Tampilkan postingan dengan label kurikulum 2013 smk. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kurikulum 2013 smk. Tampilkan semua postingan

Minggu, 14 September 2014

KOMPETENSI GURU SMK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

TINJAUAN KOMPETENSI GURU SMK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

Puji Lestari

STKIP GARUT, Jl. Pahlawan 32 Sukagalih Kab. Garut 44151;neng_nji@yahoo.com

Abstrak. Kurikulum 2013 telah mulai diberlakukan pada beberapa sekolah diwilayah Indonesia. SMK sebagai salah satu jenjang tingkat satuan pendidikan tidak luput sebagai sasaran implementasi kurikulum 2013 ini. Pada awal implementasi kurikulum 2013, beberapa hal penting yang terjadi di lapangan terkait pelaksanaannya mulai banyak bermunculan, baik dari segi positif maupun negatif. Kesiapan para guru sebagai implementator menjadi fokus utama dalam penelitian ini. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan instrument berupa kuesioner serta wawancara terbatas dengan pengambilan sampel secara purposive sampling di Kota Bandung dan Kabupaten Garut. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ketidaksiapan guru-guru SMK sebagai implementator, kandungan materi matematika, serta program keahlian yang berbeda-beda pada masing-masing rumpun baik Teknik maupun Non Teknik menjadi kendala utama dalam implementasi kurikulum 2013 di SMK.

Kata Kunci. SMK rumpun Teknik, SMK rumpun non Teknik, Kurikulum 2013

clip_image001

1 Pendahuluan

Kurikulum adalah alat atau sarana untuk mencapai tujuan pendidikan melalui proses pengajaran. Menurut UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 19, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, tambahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dalam pandangan klasik, kurikulum dipandang sebagai rencana pelajaran di suatu sekolah dan materi apa yang harus ditempuh di sekolah.

Terkait dengan kurikulum 2013 yaitu kurikulum berbasis kompetensi, pemerintah mengembangkan kurikulum tersebut atas dasar 6 prinsip utama, yaitu standar kompetensi lulusan yang diturunkan dari kebutuhan; standar isi yang diturunkan dari standar kompetensi lulusan melalui kompetensi inti yang bebas mata pelajaran; semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik; mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai; semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti; keselarasan tuntutan kompetensi lulusan, isi, proses pembelajaran, dan penilaian (Nuh, 2013). Aplikasi yang taat akan keenam prinsip tersebut diharapkan menjadi hal yang essensial dalam pengembangan kurikulum 2013. Namun ada hal lain yang harus menjadi pertimbangan dalam reformasi pendidikan yang terjadi saat ini, diantaranya yaitu tantangan internal berupa 8 poin standar nasional pendidikan yaitu standar isi; standar (proses) penilaian; standar proses (pembelajaran); standar kompetensi lulusan; standar pendidik dan tenaga kependidikan; standar sarana dan prasarana; standar pembiayaan; dan standar pengelolaan (Sunendar, 2013). Karena apabila tantangan internal tersebut telah teratasi dengan baik maka implementasi kurikulum 2013 juga akan semakin mengarah pada target tujuan.

Dalam implementasi kurikulum 2013 yang telah berjalan saat ini, beberapa kendala mulai banyak ditemui di lapangan, diantaranya dari segi ketidaksiapan guru sebagai implementator di kelas. Ketidaksiapan tersebut mencakup bagaimana kompetensi guru yang ditunjuk menjadi guru sasaran dalam implementasi kurikulum 2013. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Terdapat 4 macam kompetensi utama yang harus dikuasai oleh guru yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Semua kompetensi utama tersebut jelas sekali sangat berperan dalam keberhasilan seorang guru menjalankan profesinya.

Sebagai bagian dari kompetensi utama, kompetensi profesionalitas guru menjadi sorotan penting terutama bagi guru sasaran sebagai implementator di lapangan. Namun dengan masih adanya para guru sasaran yang memiliki rasa tidak siap terhadap dokumen kurikulum 2013 jelas akan menjadi kendala tercapainya keberhasilan kurikulum 2013. Untuk mengantisipasi hal ini pemerintah telah berusaha memberikan pelatihan-pelatihan yang bersifat kontinu kepada para guru baik guru inti maupun guru sasaran. Namun sampai sejauh ini pelatihan tersebut dirasa masih belum cukup untuk mampu memberikan bekal serta pengetahuan yang mumpuni kepada para guru. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk meninjau kesiapan para guru terutama guru SMK dalam hal ini bagaimana kompetensi profesional mereka terhadap kurikulum 2013. Guru SMK menjadi pilihan utama dalam penelitian ini berdasarkan asumsi bahwa penyamaan materi matematika antara SMA maupun SMK dalam kurikulum 2013 ini akan menjadi sebuah tantangan baru bagi SMK. Bagaimanapun juga peran dari guru sebagai pendidik akan sangat mempengaruhi keberhasilan implementasi kurikulum 2013 ini. Selain itu apabila seorang guru tidak punya sikap profesional maka murid yang di didik akan sulit untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Dengan demikian kompetensi profesional guru sebagai pelaksana menjadi sorotan utama dalam makalah ini.

