Tampilkan postingan dengan label smk. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label smk. Tampilkan semua postingan

Jumat, 17 Juni 2016

SPEKTRUM SMK TERBARU

DRAFT SPEKTRUM SMK TERBARU
SPEKTRUM KEAHLIAN PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN
(HASIL PENATAAN per 4 MARET 2016)

NO.
BIDANG KEAHLIAN
PROGRAM KEAHLIAN
PAKET KEAHLIAN
NOMOR KODE
Program Pendidikan
3 Tahun
4 Tahun
1.
Teknologi dan Rekayasa
1.1 Teknologi Konstruksi dan Properti
1.1.1 Teknik Gambar Sipil Arsitektur
1.

V
1.1.2 Teknik Konstruksi Gedung
2.

V
1.1.3 Teknik Konstruksi Jalan Dan Jembatan
3.

V
1.1.4 Utilitas dan Perawatan Gedung
4.

V
1.1.5 Bisnis Konstruksi dan Properti
5.

V
1.2 Teknik Geomatika
1.2.1. Teknik Geomatika
6.
V

1.3 Teknik Furnitur
1.3.1. Teknik Furnitur
7.
V

1.4 Teknik Ketenagalistrikan
1.4.1. Teknik Jaringan Tenaga Listrik
8.
V

1.4.2. Teknik Pembangkit Tenaga Listrik
9.
V

1.4.3. Teknik Instalasi Tenaga Listrik
10.
V

1.4.4. Teknik Otomasi Industri
11.
V

1.4.5. Teknik Pendinginan dan Tata Udara
12.
V

1.5 Teknik Mesin
1.5.1. Teknik Pemesinan
13.
V

1.5.2. Teknik Las dan Fabrikasi Logam
14.
V

1.5.3. Teknik Pengecoran Logam
15.
V

1.5.4. Teknik Mekanik Industri
16.
V

1.5.5. Teknik Perancangan dan Gambar Mesin
17.
V

1.6 Teknologi Pesawat Udara
1.6.1. Airframe Power Plant
18.
V

1.6.2. Aircraft Machining
19.
V

1.6.3. Aircraft Sheet Metal Formi
20.
V

1.6.4. Airframe Mechanic
21.
V

1.6.5. Aircraft Electrical
22.
V

1.6.6. Aviation Electronics
23.
V

1.6.7. Electrical Avionics
24.
V

1.7 Teknik Grafika
1.7.1. Desain Grafika
25.
V

1.7.2. Produksi Grafika
26.
V

1.8 Teknik Instrumentasi Industri
1.8.1. Instrumentasi dan Kontrol Proses
27.

V
1.8.2. Teknik Instrumentasi Pengerjaan Logam
28.
V

1.9 Teknik Industri
1.9.1. Teknik Pengendalian Produksi
29.
V

1.9.2. Teknik Manajemen Pergudangan
30.
V

1.10 Teknologi Tekstil
1.10.1. Teknik Pemintalan Serat Buatan
31.
V

1.10.2. Teknik Pembuatan Benang
32.
V

1.10.3. Teknik Pembuatan Kain
33.

V
1.10.4. Teknik Penyempurnaan Tekstil
34.

V
1.11 Teknik Perminyakan
1.11.1. Teknik Produksi Minyak dan Gas
35.
V

1.11.2. Teknik Pemboran Minyak dan Gas
36.
V

1.11.3. Teknik Pengolahan Minyak, Gas dan Petrokimia
37.
V

1.12 Geologi Pertambangan
1.12.1. Geologi Pertambangan
38.

V
1.13 Analisis Kimia
1.13.1. Analisis Kimia
39.

V
1.14 Kimia Industri
1.14.1. Kimia Industri
40.
V

1.15 Teknik Otomotif
1.15.1. Teknik Kendaraan Ringan
41.
V

1.15.2. Teknik Sepeda Motor
42.
V

1.15.3. Teknik Alat Berat
43.
V

1.15.4. Teknik Bodi Otomotif
44.
V

1.15.5. Teknik Ototronik
45.
V

1.16 Teknik Perkapalan
1.16.1. Teknik Konstruksi Kapal Baja
46.
V

1.16.2. Teknik Konstruksi Kapal Kayu
47.
V

1.16.3. Teknik Konstruksi Kapal Fiberglass
48.
V

1.16.4. Teknik Instalasi Pemesinan Kapal
49.
V

1.16.5. Teknik Pengelasan Kapal
50.
V

1.16.6. Teknik Kelistrikan Kapal
51.
V

1.16.7. Teknik Gambar Rancang Bangun Kapal
52.
V

1.16.8. Interior Kapal
53.
V

1.17 Teknik Elektronika
1.17.1. Teknik Elektronika Audio Video
54.
V

1.17.2. Teknik Elektronika Industri
55.
V

1.17.3. Teknik Elektronika Komunikasi
56.

V
1.17.4. Teknik Mekatronika
57.
V

1.18 Teknik Energi Terbarukan
1.18.1. Teknik Pembangkitan Energi Surya dan Angin
58.
V



1.18.2. Teknik Pembangkitan Energi Hidro
59.
V

1.18.3. Teknik Pembangkitan Bioenergi
60.
V

2.
Teknologi Informasi dan Komunikasi
2.1 Teknik Komputer dan Informatika
2.1.1 Rekayasa Perangkat Lunak
61.
V

2.1.2 Teknik Komputer dan Jaringan
62.
V

2.1.3 Multimedia
63.
V

2.2 Teknik Telekomunikasi
2.2.1 Teknik Transmisi Telekomunikasi
64.
V

2.2.2 Teknik Jaringan Akses
65.
V

3.
Kesehatan
3.1 Keperawatan
3.1.1 Asisten Keperawatan
66.
V

3.2 Kesehatan Gigi
3.2.1 Dental Asisten
67.
V

3.3 Teknologi Laboratorium Medik
3.3.1 Teknologi Laboratorium Medik
68.
V

3.4 Farmasi
3.4.1 Farmasi Klinis dan Komunitas
69.
V

3.4.2 Farmasi Industri
70.
V

3.4.3 Caregiver
71.

V
4.
Pekerjaan Sosial
4.1. Pekerjaan Sosial
4.1.1. Pekerjaan Sosial
72.
V

5.
Agribisnis dan Agroteknologi
5.1. Agribisnis Tanaman
5.1.1. Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura
73.
V

