Tampilkan postingan dengan label rpp tematik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label rpp tematik. Tampilkan semua postingan

Kamis, 28 Agustus 2014

Penilaian otentik (Authentic assessment) pada pembelajaran tematik.

Penilaian otentik (Authentic assessment) pada pembelajaran tematik. image

Penilaian dalam pembelajaran tematik menggunakan jenis penilaian otentik.

a. Karakteristik penilaian otentik menurut Nurhadi (2004:173) adalah sebagai berikut:

1) Melibatkan pengalaman nyata (involves real-word experience)

2) Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung.

3) Mencakup penilaian pribadi (self assessment) dan refleksi.

4) Yang diukur ketrampilan dan performansi, bukan mengingat fakta.

5) Berkesinambungan.

6) Terintegrasi .

7) Dapat digunakan sebagai umpan balik.

8) Kriteria keberhasilan dan kegagalan diketahui siswa dangan jelas.

b. Tujuan penilaian otentik

1) Menilai kemampuan individu melalui tugas tertentu.

2) Menentukan kebutuhan pembelajaran.

3) Membantu dan mendorong siswa.

4) Membantu dan mendorong guru untuk membelajarkan lebih baik.

5) Menentukan strategi pembelajaran.

6) Akuntabilitas lembaga.

7) Meningkatkatkan kualitas pendidikan.

c. Prinsip-prinsip penilaian otentik

1) Keeping track, penilaian otentik mampu menelusuri dan melacak kemajuan siswa sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah ditetapkan.

2) Checking up, penilaian otentik mampu mengecek ketercapaian kemampuan siswa dalam proses pembelajaran.

3) Finding out, penilaian harus mampu mencari dan menemukan serta mendeteksi kesalahan-kesalahan yang menyebabkan terjadinya kelemahan dalam proses pembelajaran

4) Summing up, penilaian harus mampu menyimpulkan apakah peserta didik telah mencapai kompetensi yang ditetapkan.

d. Jenis penilaian otentik

1. Tes standar prestasi

2. Tes buatan guru

3. Catatan kegiatan

4. Catatan anekdot

5. Skala sikap

6. Catatan tindakan

7. Konsep pekerjaan

8. Tugas individu

9. Tugas kelompok atau kelas

10. Diskusi

11. Wawancara

12. Catatan pengamatan

13. Peta perilaku

14. Portofolio

15. Kuesioner

16. Pengukuran sosiometri.

BACA SELENGKAPNYA »

Rabu, 27 Agustus 2014

Langkah-langkah penggunaan pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik

Langkah-langkah penggunaan pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik,

a. Invitasi/apersepsi

Pada tahap ini guru melakukan brainstrorming dan menghasilkan kemungkinan topik untuk penyelidikan. Topik dapat bersifat umum atau khusus, tetapi harus mampu menimbulkan minat siswa dan memberikan wilayah yang cukup untuk penyelidikan. Menurut Aisyah (2007), apersepsi dalam kehidupan dapat dilakukan, yaitu dengan mengaitkan peristiwa yang telah diketahui siswa dengan materi yang akan dibahas. Dengan demikian, tampak adanya

kesinambungan pengetahuan karena diawali dari hal-hal yang telah diketahui siswa sebelumnya dan ditekankan pada keadaan yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari (kontekstual)

b. Eksplorasi

Pada tahap ini siswa dibawah bimbingan guru mengidentifikasi topik penyelidikan. Pengumpulan data dan informasi selengkap-lengkapnya tentang materi dapat dilakukan dengan bertanya (wawancara), mengamati, membaca, mengidentifikasi, serta menganalisis (menalar) dari sumber-sumber langsung (tokoh, obyek yang diamati) atau sumber tidak langsung misalnya buku, Koran, atau sumber-sumber informasi publik yang lain.  image

c. Mengusulkan penjelasan/solusi

Pada tahap ini seluruh informasi, temuan, sintesa yang telah dikembangkan dalam proses penyelidikan dibahas dengan teman secara berpasangan ataupun dalam kelompok kecil. Saling mengkomunikasikan hasil temuan, menguji hipotesis kemudian melaporkan atau menyajikannya di depan kelas untuk menggambarkan temuan setelah pembahasan. Menurut Aisyah (2007) tahap ini adalah tahap proses pembentukan konsep yang dapat dilakukan melalui berbagai pendekatan dan metode. Misalnya pendekatan ketrampilan proses, life skill, demonstrasi, eksperimen, diskusi kelompok, bermain peran dan lain-lain.