2 Metodologi Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, dengan instrumen berupa kuesioner serta wawancara terbatas terhadap 7 orang guru SMKN baik pada rumpun teknik maupun non-teknik. Adapun pengambilan sampel sekolah tidak secara acak, namun berdasarkan pertimbangan tertentu (purposive sampling). Pertimbangan tersebut berdasarkan keterbatasan lokasi sekolah untuk daerah kota Bandung, serta keterbatasan SMKN yang mengimplementasikan kurikulum 2013 di kabupaten Garut. Untuk kota Bandung, dari 14 SMKN yang telah mengimplementasikan kurikulum 2013, hanya 3 SMKN yang dipilih sebagai sampel yaitu 2 SMKN rumpun teknik dan 1 SMKN rumpun non teknik. Sedangkan untuk kabupaten Garut, karena SMKN yang yang ditunjuk oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Garut untuk mengimplementasikan kurikulum 2013 hanya 2 sekolah, maka peneliti mengambil 1 sampel SMKN dengan rumpun teknik juga non teknik.

3 Hasil

Untuk mengetahui bagaimana kompetensi profesional guru dalam implementasi kurikulum 2013, maka pernyataan dalam angket memuat tiga aspek, yaitu aspek data guru, aspek kompetensi guru, serta aspek implementasi di kelas. Ketiga aspek ini diharapkan dapat mewakili kompetensi profesionalitas guru. Berikut merupakan paparan secara deskriptif mengenai hasil angket serta wawancara singkat hasil dari penelitian.

3.1. Aspek Data Guru

Aspek data guru terbagi menjadi dua indikator, yaitu pengalaman mengajar di sekolah dan status guru dalam implementasi kurikulum 2013. Dan sebagai permulaan, dalam angket dikemukakan pertanyaan mengenai data guru terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kriteria guru yang dijadikan guru inti ataupun guru sasaran dalam implementasi kurikulum 2013. Untuk indikator yang pertama yaitu pengalaman mengajar di sekolah, berikut paparannya:

1. Guru sasaran ataupun guru inti yaitu guru dengan pengalaman mengajar selama 5-10 tahun yaitu sebanyak 57,14%;

2. Guru dengan pengalaman mengajar >10 tahun sebanyak 28,57%, dan

3. Guru sasaran dengan pengalaman mengajar <5 tahun yaitu 14,29%.

Seluruhnya mengajar mata pelajaran yang sesuai dengan kualifikasi pendidikannya. Sedangkan untuk indikator status guru dalam implementasi kurikulum 2013, seluruhnya merupakan guru pada kelas yang mengimplementasikan kurikulum 2013, dan sebanyak 28.57% sekaligus merupakan guru inti. Namun untuk guru inti tidak sekaligus menjadi guru pendamping, karena berdasarkan aturan serta informasi, untuk dapat menjadi guru pendamping harus mengikuti seleksi kembali.

3.2. Aspek Kompetensi Guru

Aspek kompetensi guru, yang menjadi indikator adalah memahami dokumen kurikulum 2013. Indikator ini selanjutnya dapat berkembang kembali menjadi beberapa pernyataan. Secara umum guru yang telah memahami dengan baik dokumen kurikulum 2013 hanya sebesar 57,14%. Nilai ini mengindikasikan bahwa dari keseluruhan guru yang menjadi subjek hanya setengahnya yang baru memahami dokumen secara keseluruhan. Informasi mengenai dokumen kurikulum 2013 umumnya diperoleh melalui pelatihan implementasi kurikulum 2013. Namun ada beberapa temuan dan menjadi catatan dalam pelaksanaan pelatihan ini, diantaranya:

  1. Tidak semua guru mengikuti pelatihan, artinya masih ada guru sasaran yang tidak mengikuti pelatihan sama sekali namun tetap diberi wewenang untuk mengajar di kelas yang mengimplementasikan kurikulum 2013. Guru tersebut hanya memperoleh informasi dari guru inti di sekolahnya.
  2. Adanya perbedaan waktu pelatihan bagi guru sasaran, diantaranya ada yang mengikuti pelatihan selama 5 hari penuh, namun ada juga guru yang hanya diikutkan pelatihan beberapa hari dengan waktu pelatihan yang hanya beberapa jam saja, dan hal ini dirasa sangat tidak efektif.
  3. Berdasarkan hasil wawancara terbatas, diketahui bahwa beberapa fasilitator pelatihan tidak berlatar belakang matematika. Walaupun didampingi oleh fasilitator dengan latar belakang matematika, namun hal ini menjadi indikasi akan timbulnya permasalahan baru bagi para guru sasaran karena tutor dalam pelatihan bukan berlatar belakang matematika jelas tidak akan mampu memfasilitasi ataupun menjadi solutor bagi para guru sasaran yang masih kesulitan atau ingin bertanya terkait masalah teknis di kelas nanti.
  4. Materi dalam pelatihan dirasa masih kurang aplikatif terhadap materi yang harus disampaikan di kelas.

Untuk dapat memahami dokumen kurikulum 2013, juga ditinjau mengenai pertanyaan terkait kepemilikan buku guru, dan hasilnya menunjukkan bahwa umumnya guru sudah memiliki walaupun dalam format softcopy (terkecuali guru inti sudah memiliki buku copy-nya). Selanjutnya pertanyaan dikembangkan menjadi bagaimana para guru memahami isi dari buku guru tersebut, dan sebanyak 85,71% guru menjawab masih belum memahami dengan baik, dikarenakan materi terlalu banyak. Artinya para guru SMK baru memahami sebagian kandungan materi dalam buku, dan para guru merasa permasalahan dalam buku terlalu rumit terutama bagi siswa SMK.

