Teknologi
internet hadir sebagai media yang multifungsi. Komunikasi melalui
internet dapat dilakukan secara interpesonal (misalnya e-mail dan
chatting) atau secara masal, yang dikenal one to many
communication (misalnya mailing list). Internet juga mampu hadir
secara real time audio visual seperti pada metoda konvensional dengan
adanya aplikasi teleconference.
Secara
garis besar, teknologi informasi memiliki peranan : (1) dapat
menggantikan peran manusia, dalam hal ini dapat melakukan otomasi
terhadap tugas atau proses; (2) memperkuat peran manusia, yakni
dengan menyajikan informasi terhadap suatu tugas dan proses; (3)
berperan dalam restrukturissi terhadap peran manusia, dalam melakukan
perubahan-perubahan terhadap kumpulan tugas dan proses. Bahwa
kehadiran internet dalam dimensi pendidikan merupakan suatu hal yang
mutlak, dan sudah merupakan kebutuhan. Sebagai suatu kebutuhan, maka
kehadiran internet pada dasarnya sangat membantu dunia pendidikan
untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih kondusif dan
interaktif.
Berdasarkan
hal tersebut, maka internet sebagai media pendidikan mampu
menghadapkan karakteristik yang khas, yaitu : (a). sebagai media
interpersonal dan massa (b) bersifat interaktif (c). memungkinkan
komunikasi secara sinkron maupun asinkron.
Berikut
adalah beberapa manfaat penggunaan teknologi informasi : (a) arus
informasi tetap mengalir setiap waktu tanpa ada batasan waktu dan
tempat (b) kemudahan mendapatkan resource yang lengkap (c) aktifitas
pembelajaran pelajar meningkat (d) daya tampung meningkat (e) adanya
standardisasi pembelajaran (f) meningkatkan learning outcomes baik
kuantitas/kualitas.
E-Learning
Sekilas
perlu kita pahami ulang apa e-Learning itu sebenarnya.
E-Learning adalah pembelajaran jarak jauh (distance
Learning) yang memanfaatkan teknologi komputer, jaringan komputer
dan/atau Internet. E-Learning memungkinkan pembelajar untuk
belajar melalui komputer di tempat mereka masing-masing tanpa harus
secara fisik pergi mengikuti pelajaran/perkuliahan di kelas.
E-Learning sering pula dipahami sebagai suatu bentuk
pembelajaran berbasis web yang bisa diakses dari intranet di jaringan
lokal atau internet. Sebenarnya materi e-Learning tidak harus
didistribusikan secara on-line baik melalui jaringan lokal
maupun internet, distribusi secara off-line menggunakan media
CD/DVD pun termasuk pola e-Learning. Dalam hal ini aplikasi dan
materi belajar dikembangkan sesuai kebutuhan dan didistribusikan
melalui media CD/DVD, selanjutnya pembelajar dapat memanfatkan CD/DVD
tersebut dan belajar di tempat di mana dia berada.
Ada
beberapa pengertian berkaitan dengan e-Learning sebagai berikut :
Pembelajaran
jarak jauh
E-Learning
memungkinkan pembelajar untuk menimba ilmu tanpa harus secara fisik
menghadiri kelas. Pembelajar bisa berada di tempat lain, sementara
“instruktur” dan pelajaran yang diikuti berada di tempat lain, di
kota lain bahkan di negara lain. Interaksi bisa dijalankan secara
on-line dan real-time ataupun secara off-line atau
archieved.
Pembelajaran
dengan perangkat komputer
E-Learning
disampaikan dengan memanfaatkan perangkat komputer. Pada umumnya
perangkat dilengkapi perangkat multimedia, dengan cd drive dan
koneksi Internet ataupun Intranet lokal. Dengan memiliki komputer
yang terkoneksi dengan intranet ataupun Internet, pembelajar dapat
berpartisipasi dalam e-Learning. Jumlah pembelajar yang bisa ikut
berpartisipasi tidak dibatasi dengan kapasitas kelas. Materi
pelajaran dapat diketengahkan dengan kualitas yang lebih standar
dibandingkan kelas konvensional yang tergantung pada kondisi dari
pengajar.
