_image002

Download Krikulum SMK KESEHATAN (Download)

untuk Struktur Kurikulum 2013 Sekolah Dasar SD/MI silahkan klik disini

untuk Struktur Kurikulum 2013 SMP/MT’s silahkan klik disini

untuk STRUKTUR KURIKULUM 2013 SMA/MA  silahkan klik disini

BACA SELENGKAPNYA »

Kamis, 20 Juni 2013

Kompetensi STRUKTUR KURIKULUM 2013 SMK/MAK BIDANG KEAHLIAN BISNIS DAN MANAJEMEN

Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar dan Struktur Kurikulum 2013 untuk SMK/MAK berdasarkan Spektrum SMK 2013

DOWNLOAD STRUKTUR KURIKULUM 2013 SMK/MAK BIDANG KEAHLIAN : BISNIS DAN MANAJEMEN

BIDANG KEAHLIAN : BISNIS DAN MANAJEMEN (Download)

Meliputi:

Program Keahlian : Administrasi

Program Keahlian : Keuangan

Program Keahlian : Tata Niaga

clip_image001

Silahkan Download BIDANG KEAHLIAN : BISNIS DAN MANAJEMEN (Download)

untuk Struktur Kurikulum 2013 Sekolah Dasar SD/MI silahkan klik disini

untuk Struktur Kurikulum 2013 SMP/MT’s silahkan klik disini

untuk STRUKTUR KURIKULUM 2013 SMA/MA  silahkan klik disini

BACA SELENGKAPNYA »

Rabu, 19 Juni 2013

KURIKULUM 2013 SMK/MAK PERIKANAN DAN KELAUTAN Kompetensi Struktur Kurikulum 2013

Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar dan Struktur Kurikulum 2013 untuk SMK/MAK berdasarkan Spektrum SMK 2013

DOWNLOAD STRUKTUR KURIKULUM 2013 SMK/MAK BIDANG KEAHLIAN : PERIKANAN DAN KELAUTAN

BIDANG KEAHLIAN : PERIKANAN DAN KELAUTAN (Download)

Meliputi:

Program Keahlian : Pelayaran

Program Keahlian : Teknologi Dan Produksi Perikanan Budidaya

Program Keahlian : Teknologi Penangkapan Ikan

clip_image001

DOWNLOAD KURIKULUM 2013 SMK PERIKANAN DAN KELAUTAN (Download)

untuk Struktur Kurikulum 2013 Sekolah Dasar SD/MI silahkan klik disini

untuk Struktur Kurikulum 2013 SMP/MT’s silahkan klik disini

untuk STRUKTUR KURIKULUM 2013 SMA/MA  silahkan klik disini

BACA SELENGKAPNYA »

Kompetensi Kurikulum 2013 SMK AGRIBISNIS DAN AGROTEKNOLOGI

Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar dan Struktur Kurikulum 2013 untuk SMK/MAK berdasarkan Spektrum SMK 2013

DOWNLOAD STRUKTUR KURIKULUM 2013 SMK/MAK BIDANG KEAHLIAN :

AGRIBISNIS DAN AGROTEKNOLOGI image

BIDANG KEAHLIAN : AGRIBISNIS DAN AGROTEKNOLOGI (Download)

Meliputi:

Program Keahlian : Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian Dan Perikanan

Program Keahlian : Agribisnis Produksi Tanaman

Program Keahlian : Agribisnis Produksi Ternak

Program Keahlian : Kehutanan (Program 4 Tahun)

Program Keahlian : Kesehatan Hewan

Program Keahlian : Mekanisasi Pertanian

DOWNLOAD STRUKTUR KURIKULUM 2013 SMK/MAK BIDANG KEAHLIAN : BISNIS DAN MANAJEMEN

Download Kurikulum 2013 SMK AGRIBISNIS DAN AGROTEKNOLOGI (Download)

 

untuk Struktur Kurikulum 2013 Sekolah Dasar SD/MI silahkan klik disini 

untuk Struktur Kurikulum 2013 SMP/MT’s silahkan klik disini

untuk STRUKTUR KURIKULUM 2013 SMA/MA  silahkan klik disini

BACA SELENGKAPNYA »

Senin, 10 Juni 2013

PERLUNYA PENGEMBANGAN KURIKULUM 2013

Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat mewujudkan proses berkembangnya kualitas pribadi peserta didik sebagai generasi penerus bangsa di masa depan, yang diyakini akan menjadi faktor determinan bagi tumbuh kembangnya bangsa dan negara Indonesia sepanjang jaman.