d. Mengambil tindakan

Berdasarkan temuan yang dilaporkan siswa menindaklanjuti dengan menyusun simpulan serta penerapan dari emuan-temuannya. Untuk mengungkap pengetahuan dan penguasaan siswa terhadap materi dapat dilakukan melalui evaluasi. Evaluasi merupakan suatu bentuk pengukuran atau penilaian terhadap suatu hasil yang telah dicapai.

Evaluasi meliputi:

1) Pemahaman konsep dan prinsip sains dalam kehidupan sehari-hari.

2) Penerapan konsep dan ketrampilan sains dalam kehidupan sehari-hari.

3) Penggunaan proses ilmiah dalam pemecahan masalah.

4) Pembuatan keputusan yang didasarkan pada konsep-konsep ilmiah. e. Penilaian pembelajaran tematik menggunakan 5 (lima) domain, yaitu:

1) Konsep, meliputi penguasaan konsep dasar, fakta dan generalisasi.

2) Proses, penggunaan proses ilmiah dalam menemukan konsep pada saat penyelidikan (eksplorasi)clip_image001[9]

3) Aplikasi, penggunaan konsep dan proses dalam situasi yang baru atau dalam kehidupan.

4) Kreativitas, pengembangan kuantitas dan kualitas pertanyaan, penjelasan, dan tes untuk memvalidasi penjelasan secara personal.

5) Sikap, mengembangkan sikap positif.

Penilaian otentik sesuai diterapkan dalam penilaian pembelajaran tematik integrative.

BACA SELENGKAPNYA »

Selasa, 26 Agustus 2014

Implikasi Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar

Implikasi Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar

a. Bagi guru

Pembelajaran tematik memerlukan guru yang kreatif baik dalam menyiapkan kegiatan/pengalaman belajar bagi anak, juga dalam memilih kompetensi dari berbagai mata pelajaran dan mengaturnya agar pembelajaran menjadi lebih bermakna, menarik, menyenangkan dan utuh. image

 

b. Bagi siswa

1) Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang dalam pelaksanaannya dimungkinkan untuk bekerja baik secara individual, pasangan, kelompok kecil ataupun klasikal.

2) Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang bervariasi secara aktif misalnya melakukan diskusi kelompok, mengadakan penelitian sederhana, dan pemecahan masalah

 

c. Terhadap sarana prasarana, sumber belajar dan media pembelajaran.

1) Pembelajaran tematik pada hakekatnya menekankan pada siswa baik secara individual maupun kelompok untuk aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan otentik. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya memerlukan berbagai sarana dan prasarana belajar.

2) Pembelajaran ini perlu memanfaatkan berbagai sumber belajar baik yang sifatnya didesain secara khusus untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran (by design), maupun sumber belajar yang tersedia di lingkungan yang dapat dimanfaatkan (by utilization).

3) Pembelajaran ini juga perlu mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran yang bervariasi untuk membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang abstrak.

4) Penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar menggunakan buku ajar yang sudah ada saat ini demikian pula cara guru membelajarkannya. Namun masih dimungkinkan pula untuk menggunakan buku suplemen sebagai bahan pengembangan.

BACA SELENGKAPNYA »

Senin, 25 Agustus 2014

Hakikat Pembelajaran Tematik

Hakikat Pembelajaran tematik Kurikulum 2013

1). Belajar pada hakekatnya merupakan proses perubahan yang terjadi berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, dan pengetahuan. Perubahan ini bersifat menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.

2). Pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses interaksi antar anak dengan anak, anak dengan sumber belajar dan anak dengan pendidik. Kegiatan pembelajaran ini akan menjadi bermakna bagi anak jika dilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa aman bagi anak. Proses belajar bersifat individual dan kontekstual, artinya proses belajar terjadi dalam diri individu sesuai dengan perkembangannya dan lingkungannya. image

3.) Belajar bermakna (meaningfull learning) merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur

kognitif seseorang. Kebermaknaan belajar sebagai hasil dari peristiwa mengajar ditandai oleh terjadinya hubungan antara aspek-aspek, konsep-konsep, informasi atau situasi baru dengan komponen-komponen yang relevan di dalam struktur kognitif siswa. Dahulu siswa ”diberi” tahu, sekarang siswa ”mencari” tahu. Proses belajar tidak sekadar menghafal konsep-konsep atau fakta-fakta belaka, tetapi merupakan kegiatan menghubungkan konsep-konsep untuk menghasilkan pemahaman yang utuh, sehingga konsep yang dipelajari akan dipahami secara baik dan tidak mudah dilupakan. Dengan demikian, agar terjadi pembelajaran bermakna maka guru harus selalu berusaha menciptakan aktivitas siswa untuk selalu mencari tahu.

Dengan kata lain, belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami langsung apa yang dipelajarinya dengan mengaktifkan lebih banyak indera dari pada hanya mendengarkan orang/guru menjelaskan.

BACA SELENGKAPNYA »

Minggu, 24 Agustus 2014

Konsep model pembelajaran tematik

Konsep pembelajaran tematik merupakan konsep pembelajaran terpadu. Konsep model pembelajaran tematik yang dipelajari di Indonesia adalah konsep pembelajaran terpadu yang dikembangkan oleh Fogarty (1990). Model pembelajaran terpadu yang dikembangkan oleh Fogarty berawal dari konsep pendekatan interdisipliner yang dikembangkan oleh Jacob (Hesti;2008)

Model pembelajaran tematik yang digunakan pada kurikulum di Indonesia ada tiga yakni:

a). Model hubungan/terkait (connected model)

Pada model pembelajaran ini ciri utamanya adalah adanya upaya untuk menghubungkan beberapa materi (bahan kajian) ke dalam satu disiplin ilmu. Sebuah model penyajian yang menghubungkan, materi satu dengan materi yang lain. Menghubungkan tugas/keterampilan yang satu dengan tugas/ketrampilan yang lain. Keunggulan model ini, peserta didik memperoleh gambaran yang menyeluruh tentang sebuah konsep, sehingga transfer pengetahuan lebih mudah dilakukan karena konsep pokok dikembangkan secara terus menerus.

Model tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

clip_image002

 

2). Model jaring laba-laba (webbed model)

Model pembelajaran ini diawali dengan pemilihan tema. Setelah tema ditentukan dilanjutkan dengan pemilihan sub-sub tema dengan memperhatikan keterkaitannya antar mata pelajaran. Aktivitas belajar siswa direncanakan

berdasarkan sub-sub tema yang sudah ditentukan. Keuntukan model pembelajaran ini bagi peserta didik adalah diperolehnya pandangan secara utuh tentang kegiatan dari ilmu yang berbeda-beda.

Model tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

clip_image005

3).Model terpadu (integrated model)

Model pembelajaran ini menggunakan pendekatan antar mata pelajaran yang dipadukan. Beberapa mata pelajaran dicari konsep, sikap, dan ketrampilan yang tumpang tindih dipadukan menjadi satu. Kegiatan guru pertama menyeleksi konsep, nilai-nilai dan ketrampilan yang memiliki keterkaitan erat satu sama lain dari berbagai mata pelajaran. Keuntungan medel pembelajaran ini bagi peserta didik adalah lebih mudah mengaitkan materi pembelajaran dari berbagai mata pelajaran. Model inilah yang dikembangkan sebagai pembelajaran tematik terpadu di kurikulum 2013.