5.1.2. Agribisnis Tanaman Perkebunan
74.
V

5.1.3. Agribisnis Perbenihan dan Kultur Jaringan Tanaman
75.
V

5.1.4. Arsitektur Pertamanan
76.
V

5.1.5. Teknologi Produksi Tanaman Perkebunan
77.

V
5.1.6. Teknik Produksi Benih dan Kultur Jaringan
78.

V
5.2. Agribisnis Ternak
5.2.1. Agribisnis Ternak Ruminansia
79.
V

5.2.2. Agribisnis Ternak Unggas
80.
V

5.3. Kesehatan Hewan
5.3.1. Kesehatan Hewan
81.

V
5.4. Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian dan Perikanan
5.4.1. Pengawasan Mutu Hasil Pertanian dan Perikanan
82.

V
5.4.2. Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan
83.
V

5.5. Mekanisasi Pertanian
5.5.1. Mekanisasi Pertanian
84.
V

5.6. Kehutanan
5.6.1. Teknik Inventarisasi dan Pemetaan Hutan
85.
V

5.6.2. Teknik Konservasi Sumber Daya Hutan
86.
V

5.6.3. Teknik Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan
87.
V

5.6.4. Teknik Produksi Hasil Hutan
88.
V

5.7. Agribisnis Perikanan
5.7.1. Budidaya Perikanan Air Tawar
89.
V

5.7.2. Budidaya Perikanan Air Payau dan Laut
90.
V

5.7.3. Budidaya Ikan Hias
91.
V

5.7.4. Agribisnis Rumput Laut
92.
V

6.
Kemaritiman
6.1. Pelayaran
6.1.1. Nautika Kapal Penangkap Ikan
93.
V

6.1.2. Teknika Kapal Penangkap Ikan
94.
V

6.1.3. Nautika Kapal Niaga
95.
V

6.1.4. Teknika Kapal Niaga
96.
V

7.
Bisnis dan Manajemen
7.1. Administrasi
7.1.1. Administrasi Perkantoran
97.
V

7.2. Akuntansi
7.2.1. Akuntansi
98.
V

7.3. Keuangan
7.3.1. Perbankan
99.
V

7.3.2. Perbankan Syariah
100.
V

7.4. Tata Niaga
7.4.1. Pemasaran
101.
V

8.
Pariwisata
8.1. Perhotelan
8.1.1. Akomodasi Perhotelan
102.
V

8.2. Usaha Jasa Pariwisata
8.2.1. Usaha Perjalanan Wisata
103.
V

8.3. Tata Boga
8.3.1. Jasa Boga
104.
V

8.3.2. Patiseri
105.
V

8.4. Tata Kecantikan
8.4.1. Tata Kecantikan Rambut
106.
V

8.4.2. Tata Kecantikan Kulit
107.
V

8.4.3. Beauty Theraphy
108.

V
8.5. Tata Busana
8.5.1. Tata Busana
109.
V

8.5.2. Desain Fashion
110.

V
9.
Seni Rupa
9.1. Seni Rupa
9.1.1. Seni Lukis
111.
V

9.1.2. Seni Patung
112.
V

9.1.3. Desain Komunikasi Visual
113.
V

9.1.4. Desain Interior
114.
V

9.1.5. Animasi
115.
V

9.2. Desain dan Produksi Kriya
9.2.1. Desain dan Produksi Kriya Tekstil
116.
V

9.2.2. Desain dan Produksi Kriya Kulit
117.
V

9.2.3. Desain dan Produksi Kriya Keramik
118.
V

9.2.4. Desain dan Produksi Kriya Logam
119.
V

9.2.5. Desain dan Produksi Kriya Kayu
120.
V

9.3. Seni Musik
9.3.1. Seni Musik Klasik
121.
V

9.3.2. Seni Musik Populer
122.
V

9.4. Seni Tari
9.4.1. Seni Tari
123.
V

9.4.2. Penataan Tari
124.

V
9.5. Seni Karawitan
9.5.1. Seni Karawitan
125.
V

9.5.2. Penataan Karawitan
126.

V
9.6. Seni Pedalangan
9.6.1. Seni Pedalangan
127.
V

9.7. Seni Teater
9.7.1. Pemeranan
128.
V

9.7.2. Tata Artistik
129.
V

9.8. Seni Audio Visual
9.8.1. Produksi Film dan Program Televisi
130.

V
9.8.2. Produksi dan Siaran Program Radio
131.
V

BACA SELENGKAPNYA »

Minggu, 14 September 2014

KOMPETENSI GURU SMK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

TINJAUAN KOMPETENSI GURU SMK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

Puji Lestari

STKIP GARUT, Jl. Pahlawan 32 Sukagalih Kab. Garut 44151;neng_nji@yahoo.com

Abstrak. Kurikulum 2013 telah mulai diberlakukan pada beberapa sekolah diwilayah Indonesia. SMK sebagai salah satu jenjang tingkat satuan pendidikan tidak luput sebagai sasaran implementasi kurikulum 2013 ini. Pada awal implementasi kurikulum 2013, beberapa hal penting yang terjadi di lapangan terkait pelaksanaannya mulai banyak bermunculan, baik dari segi positif maupun negatif. Kesiapan para guru sebagai implementator menjadi fokus utama dalam penelitian ini. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan instrument berupa kuesioner serta wawancara terbatas dengan pengambilan sampel secara purposive sampling di Kota Bandung dan Kabupaten Garut. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ketidaksiapan guru-guru SMK sebagai implementator, kandungan materi matematika, serta program keahlian yang berbeda-beda pada masing-masing rumpun baik Teknik maupun Non Teknik menjadi kendala utama dalam implementasi kurikulum 2013 di SMK.