Dari beberapa jawaban yang dikemukakan oleh para guru SMK terkait dokumen kurikulum 2013, ada beberapa hal yang menjadi kesulitan para guru dalam memahami dokumen, diantaranya:

  1. Kandungan materi SMK yang menjadi setara dengan SMA menyebabkan para guru SMK terutama rumpun non Teknik perlu waktu untuk memahami kembali materi yang selama ini tidak ada di SMK.
  2. Ada beberapa istilah yang digunakan dalam buku dirasa sulit dimengerti oleh para guru SMK.
  3. Ada beberapa sub materi, serta latihan soal yang tidak bertingkat sehingga sulit untuk diaplikasikan. Selain itu materi dalam buku dirasa tidak memenuhi empat prinsip yang mendasari penyajian urutan materi dalam kurikulum yaitu dari hal yang sederhana menuju hal yang lebih kompleks, pelajaran prasyarat, secara keseluruhan, kronologis atau kejadian.

Selanjutnya dikembangkan pertanyaan kepada para guru SMK terkait analisis kesesuaian antara buku guru dan buku ajar siswa, sebanyak 71,42% guru telah melakukannya karena merupakan menganalisa kesesuaian buku merupakan bagian dalam pelatihan implementasi kurikulum 2013 bagi para guru sasaran. Para guru menjelaskan bahwa antara buku guru dan buku siswa sudah sesuai namun masih banyak yang harus diperbaiki, di samping itu juga ada guru yang meminta modul penyetaraan lagi agar disesuaikan dengan kondisi siswa.

Untuk meninjau kompetensi guru terhadap pemahaman dokumen kurikulum 2013, diajukan pertanyaan terkait pendekatan pembelajaran yang terdapat dalam kurikulum 2013. Pendekatan pembelajaran yang dimaksud adalah pendekatan scientific dengan 5 tahapan. Umumnya para guru SMK sudah mengetahui terkecuali bagi guru yang belum mengikuti pelatihan kurikulum 2013. Selanjutnya untuk model-model pembelajaran, umumnya seluruh guru sasaran sudah mengetahui model-model tersebut seperti Project Based Learning, Problem Based Learning, Discovery Learning dsb. Begitu pula dengan konsep penilaian, umumnya para guru sudah mengetahui mengenai konsep penilaian yang terdapat pada kurikulum 2013. Selanjutnya mengenai RPP serta pemanfaatan media dalam pembelajaran, umumnya para guru juga sudah mengetahui. Artinya paradigma perubahan pola pikir dari kurikulum terdahulu ke Kurikulum 2013, para guru sasaran secara umum sudah mengetahuinya. Namun bagaimana implementasi kurikulum 2013 di kelas selanjutnya akan dibahas.

3.3. Aspek Implementasi Pembelajaran di Kelas

Untuk aspek implementasi pembelajaran di kelas, indikator yang diukur adalah mengimplementasikan isi dokumen kurikulum 2013 ke dalam proses pembelajaran. Hal ini juga berkembang menjadi beberapa pertanyaan terkait pelaksanaannya secara teknis di kelas. Ketika para guru SMK kedua rumpun ditanya bagaimana pelaksanaan tahap-tahap scientific di kelas, jawaban yang didapat menyebutkan bahwa mereka belum dapat mengaplikasikan keseluruhan tahapan scientific tersebut di kelas. Pelaksanaan tahapan-tahapan scientific masih dirasa sulit bagi para guru SMK. Adapun 5 tahapan scientific yang dimaksud adalah Mengamati fakta (matematika), Menanya (perwujudan dari berfikir divergen), Menalar (menentukan/menemukan solusi selanjutnya), Mencoba serta Menyimpulkan (mengaitkan dengan konsep lain).

Kesulitan yang dihadapi oleh guru SMK rumpun Teknik dan non Teknik ternyata berbeda. Bagi para guru SMK rumpun Teknik, tahapan yang dianggap sulit adalah mulai dari tahapan 2 hingga tahapan 5. Tahapan dua yaitu bagaimana memancing siswa untuk bertanya dianggap sulit dikarenakan kemampuan siswa SMK yang heterogen, sehingga dalam hal pemahaman konsep dasar serta mengubah paradigma berpikir siswa itu memakan waktu banyak.

Sedangkan untuk guru SMK rumpun non-Teknik mereka merasa kesulitan pelaksanaan tahapan scientific mulai dari tahap 1. Untuk tahapan mengamati fakta, guru merasa kesulitan dikarenakan para guru belum sepenuhnya mengetahui fakta-fakta dalam kehidupan sehari-hari yang terkait langsung dengan konsep-konsep matematika, terutama konsep-konsep matematika yang selama ini tidak pelajari oleh siswa SMK non-Teknik, sehingga dalam tahap ini guru merasa kesulitan. Penyebab lainnya adalah guru kesulitan mengaitkan fakta dilapangan terutama yang terkait dengan masing-masing program keahlian siswa SMK rumpun non-Teknik yang dapat memancing siswa untuk bertanya dan bernalar, karena aplikasi materi matematika untuk SMK rumpun non-Teknik sangat terbatas sekali. Intinya tidak semua materi matematika aplikatif dengan program keahlian siswa. Selain itu sangat sulit untuk menggali keingintauan siswa karena siswa sudah terbiasa dengan pembelajaran metode ceramah, sehingga pada langkah ke-2 untuk mengajarkan konsep menjadi sangat lambat dan jelas berpengaruh pada waktu pembelajaran yang juga terbatas. Akibatnya target sasaran waktu untuk tiap bab menjadi tidak tepat. Begitu pula pada tahap menyimpulkan dan mengkomunikasikan, siswa SMK masih belum mampu menyimpulkan dengan baik dan ketika proses mengkomunikasikan hasil diskusinya, penjelasan siswa masih belum bisa dimengerti oleh temannya yang lainnya.