Dari sekian banyak unsur sumber daya pendidikan, kurikulum merupakan salah satu unsur yang memberikan kontribusi yang signifikan untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik. Jadi tidak dapat disangkal lagi bahwa kurikulum yang dikembangkan dengan berbasis pada kompetensi sangat diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi: (1) manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; dan (2) manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, man-diri; dan (3) warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi merupakan salah satu strategi pembangunan pendidikan nasional sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. image

Di dalam Penjelasan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Bagian Umum dijelaskan bahwa pembaruan pendidikan memerlukan strategi tertentu, dan salah satu strategi pembangunan pendidikan nasional ini adalah ... “2. pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi.”

Pasal 35 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 juga mengatur bahwa ... “(2) Standar nasional pendidikan digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan.” Selanjutnya di dalam penjelasan Pasal 35 dinyatakan bahwa “kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yanga telah disepakati.”

Pada hakikatnya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 1 Ayat (1) menyebutkan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.

BACA SELENGKAPNYA »

Sabtu, 08 Juni 2013

RASIONAL PENGEMBANGAN KURIKULUM 2013

Pengembangan kurikulum perlu dilakukan karena adanya berbagai tantangan yang dihadapi, baik tantangan internal maupun tantangan eksternal. Disamping itu, di dalam menghadapi tuntutan perkembangan zaman, dirasa perlu adanya penyempurnaan pola pikir dan penguatan tata kelola kurikulum serta pendalaman dan perluasan materi. Dan hal pembelajaran yang tidak kalah pentingnya adalah perlunya penguatan proses pembelajaran dan penyesuaian beban belajar agar dapat menjamin kesesuaian antara apa yang diinginkan dengan apa yang dihasilkan.

  1. Tantangan Internal

Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan, standar biaya, standar sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar isi, standar proses, standar penilaian, dan standar kompetensi lulusan. Tantangan internal lainnya terkait dengan faktor perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif.

Terkait dengan tantangan internal pertama, berbagai kegiatan dilaksanakan untuk mengupayakan agar penyelenggaraan pendidikan dapat mencapai ke delapan standar yang telah ditetapkan. Di dalam Standar Pengelolaan hal-hal yang dikembangkan antara lain adalah Manajemen Berbasis Sekolah. Rehabilitasi gedung sekolah dan penyediaan laboratorium serta perpustakaan sekolah terus dilaksanakan agar setiap sekolah yang ada di Indonesia dapat mencapai Standar Sarana-Prasarana yang telah ditetapkan. Dalam mencapai Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, berbagai upaya yang dilakukan antara lain adalah peningkatan kualifikasi dan sertifikasi guru, pembayaran tunjangan sertifikasi, serta uji kompetensi dan pengukuran kinerja guru. Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian, dan Standar Kompetensi Lulusan adalah merupakan standar yang terkait dengan kurikulum yang perlu secara terus menerus dikaji agar peserta didik yang melalui proses pendidikan dapat memiliki kompetensi yang telah ditetapkan. (Gambar 1).

clip_image002

Gambar 1

Terkait dengan perkembangan penduduk, saat ini jumlah penduduk Indonesia usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari usia tidak produktif (anak-anak berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke atas). Jumlah penduduk usia produktif ini akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat angkanya mencapai 70%.

clip_image004

Gambar 2

Ini berarti bahwa pada tahun 2020-2035 sumber daya manusia (SDM) Indonesia usia produktif akan melimpah. SDM yang melimpah ini apabila memiliki kompetensi dan keterampilan akan menjadi modal pembangunan yang luar biasa besarnya. Namun apabila tidak memiliki kompetensi dan keterampilan tentunya akan menjadi beban pembangunan. Oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar SDM usia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi SDM yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban (Gambar 2).

  1. Tantangan Eksternal

Tantangan eksternal yang dihadapi dunia pendidikan antara lain berkaitan dengan tantangan masa depan, kompetensi yang diperlukan di masa depan, persepsi masyarakat, perkembangan pengetahuan dan pedagogi, serta berbagai fenomena negatif yang mengemuka.