Kata Kunci. SMK rumpun Teknik, SMK rumpun non Teknik, Kurikulum 2013

clip_image001

1 Pendahuluan

Kurikulum adalah alat atau sarana untuk mencapai tujuan pendidikan melalui proses pengajaran. Menurut UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 19, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, tambahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dalam pandangan klasik, kurikulum dipandang sebagai rencana pelajaran di suatu sekolah dan materi apa yang harus ditempuh di sekolah.

Terkait dengan kurikulum 2013 yaitu kurikulum berbasis kompetensi, pemerintah mengembangkan kurikulum tersebut atas dasar 6 prinsip utama, yaitu standar kompetensi lulusan yang diturunkan dari kebutuhan; standar isi yang diturunkan dari standar kompetensi lulusan melalui kompetensi inti yang bebas mata pelajaran; semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik; mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai; semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti; keselarasan tuntutan kompetensi lulusan, isi, proses pembelajaran, dan penilaian (Nuh, 2013). Aplikasi yang taat akan keenam prinsip tersebut diharapkan menjadi hal yang essensial dalam pengembangan kurikulum 2013. Namun ada hal lain yang harus menjadi pertimbangan dalam reformasi pendidikan yang terjadi saat ini, diantaranya yaitu tantangan internal berupa 8 poin standar nasional pendidikan yaitu standar isi; standar (proses) penilaian; standar proses (pembelajaran); standar kompetensi lulusan; standar pendidik dan tenaga kependidikan; standar sarana dan prasarana; standar pembiayaan; dan standar pengelolaan (Sunendar, 2013). Karena apabila tantangan internal tersebut telah teratasi dengan baik maka implementasi kurikulum 2013 juga akan semakin mengarah pada target tujuan.

Dalam implementasi kurikulum 2013 yang telah berjalan saat ini, beberapa kendala mulai banyak ditemui di lapangan, diantaranya dari segi ketidaksiapan guru sebagai implementator di kelas. Ketidaksiapan tersebut mencakup bagaimana kompetensi guru yang ditunjuk menjadi guru sasaran dalam implementasi kurikulum 2013. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Terdapat 4 macam kompetensi utama yang harus dikuasai oleh guru yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Semua kompetensi utama tersebut jelas sekali sangat berperan dalam keberhasilan seorang guru menjalankan profesinya.

Sebagai bagian dari kompetensi utama, kompetensi profesionalitas guru menjadi sorotan penting terutama bagi guru sasaran sebagai implementator di lapangan. Namun dengan masih adanya para guru sasaran yang memiliki rasa tidak siap terhadap dokumen kurikulum 2013 jelas akan menjadi kendala tercapainya keberhasilan kurikulum 2013. Untuk mengantisipasi hal ini pemerintah telah berusaha memberikan pelatihan-pelatihan yang bersifat kontinu kepada para guru baik guru inti maupun guru sasaran. Namun sampai sejauh ini pelatihan tersebut dirasa masih belum cukup untuk mampu memberikan bekal serta pengetahuan yang mumpuni kepada para guru. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk meninjau kesiapan para guru terutama guru SMK dalam hal ini bagaimana kompetensi profesional mereka terhadap kurikulum 2013. Guru SMK menjadi pilihan utama dalam penelitian ini berdasarkan asumsi bahwa penyamaan materi matematika antara SMA maupun SMK dalam kurikulum 2013 ini akan menjadi sebuah tantangan baru bagi SMK. Bagaimanapun juga peran dari guru sebagai pendidik akan sangat mempengaruhi keberhasilan implementasi kurikulum 2013 ini. Selain itu apabila seorang guru tidak punya sikap profesional maka murid yang di didik akan sulit untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Dengan demikian kompetensi profesional guru sebagai pelaksana menjadi sorotan utama dalam makalah ini.

2 Metodologi Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, dengan instrumen berupa kuesioner serta wawancara terbatas terhadap 7 orang guru SMKN baik pada rumpun teknik maupun non-teknik. Adapun pengambilan sampel sekolah tidak secara acak, namun berdasarkan pertimbangan tertentu (purposive sampling). Pertimbangan tersebut berdasarkan keterbatasan lokasi sekolah untuk daerah kota Bandung, serta keterbatasan SMKN yang mengimplementasikan kurikulum 2013 di kabupaten Garut. Untuk kota Bandung, dari 14 SMKN yang telah mengimplementasikan kurikulum 2013, hanya 3 SMKN yang dipilih sebagai sampel yaitu 2 SMKN rumpun teknik dan 1 SMKN rumpun non teknik. Sedangkan untuk kabupaten Garut, karena SMKN yang yang ditunjuk oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Garut untuk mengimplementasikan kurikulum 2013 hanya 2 sekolah, maka peneliti mengambil 1 sampel SMKN dengan rumpun teknik juga non teknik.