Adapun
Sistem e-Learning Produk Import, sesuai yang direkomendasikan oleh
Dikti sebagai berikut : (a) OpenUSS
produk e learning system berbasis teknologi Java (b) Moodle
e-learning dengan teknologi PHP-MySQL, sangat populer; alternatif
opensource dari produk propriatary WebCT (c) ILIAS
sistem e-learning opensource produk Jerman berbasis PHP-MySQL dan (d)
http://sakaiproject.org Sakai
is an online Collaboration and Learning Environment. Platform Java.
Manfaat
Pembelajaran Elektronik Learning
Sedangkan
manfaat pembelajaran elektronik menurut A. W. Bates (Bates, 1995) dan
K. Wulf (Wulf, 1996) terdiri atas 4 hal, yaitu:
Meningkatkan
kadar interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau
instruktur (enhance interactivity).
Apabila
dirancang secara cermat, pembelajaran elektronik dapat meningkatkan
kadar interaksi pembelajaran, baik antara peserta didik dengan
guru/instruktur, antara sesama peserta didik, maupun antara peserta
didik dengan bahan belajar (enhance interactivity). Berbeda
halnya dengan pembelajaran yang bersifat konvensional. Tidak semua
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran konvensional dapat, berani
atau mempunyai kesempatan untuk mengajukan pertanyaan ataupun
menyampaikan pendapatnya di dalam diskusi.
Memungkinkan
terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja (time
and place flexibility).
Mengingat
sumber belajar yang sudah dikemas secara elektronik dan tersedia
untuk diakses oleh peserta didik melalui internet, maka peserta didik
dapat melakukan interaksi dengan sumber belajar ini kapan saja dan
dari mana saja (Dowling, 2002). Demikian juga dengan tugas-tugas
kegiatan pembelajaran, dapat diserahkan kepada instruktur begitu
selesai dikerjakan.
Menjangkau
peserta didik dalam cakupan yang luas (potential to reach a global
audience).
Dengan
fleksibilitas waktu dan tempat, maka jumlah peserta didik yang dapat
dijangkau melalui kegiatan pembelajaran elektronik semakin lebih
banyak atau meluas. Ruang dan tempat serta waktu tidak lagi menjadi
hambatan. Siapa saja, di mana saja, dan kapan saja, seseorang dapat
belajar. Interaksi dengan sumber belajar dilakukan melalui internet.
Kesempatan belajar benar-benar terbuka lebar bagi siapa saja yang
membutuhkan.
Mempermudah
penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating
of content as well as archivable capabilities).
Fasilitas
yang tersedia dalam teknologi internet dan berbagai perangkat lunak
yang terus berkembang turut membantu mempermudah pengembangan bahan
belajar elektronik. Demikian juga dengan penyempurnaan atau
pemutakhiran bahan belajar sesuai dengan tuntutan perkembangan materi
keilmuannya dapat dilakukan secara periodik dan mudah.
Di
samping itu, penyempurnaan metode penyajian materi pembelajaran dapat
pula dilakukan, baik yang didasarkan atas umpan balik dari peserta
didik maupun atas hasil penilaian instruktur selaku penanggung-jawab
atau pembina materi pembelajaran itu sendiri. Pengetahuan dan
keterampilan untuk pengembangan bahan belajar elektronik ini perlu
dikuasai terlebih dahulu oleh instruktur yang akan mengembangkan
bahan belajar elektronik. Demikian juga dengan pengelolaan kegiatan
pembelajarannya sendiri. Harus ada komitmen dari instruktur yang akan
memantau perkembangan kegiatan belajar peserta didiknya dan sekaligus
secara teratur memotivasi peserta didiknya.
Karakteristik
Pendidikan Jarak Jauh
Sistem
pendidikan jarak jauh adalah metode pengajaran dimana aktivitas
pengajaran dilaksanakan secara terpisah dari aktivitas belajar.