Tantangan masa depan antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Di era globalisasi juga akan terjadi perubahan-perubahan yang cepat. Dunia akan semakin transparan, terasa sempit, dan seakan tanpa batas.Hubungan komunikasi, informasi, dan transportasi menjadikan satu sama lain menjadi dekat sebagai akibat dari revolusi industri dan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Arus globalisasi juga akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern seperti dapat terlihat di WTO, ASEAN Community, APEC, dan AFTA. Tantangan masa depan juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains, serta mutu, investasi dan transformasi pada sektor pendidikan. Keikutsertaan Indonesia di dalam studi International TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study) dan PISA (Program for International Student Assessment) sejak tahun 1999 juga menunjukkan bahwa capaian anak-anak Indonesia tidak menggembirakan dalam beberapa kali laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA yang hanya menduduki peringkat empat besar dari bawah. Penyebab capaian ini antara lain adalah karena banyaknya materi uji yang ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam kurikulum Indonesia.

clip_image006

Gambar 3

Kompetensi masa depan yang diperlukan dalam menghadapi arus globalisasi antara lain berkaitan dengan kemampuan berkomunikasi, kemampuan berpikir jernih dan kritis, kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan, kemampuan menjadi warga negara yang bertanggungjawab, kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda, dan kemampuan hidup dalam masyarakat yang mengglobal. Disamping itu generasi Indonesia juga harus memiliki minat luas dalam kehidupan, memiliki kesiapan untuk bekerja, memiliki kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya, dan memiliki rasa tanggung-jawab terhadap lingkungan.

Dilihat dari persepsi masyarakat, pendidikan di Indonesia saat ini dinilai terlalu menitik-beratkan pada aspek kognitif dan beban siswa dianggap terlalu berat. Selain itu pendidikan juga dinilai kurang bermuatan karakter.

Penyelenggaraan pendidikan juga perlu memperhatikan perkembangan pengetahuan yang terkait dengan perkembangan neurologi dan psikologi serta perkembangan pedagogi yang terkait dengan observation-based (discovery) learning serta collaborative learning.

Tantangan eksternal lainnya berupa fenomena negatif yang mengemuka antara lain terkait dengan masalah perkelahian pelajar, masalah narkoba, korupsi, plagiarisme, kecurangan dalam ujian, dan gejolak sosial di masyarakat (social unrest)

  1. Penyempurnaan Pola Pikir

Pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masa depan hanya akan dapat terwujud apabila terjadi pergeseran atau perubahan pola pikir. Laporan BSNP tahun 2010 dengan judul Paradigma Pendidikan Nasional Abad XXI menegaskan bahwa untuk meningkatkan kualitas pendidikan dalam menghadapi masa depan perlu dilakukan perubahan paradigma pembelajaran melalui pergeseran tata cara penyelenggaraan kegiatan pendidikan dan pembelajaran di dalam kelas atau lingkungan sekitar lembaga pendidikan tempat peserta didik menimba ilmu. Pergeseran itu meliputi proses pembelajaran sebagai berikut:

a.       Dari berpusat pada guru menuju berpusat pada siswa. Jika dahulu biasanya yang terjadi adalah guru berbicara dan siswa mendengar, menyimak, dan menulis, maka sekarang guru harus lebih banyak mendengarkan siswanya saling berinteraksi, berargumen, berdebat, dan berkolaborasi. Fungsi guru dari pengajar berubah dengan sendirinya menjadi fasilitator bagi siswa-siswanya.

b.      Dari satu arah menuju interaktif. Jika dahulu mekanisme pembelajaran yang terjadi adalah satu arah dari guru ke siswa, maka saat ini harus terdapat interaksi yang cukup antara guru dan siswa dalam berbagai bentuk komunikasinya. Guru berusaha membuat kelas semenarik mungkin melalui berbagai pendekatan interaksi yang dipersiapkan dan dikelola. 

c.       Dari isolasi menuju lingkungan jejaring. Jika dahulu siswa hanya dapat bertanya pada guru dan berguru pada buku yang ada di dalam kelas semata, maka sekarang ini yang bersangkutan dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh via internet. 