3 Hasil

Untuk mengetahui bagaimana kompetensi profesional guru dalam implementasi kurikulum 2013, maka pernyataan dalam angket memuat tiga aspek, yaitu aspek data guru, aspek kompetensi guru, serta aspek implementasi di kelas. Ketiga aspek ini diharapkan dapat mewakili kompetensi profesionalitas guru. Berikut merupakan paparan secara deskriptif mengenai hasil angket serta wawancara singkat hasil dari penelitian.

3.1. Aspek Data Guru

Aspek data guru terbagi menjadi dua indikator, yaitu pengalaman mengajar di sekolah dan status guru dalam implementasi kurikulum 2013. Dan sebagai permulaan, dalam angket dikemukakan pertanyaan mengenai data guru terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kriteria guru yang dijadikan guru inti ataupun guru sasaran dalam implementasi kurikulum 2013. Untuk indikator yang pertama yaitu pengalaman mengajar di sekolah, berikut paparannya:

1. Guru sasaran ataupun guru inti yaitu guru dengan pengalaman mengajar selama 5-10 tahun yaitu sebanyak 57,14%;

2. Guru dengan pengalaman mengajar >10 tahun sebanyak 28,57%, dan

3. Guru sasaran dengan pengalaman mengajar <5 tahun yaitu 14,29%.

Seluruhnya mengajar mata pelajaran yang sesuai dengan kualifikasi pendidikannya. Sedangkan untuk indikator status guru dalam implementasi kurikulum 2013, seluruhnya merupakan guru pada kelas yang mengimplementasikan kurikulum 2013, dan sebanyak 28.57% sekaligus merupakan guru inti. Namun untuk guru inti tidak sekaligus menjadi guru pendamping, karena berdasarkan aturan serta informasi, untuk dapat menjadi guru pendamping harus mengikuti seleksi kembali.

3.2. Aspek Kompetensi Guru

Aspek kompetensi guru, yang menjadi indikator adalah memahami dokumen kurikulum 2013. Indikator ini selanjutnya dapat berkembang kembali menjadi beberapa pernyataan. Secara umum guru yang telah memahami dengan baik dokumen kurikulum 2013 hanya sebesar 57,14%. Nilai ini mengindikasikan bahwa dari keseluruhan guru yang menjadi subjek hanya setengahnya yang baru memahami dokumen secara keseluruhan. Informasi mengenai dokumen kurikulum 2013 umumnya diperoleh melalui pelatihan implementasi kurikulum 2013. Namun ada beberapa temuan dan menjadi catatan dalam pelaksanaan pelatihan ini, diantaranya:

  1. Tidak semua guru mengikuti pelatihan, artinya masih ada guru sasaran yang tidak mengikuti pelatihan sama sekali namun tetap diberi wewenang untuk mengajar di kelas yang mengimplementasikan kurikulum 2013. Guru tersebut hanya memperoleh informasi dari guru inti di sekolahnya.
  2. Adanya perbedaan waktu pelatihan bagi guru sasaran, diantaranya ada yang mengikuti pelatihan selama 5 hari penuh, namun ada juga guru yang hanya diikutkan pelatihan beberapa hari dengan waktu pelatihan yang hanya beberapa jam saja, dan hal ini dirasa sangat tidak efektif.
  3. Berdasarkan hasil wawancara terbatas, diketahui bahwa beberapa fasilitator pelatihan tidak berlatar belakang matematika. Walaupun didampingi oleh fasilitator dengan latar belakang matematika, namun hal ini menjadi indikasi akan timbulnya permasalahan baru bagi para guru sasaran karena tutor dalam pelatihan bukan berlatar belakang matematika jelas tidak akan mampu memfasilitasi ataupun menjadi solutor bagi para guru sasaran yang masih kesulitan atau ingin bertanya terkait masalah teknis di kelas nanti.
  4. Materi dalam pelatihan dirasa masih kurang aplikatif terhadap materi yang harus disampaikan di kelas.

Untuk dapat memahami dokumen kurikulum 2013, juga ditinjau mengenai pertanyaan terkait kepemilikan buku guru, dan hasilnya menunjukkan bahwa umumnya guru sudah memiliki walaupun dalam format softcopy (terkecuali guru inti sudah memiliki buku copy-nya). Selanjutnya pertanyaan dikembangkan menjadi bagaimana para guru memahami isi dari buku guru tersebut, dan sebanyak 85,71% guru menjawab masih belum memahami dengan baik, dikarenakan materi terlalu banyak. Artinya para guru SMK baru memahami sebagian kandungan materi dalam buku, dan para guru merasa permasalahan dalam buku terlalu rumit terutama bagi siswa SMK.

Dari beberapa jawaban yang dikemukakan oleh para guru SMK terkait dokumen kurikulum 2013, ada beberapa hal yang menjadi kesulitan para guru dalam memahami dokumen, diantaranya:

  1. Kandungan materi SMK yang menjadi setara dengan SMA menyebabkan para guru SMK terutama rumpun non Teknik perlu waktu untuk memahami kembali materi yang selama ini tidak ada di SMK.
  2. Ada beberapa istilah yang digunakan dalam buku dirasa sulit dimengerti oleh para guru SMK.
  3. Ada beberapa sub materi, serta latihan soal yang tidak bertingkat sehingga sulit untuk diaplikasikan. Selain itu materi dalam buku dirasa tidak memenuhi empat prinsip yang mendasari penyajian urutan materi dalam kurikulum yaitu dari hal yang sederhana menuju hal yang lebih kompleks, pelajaran prasyarat, secara keseluruhan, kronologis atau kejadian.