Sebagian besar karena siswa bertempat tinggal jauh atau terpisah dari
lokasi lembaga pendidikan. Sebagian karena alasan sibuk sehingga
siswa yang tinggalnya dekat dari lokasi lembaga pendidikan tidak
dapat mengikuti proses pembelajaran di lembaga tersebut. Keterpisahan
kegiatan pengajaran dari kegiatan belajar adalah ciri yang khas dari
pendidikan jarak jauh. Sistem pendidikan jarak jauh merupakan suatu
alternatif pemerataan kesempatan dalam bidang pendidikan. Sistem ini
dapat mengatasi beberapa masalah yang ditimbulkan akibat beberapa
diantaranya; keterbatasan tenaga pengajar, jarak antara lembaga
pendidikan dan siswa yang berjauhan, kelangkaan pengajar berkualitas,
dan lain lain.
Sebagaimana
sistem pendidikan langsung atau konvensional, sistem pendidikan jarak
jauh juga membutuhkan sarana prasarana penunjang pendidikan, agar
tujuan umum pendidikan bisa diwujukan sesuai dengan jenjang
pendidikannya. Sarana penunjang biasanya berupa modul-modul pelajaran
yang dikirim kepada siswa. Sarana bisa juga berbasis teknologi
informasi. Munculnya teknologi informasi dan komunikasi pada
pendidikan jarak jauh ini sangat membantu sekali. Seperti dapat
dilihat, dengan munculnya berbagai pendidikan secara online
atau web-school atau cyber-school, dengan menggunakan
fasilitas internet. Pendekatan sistem pengajaran yang dapat dilakukan
adalah dengan melakukan pengajaran secara langsung (real time)
ataupun dengan cara menggunakan sistem sebagai tempat pemusatan
pengetahuan (knowledge). Hal ini memungkinkan terbentuknya kesempatan
bagi siapa saja untuk mengikuti berbagai jenjang pendidikan sejak
taman kanak-kanak (TK) sampai perguruan tinggi (PT). Tidak seperti
sistem pendidikan langsung, sistem pendidikan jarak jauh membutuhkan
pengelolaan dan manajemen pendidikan yang “khusus”, baik dari
sisi siswa maupun instruktur (guru) agar tujuan pendidikan bisa
terwujud. Pendidikan harus fokus pada kebutuhan instruksional siswa.
Dari
sisi instruktur (guru), beberapa faktor yang penting untuk
keberhasilan sistem pendidikan jarak jauh adalah perhatian, percaya
diri guru, pengalaman, mudah menggunakan perlatan, kreatifitas,
active learning, dan kemampuan menjalin interkasi dan
komunikasi jarak jauh dengan siswa. Juga memperhatikan hambatan
teknis yang mungkin terjadi, sehingga pendidikan jarak jauh bisa
berlangsung efektif.
Dari
sisi siswa, salah satu faktor yang penting adalah keseriusan
mengikuti proses belajar mengajar di saat instruktur (guru) tidak
berhadapan langsung dengan siswa. Pada level ini, keterlibatan dan
kehadiran ‘orang-orang’ di sekitar, termasuk anggota keluarga
memegang peranan penting dan strategis. Kehadirannya bisa mendukung
berlangsungnya proses belajar mengajar secara efektif, tapi
sebaliknya bisa juga menjadi penghambat. Faktor yang lainnya adalah
active learning dan komunikasi yang efektif. Partisipasi aktif siswa
pendidikan jarak jauh mempengaruhi cara bagaimana mereka berhubungan
dengan materi yang akan dipelajari.
Keberhasilan
sistem pendidikan jarak jauh ditunjang oleh adanya interaksi dan
komunikasi yang efektif dan maksimal antara intstruktur (guru) dan
siswa, interaksi antara siswa dengan berbagai fasilitas pendidikan
seperti mudul-modul pendidikan interaksi antara siswa dengan
‘orang-orang’ sekitarnya, dan adanya pola pendidikan aktif dalam
masing-masing interaksi tersebut. Juga keaktifan dan kemandirian
siswa dalam pendalaman materi, mengerjakan soal-soal ujian, dan
kreativitas mencari materi-materi penunjang dari sumber-sumber lain
seperti internet atau digital-library.