BACA SELENGKAPNYA »

Landasan utama pembelajaran tematik

National Science Teacher Association (NSTA) mendefinisikan pendekatan ini sebagai belajar/mengajar sains dan teknologi dalam konteks pengalaman manusia. Pendidikan sains pada hakekatnya merupakan upaya pemahaman, penyadaran, dan pengembangan nilai positif tentang fenomena alam dan sosial yang meliputi produk dan proses. image

Landasan utama konsep pembelajaran tematik yaitu:

a.    filosofis
Secara filosofis pengembangan kurikulum mengacu pada filosofi pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai luhur, nilai akademik, kebutuhan peserta didik dan masyarakat, pengembangan kurikulum berbasis kompetensi.

b.    Yuridis
Landasan yuridis pengembangan kurikulum ada dua yakni:
1)    RPJMN 2010-2014 sektor pendidikan, yaitu tentang perlunya perubahan metodologi pembelajaran dan penataan kurikulum.
2)    Inpres nomor 1 tahun 2010 tentang percepatan pelaksanaan prioritas pembangunan nasional, penyempurnaan kurikulum dan metode pembelajaran aktif berdasarkan nilai budaya bangsa untuk membentuk daya saing dan karakter bangsa.

c.    Psikologis
Landasan pengembangan pembelajaran tematik secara psikologis adalah mengacu pada teori Gestalt. Gestalt berasal dari bahasa Jerman yang berarti bentuk yang utuh atau pola kesatuan. Teori ini memandang kejiwaan manusia  terikat  pada  pengamatan  yang  berbentuk  wujud  menyeluruh “whole configuration”

BACA SELENGKAPNYA »

Sabtu, 23 Agustus 2014

Pengertian Pembelajaran Tematik Terpadu

Pembelajaran tematik terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema. Pengintegrasian tersebut dilakukan dalam dua hal, yaitu integrasi sikap, keterampilan dan pengetahuan dalam proses pembelajaran dan integrasi berbagai konsep dasar yang berkaitan. Tema merajut makna berbagai konsep dasar sehingga peserta didik tidak belajar konsep dasar secara parsial. Dengan demikian pembelajarannya memberikan makna yang utuh kepada peserta didik seperti tercermin pada berbagai tema yang tersedia. image

Dalam pembelajaran tematik terpadu, tema yang dipilih berkenaan dengan alam dan kehidupan manusia. Untuk kelas I, II, dan III, keduanya merupakan pemberi makna yang substansial terhadap mata pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, Seni-Budaya dan Prakarya, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Di sinilah Kompetensi Dasar dari IPA dan IPS yang diorganisasikan ke mata pelajaran lain memiliki peran penting sebagai pengikat dan pengembang Kompetensi Dasar mata pelajaran lainnya.

Dari sudut pandang psikologis, peserta didik belum mampu berpikir abstrak untuk memahami konten mata pelajaran yang terpisah kecuali kelas IV, V, dan VI sudah mulai mampu berpikir abstrak. Pandangan psikologi perkembangan dan Gestalt memberi dasar yang kuat untuk integrasi Kompetensi Dasar yang diorganisasikan dalam pembelajaran tematik. Dari sudut pandang transdisciplinarity maka pengotakan konten kurikulum secara terpisah ketat tidak memberikan keuntungan bagi kemampuan

BACA SELENGKAPNYA »

Kamis, 31 Juli 2014

Perencanaan Pembelajaran Tematik

Bagaimana dengan Perencanaan Pembelajaran Tematik?

Perencanaan pembelajaran tematik dapat dilakukan dengan prosedur tertentu. Untuk memahami prosediur penyusunannya dapat dilihat pada diagram di bawah ini.