Selanjutnya dikembangkan pertanyaan kepada para guru SMK terkait analisis kesesuaian antara buku guru dan buku ajar siswa, sebanyak 71,42% guru telah melakukannya karena merupakan menganalisa kesesuaian buku merupakan bagian dalam pelatihan implementasi kurikulum 2013 bagi para guru sasaran. Para guru menjelaskan bahwa antara buku guru dan buku siswa sudah sesuai namun masih banyak yang harus diperbaiki, di samping itu juga ada guru yang meminta modul penyetaraan lagi agar disesuaikan dengan kondisi siswa.

Untuk meninjau kompetensi guru terhadap pemahaman dokumen kurikulum 2013, diajukan pertanyaan terkait pendekatan pembelajaran yang terdapat dalam kurikulum 2013. Pendekatan pembelajaran yang dimaksud adalah pendekatan scientific dengan 5 tahapan. Umumnya para guru SMK sudah mengetahui terkecuali bagi guru yang belum mengikuti pelatihan kurikulum 2013. Selanjutnya untuk model-model pembelajaran, umumnya seluruh guru sasaran sudah mengetahui model-model tersebut seperti Project Based Learning, Problem Based Learning, Discovery Learning dsb. Begitu pula dengan konsep penilaian, umumnya para guru sudah mengetahui mengenai konsep penilaian yang terdapat pada kurikulum 2013. Selanjutnya mengenai RPP serta pemanfaatan media dalam pembelajaran, umumnya para guru juga sudah mengetahui. Artinya paradigma perubahan pola pikir dari kurikulum terdahulu ke Kurikulum 2013, para guru sasaran secara umum sudah mengetahuinya. Namun bagaimana implementasi kurikulum 2013 di kelas selanjutnya akan dibahas.

3.3. Aspek Implementasi Pembelajaran di Kelas

Untuk aspek implementasi pembelajaran di kelas, indikator yang diukur adalah mengimplementasikan isi dokumen kurikulum 2013 ke dalam proses pembelajaran. Hal ini juga berkembang menjadi beberapa pertanyaan terkait pelaksanaannya secara teknis di kelas. Ketika para guru SMK kedua rumpun ditanya bagaimana pelaksanaan tahap-tahap scientific di kelas, jawaban yang didapat menyebutkan bahwa mereka belum dapat mengaplikasikan keseluruhan tahapan scientific tersebut di kelas. Pelaksanaan tahapan-tahapan scientific masih dirasa sulit bagi para guru SMK. Adapun 5 tahapan scientific yang dimaksud adalah Mengamati fakta (matematika), Menanya (perwujudan dari berfikir divergen), Menalar (menentukan/menemukan solusi selanjutnya), Mencoba serta Menyimpulkan (mengaitkan dengan konsep lain).

Kesulitan yang dihadapi oleh guru SMK rumpun Teknik dan non Teknik ternyata berbeda. Bagi para guru SMK rumpun Teknik, tahapan yang dianggap sulit adalah mulai dari tahapan 2 hingga tahapan 5. Tahapan dua yaitu bagaimana memancing siswa untuk bertanya dianggap sulit dikarenakan kemampuan siswa SMK yang heterogen, sehingga dalam hal pemahaman konsep dasar serta mengubah paradigma berpikir siswa itu memakan waktu banyak.

Sedangkan untuk guru SMK rumpun non-Teknik mereka merasa kesulitan pelaksanaan tahapan scientific mulai dari tahap 1. Untuk tahapan mengamati fakta, guru merasa kesulitan dikarenakan para guru belum sepenuhnya mengetahui fakta-fakta dalam kehidupan sehari-hari yang terkait langsung dengan konsep-konsep matematika, terutama konsep-konsep matematika yang selama ini tidak pelajari oleh siswa SMK non-Teknik, sehingga dalam tahap ini guru merasa kesulitan. Penyebab lainnya adalah guru kesulitan mengaitkan fakta dilapangan terutama yang terkait dengan masing-masing program keahlian siswa SMK rumpun non-Teknik yang dapat memancing siswa untuk bertanya dan bernalar, karena aplikasi materi matematika untuk SMK rumpun non-Teknik sangat terbatas sekali. Intinya tidak semua materi matematika aplikatif dengan program keahlian siswa. Selain itu sangat sulit untuk menggali keingintauan siswa karena siswa sudah terbiasa dengan pembelajaran metode ceramah, sehingga pada langkah ke-2 untuk mengajarkan konsep menjadi sangat lambat dan jelas berpengaruh pada waktu pembelajaran yang juga terbatas. Akibatnya target sasaran waktu untuk tiap bab menjadi tidak tepat. Begitu pula pada tahap menyimpulkan dan mengkomunikasikan, siswa SMK masih belum mampu menyimpulkan dengan baik dan ketika proses mengkomunikasikan hasil diskusinya, penjelasan siswa masih belum bisa dimengerti oleh temannya yang lainnya.

Untuk aplikasi model-model pembelajaran yang sudah diketahui, umumnya para guru belum menggunakan model tersebut dengan alasan karakteristik siswa, kondisi kelas serta kajian materi yang sedang dibahas. Kesulitan utama yang mereka hadapi adalah bagaimana membuat permasalahan yang sesuai dengan karakteristik siswa pada masing-masing program keahlian. Selain itu juga input siswa SMK sendiri menjadi penghambat para guru, serta daya serap siswa pada masing-masing program keahlian yang berbeda.