Keuntungan
& manfaat (Benefit of Telecomputing for students) dari
pendidikan jarak jauh dengan pemanfaatan internet sebagai media
pendidikan (a) Real-time & on-demands online information, (b)
Mobility access, fleksibel dan praktis (dapat dilaksanakan kapan
saja sesui keinginan kita), (c) Menjangkau wilayah geografis yang
luas, (d) User friendly, bebas repot dan ruwet, (e) Benefit
in cost, mengurangi (menghemat) biaya pendidikan secara
keseluruhan (infrastruktur, peralatan, buku-buku, perjalanan,
pengadaan pendidikan dll), (f) Mengoptimalkan kualitas belajar, (g)
Less administrative papers, (h) Dapat melengkapi aktivitas
belajar konvensional, (i) Cara belajar yang aman dan sehat, (j)
Alternatif media belajar dari anak-anak, remaja, dewasa sampai orang
tua, belajar fleksibel tanpa terikat jadwal + menyenangkan, (k)
Melatih pembelajar lebih mandiri dan berkembang dalam ilmu dan
pengetahuan, (l) Fleksibel memilih materi yang benar-benar kita
inginkan dan hanya yang kita butuhkan, dan (m) Source ilmu dan
informasi yang tidak terbatas (bahkan berlimpah), sehingga kuncinya
bukan mendapatkan kesemuanya namun filtering yang kita butuhkan saja
serta Menghemat waktu proses belajar mengajar.
Media
Pembelajaran Berbasis Komputer dan Internet
Definisi
media pembelajaran. Kata media merupakan bentuk jamak dari kata
medium. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar
terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima. Media merupakan
salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari
komunikator menuju komunikan (Criticos, 1996). Berdasarkan definisi
tersebut, dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran merupakan proses
komunikasi. Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi,
guru (komunikator), bahan pembelajaran, media pembelajaran, siswa
(komunikan), dan tujuan pembelajaran. Jadi, media pembelajaran adalah
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan
pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran,
dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan
belajar.
Pengembangan
media pembelajaran hendaknya diupayakan untuk memanfaatkan
kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh media tersebut dan berusaha
menghindari hambatan-hambatan yang mungkin muncul dalam proses
pembelajaran. Secara rinci, fungsi media dalam proses pembelajaran
adalah sebagai berikut. (a). Menyaksikan benda yang ada atau
peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Dengan perantaraan gambar,
potret, slide, film, video, atau media yang lain, siswa dapat
memperoleh gambaran yang nyata tentang benda/peristiwa sejarah. (b)
Mengamati benda/peristiwa yang sukar dikunjungi, baik karena jaraknya
jauh, berbahaya, atau terlarang. Misalnya, video tentang
kehidupan harimau di hutan, keadaan dan kesibukan di pusat reaktor
nuklir, dan sebagainya. (c) Memperoleh gambaran yang jelas tentang
benda/hal-hal yang sukar diamati secara langsung karena ukurannya
yang tidak memungkinkan, baik karena terlalu besar atau terlalu
kecil. Misalnya dengan perantaraan paket siswa dapat memperoleh
gambaran yang jelas tentang bendungan dan kompleks pembangkit
listrik, dengan slide dan film siswa memperoleh gambaran tentang
bakteri, amuba, dan sebaginya. (d) Mendengar suara yang sukar
ditangkap dengan telinga secara langsung. Misalnya, rekaman suara
denyut jantung dan sebagainya. (e) Mengamati dengan teliti
binatang-binatang yang sukar diamati secara langsung karena sukar
ditangkap. Dengan bantuan gambar, potret, slide, film atau video
siswa dapat mengamati berbagai macam serangga, burung hantu,
kelelawar, dan sebagainya. (f) Mengamati peristiwa-peristiwa yang
jarang terjadi atau berbahaya untuk didekati. Dengan slide, film,
atau video siswa dapat mengamati pelangi, gunung meletus,
pertempuran, dan sebagainya.
Perangkat
media pembelajaran. Yang termasuk perangkat media adalah: material,
equipment, hardware, dan software. Istilah material
berkaitan erat dengan istilah equipment dan istilah
hardware berhubungan dengan istilah software. Material
(bahan media) adalah sesuatu yang dapat dipakai untuk menyimpan
pesan yang akan disampaikan kepada auidien dengan menggunakan
peralatan tertentu atau wujud bendanya sendiri, seperti transparansi
untuk perangkat overhead, film, filmstrip, dan film slide, gambar,
grafik, dan bahan cetak. Sedangkan equipment (peralatan) ialah
sesuatu yang dipakai untuk memindahkan atau menyampaikan sesuatu yang
disimpan oleh material kepada audien, misalnya proyektor film slide,
video tape recorder, papan tempel, papan flanel, dan sebagainya.