Untuk aplikasi model-model pembelajaran yang sudah diketahui, umumnya para guru belum menggunakan model tersebut dengan alasan karakteristik siswa, kondisi kelas serta kajian materi yang sedang dibahas. Kesulitan utama yang mereka hadapi adalah bagaimana membuat permasalahan yang sesuai dengan karakteristik siswa pada masing-masing program keahlian. Selain itu juga input siswa SMK sendiri menjadi penghambat para guru, serta daya serap siswa pada masing-masing program keahlian yang berbeda.

Untuk konsep penilaian, para guru mengapresiasi dengan sangat baik bahkan sudah menerapkannya. Para guru sudah melakukan penilaian secara komprehensif. Sedangkan untuk RPP serta pemanfaatan media pembelajaran, pada umumnya mereka sudah membuat RPP namun sulit sekali mengaplikasikan RPP yang ideal dengan pelaksanaannya di kelas, sehingga seringkali pembelajaran yang dilaksanakan di kelas tidak sesuai dengan RPP, karena semuanya bergantung pada kondisi kelas serta materi yang diajarkan. Berbeda dengan pemanfaatan media pembelajaran, karena masing-masing sekolah memiliki sarana teknologi yang berbeda, maka jelas saja pemanfataannya bergantung pada sarana yang tersedia. Untuk beberapa sekolah, pemanfaatan media berupa powerpoint sudah bisa diaplikasikan dengan baik, sedangkan bagi sekolah yang sarana medianya terbatas masih belum dapat memanfaatkan secara maksimal.

Selain yang termasuk ketiga aspek diatas, dalam angket juga dilontarkan pertanyaan terkait materi pelajaran matematika untuk SMK baik rumpun Teknik dan non-Teknik, ada beberapa temuan hasil dari wawancara:

  1. Perubahan kandungan materi matematika dari KTSP yang disesuaikan dengan rumpun di SMK menjadi 12 bab yang sifatnya pembelajaran terputus, menjadi kesulitan utama dalam implementasi di kelas. Untuk SMK rumpun non-Teknik, para guru kesulitan dalam mengejar bab yang menjadi target, sementara siswa pun sulit memahami dengan cepat materi-materi tersebut. Namun hal serupa juga diungkapkan oleh guru SMK rumpun Teknik. Terutama karena kualitas input siswa yang berbeda di setiap program keahlian menjadi kendala utama dalam penyamarataan pemahaman konsep dasar.
  2. Permasalahan yang ada di buku dirasa rumit bagi siswa SMK serta kurang aplikatif dalam mendukung mata pelajaran produktif mereka. Sehingga para guru SMK merasa kesulitan dalam mengaitkan materi dengan program keahlian siswa.
  3. Untuk masalah konten, para guru juga menyatakan bahwa materi dalam tiap bab tidak jelas batasannya terutama untuk materi yang nantinya diulang kembali pada jenjang berikutnya, hal ini juga menjadi masalah karena selama ini siswa SMK terbiasa belajar tuntas.
  4. Adanya penghilangan materi-materi dasar yang esensial dan sangat aplikatif sekali terhadap program keahlian di SMK seperti materi perbandingan serta aproksimasi, menjadi salah satu bukti bahwa matematika sebagai mata pelajaran adaptif di SMK yang seharusnya merupakan penunjang bagi mata pelajaran produktif sudah tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran matematika di SMK.

4 Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan pemaparan secara deskriptif hasil angket serta wawancara terbatas terhadap guru sasaran implementasi kurikulum 2013, ada beberapa hal penting yang penulis simpulkan terkait tinjauan kompetensi guru SMK dalam kurikulum 2013.

  1. Pemilihan guru sasaran sudah tepat berdasarkan pengalaman mengajar serta kualifikasi pendidikan.
  2. Pembekalan pemahaman guru SMK mengenai kurikulum 2013 yang diselenggarakan melalui pelatihan masih dirasa belum cukup untuk memberikan pemahaman secara komprehensif, sehingga dirasa perlu ada pelatihan terus menerus yang berkelanjutan dengan materi pelatihan yang memang fokus terhadap materi pelajaran serta gambaran aplikatifnya terhadap program keahlian di SMK.
  3. Kandungan materi merupakan faktor utama kesulitan guru-guru SMK dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 di kelas, karena selain para guru harus mampu mengaitkan materi-materi dalam pelajaran matematika dengan program keahlian yang berbeda-beda, mereka juga dituntut untuk dapat mencapai target materi yang harus terpenuhi. Hal ini merupakan suatu tantangan tersendiri mengingat kemampuan siswa untuk masing-masing program keahlian adalah berbeda.

