Tampilkan postingan dengan label pembelajaran. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label pembelajaran. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 12 Juli 2014

Teknik penilaian dalam Pembelajaran Berbasis Masalah

Teknik penilaian dalam Pembelajaran Berbasis Masalah

Sebetulnya tidak ada teknik penilaian khusus yang diperuntukkan dalam Pembelajaran Berbasis Masalah. Hal yang penting bagi guru adalah dapat mengumpulkan informasi penilaian yang valid dan reliabel. Mengingat tujuan Pembelajaran Berbasis Masalah bukan untuk pemerolehan sejumlah besar pengetahuan deklaratif, maka penilaian tidak cukup hanya melalui tes tertulis. Sesuai tujuan Pembelajaran Berbasis Masalah, secara spesifik penilaian dalam Pembelajaran Berbasis Masalah dapat ditujukan untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah atau kemampuan berpikir kritis.  image

Penilaian kinerja dipandang cocok dalam Pembelajaran Berbasis Masalah. Penilaian kinerja memungkinkan peserta didik menunjukkan apa yang dapat mereka lakukan bila dihadapkan pada situasi-situasi masalah nyata, sehingga dapat digunakan untuk mengukur potensi pemecahan masalah peserta didik di samping kemampuan kerja kelompok. Penilaian kinerja tersebut dilakukan dalam bentuk checklists dan rating scale.

PBM memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan keterampilan sosial atau keterampilan kolaboratif melalui aktivitas diskusi. Keterampilan tersebut dapat meliputi keterampilan bekerja sama, keterampilan interpersonal, dan peran aktif dalam kesuksesan kelompok. Keterampilan tersebut dapat dinilai melalui observasi.

BACA SELENGKAPNYA »

Pembelajaran Berbasis Masalah di SMA

Contoh langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah di SMA image

Sekolah

: SMA Mutiara Bangsa

Mata pelajaran

: Bahasa Inggris

Kelas/semester

: X/1

Materi pokok

: Teks deskriptif lisan dan tulis, sederhana, tentang orang, tempat wisata, dan bangunan bersejarah terkenal

clip_image001Alokasi waktu

: 2 JP

   

Kompetensi Dasar (KD)

1.1

Mensyukuri kesempatan dapat mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar komunikasi internasional yang diwujudkan dalam semangat belajar

2.3

Menunjukkankan perilaku tanggung jawab, peduli, kerjasama, dan cinta damai, dalam melaksanakan komunikasi fungsional

3.7

Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan pada teks deskriptif sederhana tentang orang, tempat wisata, dan bangunan bersejarah terkenal, sesuai dengan konteks penggunaannya.

 

Indikator:

 

§ Mengidentifikasi fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan dari teks deskriptif

 

§ Membandingkan teks deskripsi dalam bahasa Inggris dengan bahasa Indonesia

4.8

Menangkap makna dalam teks deskriptif lisan dan tulis sederhana.

 

Indikator:

 

§ Menceritakan kembali teks deskriptif secara lisan dan tulisan

4.9

Menyunting teks deskriptif lisan dan tulis, sederhana, tentang orang, tempat wisata, dan bangunan bersejarah terkenal, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai konteks.

 

Indikator:

 

§ Menyunting teks dari segi struktur dan kebahasaan

 

§ Melengkapi teks yang belum sempurna

4.10

Menyusun teks deskriptif lisan dan tulis sederhana tentang orang, tempat wisata, dan bangunan bersejarah terkenal, dengan memperhatikan tujuan, struktur teks, dan unsur kebahasaan, secara benar dan sesuai dengan konteks

 

Indikator:

 

§ Mengelompokkan teks sesuai dengan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan

 

§ Membuat kliping deskripsi tentang orang, tempat wisata atau bangunan bersejarah yang mereka sukai

Pertemuan Ke...

Pendahuluan (... menit)

1. Peserta didik berdoa dan mempersiapkan diri untuk mengikuti proses pembelajaran

2. Guru mengecek kehadiran peserta didik

3. Guru memberikan motivasi belajar

4. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai (Tahap 1: mengorientasi peserta didik pada masalah)

Kegiatan Inti (... menit)

1. Peserta didik mengamati gambar sebuah pantai yang tidak terurus dengan menggunakan worksheet 1. (Tahap 1: mengorientasi peserta didik pada masalah)

2. Peserta didik bertanya tentang gambar yang diperlihatkan. Contohnya: “Where is the beach located?, “Why is the beach dirty?”, “Is there anybody responsible for the rubbish?