Salah
satu kebijakan yang dikeluarkan dan bisa dijadikan landasan dalam
pendayagunaan ICT untuk pendidikan ialah
Action Plan for the Development and Implementation of Information And
Communication Technologies (ICT) in
Indonesia. Action plan berisi rencana
pelaksanaan pendayagunaan telematika dalam bidang pendidikan selama 5
tahun (2001 -2005) menekanankan pada : (a) Pengembangan dan
pengimplementasikan kurikulum (b) Pendayagunaan ICT sebagai bagian
dari kurikulum dan sebagai media pembelajaran disekolah atau
perguruan tinggi dan diklat. (c) Mewujudkan program pendidikan jarak
jauh termasuk berpartisipasi dan bekerjasama dengan lembaga
penyelenggara pendidikan jarak jauh di dunia. (d) Memfasilitasi
pendayagunaan internet untuk meningkatkan efesiensi proses
pembelajaran.
Dengan
fasilitas yang dimilikinya, internet menurut Onno W. Purbo (1998)
paling tidak ada tiga hal dampak positif penggunaan internet dalam
pendidikan yaitu: (a). Peserta didik dapat dengan mudah mengambil
mata kuliah dimanapun di seluruh dunia tanpa batas institusi atau
batas negara. (b) Peserta didik dapat dengan mudah berguru pada para
ahli di bidang yang diminatinya. (c). Kuliah/belajar dapat dengan
mudah diambil di berbagai penjuru dunia tanpa bergantung pada
universitas/sekolah tempat si mahasiswa belajar. Di samping itu kini
hadir perpustakan internet yang lebih dinamis dan bisa digunakan di
seluruh jagat raya.
Pendapat
ini hampir senada dengan Budi Rahardjo (2002). Menurutnya, manfaat
internet bagi pendidikan adalah dapat menjadi akses kepada sumber
informasi, akses kepada nara sumber, dan sebagai media kerjasama.
Akses kepada sumber informasi yaitu sebagai perpustakaan on-line,
sumber literatur, akses hasil-hasil penelitian, dan akses kepada
materi kuliah. Akses kepada nara sumber bisa dilakukan komunikasi
tanpa harus bertemu secara fisik. Sedangkan sebagai media kerjasama
internet bisa menjadi media untuk melakukan penelitian bersama atau
membuat semacam makalah bersama.
Internet
sebagai media pendidikan memiliki banyak keunggulan,. Namun tentu
saja memiliki kelemahan; seperti yang disampaikan oleh Budi Rahardjo
(2002) adalah infrastruktur internet masih terbatas dan mahal,
keterbatasan dana, dan budaya baca kita masih lemah. Di sinilah
tantangan bagaimana mengembangkan model pembelajaran melalui
internet. Dengan begitu guru- guru akan mengatakan
”Siapa takut”
ketika dihadapkan pada internet yang menyimpan segala informasi dan
sebagai sumber belajar siswa dan guru di dalam kelas.
Strategi
pembelajaran yang meliputi pengajaran, diskusi, membaca, penugasan,
presentasi dan evaluasi, secara umum keterlak sanaannya tergantung
dari satu atau lebih tiga model dasar dialog atau komunikasi sebagai
berikut ( Boettcher, 1999) (a) komonikasi antara guru dengan siswa,
(b) komonikasi antara siswa dengan sumber
belajar, dan (c) komonikasi siswa dengan siswa.
Apabila
ketiga aspek tersebut dapat diselenggarakan dengan komposisi yang
serasi, maka diharapkan akan terjadi proses pembelajaran yang
optimal. Pakar pendidikan menyatakan bahwa keberhasilan pencapaian
tujuan dari pembelajaran sangat ditentukan oleh keseimbangan antara
ke3 aspek tersebut (Pelikan, 1992).