Sedangkan yang menjadi saran dalam penelitian ini adalah:

  1. Untuk kandungan materi matematika, penyamarataan antara SMA dan SMK merupakan suatu persoalan baru walaupun jika kita menilik dari segi tujuan kurikulum 2013 itu diantaranya kompetensi yang ingin diharapkan adalah kompetensi yang berimbang antara sikap, pengetahuan, dan keterampilan disamping cara pembelajarannya yang holistik dan menyenangkan. Namun tujuan ini berlaku umum sedangkan jika menilik dari tujuan serta fungsi dari mata pelajaran matematika di SMK yaitu sebagai mata pelajaran adaptif yang berfungsi untuk mendukung mata pelajaran produktif, hal ini menjadi sesuatu yang tidak relevan. Sebaiknya kandungan materi matematika di SMK dirancang sesuai dengan kebutuhan siswa agar mereka dapat berkembang secara optimal dan dapat beradaptasi dengan perkembangan zaman. Untuk mencapai kompetensi tersebut, materi-materi dalam kurikulum matematika dipilih dengan memperhatikan struktur keilmuan, tingkat kedalaman materi, serta sifat esensial materi dan keterpakaiannya dalam dunia kerja yang akan dimasuki oleh siswa kelak serta dalam kehidupan sehari-hari.
  2. Adanya batasan yang jelas mengenai materi matematika terutama untuk materi-materi yang diulang kembali pada jenjang berikutnya, karena pembelajaran yang terputus-putus akan sangat membingungkan terutama siswa SMK yang selama ini terbiasa belajar secara tuntas.
  3. Karena tuntutan kompetensi guru dalam kurikulum 2013 ini adalah guru yang mampu memanfaatkan teknologi sebagai media pembelajaran, maka ada baiknya sarana serta prasarana teknologi sebagai media pembelajaran perlu ditingkatkan.

5 Ucapan Terimakasih

Penulis mengucapkan terimakasih banyak kepada Prof. Tatang Herman sebagai dosen yang telah banyak memberikan masukan dalam penyusunan makalah ini, serta kepada para guru SMKN di Bandung maupun di kabupaten Garut yang telah bersedia berpartisipasi dalam penelitian.

Daftar Pustaka

[1] Hasan, H.S. Evaluasi Kurikulum. Bandung: Kerjasama SPs UPI & Rosdakarya. (2009)

[2] Lestari, P. Peningkatan Kemampuan Pemahaman serta Koneksi Matematis Siswa SMK melalui Pembelajaran Kontekstual. Tesis UPI: Tidak dipublikasikan. (2009).

[3] Nuh, M. Materi Pelatihan Guru: Implementasi Kurikulum 2013 SMA Matematika. Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013).

[4] Sunendar, T. Kerangka dan Satuan Kurikulum 2013. Tersedia: www.lpmpjabar.go.id [24 september 2013].

BACA SELENGKAPNYA »

Kamis, 31 Juli 2014

Peningkatan mutu pendidikan SMA/SMK Melalui Kurikulum 2013

Upaya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia senantiasa mendapat perhatian dari berbagai pihak. Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melakukan serangkaian aktivitas yang senantiasa mempertahan dan meningkatkan martabat bangsa dan negara melalui pendidikan. Kurikulum merupakan salah satu komponen pendidikan yang sangat penting dan bila terjadi perubahan terhadap kurikulum, maka akan berdampak pada penataan komponen pendidikan lainnya. Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kaitannya dengan mutu pendidikan, pemerintah memandang perlu adanya perubahan dan atau penyempurnaan kurikulum dalam upaya pencaian tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pengembangan Kurikulum 2013 adalah melanjutkan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Upaya mewujudkan kurikulum 2013 yang sesuai untuk meningkatkan mutu pendidikan dan berdampak pada mutu martabat bangsa dan Negara, telah disusun tim pengembang kurikulum 2013. Uji publik rancangan kurikulum telah dilakukan, dan upaya menampung masukan terus dilakukan dengan harapan kurikulum 2013 yang tersusun sesuai dengan harapan semua pihak. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mencanangkan bahwa pada tahun 2013 menerapkan kurikulum baru yang disempurnakan yang disebutnya Kurikulum 2013. Pencanangan tersebut berdampak pada berbagai persiapan yang mendukung kelancaran proses pendidikan, baik menyangkut pemahaman seluruh masyarakat maupun penyiapan personal sekolah untuk melaksanakan kurikulum disempurnakan pada tahun 2013.  image

Dalam kurikulum 2013 terdapat perubahan rancangan untuk peningkatan mutu pendidikan berupa kegiatan manajemen satuan pendidikan, pembelajaran dan penilaian, dan peminatan peserta didik. Kegiatan peminatan peserta didik merupakan bidang garapan profesi bimbingan dan konseling dalam satuan pendidikan yang tercakup dalam program perencanaan individual atau penyaluran dan penempatan. Peminatan peserta didik dimaknai sebagai upaya fasilitasi perkembangan peserta didik agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga mencapai perkembangan optimum. Perkembangan optimum merupakan suatu kondisi perkembangan yang memungkinkan peserta didik mampu mengambil pilihan dan keputusan secara sehat dan bertanggung jawab serta memiliki daya adaptasi tinggi terhadap dinamika kehidupan yang dihadapinya. Peminatan merupakan proses pengambilan pilihan dan keputusan oleh peserta didik yang didasarkan atas pemahaman potensi diri dan peluang yang ada di lingkungannya. Peminatan belajar peserta didik merupakan proses belajar yang berkesinambungan untuk memfasilitasi peserta didik dalam mencapai tujuan pendidikan nasional. Dalam konteks ini, maka kepala sekolah, guru bimbingan dan konseling mempunyai peranan penting dalam pemberian layanan peminatan peserta didik. Layanan peminatan peserta didik memerlukan penangan khusus secara profesional, sebab menyangkut kesuksesan karir peserta didik dimasa depannya. Kekeliruan dalam layanan peminatan peserta didik dapat berpengaruh negattif terhadap proses dan hasil belajar peserta didik.