Diagram penyusunan perencanaan pembelajaran tematik

clip_image002

Sebagai contoh terdapat beberapa tema antara lain seperti di bawah ini

clip_image004

Selanjutnya melakukan pemetaan tema. Misal seperti format di bawah ini.

clip_image006

Dilanjutkan dengan:

clip_image008

Menyusun RPP sesuai sistematika dalam Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 dimana pada identitas khusus mata pelajaran diganti dengan tema.

Misal:

clip_image010

clip_image012

dan seterusnya.

BACA SELENGKAPNYA »

Sabtu, 28 Juni 2014

RPP KURIKULUM 2013 SD TEMATIK CONTOH

CONTOH RPP SD TEMATIK KURIKULUM 2013 image

RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN

SATUAN PENDIDIKAN       :

TEMA/SUBTEMA                  :Diriku/Aku dan Teman Baru

KELAS/SEMESTER               : I/1(satu)

MATERI POKOK                   :Perkenalan Diri

ALOKASI WAKTU                : 4 x 35 menit

A.    KOMPETENSI INTI (KI)

1.      Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.

2.      Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.

3.      Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.

4.      Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B.           Kompetensi Dasar dan Indikator

B.1 Kompetensi Dasar

B.1.1. Kompetensi Dasar KI-1

PPKn

1.1.            Menerima keberagaman karakteristik individu dalam kehidupan beragama sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa di lingkungan rumah dan sekolah

B.1.2. Kompetensi Dasar KI-2

Bahasa  Indonesia

2.1. Memiliki kepedulian dan rasa ingin tahu terhadap keberadaan wujud dan sifat benda melalui pemanfaatan bahasa Indonesia dan/atau bahasa daerah

2.2. Memiliki rasa percaya diri terhadap keberadaan tubuh melalui pemanfaatan bahasa Indonesia dan/atau bahasa daerah

PPKn

1.1. Menerima keberagaman karakteristik individu dalam kehidupan beragama sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa di lingkungan rumah dan sekolah

2.1. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru sebagai perwujudan nilai dan moralPancasila

SBDP

2.1. Menunjukkan rasa percaya diri untuk berlatih mengekspresikan diri dalam mengolah karya seni

PJOK

2.1. Menunjukkan perilaku percaya diri dalam melakukan berbagai aktivitas fisik dalam bentuk permainan

B.1.3 Kompetensi Dasar KI-3

B.1.4. Kompetensi Dasar KI-4

PPKn

4.2. Melaksanakan tata tertib dirumah dan di sekolah

Indikator

Menjalankan peraturan padapermainan di sekolah

Bahasa Indonesia

4.4. Menyampaikan teks cerita diri/personal tentang keluarga secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu penyajian

Indikator

• Memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap

• Memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama panggilan

• Menyebutkan nama temannya

PJOK

4.3 Mempraktikkan pola gerak dasar manipulatif yang dilandasi konsep gerak dalam berbagai bentuk permainan sederhana dan atau permainan tradisional

Indikator

• Melakukan gerakan melempar

• Melakukan gerakan menangkap

SBDP

4.1.Menggambar ekspresi dengan mengolah garis, warna dan bentuk berdasarkan hasil pengamatan di lingkungan sekitar

Indikator

Memberi hiasan pada kartu nama

C.     Tujuan Pembelajaran

·         Setelah mengikuti permainan lembar bola,siswa dapat memperkenalkan diri denganmenyebutkan nama panggilan secara benar.

·         Dengan melakukan permainan siswa dapatmenyebutkan nama lengkap dengan benar.

·         Setelah mendengarkan penjelasan guru, siswadapat menghias kartu nama dengan rapi.

D.            MATERI PEMBELAJARAN

Cara memperkenalkan diri sendiri.