d.      Dari pasif menuju aktif-menyelidiki. Jika dahulu siswa diminta untuk pasif saja mendengarkan dan menyimak baik-baik apa yang disampaikan gurunya agar mengerti, maka sekarang disarankan agar siswa lebih aktif dengan cara memberikan berbagai pertanyaan yang ingin diketahui jawabannya.

e.       Dari maya/abstrak menuju konteks dunia nyata. Jika dahulu contoh-contoh yang diberikan guru kepada siswanya kebanyakan bersifat artifisial, maka saat ini sang guru harus dapat memberikan contoh-contoh yang sesuai dengan konteks kehidupan sehari-hari dan relevan dengan bahan yang diajarkan. 

f.       Dari pembelajaran pribadi menuju pembelajaran berbasis tim. Jika dahulu proses pembelajaran lebih bersifat personal atau berbasiskan masing-masing individu, maka yang harus dikembangkan sekarang adalah model pembelajaran yang mengedepankan kerjasama antar individu.

g.      Dari luas menuju perilaku khas memberdayakan kaidah keterikatan. Jika dahulu ilmu atau materi yang diajarkan lebih bersifat umum (semua materi yang dianggap perlu diberikan), maka saat ini harus dipilih ilmu atau materi yang benar-benar relevan untuk ditekuni dan diperdalam secara sungguh-sungguh (hanya materi yang relevan bagi kehidupan sang siswa yang diberikan).

h.      Dari stimulasi rasa tunggal menuju stimulasi ke segala penjuru. Jika dahulu siswa hanya menggunakan sebagian panca inderanya dalam menangkap materi yang diajarkan guru (mata dan telinga), maka sekarang semua panca indera dan komponen jasmani-rohani harus terlibat aktif dalam proses pembelajaran (kognitif, afektif, dan psikomotorik).

i.        Dari alat tunggal menuju alat multimedia. Jika dahulu guru hanya mengandalkan papan tulis untuk mengajar, maka saat ini diharapkan guru dapat menggunakan beranekaragam peralatan dan teknologi pendidikan yang tersedia, baik yang bersifat konvensional maupun modern.

j.        Dari hubungan satu arah bergeser menuju kooperatif. Jika dahulu siswa harus selalu setuju dengan pendapat guru dan tidak boleh sama sekali menentangnya, maka saat ini harus ada dialog antara guru dan siswa untuk mencapai kesepakatan bersama.

k.      Dari produksi massa menuju kebutuhan pelanggan. Jika dahulu semua siswa tanpa kecuali memperoleh bahan atau konten materi yang sama, maka sekarang ini setiap siswa berhak untuk mendapatkan konten sesuai dengan ketertarikan atau keunikan potensi yang dimilikinya.

l.        Dari usaha sadar tunggal menuju jamak. Jika dahulu siswa harus secara seragam mengikuti sebuah cara dalam berproses maka yang harus ditonjolkan sekarang justru adanya keberagaman inisiatif yang timbul dari masing-masing individu.

m.    Dari satu ilmu pengetahuan bergeser menuju pengetahuan disiplin jamak. Jika dahulu siswa hanya mempelajari sebuah materi atau fenomena dari satu sisi pandang ilmu, maka sekarang konteks pemahaman akan jauh lebih baik dimengerti melalui pendekatan pengetahuan multi disiplin.

n.      Dari kontrol terpusat menuju otonomi dan kepercayaan. Jika dahulu seluruh kontrol dan kendali kelas ada pada sang guru, maka sekarang siswa diberi kepercayaan untuk bertanggung jawab atas pekerjaan dan aktivitasnya masing- masing.

o.      Dari pemikiran faktual menuju kritis. Jika dahulu hal-hal yang dibahas di dalam kelas lebih bersifat faktual, maka sekarang harus dikembangkan pembahasan terhadap berbagai hal yang membutuhkan pemikiran kreatif dan kritis untuk menyelesaikannya.

p.      Dari penyampaian pengetahuan menuju pertukaran pengetahuan. Jika dahulu yang terjadi di dalam kelas adalah “pemindahan” ilmu dari guru ke siswa, maka dalam abad XXI ini yang terjadi di kelas adalah pertukaran pengetahuan antara guru dan siswa maupun antara siswa dengan sesamanya.