Peserta didik SMA/SMK sebagai remaja dan subyek pendidikan memiliki karakteristik khas sebagai remaja dan memiliki tugas-tugas perkembangan yang harus dapat dilaksanakan secara baik. Remaja sebagai individu sedang berada dalam proses berkembang atau menjadi (becoming), yaitu berkembang kearah kematangan atau kemandirian. Untuk mencapai kematangan atau kemandirian secara baik, remaja tidak dapat sendirian, melainkan memerlukan bimbingan dari pihak lain secara ilmiah dan kontinyu. Hal ini disebabkan remaja masih kurang memiliki pemahaman tentang dirinya secara mendalam dan lingkungannya secara meluas. Proses perkembangan dipengaruhi oleh banyak faktor dan akan terdapat permasalahan, untuk itu advokasi atau pendampingan proses diperlukan. Potensi yang dimiliki pada usia remaja pada umumnya adalah bagus. Peserta didik sebagai subyek belajar di SMA/SMK dihadapkan suatu kondisi untuk menentukan pilihan peminatan belajar dan pendalaman serta matapelajaran yang sesuai dengan potensi diri dan kesempatan yang ada. Peminatan belajar peserta didik yang tepat akan mendukung kesuksesan belajar dan karirnya. Remaja sehat tentu memiliki cita-cita kehidupan di masa yang akan datang, baik menyangkut sukses belajar, sukses karir, dan sukses dalam kehidupan keluarga. Kesuksesan dimasa yang akan datang dapat dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman belajar sebelumnya.

Pada hakekatnya yang belajar itu adalah peserta didik, namun perhatian dan fasilitasi serta pendampingan proses belajar dari orang tua bagi putra-putrinya sangat diperlukan. Kearifan orang tua dalam pemberian informasi yang luas dan do’a serta pemberian pertimbangan pemilihan pengalaman belajar putra-putrinya sangat diperlukan, namun orang tua bukan sebagai penentunya. Harapan yang kuat dari orang tua untuk kehidupan putra-putrinya di masa depan berpengaruh terhadap pemberian pertimbangan dan pikiran-perasaan-dan perilaku putra-putrinya. Karakteristik peserta didik yang percaya figur orang tua, penurut, dan sungkan kepada orang tua, maka terdapat kecenderungan penetapan pilihan minat belajar dominan mengikuti orang tua, walaupun peserta didik yang bersangkutan kurang senang atau kurang mampu. Keterpaksaan dalam diri peserta didik dapat berpengaruh dalam proses dan hasil belajar, bagi peserta didik yang mempunyai potensi kuat mungkin akan bertahan dan berhasil, namun bagi peserta didik yang potensi diri sedang dan kurang dikhawatirkan mengalami kegagalan dalam proses belajar. Dalam konteks ini, diperlukan peran guru bimbingan dan konseling dalam memberikan pendampingan dan pencerahan dalam proses pemilihan dan penetapan, proses pembelajaran dan pengembangan serta penyaluran sesuai potensi dan peminatan belajar peserta didik. Di samping itu, perlu adanya kerjasama yang baik antara guru Bimbingan dan Konseling, guru matapelajaran, orang tua, peserta didik dan ahli lain yang relevan dalam penyelenggaraan pendidikan bermutu tinggi.

BACA SELENGKAPNYA »

Rabu, 02 Juli 2014

Pembelajaran Kompetensi SMK Kurikulum 2013 dengan Pendekatan Saintifik dan Penilaian Autentik

Pembelajaran kurikulum 2013 SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) adalah pembelajaran kompetensi SMK dengan memperkuat proses pembelajaran dan penilaian autentik untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penguatan proses pembelajaran dilakukan melalui pendekatan saintifik, yaitu pembelajaran yang mendorong siswa lebih mampu dalam mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan data, mengasosiasi/menalar, dan mengomunikasikan.

Karakteristik pembelajaran pada setiap satuan pendidikan terkait erat pada Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Standar Kompetensi Lulusan SMK memberikan kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran yang harus dicapai. Standar Isi memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan pembelajaran yang diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi. image

Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses psikologis) yang berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Karaktersitik kompetensi beserta perbedaan lintasan perolehan turut serta mempengaruhi karakteristik standar proses. Penguatan pendekatan saintifik perlu diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk mendorong kemampuan peserta didik menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun kelompok maka sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).

Prinsip pembelajaran pada kurikulum 2013 SMK  menekankan perubahan paradigma: (1) peserta didik diberi tahu menjadi peserta didik mencari tahu; (2) guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar; (3) pendekatan tekstual menjadi pendekatan proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah; (4) pembelajaran berbasis konten menjadi pembelajaran berbasis kompetensi; (5) pembelajaran parsial menjadi pembelajaran terpadu; (6) pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menjadi pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi; (7) pembelajaran verbalisme menjadi keterampilan aplikatif; (8) peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills); (9) pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pebelajar sepanjang hayat; (10) pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani); (11) pembelajaranyang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat; (12) pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas; (13) pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan (14) pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik.

Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran, yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian autentik menilai kesiapan siswa, serta proses dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen (input –proses–output) tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan hasil belajar peserta didik, bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) dan dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran.

BACA SELENGKAPNYA »

Kamis, 19 Juni 2014

Silabus Kurikulum 2013 SMK Download

Berikut adalah dokumen-dokumen penting yang mungkin digunakan dalam Implementasi Kurikulum 2013 SMK/MAK, untuk diketahui juga bahwa dokumen yang ada mungkin masih bersifat  draft atau contoh silabus rpp dll,  untuk itu  kelayakan pemakaian dokumen ini kami serahkan ke masing-masing individu untuk dapat mencermati, semoga apa yang ada dapat bermanfaat, dokumen selalu kami update.
No. Nama Dokumen Informasi K-2013 BA
1. Permendikbud 54/2013 : Standar Kompetensi Lulusan Final Unduh
2. Permendikbud 65/2013 : Standar Proses Final Unduh
3. Permendikbud 66/2013 : Standar Penilaian Final Unduh
7. Permendikbud 70/2013 : Struktur Kurikulum SMK/MAK Final Unduh
8. Permendikbud 71/2013 : Buku Pelajaran Final Unduh
9. Permendikbud 81/2013 : Implementasi Kurikulum Final Unduh
STRUKTUR KURIKULUM – KI/KD – SILABUS SMK KURIKULUM 2013
1. Teknologi dan Rekayasa
0.0 Simulasi Digital Final Unduh
1.1 Teknik Bangunan Final Unduh
001. Teknik Konstruksi Baja Final Unduh
002. Teknik Konstruksi Kayu Final Unduh
003. Teknik Konstruksi Batu Beton Final Unduh
004. Teknik Gambar Bangunan Final Unduh
1.2 Teknik Furniture
005. Teknik Furniture Final Unduh
1.3 Teknik Plumbing dan Sanitasi
006. Teknik Plumbing dan Sanitasi Final Unduh
1.4 Geomatika
007. Surveying Final Unduh
008. Pengeinderaan Jarak Jauh Final Unduh
009. Sistem Informasi Geografis Final Unduh
1.5 Teknik Ketenagalistrikan
010. Teknik Pembangkit Tenaga Listrik Final Unduh
011. Teknik Jaringan Tenaga Listrik Final Unduh
012. Teknik Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik Final Unduh
013. Teknik Otomasi Industri Final Unduh
014. Teknik Pendingin Tata Udara Final Unduh
1.6 Teknik Mesin
015. Teknik Pemesinan Final Unduh
016. Teknik Pengelasan Final Unduh
017. Teknik Fabrikasi Logam Final Unduh
018. Teknik Pengecoran Logam Final Unduh
019. Teknik Pemeliharaan Mekanik Industri Final Unduh
020. Teknik Gambar Mesin Final Unduh
1.7 Teknologi Pesawat Udara
021. Air Frame dan Power Plant Final Unduh
022. Pemeliharaan dan Perbaikan Instr. Elektr. Pes. Udara Final Unduh
023. Pemesinan Pesawat Udara Final Unduh
024. Konstruksi Badan Pesawat Udara Final Unduh
025. Konstruksi Rangka Pesawat Udara Final Unduh
026. Kelistrikan Pesawat Udara Final Unduh
027. Elektronika Pesawat Udara Final Unduh
1.8 Teknik Grafika
028. Persiapan Grafika Final Unduh
029. Produksi Grafika Final Unduh
1.9 Teknik Instrumentasi Industri
030. Teknik Instrumen Logam Final Unduh
031. Kontrol Proses Final Unduh
032. Kontrol Mekanik Final Unduh
1.10 Teknik Industri
033. Teknik Pelayanan Produksi Final Unduh
034. Teknik Pergudangan Final Unduh
1.11 Teknologi Tekstil
035. Teknik Pemintalan Serat Buatan
036. Teknik Pembuatan Benang
037. Teknik Pembuatan Kain
038. Teknik Penyempurnaan Tekstil
1.12 Teknik Perminyakan
039. Teknik Produksi Minyak dan Gas Final Unduh
040. Teknik Pemboran Minyak dan Gas Final Unduh
. 041. Teknik Pengolahan Minyak dan Gas Final Unduh
1.13 Geologi Pertambangan
042. Geologi Pertambangan Final Unduh
1.14 Teknik Kimia
043. Kimia Analisis
044. Kimia Industri
1.15 Teknik Otomotif
045. Teknik Kendaraan Ringan Final Unduh
046. Teknik Sepeda Motor Final Unduh
047. Teknik Alat Berat Final Unduh
048. Teknik Perbaikan Bodi Otomotif Final Unduh
1.16 Teknik Perkapalan
049. Teknik Konstruksi Kapal Baja Final Unduh
050. Teknik Konstruksi Kapal Kayu Final Unduh
051. Teknik Konstruksi Kapal Fiberglass Final Unduh
052. Teknik Instalasi Pemesinan Kapal Final Unduh
053. Teknik Pengelasan Kapal Final Unduh
054. Kelistrikan Kapal Final Unduh
055. Teknik Gambar Rancang Bangun Kapal Final Unduh