3. Peserta didik mengemukakan pendapatnya (mengkomunikasikan) tentang gambar di atas.

4. Guru membentuk peserta didik dalam kelompok, kemudian memberikan teks deskriptif.

5. Peserta didik membaca (mengamati) teks deskripsi yang diberikan oleh guru (Tahap 2: mengorganisasi peserta didik untuk belajar).

6. Dengan bimbingan guru, peserta didik menggaris bawahi (mengumpulkan informasi) fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan dari teks yang dibaca. Kemudian menuliskannya di worksheet 2. (Tahap 3: membimbing penyelidikan individual maupun kelompok)

7. Peserta didik mendiskusikan hasil kerjanya (mengkomunikasikan) dengan kelompok yang lain dan dikonfirmasi oleh guru. (Tahap 4: mengembangkan dan menyajikan hasil karya)

8. Dengan bimbingan guru, peserta didik merefleksi aktivitas pembelajaran yang telah dilakukan. (Tahap 5: menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah)

9. Guru memberikan penguatan (mengasosiasi) terkait materi yang telah dibahas.

Kegiatan Penutup (... menit)

1. Guru memberikan umpan balik.

2. Guru bersama-sama peserta didik membuat rangkuman materi yang telah mereka pelajari.

3. Guru memberikan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas (secara berkelompok).

4. Guru menjelaskan informasi rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.

BACA SELENGKAPNYA »

Jumat, 11 Juli 2014

Contoh Kegiatan Pembelajaran (PBM) Yang Baik

Contoh Kegiatan PBM Yang Baik. Sesuai dengan Permendikbud No. 65 tahun 2013 tentang standar proses, kegiatan pembelajaran terdiri atas tiga tahap, yaitu pendahuluan, inti, dan penutup. Tahapan 1 PBM dapat dikategorikan sebagai bagian dari tahapan pendahuluan. Sementara tahapan 2, 3, 4, dan 5 merupakan tahapan inti. Namun, tahapan 5 dapat pula dikategorikan sebagai tahapan penutup. Dalam kegiatan pembelajaran, beberapa peserta didik mungkin memerlukan penguatan/pengayaan dan beberapa lainnya memerlukan remidi. Kegiatan penguatan/pengayaan dilakukan untuk memperkuat dan memperkaya pemahaman peserta didik yang telah mencapai atau melampaui pencapaian kompetensi minimal. Pengayaan dapat berbentuk tugas proyek yang dilakukan di luar jam pelajaran. Di sisi lain, kegiatan dilakukan untuk memfasilitasi dan membantu peserta didik yang belum mencapai penguasaan kompetensi minimal yang ditentukan. image

Berikut adalah contoh kegiatan PBM, khsususnya pada mata pelajaran IPA, yang terdiri atas tahapan pendahuluan, inti, dan penutup.

a. Pendahuluan

Pada tahap ini, dilakukan Tahap 1 sintaks PBM, yaitu mengorientasi peserta didik pada masalah. Masalah tersebut dapat disajikan dalam bentuk gambar, diagram, film pendek, atau power point. Misalnya, dalam pelajaran IPA, masalah tersebut terkait dengan aktivitas pendiduk yang membuang limbah rumah tangga secara liar ke lingkungan sekitar. Setelah peserta didik mencermati (mengamati) sajian masalah, guru mengajukan pertanyaan pengarah (menanya) untuk mendorong peserta didik memprediksi atau mengajukan dugaan (hipotesis) mengenai dampak dari pembuangan limbah rumah tangga, seperti deterjen, terhadap kehidupan organisme. Selanjutnya, guru menginformasikan tujuan pembelajaran.

b. Inti

Tahapan inti mencakup tahap-tahap 2, 3, 4, dan 5 dalam sintaks PBM.

1) Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar (Tahap 2)

a) Melalui kegiatan tanya jawab (menanya), guru mengingatkan kembali langkah-langkah atau metode ilmiah. Metode ilmiah tersebut dapat disajikan dalam bentuk bagan.

b) Guru mengorganisasi peserta didik untuk belajar dalam bentuk diskusi kelompok kecil. Guru dapat menjelaskan lebih rinci alternatif-alternatif strategi untuk menyelesaikan masalah yang ditentukan, yaitu terkait dengan dampak pembuangan limbah terhadap kehidupan organisme.

c) Guru membimbing peserta didik secara individual maupun kelompok dalam merancang eksperimen untuk menguji dugaan (hipotesis) yang diajukan. Masing-masing kelompok mempresentasikan hipotesis dan rancangan eksperimennya untuk mendapat saran dari kelompok lain maupun dari guru. Kelompok-kelompok lain maupun guru dapat memberikan penilaian dan saran terhadap presentasi tersebut. Kelompok yang dinilai paling baik memperoleh penghargaan.

2) Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok (Tahap 3)

a) Guru memberi bimbingan kepada peserta didik untuk melakukan penyelidikan atau eksperimen. Bimbingan tersebut meliputi pengumpulan informasi yang berkaitan dengan materi yang diangkat dalam permasalahan, misalnya mengenai pengaruh deterjen terhadap kehidupan organisme dan faktor-faktor lain yang mempengaruhinya.

b) Kelompok peserta didik melakukan eksperimen berdasarkan rancangan yang telah mereka buat dengan bimbingan guru (experimenting). Perangkat eksperimen diletakkan di tempat yang mudah diamati setiap hari. Guru membimbing kelompok yang mengalami kesulitan.

3) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya (Tahap 4)

Peserta didik dalam kelompok mengembangkan laporan hasil penelitian sesuai format yang sudah disepakati. Kelompok terpilih mempresentasikan hasil eksperimen (mengomunikasi). Setiap kelompok diberi waktu 10 menit. Kelompok lain menanggapi hasil presentasi dan guru memberikan umpan balik.

4) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah (Tahap 5)

a) Guru bersama peserta didik menganalisis dan mengevaluasi terhadap proses pemecahan masalah yang dipresentasikan setiap kelompok maupun terhadap seluruh aktivitas pembelajaran yang dilakukan.

b) Guru memberikan penguatan (mengasosiasi) terkait penguasaan pengetahuan atau konsep tertentu, misalnya dampak deterjen terhadap kehidupan organisme.

c. Penutup

Dengan bimbingan guru, peserta didik menyimpulkan hasil diskusi. Guru dapat melakukan kegiatan pengayaan bagi peserta didik yang telah mencapai ketuntasan. Sebaliknya, guru dapat memberikan remidi bagi peserta didik yang belum mencapai ketuntasan.

BACA SELENGKAPNYA »

Rabu, 09 Juli 2014

Langkah-Langkah Proses Belajar Mengajar

Langkah-langkah Proses Belajar Mengajar. Pada dasarnya, PBM diawali dengan aktivitas peserta didik untuk menyelesaikan masalah nyata yang ditentukan atau disepakati. Proses penyelesaian masalah tersebut berimplikasi pada terbentuknya keterampilan peserta didik dalam menyelesaikan masalah dan berpikir kritis serta sekaligus membentuk pengetahuan baru. Proses tersebut dilakukan dalam tahapan-tahapan atau sintaks pembelajaran yang disajikan pada Tabel berikut. image

Sintaks atau Langkah-Langkah PBM

Tahap

Aktivitas Guru dan Peserta didik

Tahap 1

Mengorientasikan peserta didik terhadap masalah

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan sarana atau logistik yang dibutuhkan. Guru memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah nyata yang dipilih atau ditentukan

Tahap 2

Mengorganisasi peserta didik untuk belajar

Guru membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasi tugas belajar yang berhubungan dengan masalah yang sudah diorientasikan pada tahap sebelumnya.

Tahap 3

Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok

Guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai dan melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan kejelasan yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah.

Tahap 4

Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Guru membantu peserta didik untuk berbagi tugas dan merencanakan atau menyiapkan karya yang sesuai sebagai hasil pemecahan masalah dalam bentuk laporan, video, atau model.

Tahap 5

Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap proses pemecahan masalah yang dilakukan

(Sumber: Nur, M. 1998. Teori-teori Perkembangan. Surabaya: Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan.)