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan kompetensi lulusan yang menyangkut pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dirumuskan berdasarkan kebutuhan pada tingkat individu, masyarakat, bangsa dan negara, serta peradaban. Untuk mencapai kompetensi lulusan ini, yang dirumuskan dalam bentuk Standar Kompetensi Lulusan (SKL), kemudian dirumuskan materi inti pembelajaran yang dirumuskan dalam bentuk Standar Isi (SI), proses pembelajaran yang dirumuskan dalam bentuk Standar Proses, dan proses penilaian dalam bentuk Standar Penilaian. Selanjutnya dirumuskan secara lebih detil mata pelajaran apa saja yang perlu diajarkan untuk memenuhi pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan.

Dilihat dari pendekatan yang dilakukan dalam penyusunan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) pada Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004 dan KTSP 2006, dapat disimpulkan bahwa SKL dirumuskan dari beberapa mata pelajaran yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Ini berarti bahwa SKL satuan pendidikan ditetapkan dengan mengacu kepada mata pelajaran yang harus diajarkan kepada peserta didik, atau dengan kata lain mata pelajaran menjadi penentu rumusan SKL. Model pengembangan seperti ini mengakibatkan terjadinya pemisahan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya. Pemisahan mata pelajaran yang lepas satu dengan yang lainnya ini tidak sesuai lagi dengan tuntutan globalisasi yang menuntut agar semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan dan konteks pemahaman akan jauh lebih baik dimengerti melalui pendekatan pengetahuan multidisiplin.

Sejalan dengan itu, perlu dilakukan penyempurnaan pola pikir dan penggunaan pendekatan baru dalam perumusan Standar Kompetensi Lulusan. Perumusan SKL di dalam KBK 2004 dan KTSP 2006 yang diturunkan dari SI harus diubah menjadi perumusan yang diturunkan dari kebutuhan. Pendekatan dalam penyusunan SKL pada KBK 2004 dan KTSP 2006 dapat dilihat di Gambar 4 dan penyempurnaan pola pikir perumusan kurikulum dapat dilihat di Tabel 1.

clip_image008

Gambar 4

clip_image009clip_image011

Tabel 1

 

  1. Penguatan Tata Kelola Kurikulum

Penguatan tata kelola kurikulum diatur dengan mengacu pada UU 20/2003 tentang Sisdiknas. Pasal 38 ayat (1) pada UU No. 20 Tahun 23 tentang Sisdiknas mengatur bahwa “Kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan dasar dan menengah ditetapkan pemerintah.” Selanjutnya ayat (2) pada pasal yang sama mengatur bahwa “Kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor departemen agama kabupaten/kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah.” Di dalam Penjelasan Umum undang-undang yang sama dijelaskan bahwa “Pembaruan sistem pendidikan memerlukan strategi tertentu. Srategi pembangunan pendidikan nasional dalam undang-undang ini meliputi: ... 2. pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi.” Selanjutnya di dalam Penjelasan Pasal 35 yang terkait dengan kompetensi dijelaskan bahwa “Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati.”

Di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dijelaskan bahwa “Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.”

Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi 2004 dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006 dimulai dari penyusunan kerangka dasar kurikulum yang diturunkan dari tujuan pendidikan nasional dan berdasarkan landasan filosofis, yuridis, dan konseptual yang selanjutnya diturunkan ke dalam struktur kurikulum. Dari struktur kurikulum selanjutnya diturunkan menjadi standar isi yang memuat berbagai mata pelajaran dengan rumusan standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk masing-masing mata pelajaran. Selanjutnya disusun standar proses, standar kompetensi lulusan, dan standar penilaian yang kemudian diturunkan ke dalam pedoman dan silabus. Selanjutnya silabus diturunkan menjadi rencana pelaksanaan pembelajaran dan buku teks untuk seterusnya dilaksanakan dalam bentuk pembelajaran dan penilaian. Perbedaan Kurikulum Berbasis Kompetensi 2004 dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006 terletak pada peran guru pada bagian akhir kerangka kerja penyusunan kurikulum. Kalau di dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi 2004, peran satuan pendidikan dan guru terbatas pada penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran yang diturunkan dari silabus yang sudah tersedia dan pemilihan buku teks siswa untuk selanjutnya melaksanakan proses pembelajaran dan penilaian. Sedangkan di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006, peranan satuan pendidikan dan guru diperluas lebih lanjut sampai pada penyusunan silabus berdasarkan pedoman yang diberikan.