Untuk konsep penilaian, para guru mengapresiasi dengan sangat baik bahkan sudah menerapkannya. Para guru sudah melakukan penilaian secara komprehensif. Sedangkan untuk RPP serta pemanfaatan media pembelajaran, pada umumnya mereka sudah membuat RPP namun sulit sekali mengaplikasikan RPP yang ideal dengan pelaksanaannya di kelas, sehingga seringkali pembelajaran yang dilaksanakan di kelas tidak sesuai dengan RPP, karena semuanya bergantung pada kondisi kelas serta materi yang diajarkan. Berbeda dengan pemanfaatan media pembelajaran, karena masing-masing sekolah memiliki sarana teknologi yang berbeda, maka jelas saja pemanfataannya bergantung pada sarana yang tersedia. Untuk beberapa sekolah, pemanfaatan media berupa powerpoint sudah bisa diaplikasikan dengan baik, sedangkan bagi sekolah yang sarana medianya terbatas masih belum dapat memanfaatkan secara maksimal.

Selain yang termasuk ketiga aspek diatas, dalam angket juga dilontarkan pertanyaan terkait materi pelajaran matematika untuk SMK baik rumpun Teknik dan non-Teknik, ada beberapa temuan hasil dari wawancara:

  1. Perubahan kandungan materi matematika dari KTSP yang disesuaikan dengan rumpun di SMK menjadi 12 bab yang sifatnya pembelajaran terputus, menjadi kesulitan utama dalam implementasi di kelas. Untuk SMK rumpun non-Teknik, para guru kesulitan dalam mengejar bab yang menjadi target, sementara siswa pun sulit memahami dengan cepat materi-materi tersebut. Namun hal serupa juga diungkapkan oleh guru SMK rumpun Teknik. Terutama karena kualitas input siswa yang berbeda di setiap program keahlian menjadi kendala utama dalam penyamarataan pemahaman konsep dasar.
  2. Permasalahan yang ada di buku dirasa rumit bagi siswa SMK serta kurang aplikatif dalam mendukung mata pelajaran produktif mereka. Sehingga para guru SMK merasa kesulitan dalam mengaitkan materi dengan program keahlian siswa.
  3. Untuk masalah konten, para guru juga menyatakan bahwa materi dalam tiap bab tidak jelas batasannya terutama untuk materi yang nantinya diulang kembali pada jenjang berikutnya, hal ini juga menjadi masalah karena selama ini siswa SMK terbiasa belajar tuntas.
  4. Adanya penghilangan materi-materi dasar yang esensial dan sangat aplikatif sekali terhadap program keahlian di SMK seperti materi perbandingan serta aproksimasi, menjadi salah satu bukti bahwa matematika sebagai mata pelajaran adaptif di SMK yang seharusnya merupakan penunjang bagi mata pelajaran produktif sudah tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran matematika di SMK.

4 Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan pemaparan secara deskriptif hasil angket serta wawancara terbatas terhadap guru sasaran implementasi kurikulum 2013, ada beberapa hal penting yang penulis simpulkan terkait tinjauan kompetensi guru SMK dalam kurikulum 2013.

  1. Pemilihan guru sasaran sudah tepat berdasarkan pengalaman mengajar serta kualifikasi pendidikan.
  2. Pembekalan pemahaman guru SMK mengenai kurikulum 2013 yang diselenggarakan melalui pelatihan masih dirasa belum cukup untuk memberikan pemahaman secara komprehensif, sehingga dirasa perlu ada pelatihan terus menerus yang berkelanjutan dengan materi pelatihan yang memang fokus terhadap materi pelajaran serta gambaran aplikatifnya terhadap program keahlian di SMK.
  3. Kandungan materi merupakan faktor utama kesulitan guru-guru SMK dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 di kelas, karena selain para guru harus mampu mengaitkan materi-materi dalam pelajaran matematika dengan program keahlian yang berbeda-beda, mereka juga dituntut untuk dapat mencapai target materi yang harus terpenuhi. Hal ini merupakan suatu tantangan tersendiri mengingat kemampuan siswa untuk masing-masing program keahlian adalah berbeda.

Sedangkan yang menjadi saran dalam penelitian ini adalah:

  1. Untuk kandungan materi matematika, penyamarataan antara SMA dan SMK merupakan suatu persoalan baru walaupun jika kita menilik dari segi tujuan kurikulum 2013 itu diantaranya kompetensi yang ingin diharapkan adalah kompetensi yang berimbang antara sikap, pengetahuan, dan keterampilan disamping cara pembelajarannya yang holistik dan menyenangkan. Namun tujuan ini berlaku umum sedangkan jika menilik dari tujuan serta fungsi dari mata pelajaran matematika di SMK yaitu sebagai mata pelajaran adaptif yang berfungsi untuk mendukung mata pelajaran produktif, hal ini menjadi sesuatu yang tidak relevan. Sebaiknya kandungan materi matematika di SMK dirancang sesuai dengan kebutuhan siswa agar mereka dapat berkembang secara optimal dan dapat beradaptasi dengan perkembangan zaman. Untuk mencapai kompetensi tersebut, materi-materi dalam kurikulum matematika dipilih dengan memperhatikan struktur keilmuan, tingkat kedalaman materi, serta sifat esensial materi dan keterpakaiannya dalam dunia kerja yang akan dimasuki oleh siswa kelak serta dalam kehidupan sehari-hari.
  2. Adanya batasan yang jelas mengenai materi matematika terutama untuk materi-materi yang diulang kembali pada jenjang berikutnya, karena pembelajaran yang terputus-putus akan sangat membingungkan terutama siswa SMK yang selama ini terbiasa belajar secara tuntas.
  3. Karena tuntutan kompetensi guru dalam kurikulum 2013 ini adalah guru yang mampu memanfaatkan teknologi sebagai media pembelajaran, maka ada baiknya sarana serta prasarana teknologi sebagai media pembelajaran perlu ditingkatkan.