Tahapan-tahapan PBM yang dilaksanakan secara sistematis berpotensi dapat mengembangkan kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan masalah dan sekaligus dapat menguasai pengetahuan yang sesuai dengan kompetensi dasar tertentu. Tahapan-tahapan PBM tersebut dapat diintegrasikan dengan aktivitas-aktivitas pendekatan saintifik sesuai dengan karakteristik pembelajaran dalam Kurikulum 2013 sebagaimana tertera pada Permendikbud No. 81a Tahun 2013. Aktivitas-aktivitas tersebut adalah mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/eksperiman, mengasosiasikan/mengolah informasi, dan mengkomunikasikan.

BACA SELENGKAPNYA »

Selasa, 08 Juli 2014

Tujuan dan Prinsip Pembelajaran PBM

Tujuan PBM

Tujuan utama PBM bukanlah penyampaian sejumlah besar pengetahuan kepada peserta didik, melainkan pada pengembangan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan pemecahan masalah dan sekaligus mengembangkan kemampuan peserta didik untuk secara aktif membangun pengetahuan sendiri. PBM juga dimaksudkan untuk mengembangkan kemandirian belajar dan keterampilan sosial peserta didik. Kemandirian belajar dan keterampilan sosial itu dapat terbentuk ketika peserta didik berkolaborasi untuk mengidentifikasi informasi, strategi, dan sumber belajar yang relevan untuk menyelesaikan masalah. image

Prinsip-prinsip PBM

Prinsip utama PBM adalah penggunaan masalah nyata sebagai sarana bagi peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan dan sekaligus mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan pemecahan masalah. Masalah nyata adalah masalah yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari dan bermanfaat langsung apabila diselesaikan.

Pemilihan atau penentuan masalah nyata ini dapat dilakukan oleh guru maupun peserta didik yang disesuaikan kompetensi dasar tertentu. Masalah itu bersifat terbuka (open-ended problem), yaitu masalah yang memiliki banyak jawaban atau strategi penyelesaian yang mendorong keingintahuan peserta didik untuk mengidentifikasi strategi-strategi dan solusi-solusi tersebut. Masalah itu juga bersifat tidak terstruktur dengan baik (ill-structured) yang tidak dapat diselesaikan secara langsung dengan cara menerapkan formula atau strategi tertentu, melainkan perlu informasi lebih lanjut untuk memahami serta perlu mengkombinasikan beberapa strategi atau bahkan mengkreasi strategi sendiri untuk menyelesaikannya.

Kurikulum 2013 menurut Permendikbud nomor 81a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum, menganut pandangan dasar bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke peserta didik. Peserta didik adalah subjek yang memiliki kemampuan untuk secara aktif mencari, mengolah, mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan. Di dalam PBM pusat pembelajaran adalah peserta didik (student-centered), sementara guru berperan sebagai fasilitator yang memfasilitasi peserta didik untuk secara aktif menyelesaikan masalah dan membangun pengetahuannya secara berpasangan ataupun berkelompok (kolaborasi antar peserta didik)

BACA SELENGKAPNYA »

Sabtu, 05 Juli 2014

Pembelajaran Berbasis Masalah Problem-Based Learning

Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning), selanjutnya disingkat PBM, mula-mula dikembangkan pada sekolah kedokteran di Ontario Kanada pada 1960-an (Barrows, 1996). Strategi ini dikembangkan sebagai respon atas fakta bahwa para dokter muda yang baru lulus dari sekolah kedokteran itu memiliki pengetahuan yang sangat kaya, tetapi kurang memiliki keterampilan memadai untuk memanfaatkan pengetahuan tersebut dalam praktik sehari-hari. Perkembangan selanjutnya, PBM secara lebih luas diterapkan di berbagai mata pelajaran di sekolah maupun perguruan tinggi.image