Melakukan gerak melempar

Menghias kartu nama

Perilaku tertib

E.                 METODE PEMBELAJARAN

Permainan/simulasi, tanya jawab, bernyanyi

F.                  MEDIA, ALAT, DAN SUMBER BELAJAR

·        Bola plastik atau bola dari kertas bekas yang dibuatmenjadi bentuk bola,

·        Karton/kertas/kardus bekas yang sudah dipotong-potong dan diberi nama masing-masingsiswa

·        Pensil warna/spidol yang bisa digunakan untukmenghias kartu yang sudah disediakan

·        Tali/peniti/alat lain untuk memasangkan kartunama

·        Buku siswa


G.                LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

Sesi Pertama (Mengenal Teman Baru)

a.       Pendahuluan/Kegiatan Awal

Guru membuka pelajaran dengan menyapa siswa dan menanyakan kabar mereka serta bagaimana perasaan mereka di kelas yang baru. Guru menjelaskan apa kegiatan yang akan mereka lakukan hari ini dan apa tujuan yang akan dicapai dari kegiatan tersebut dengan bahasa yang sederhana dan dapat difahami oleh siswa.

b.      Kegiatan Inti

1. Guru memperkenalkan diri kepada siswa.

2. Guru meminta siswa membuka buku siswa hal. 1 dan membacakan teks dan nama-nama teman Udin.

3. Guru menunjukkan cara berkenalan, seperti yang dilakukan Edo dan Beni di buku siswa hal. 2.

4. Siswa diajak untuk saling berkenalan melalui sebuah permainan lempar bola dan menjelaskan aturan bermainnya yaitu siswa diminta melingkar (boleh duduk atau berdiri).

5. Permainan dimulai dari guru dengan memperkenalkan diri, ”Selamat pagi, nama saya Ibu/Bapak....nama panjang....biasa dipanggil Ibu/Bapak.... kemudian, melempar bola pada salah satu siswa (hindari pelemparan bola dengan keras)

6. Siswa yang berhasil menangkap bola harus menyebutkan nama lengkap dan nama panggilan. Kemudian, dia melempar kepada teman lain. Teman yang menangkap lemparan bola, menyebutkan nama lengkap dan nama panggilan.

7. Demikian seterusnya hingga seluruh siswa memperkenalkan diri.

8. Setelah semua memperkenalkan diri, guru mengajak siswa untuk bernyanyi sambil mengingat kembali nama-nama teman di kelas. Guru bisa menggunakan lagu yang ada di buku siswa.

Lirik lagu “Siapa Namamu”

Ciptaan A.T. Mahmud

 

1 2 / 3 . / 3 4 / 5 ./

Sia pa kah na ma mu

5 4 / 3 . / 3 3 /1 . //

Na ma ku .............

(sebutkan nama anak)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


9. Siswa berada pada posisi lingkaran. Guru menyanyi sambil menepuk salah satu siswa, lalu siswa itu menyebutkan namanya. Lalu siswa tersebut sambil menyanyi “Siapakah Namamu” menepuk teman di sebelahnya dan teman tersebut menyebutkan namanya sambil mengikuti irama lagunya dan seterusnya.

10. Kegiatan ditutup dengan diskusi pentingnya saling mengenal, dimulai dari mengenal nama.

 

 

c.       Penutup

Guru mengulas kembali kegiatan yang sudah dilakukan dan meminta siswa melakukan refleksi dari kegiatan yang baru saja mereka lakukan, Guru mengarahkan siswa untuk menyampaikan pendapat dan perasaannya selama melakukan kegiatan.

 

Sesi Kedua (Membuat Kartu Nama)

a.        Pendahuluan/Kegiatan Awal

Guru melakukan kegiatan penyegaran untuk untuk membuat siswa bersemangat. Guru melakukan review kegiatan pada sesi pertamadan menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan selanjutnya serta tujuan yang hendak dicapai pada kegiatan tersebut.

b.       Kegiatan Inti

1. Guru menjelaskan bahwa untuk dapat mengenal nama teman, kita bisa juga menggunakan kartu nama.

2. Guru menyampaikan bahwa siswa akan membuat kartu nama mereka masingmasing.

3. Guru membagikan potongan-potongan karton dengan nama masing-masing siswa.

4. Guru menunjukkan kartu namanya sendiri yang sudah dibuat sebelumnya sebagai contoh.

5. Siswa diminta untuk menghias dan atau mewarnai kartu nama mereka masingmasing.

6. Siswa diminta menggunakan kartu namanya selama berada di sekolah ataumenempelkan semua kartu nama di kelas.

 

c.        Penutup

Guru meminta siswa merapikan pekerjaannya, dan menanyakan apakah siswa puas dengan pekerjaannya. Dengan arahan guru siswa melakukan refleksi dari kegiatan yang sudah dilakukan.