Sekolah
merupakan sebuah sistem yang tidak dapat dipisahkan antara subsistem
dengan sub sistem lainnya yaitu meliputi pihak sekolah , pemerintah
daerah dan pemrintah pusat,komite sekolah, dan peran masyarakat.
Sekolah yang ingin memanfaatkan internet sebagai media pembelajaran
harus bisa diberi otonomi dan keluwesan-keluwesan yang lebih besar
dalam mengelola sumberdaya pendidikan di sekolah tersebut. Hal ini
akan mengingatkan kita pada Manajemen Berbasis sekolah (MBS), adanya
keberagaman dalam mengelola sekolah, asal tetap dalam koridor
kebijakan pendidikan nasional. Implementasi dari MBS tersebut adalah
sebagai berikut : (1) sekolah lebih memperbanyak mitranya dan
melibatkan mereka dalam Penyelenggaraan sekolah, diantaranya komite,
Lembaga swadaya Masyarakata, sektor swasta, organisasi profesi dan
orang tua. (2) Bangun kapisitas sekolah yang meliputi perencanaan,
sumber daya manuSia, kurikulum, kesiswaan, sarana dan prasarana,
pendanaan,kepemimpiana oranisasi, administrasi, dll. (3) Membuat
rencana pengembangan sekolah yang dijiwai oleh MBS
(otonomi,partisipasi, keterbukaan, akuntabilitas, kerjasama dan
subainabilitas) yang isinya antara lain : (a) visi,misi, strategi,
tujuan, dan sasaran, (b) identifikasikan urusan-urusan sekolah yang
dperlukan untuk mencapai setiap sasran. (c) sekolah melakukan
analisis SWOT untuk mengetahui tingkat kesiapan setap faktor dalam
setiap urusan / atau fungsi sekolah (d) pilihlah langkah – langkah
pemecaahan persoalan, (e) buatkan rencana
dari rincian program untuk merealisasikan rencana.
Bila
kita melihat konteks diatas maka, sekolah akan mampu menciptakan
pembelajaran yang berbasis internet dengan melibatkan semua pihak,
dan adanya keterbukaan serta mampu membuat program yang baik dengan
melakukan kerjasama kepada semua pihak dan setiap guru mampu
meningkatkan kompetensinya dalam penguasaan komputer, sehingga
diharapkan dapat memanfaatkan media internet sebagai media
pembelajaran di kelas/ di sekolah.
Manfaat
internet pada dasarnya tidak terlepas dari kekurangan-kekurangan yang
ada. Hal ini sangat tergantung pada institusi pendidikan, apalagi
jikalau metode ini dipergunakan maka akan berimplikasi pada : 1)
ketersediaan sarana pendukung yang harus menunjang; 2) ketersediaan
jaringan internet yang memadai; 3) serta perlu pula didukung oleh
tingkat kecepatan yang memadai.
Dilain
pihak, Bullen, (2001), Beam, (1997), dalam Soekartawi (2003),
menyatakan bahwa kelemahan penggunaan internet adalah : 1) Kurangnya
interaksi antara guru dan siswa atau bahkan antar siswa itu sendiri.
Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam
proses belajar dan mengajar; 2) Kecenderungan mengabaikan aspek
akademik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek
bisnis/komersial; 3) Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah
pelatihan daripada pendidikan; 4) Berubahnya peran guru dari yang
semula menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini juga dituntut
mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan ICT; 5) Siswa yang
tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal; 6)
Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet (mungkin hal ini
berkaitan dengan masalah tersedianya listrik, telepon ataupun
komputer); 7) Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki
ketrampilan soal-soal internet.
Berdasarkan
pemahaman diatas, maka nampaklah bagi kita bahwa internet pada
dasarnya memiliki peranan yang cukup besar dan sangat penting dalam
pengembangan pendidikan. Namun hal ini juga perlu ditunjang oleh
ketersediaan sarana-prasarana yang mendukung, serta kesiapan
pendidikan dan peserta didik untuk beradaptasi dengan teknologi
internet.
Judul Asli : "INTERNET MENJADI ALTERNATIF UNTUK SUMBER BELAJAR DAN MEDIA PENDIDIKAN JARAK JAUH"
Oleh: Sandi Putra Wjaya