PBM adalah pembelajaran yang menggunakan masalah nyata (autentik) yang tidak terstruktur (ill-structured) dan bersifat terbuka sebagai konteks bagi peserta didik untuk mengembangkan keterampilan menyelesaikan masalah dan berpikir kritis serta sekaligus membangun pengetahuan baru. Berbeda dengan pembelajaran konvensional yang menjadikan masalah nyata sebagai penerapan konsep, PBM menjadikan masalah nyata sebagai pemicu bagi proses belajar peserta didik sebelum mereka mengetahui konsep formal. Peserta didik secara kritis mengidentifikasi informasi dan strategi yang relevan serta melakukan penyelidikan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Dengan menyelesaikan masalah tersebut peserta didik memperoleh atau membangun pengetahuan tertentu dan sekaligus mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan keterampilan menyelesaikan masalah. Mungkin, pengetahuan yang diperoleh peserta didik tersebut masih bersifat informal. Namun, melalui proses diskusi, pengetahuan tersebut dapat dikonsolidasikan sehingga menjadi pengetahuan formal yang terjalin dengan pengetahuan-pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik.

Berbagai penelitian mengenai penerapan PBM menunjukkan hasil positif. Misalnya, hasil penelitian Gijselaers (1996) menunjukkan bahwa penerapan PBM menjadikan peserta didik mampu mengidentifikasi informasi yang diketahui dan diperlukan serta strategi yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah. Jadi, penerapan PBM dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan masalah.

Daftar Pustaka
Barrows, H.S.  1996.  “Problem-based learning in medicine and beyond: A brief overview” Dalam Bringing problem-based learning to higher education: Theory and Practice (hal 3-12).  San Francisco: Jossey-Bass.
Gijselaers, W.H.  1996. “Connecting problem-based practices with educational theory.” Dalam Bringing problem-based learning to higher education: Theory and Practice (hal 13-21).  San Francisco: Jossey-Bass.

BACA SELENGKAPNYA »

Rabu, 07 Agustus 2013

Pelaksanaan Proses Pembelajaran

Mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SPN), pasal 19, dinyatakan bahwa:

  1. 1. Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
  2. 2. Selain ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalam proses pembelajaran pendidik memberikan keteladanan.
  3. 3. Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
  4. Dipertegas dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses bahwa standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah mencakup perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran dan pengawasan proses pembelajaran. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran untuk setiap mata pelajaran harus fleksibel, bervariasi dan memenuhi standar.

image

Pelaksanaan proses pembelajaran terdiri dari 3 (tiga) tahapan yaitu:

1   Kegiatan Pendahuluan

Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan menfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Dalam kegiatan pendahuluan guru;

    1. menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran,

    2. mengkondisikan peserta didik tentang apa yang akan dipelajari, bagaimana mempelajarinya dan apa yang akan didapatkan sebagai hasil belajar yang akan mereka ikuti.

2   Kegiatan Inti

Kegiatan ini merupakan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Dalam kegiatan inti pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan materi pembelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.

a.    Eksplorasi

Kegiatan eksplorasi dimaksudkan untuk mencari informasi yang luas dan mendalam berdasarkan pengalaman peserta didik tentang materi yang akan dipelajari. Dalam eksplorasi guru;

1)    melibatkan peserta didik dengan menerapkan prinsip alam ambang guru dan belajar dari aneka sumber.

2)    menggunakan berbagai metode dan media pembelajaran serta sumber belajar lain yang relevan

3)    memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya.

4)    melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran.

5)    memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio atau lapangan.

b.    Elaborasi

Pada kegiatan elaborasi, guru;

1)    membiasakan peserta didik dalam membaca dan menulis melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;

2)    memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;

3)    memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;

4)    memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;

5)    memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar;

6)    memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tulisan, secara individu atau kelompok;

7)    memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, atau cara-cara lain yang efektif terhadap produk yang dihasilkan;

8)    memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan rasa bangga dan percaya diri.

c.    Konfirmasi

Kegiatan eksplorasi adalah memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai metoda. Guru perlu:

1)    memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik;

2)    memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan;

3)    memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar.

Dalam hal ini guru:

1)    berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar;

2)    membantu menyelesaikan masalah;

3)    memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi;

4)    memberi informasi untuk bereksplorasi lebih lanjut;

5)    memberi motivasi kepada peserta untuk bereksplorasi lebih lanjut.