 

H.                PENILAIAN

H.1 Teknik Penilaian

a.       Unjuk Kerja Kegiatan Perkenalan

b.      Unjuk Kerja Membuat Kartu Nama

H.2 Instrumen Penilaian

No

Kriteria

Baik Sekali

Baik

Cukup

Perlu Bimbingan

1.

Kemampuan memperkenal-kan diri

Siswa mampu menyebutkan nama panjang dan nama panggilan

Siswa mampu menyebutkan nama panjang

Siswa hanya mampu menyebutkan nama panggilan

Siswa belum mampu memperkenalkan diri

2.

Kemampuan menjalankan aturan permainan

Siswa mampu melakukan permainan sesuai dengan instruksi tanpa pengarahan ulang

Siswa mampu melakukan permainan sesuai aturan tetapi dengan satu kali arahan ulang

Siswa mampu melakukan permainan sesuai aturan, tetapi dengan lebih dari satu kali arahan ulang

Siswa belum mampu melakukan permainan sesuai dengan aturan

3.

Kemampuan melakukan gerakan melempar dan menangkap

Siswa mampu melempar dan menangkap bola dengan akurat tidak pernah meleset

Siswa mampu melempar dan menangkap bola tetapi satu-dua kali meleset

Siswa mampu melempar dan menangkap bola tetapi lebih dari 3 kali meleset

Siswa belum mampu melempar dan menangkap bola

 

H3. Rubrik Kegiatan Membuat Kartu Nama

No.

Kriteria

Baik sekali

Baik

Cukup

Perlu bimbingan

1.

Komponen kartu nama

Memenuhi 3 komponen (gambar/foto diri, hiasan, dan bentuk yang unik)

Memenuhi 2 dari 3 komponen

Hanya memnuhi 1 dari 3 komponen

Tidak memenuhi 3 komponen

2.

Jumlah warna yang digunakan

Menggunakan 4 warna atau lebih

Menggunakan 3 warna

Menggunakan 2 warna

Menggunakan 1 warna

 

H.4 Pedoman penilaian dan penskoran

Format Pengamatan Kegiatan Perkenalan dan Penilaian

No.

Nama Siswa

Kemampuan memperkenal-kan diri

Kemampuan menjalankan aturan permainan

Kemampuan melakukan gerakan melempar dan menangkap

Total Skor

Nilai

1.

Siti

4

3

4

11

 x 100=91,7

2.

Dayu

3

3

3

9

 

3.

Udin

4

3

2

9

 

4.

Edo

4

3

4

11

 

...

....

 

 

 

 

 

...

....

 

 

 

 

 

 

 

 

H5. Format penilaian kegiatan membuat kartu nama

No.

Nama Siswa

Komponen Kartu Nama

Jumlah warna yang digunakan

Total Skor

Nilai

1.

Siti

4

3

7

 x 100=87,5

2.

Dayu

3

3

6

 

3.

Udin

4

3

7

 

4.

Edo

4

3

7

 

...

....

 

 

 

 

...

....

 

 

 

 

 

H.4 Refleksi

* Hal-hal yang perlu menjadi perhatian

.............................................................................................................................................

* Siswa yang perlu mendapat perhatian khusus

...........................................................................................................................................

 

* Hal-hal yang menjadi catatan keberhasilan

.............................................................................................................................................

BACA SELENGKAPNYA »

Artikel Favorit