5 Ucapan Terimakasih

Penulis mengucapkan terimakasih banyak kepada Prof. Tatang Herman sebagai dosen yang telah banyak memberikan masukan dalam penyusunan makalah ini, serta kepada para guru SMKN di Bandung maupun di kabupaten Garut yang telah bersedia berpartisipasi dalam penelitian.

Daftar Pustaka

[1] Hasan, H.S. Evaluasi Kurikulum. Bandung: Kerjasama SPs UPI & Rosdakarya. (2009)

[2] Lestari, P. Peningkatan Kemampuan Pemahaman serta Koneksi Matematis Siswa SMK melalui Pembelajaran Kontekstual. Tesis UPI: Tidak dipublikasikan. (2009).

[3] Nuh, M. Materi Pelatihan Guru: Implementasi Kurikulum 2013 SMA Matematika. Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013).

[4] Sunendar, T. Kerangka dan Satuan Kurikulum 2013. Tersedia: www.lpmpjabar.go.id [24 september 2013].

BACA SELENGKAPNYA »

Rabu, 02 Juli 2014

Pembelajaran Kompetensi SMK Kurikulum 2013 dengan Pendekatan Saintifik dan Penilaian Autentik

Pembelajaran kurikulum 2013 SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) adalah pembelajaran kompetensi SMK dengan memperkuat proses pembelajaran dan penilaian autentik untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penguatan proses pembelajaran dilakukan melalui pendekatan saintifik, yaitu pembelajaran yang mendorong siswa lebih mampu dalam mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan data, mengasosiasi/menalar, dan mengomunikasikan.

Karakteristik pembelajaran pada setiap satuan pendidikan terkait erat pada Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Standar Kompetensi Lulusan SMK memberikan kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran yang harus dicapai. Standar Isi memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan pembelajaran yang diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi. image

Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses psikologis) yang berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Karaktersitik kompetensi beserta perbedaan lintasan perolehan turut serta mempengaruhi karakteristik standar proses. Penguatan pendekatan saintifik perlu diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk mendorong kemampuan peserta didik menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun kelompok maka sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).

Prinsip pembelajaran pada kurikulum 2013 SMK  menekankan perubahan paradigma: (1) peserta didik diberi tahu menjadi peserta didik mencari tahu; (2) guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar; (3) pendekatan tekstual menjadi pendekatan proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah; (4) pembelajaran berbasis konten menjadi pembelajaran berbasis kompetensi; (5) pembelajaran parsial menjadi pembelajaran terpadu; (6) pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menjadi pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi; (7) pembelajaran verbalisme menjadi keterampilan aplikatif; (8) peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills); (9) pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pebelajar sepanjang hayat; (10) pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani); (11) pembelajaranyang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat; (12) pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas; (13) pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan (14) pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik.

Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran, yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian autentik menilai kesiapan siswa, serta proses dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen (input –proses–output) tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan hasil belajar peserta didik, bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) dan dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran.

BACA SELENGKAPNYA »

Minggu, 19 Mei 2013

SPEKTRUM KURIKULUM PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN SMK 2013

Draft KELOMPOK KURIKULUM PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN 2013 image

NO.

BIDANG STUDI KEAHLIAN

(8)

PROGRAM STUDI KEAHLIAN

(45)

PAKET KEAHLIAN

(141)

1

Teknologi dan Rekayasa

1. Teknik Bangunan

1. Teknik Konstruksi Baja

     

2. Teknik Konstruksi Kayu

     

3. Tekniok Konstruksi Batu dan Beton

     

4. Teknik Gambar Bangunan

   

2. Teknik Furnitur

5. Teknik Furnitur

   

3. Teknik Plambing dan Sanitasi

6. Teknik Plambing dan Sanitasi

   

4. Geomatika

7. Surveying

     

8. Penginderaan Jarak Jauh

     

9. Sistem Informasi Geografis (SIG)

   

5. Teknik Ketenagalistrikan

10. Teknik Pembangkit Tenaga Listrik

     

11. Teknik Jaringan Tenaga Listrik

     

12. Teknik Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik

     

13. Teknik Otomasi Industri

     

14. Teknik Pendingin dan Tata Udara

   

6. Teknik Mesin

15. Teknik Pemesinan

     

16. Teknik Pengelasan

     

17. Teknik Fabrikasi Logam

     

18. Teknik Pengecoran Logam

     

19. Teknik Pemeliharaan Mekanik Industri

     

20. Teknik Gambar Mesin

   

7. Teknologi Pesawat Udara

21. Air Frame & Power Plant

     

22. Pemesinan Pesawat Udara

     

23. Konstruksi Badan Pesawat Udara

     

24. Konstruksi Rangka Pesawat Udara

     

25. Kelistrikan Pesawat Udara

     

26. Elektronika Pesawat Udara

     

27. Pemeliharaan dan Perbaikan Instrumen Elektronika Pesawat Udara

   

8. Teknik Grafika

28. Persiapan Grafika

     

29. Produksi Grafika

   

9. Instrumentasi Industri

30. Teknik Instrumentasi Logam

     

31. Kontrol Proses

     

32. Kontrol Mekanik

   

10. Teknik Industri

33. Teknik Pelayanan Produksi

     

34. Teknik Pergudangan

   

11. Teknologi Tekstil

35. Teknik Pemintalan Serat Buatan

     

36. Teknik Pembuatan Benang

     

37. Teknik Pembuatan Kain

     

38. Teknik Penyempurnaan Tekstil

   

12. Teknik Perminyakan

39. Teknik Produksi Minyak dan Gas

     

40. Teknik Pemboran Minyak dan Gas

     

41. Teknik Pengolahan Minyak dan Gas

   