3.  Penutup

Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk:

a.    bersama-sama dengan peserta didik dan atau sendiri membuat rangkuman/kesimpulan pelajaran;

b.    melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang telah dilakukan;

c.    memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;

d.    merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedial atau pengayaan, layanan konseling dan atau memberikan tugas individu maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik, menyampaikan pembelajaran tahap berikutnya

BACA SELENGKAPNYA »

Sabtu, 27 Juli 2013

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

A.   Pengertian

Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa:

Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar”.

 

Sesuai dengan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses dijelaskan bahwa RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan ke­giatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun  RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

image

B.   Komponen RPP

RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan.

 

Komponen RPP adalah:

  1. Identitas mata pelajaran, meliputi:

a.    satuan pendidikan,

b.    kelas,

c.    semester,

d.    program studi,

e.    mata pela­jaran atau tema pelajaran,

f.     jumlah pertemuan.

  1. standar kompetensi

merupakan kualifikasi kemam­puan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran.

  1. kompetensi dasar, 

adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran ter­tentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompe­tensi dalam suatu pelajaran.

  1. indikator pencapaian kompetensi,

adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilai­an mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja opera­sional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

  1. tujuan pembelajaran, 

menggambarkan proses dan ha­sil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.

  1. materi ajar, 

memuat fakta, konsep, prinsip, dan pro­sedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompe­tensi.

  1. alokasi waktu, 

ditentukan sesuai dengan keperluan un­tuk pencapaian KD dan beban belajar.

  1. metode pembelajaran,

digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembela­jaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemi­lihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situ­asi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran.

  1. kegiatan pembelajaran :

a.       Pendahuluan

Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan un­tuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

b.       Inti

Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran di­lakukan secara interaktif, inspiratif, menyenang­kan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

c.        Penutup

Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan un­tuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau simpul­an, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindaklanjut.

 

  1. Penilaian hasil belajar

Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kom­petensi dan mengacu kepada Standar Penilaian.

 

  1. Sumber belajar

Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kom­petensi.

BACA SELENGKAPNYA »

Senin, 01 Juli 2013

Kegiatan Guru dalam Pembelajaran

Jabatan guru merupakan jabatan profesional yang menghendaki guru bekerja secara profesional. Bekerja sebagai seorang profesional berarti bekerja dengan keahlian, dan keahlian yang hanya dapat diperoleh melalui pendidikan khusus. Guru tentu telah mengikuti pendidikan keahlian melalui lembaga kependidikan. Keahlian dalam pendidikan ditandai dengan diberikannya sertifikat atau akta mengajar. Pertanyaannya, apakah sudah benar guru bekerja secara profesional? Bagaimana sebenarnya guru yang profesional dalam pembelajaran? Uraian berikut memberikan pemahaman tentang tugas profesionalisme guru dalam pembelajaran. image

Banyak sekali kegiatan yang dapat dipilih. Sayangnya tidak ada rumus sederhana untuk mencocokkan kegiatan dengan sasaran. Apa yang dianggap baik untuk seorang pengajar atau sekelompok siswa bisa saja jadi tidak memuaskan dalam situasi lain. Anda perlu mengetahui berbagai pilihan bagi anda, manfaatnya, dan juga berbagai bahan penunjang yang kemungkinan diperlukan. Kemudian, anda dapat memilih pilihan yang menurut anda dapat mencapai sasaran yang telah anda tetapkan, baik dari segi ciri siswa maupun dari segi persiapan mereka.

Kita perlu menyiapkan landasan bagi pengambilan keputusan secara memuaskan tentang metode pengajaran dan kegiatan belajar yang efektif. Ini perlu untuk menjalian agar sebagian besar siswa dapat menguasai sasaran pengajaran pada tingkat pencapaian yang dapat diterima, dalam jangka waktu yang sesuai.

BACA SELENGKAPNYA »

Jumat, 28 Juni 2013

Guru Sebagai Pengarah Pembelajaran

Hendaknya guru senantiasa berusaha menimbulkan, memelihara, dan meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar. Dalam hubungan ini, guru mempunyai fungsi sebagai motivator dalam keseluruhan kegiatan belajar mengajar. Empat hal yang dapat dikerjakan guru dalam memberikan motivasi adalah sebagai berikut.