Peranan satuan pendidikan dan guru yang diperluas sampai penyusunan silabus ini berakibat pada pemilihan buku teks oleh satuan pendidikan dan guru yang sangat beragam. Dalam kenyataannya, satuan pendidikan dan guru memilih buku yang dihasilkan dari berbagai kurikulum, seperti Kurikulum 1994, Kurikulum 2004, Kurikulum 2006, atau bahkan dari sumber yang tidak jelas rujukannya. Pemilihan buku teks yang beragam ini juga tentunya akan menghasilkan silabus yang sangat berbeda satu sama lain yang seterusnya diturunkan menjadi rencana pelaksanaan pembelajaran dan pelaksanaan proses pembelajaran dan penilaian.

Oleh sebab itu, agar kompetensi lulusan dapat dicapai sesuai dengan yang telah ditetapkan, perlu ada perubahan yang signifikan. Pada Kurikulum 2013, penyusunan kurikulum dimulai dengan menetapkan standar kompetensi lulusan berdasarkan kesiapan peserta didik, tujuan pendidikan nasional, dan kebutuhan. Setelah kompetensi ditetapkan kemudian ditentukan kurikulumnya yang terdiri dari kerangka dasar kurikulum dan struktur kurikulum. Satuan pendidikan dan guru tidak diberikan kewenangan menyusun silabus, tapi disusun pada tingkat nasional. Guru lebih diberikan kesempatan mengembangkan proses pembelajaran tanpa harus dibebani dengan tugas-tugas penyusunan silabus yang memakan waktu yang banyak dan memerlukan penguasaan teknis penyusunan yang sangat memberatkan guru. Perbandingan kerangka kerja penyusunan kurikulum dapat dilihat pada Gambar 5.

clip_image013

Gambar 5

Hasil monitoring dan evaluasi pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang dilakukan Balitbang pada tahun 2010 juga menunjukkan bahwa secara umum total waktu pembelajaran yang dialokasikan oleh banyak guru untuk beberapa mata pelajaran di SD, SMP, dan SMA lebih kecil dari total waktu pembelajaran yang dialokasikan menurut Standar Isi. Disamping itu, dikaitkan dengan kesulitan yang dihadapi guru dalam melaksanakan KTSP, ada kemungkinan waktu yang dialokasikan dalam Standar Isi tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya. Hasil monitoring dan evaluasi ini juga menunjukkan bahwa banyak kompetensi yang perumusannya sulit dipahami guru, dan kalau diajarkan kepada siswa sulit dicapai oleh siswa.Rumusan kompetensi juga sulit dijabarkan ke dalam indikator dengan akibat sulit dijabarkan ke pembelajaran, sulit dijabarkan ke penilaian, sulit diajarkan karena terlalu kompleks, dan sulit diajarkan karena keterbatasan sarana, media, dan sumber belajar.

Untuk menjamin ketercapaian kompetensi sesuai dengan yang telah ditetapkan dan untuk memudahkan pemantauan dan supervisi pelaksanaan pengajaran, perlu diambil langkah penguatan tata kelola antara lain dengan menyiapkan pada tingkat pusat buku pegangan pembelajaran yang terdiri dari buku pegangan siswa dan buku pegangan guru. Karena guru merupakan faktor yang sangat penting di dalam pelaksanaan kurikulum, maka sangat penting untuk menyiapkan guru supaya memahami pemanfaatan sumber belajar yang telah disiapkan dan sumber lain yang dapat mereka manfaatkan. Untuk menjamin keterlaksanaan implementasi kurikulum dan pelaksanaan pembelajaran, juga perlu diperkuat peran pendampingan dan pemantauan oleh pusat dan daerah.