13. Geologi Pertambangan

42. Geologi Pertambangan

   

14. Teknik Kimia

43. Kimia Analisis

     

44. Kimia Industri

   

15. Teknik Otomotif

45. Teknik Kendaraan Ringan

     

46. Teknik Sepeda Motor

     

47. Teknik Alat Berat

     

48. Teknik Perbaikan Bodi Otomotif

   

16. Teknik Perkapalan

49. Teknik Konstruksi Kapal Baja

     

50. Teknik Konstruksi Kapal Kayu

     

51. Teknik Konstruksi Kapal Fiberglass

     

52. Teknik Instalasi Pemesinan Kapal

     

53. Teknik Pengelasan Kapal

     

54. Kelistrikan Kapal

     

55. Teknik Gambar Rancang Bangun Kapal

     

56. Interior Kapal

   

17. Teknik Elektronika

57. Teknik Audio Video

     

58. Teknik Elerktronika Industri

     

59. Teknik Mekatronika

     

60. Teknik Ototronik

2

Teknologi Informasi dan Komunikasi

18. Teknik Komputer dan Informatika

61. Rekayasa Perangkat Lunak

     

62. Teknik Komputer dan Jaringan

     

63. Multimedia

   

19. Teknik Telekomunikasi

64. Teknik Transmisi Telekomunikasi

     

65. Teknik Suitsing

     

66. Teknik Jaringan Akses

   

20. Teknik Broadcasting

67. Teknik Produksi dan Penyiaran Program Pertelevisian

     

68. Teknik Produksi dan Penyiaran Program Radio

3

Kesehatan

21. Keperawatan

69. Keperawatan Kesehatan

     

70. Keperawatan Gigi

     

71. Analisis Kesehatan

   

22. Kefarmasian

72. Farmasi

     

73. Farmasi Industri

4

Agrobisnis dan Agroteknologi

23. Agribisnis Produksi Tanaman

74. Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura

     

75. Agribisnis Tanaman Perkebunan

     

76. Agribisnis Pembibitan dan Kultur Jaringan Tanaman

   

24. Agribisnis Produksi Ternak

77. Agribisnis Ternak Ruminansia

     

78. Agribisnis Ternak Unggas

     

79. Agribisnis Aneka Ternak

   

25. Kesehatan Hewan

80. Kesehatan Hewan

   

26. Agribisnis Hasil Pertanian

81. Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian

     

82. Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan

     

83. Pengawasan Mutu

   

27. Mekanisasi Pertanian

84. Alat Mesin Pertanian

     

85. Teknik Tanah dan Air

   

28. Kehutanan

86. Teknik Inventarisasi, Pengukuran dan Pemetaan Hutan

     

87. Teknik Konservasi Sumberdaya Hutan

     

88. Teknik Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan

5

Perikanan dan Kelautan

29. Teknologi Penangkapan Ikan

89. Nautika Kapal Penangkap Ikan

     

90. Teknika Kapal Penangkap Ikan

   

30. Teknologi dan Produksi Perikanan Budidaya

91. Budidaya Perikanan

     

92. Budidaya Krustacea

     

93. Budidaya Kekerangan

     

94. Budidaya Rumput Laut

   

31. Pelayaran

95. Nautika Kapal Niaga

     

96. Teknika Kapal Niaga

6

Bisnis dan Manajemen

32. Administrasi

97. Administrasi Perkantoran

   

33. Keuangan

98. Akuntansi

     

99. Perbankan

     

100. Perbankan Syariah

   

34. Tata Niaga

101. Pemasaran

7

Pariwisata

35. Kepariwisataan

102. Usaha Perjalanan Wisata

     

103. Akomodasi Perhotelan

   

36. Tata Boga

104. Tata Boga

   

37. Tata Kecantikan

105. Tata Kecantikan Rambut

     

106. Tata Kecantikan Kulit

   

38. Tata Busana

107. Busana Butik

     

108. Produksi Pakaian Jadi (Garmen)

8

Seni dan Kerajinan

39. Seni Rupa

109. Seni Lukis

     

110. Seni Patung

     

111. Desain Komunikasi Visual

     

112. Desain Produk Interior dan Landscaping

     

113. Animasi

   

40. Seni Musik

114. Seni Musik Klasik

     

115. Seni Musik Non Klasik

   

41. Seni Tari

116. Seni Tari Minang

     

117. Seni Tari Sunda

     

118. Seni Tari Yogyakarta

     

119. Seni Tari Surakarta

     

120. Seni Tari Jawatimuran

     

121. Seni Tari Bali

     

122. Seni Tari Makasar

   

42. Seni Karawitan

123. Seni Karawitan Minang

     

124. Seni Karawitan Sunda

     

125. Seni Karawitan Yogyakarta

     

126. Seni Karawitan Surakarta

     

127. Seni Karawitan Jawatimuran

     

128. Seni Karawitan Bali

     

129. Seni Karawitan Makasar

   

43. Seni Pedalangan

130. Seni Pedalangan Sunda

     

131. Seni Pedalangan Yogyakarta

     

132. Seni Pedalangan Surakarta

     

133. Seni Pedalangan Jawa Timuran

     

134. Seni Pedalangan Bali

     

135. Seni Pedalangan Makasar

   

44. Seni Teater

136. Seni Teater

   

45. Desain dan Produksi Kria

137. Desain dan Produksi Kria Tekstil

     

138. Desain dan Produksi Kria Kulit

     

139. Desain dan Produksi Kria Keramik

     

140. Desain dan Produksi Kria Logam

     

141. Desain dan Produksi Kria Kayu

BACA SELENGKAPNYA »

Artikel Favorit