056. Interior Kapal Final Unduh
1.17 Teknik Elektronika
057. Teknik Audio Video Final Unduh
058. Teknik Elektronika Industri Final Unduh
059. Teknik Elektronika Komunikasi Final Unduh
060. Teknik Mekatronika Final Unduh
061. Teknik Ototronik Final Unduh
1.18 Teknik Energi Terbarukan
062. Teknik Energi Hidro Final Unduh
063. Teknik Energi Surya Final Unduh
064. Teknik Energi Biomassa Final Unduh
2. Teknolgi Informasi dan Komunikasi
2.19 Teknik Komputer dan Informatika
065. Rekayasa Perangkat Lunak Final Unduh
066. Teknik Komputer dan Jaringan Final Unduh
067. Multimedia Final Unduh
2.20 Teknik Telekomunikasi
068. Teknik Transmisi Telekomunikasi Final Unduh
069. Teknik Suitsing Final Unduh
070. Teknik Jaringan Akses Final Unduh
2.21 Teknik Broadcating
071. Teknik Produksi dan Penyiaran Program Pertelevisian
072. Teknik Produksi dan Penyiaran Program Radio
3.  Kesehatan
3.22 Keperawatan
073. Keperawatan Kesehatan
074. Keperawatan Gigi
075. Analisis Kesehatan
3.23 Kefarmasian
076. Farmasi
077. Farmasi Industri
4. Agrobisnis dan Agroteknologi
4.24 Agribisnis Produksi Tanaman
078. Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura
079. Agribisnis Tanaman Perkebunan
080. Agribisnis Pembibitan dan Kultur Jaringan Tanaman
4.25 Agribisnis Produksi Ternak
081. Agribisnis Ternak Ruminansia
082. Agribisnis Ternak Unggas
083. Agribisnis Aneka Ternak
4.26 Kesehatan Hewan
084. Kesehatan Hewan
4.27 Agribisnis Hasil Pertanian
085. Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian
086. Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan
087. Pengawasan Mutu
4.28 Mekanisasi Pertanian
088. Alat Mesin Pertanian
089. Teknik Tanah dan Air
4.29 Kehutanan
090. Teknik Inventarisasi, Pengukuran dan Pemetaan Hutan
091. Teknik Konservasi Sumberdaya Hutan
092. Teknik Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan
093. Teknik Produksi Hasil Hutan
5. Perikanan dan Kelautan
5.30 Teknologi Penangkapan Ikan
094. Nautika Kapal Penangkap Ikan
095. Teknika Kapal Penangkap Ikan
5.31 Teknologi dan Produksi Perikanan Budidaya
096. Budidaya Perikanan
097. Budidaya Krustacea
098. Budidaya Kekerangan
099. Budidaya Rumput Laut
5.32 Pelayaran
100. Nautika Kapal Niaga
101. Teknika Kapal Niaga
6. Bisnis dan Manajemen
6.33 Administrasi
102. Administrasi Perkantoran Final Unduh
6.34 Keuangan
103. Akuntansi Final Unduh
104. Perbankan Final Unduh
105. Perbankan Syariah Final Unduh
6.35 Tata Niaga
106. Pengelolaan Bisnis Ritel
107. Pengelolaan Penjualan Langsung
6.36 Pekerjaan Sosial
108. Pekerjaan Sosial
7 Pariwisata
7.37 Kepariwisataan
109. Usaha Perjalanan Wisata
110. Akomodasi Perhotelan
7.38 Tata Boga
111. Tata Boga Final Unduh
7.39 Tata Kecantikan
112. Tata Kecantikan Rambut Final Unduh
113. Tata Kecantikan Kulit Final Unduh
7.40 Tata Busana
114. Tata Busana Final Unduh
8 Seni Rupa dan Kerajinan
8.41 Seni Rupa
115. Seni Lukis
116. Seni Patung
117. Desain Komunikasi Visual
118. Desain Produk Interior dan Landscaping
119. Animasi
8.42 Desain dan Produksi Kriya
120. Desain dan Produksi Kriya Tekstil
121. Desain dan Produksi Kriya Kulit
122. Desain dan Produksi Kriya Keramik
123. Desain dan Produksi Kriya Logam
124. Desain dan Produksi Kriya Kayu
9 Seni Pertunjukan
9.43 Seni Musik
125. Seni Musik Klasik
126. Seni Musik Non Klasik
9.44 Seni Tari
127. Seni Tari Minang
128. Seni Tari Bengkulu
129. Seni Tari Sunda
130. Seni Tari Yogyakarta
131. Seni Tari Surakarta
132. Seni Tari Banyumas
133. Seni Tari Jawatimuran
134. Seni Tari Bali
135. Seni Tari Makasar
9.45 Seni Karawitan
136. Seni Karawitan Minang
137. Seni Karawitan Sunda
138. Seni Karawitan Yogyakarta
139. Seni Karawitan Surakarta
140. Seni Karawitan Banyumas
141. Seni Karawitan Jawatimuran
142. Seni Karawitan Bali
143. Seni Karawitan Makasar
9.46 Seni Pedalangan
144. Seni Pedalangan Sunda
145. Seni Pedalangan Yogyakarta
146. Seni Pedalangan Surakarta
147. Seni Pedalangan Jawa Timuran
148. Seni Pedalangan Bali
9.47 Seni Teater
149. Pemeranan
150. Tata Artistik
Keterangan :
K-2013 = Kurikulum 2013 terdiri dari Struktur, KI-KD, Silabus
BA        = Bahan Ajar berupa Power Point
BACA SELENGKAPNYA »

Artikel Favorit