 

  1. Pendalaman dan Perluasan Materi

Berdasarkan analisis hasil PISA 2009, ditemukan bahwa dari 6 (enam) level kemampuan yang dirumuskan di dalam studi PISA, hampir semua peserta didik Indonesia hanya mampu menguasai pelajaran sampai level 3 (tiga) saja, sementara negara lain yang terlibat di dalam studi ini banyak yang mencapai level 4 (empat), 5 (lima), dan 6 (enam). Dengan keyakinan bahwa semua manusia diciptakan sama, interpretasi yang dapat disimpulkan dari hasil studi ini, hanya satu, yaitu yang kita ajarkan berbeda dengan tuntutan zaman (Gambar 6).

clip_image015

Gambar 6

Analisis hasil TIMSS tahun 2007 dan 2011 di bidang matematika dan IPA untuk peserta didik kelas 2 SMP juga menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda. Untuk bidang matematika, lebih dari 95% peserta didik Indonesia hanya mampu mencapai level menengah, sementara misalnya di Taiwan hampir 50% peserta didiknya mampu mencapai level tinggi dan advance. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa yang diajarkan di Indonesia berbeda dengan apa yang diujikan atau yang distandarkan di tingkat internasional (Gambar 7).

clip_image017

Gambar 7

Untuk bidang IPA, pencapaian peserta didik kelas 2 SMP juga tidak jauh berbeda dengan pencapaian yang mereka peroleh untuk bidang matematika. Hasil studi pada tahun 2007 dan 20011 menunjukkan bahwa lebih dari 95% peserta didik Indonesia hanya mampu mencapai level menengah, sementara hampir 40% peserta didik Taiwan mampu mencapai level tinggi dan lanjut (advanced). Dengan keyakinan bahwa semua anak dilahirkan sama, kesimpulan yang dapat diambil dari studi ini adalah bahwa apa yang diajarkan kepada peserta didik di Indonesia berbeda dengan apa yang diujikan atau distandarkan di tingkat internasional. (Gambar 8).

clip_image019

Gambar 8

Hasil studi internasional untuk reading dan literacy (PIRLS) yang ditujukan untuk kelas IV SD juga menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda dengan hasil studi untuk tingkat SMP seperti yang dipaparkan terdahulu. Dalam hal membaca, lebih dari 95% peserta didik Indonesia di SD kelas IV juga hanya mampu mencapai level menengah, sementara lebih dari 50% siswa Taiwan mampu mencapai level tinggi dan advance. Hal ini juga menunjukkan bahwa apa yang diajarkan di Indonesia berbeda dengan apa yang diujikan dan distandarkan pada tingkat internasional (Gambar 9).

clip_image021

Gambar 9

Hasil analisis lebih jauh untuk studi TIMSS dan PIRLS menunjukkan bahwa soal-soal yang digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik dibagi menjadi empat kategori, yaitu:

-          low mengukur kemampuan sampai level knowing

-          intermediate mengukur kemampuan sampai level applying

-          high mengukur kemampuan sampai level reasoning

-          advance mengukur kemampuan sampai level reasoning with incomplete information.

clip_image023

Tabel 2

Analisis lebih jauh untuk membandingkan kurikulum IPA SMP kelas VIII yang ada di Indonesia dengan materi yang terdapat di TIMSS menunjukkan bahwa terdapat beberapa topik yang sebenarnya belum diajarkan di kelas VIII SMP (Tabel 2). Hal yang sama juga terdapat di kurikulum matematika kelas VIII SMP di mana juga terdapat beberapa topik yang belum diajarkan di kelas XIII. Lebih parahnya lagi, malah terdapat beberapa topik yang sama sekali tidak terdapat di dalam kurikulum saat ini, sehingga menyulitkan bagi peserta didik kelas VIII SMP menjawab pertanyaan yang terdapat di dalam TIMSS (Tabel 3).

clip_image025

Tabel 3

Hal yang sama juga terjadi di kurikulum matematika kelas IV SD pada studi internasional di mana juga terdapat topik yang belum diajarkan pada kelas IV dan topik yang sama sekali tidak terdapat di dalam kurikulum saat ini, seperti bisa dilihat pada Tabel 4.

 

clip_image027

Tabel 4

Dalam kaitan itu, perlu dilakukan langkah penguatan materi dengan mengevaluasi ulang ruang lingkup materi yang terdapat di dalam kurikulum dengan cara meniadakan materi yang tidak esensial atau tidak relevan bagi peserta didik, mempertahankan materi yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik, dan menambahkan materi yang dianggap penting dalam perbandingan internasional. Disamping itu juga perlu dievaluasi ulang tingkat kedalaman materi sesuai dengan tuntutan perbandingan internasional dan menyusun kompetensi dasar yang sesuai dengan materi yang dibutuhkan.

BACA SELENGKAPNYA »

Artikel Favorit