  • Membangkitkan dorongan siswa untuk belajar
  • Menjelaskan secara konkret, apa yang dapat dilakukan pada akhir pengajaran
  • Memberikan ganjaran terhadap prestasi yang dicapai hingga dapat merangsang pencapain prestasi yang lebih baik di kemudia hari.
  • Membentuk kebiasaan belajar yang baik.image

Pendekatan yang dipergunakan oleh guru dalam hal ini adalah pendekatan pribadi, di mana guru dapat mengenal dan memahami siswa secara lebih mendalam hingga dapat membantu dalam kesekuruhan PBM, atau dengan kata lain, guru berfungsi sebagai pembimbing . sebagai pembimbing dalam PBM, guru diharapkan mampu untuk :

  • Mengenal dan memahami setiap peserta didik, baik secara individu maupun secara kelompok
  • Membantu tiap peserta didik dalam mengatasi masalah pribadi yang dihadapinya
  • Memberikan kesempatan yang memadai agar tiap peserta didik dapat belajar sesuai dengan kemampuan pribadinya
  • Mengevaluasi keberhasilan Rancangan Acara Pembelajaran dan langkah kegiatan yang telah dilakukannya.
Untuk itu, guru hendaknya memahami prinsip-prinsip bimbingan dan menerapkannya dalam proses pembelajaran
BACA SELENGKAPNYA »

Jumat, 21 Juni 2013

Manager or Instruction Guru Sebagai Pengelola Pembelajaran

Guru Sebagai Pengelola Pembelajaran (Manager or Instruction), Tujuan umum pengelolaan kelas adalah menyediakan dan menggunakan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar mengajar. Sedangkan tujuan khususnya adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa belajar dan bekerja, serta membantu siswa untuk memperoleh hasil yang diharapkan. image

Selain itu, guru juga berperan dalam membimbing pengalaman sehari-hari kea rah pengenalan tingkah laku dan kepribadiannya sendiri. Salah satu cirri manajemen kelas yang baik adalah tersedianya kesempatan bagi siswa untuk sedikit demi sedikit mengurangi ketergantungannya pada guru hingga mereka mampu membimbing kegiatannya sendiri.

Sebagai manajer, guru hendaknya mampu mempergunakan pengetahuan tentang teori belajar mengajar dari teori perkembangan hingga memungkinkan untuk menciptakan situasi belajar yang baik mengendalikan pelaksanaan pengajaran dan pencapai tujuan.

BACA SELENGKAPNYA »

Jumat, 14 Juni 2013

Edmodo dalam pengajaran dan pembelajaran

Sejarah Edmodo bermula sekitar akhir tahun 2008, di mana Nic Borg dan Jeff O’Hara percaya bahawa suasana persekolahan perlu diperkembangkan untuk menggambarkan perkaitan dalam dunia yang didiami, dibina untuk mencipta satu perkara baru berkait rapat dengan jurang antara bagaimana pelajar menjalani kehidupan mereka dan bagaimana mereka belajar di sekolah. Setakat ini, Edmodo telah menghubungkan lebih daripada 125,000,000 guru dan pelajar dalam dunia sejagat.

Apa itu Edmodo?

Edmodo merupakan jejaring sosial yang bebas dan selamat digunakan oleh guru, pelajar dan juga sekolah untuk pembelajaran yang berasaskan Learning Management System (LMS).
Edmodo berfungsi sebagai sebuah laman yang telah dibangunkan khusus bagi aktiviti pembelajaran secara online sahaja. Edmodo menggalakkan suasana pembelajaran yang
pelbagai pada bila-bila masa dan di mana-mana sahaja dan memberi kemudahan bagi guru dan pelajar sebuah tempat yang aman dan selesa untuk berkomunikasi, bekerjasama, berkongsi kandungan dan aplikasi pembelajaran, kerja rumah bagi pelajar, perbincangan dalam kelas maya, ulangan secara atas talian, nilai dan banyak lagi yang lain. Hakikatnya Edmodo menyediakan semua yang boleh kita lakukan di kelas bersama pelajar dalam kegiatan pembelajaran yeng efektif ditambah lagi dengan kemudahan bagi ibu bapa agar dapat
memantau semua aktiviti anaknya di Edmodo dengan menggunakan “parent code”. Tambahan pula, Edmodo boleh dilayari dengan mudah melalui telefon bimbit. Edmodo juga bermatlamat untuk membantu para pengajar memanfaatkan media sosial dengan mengurangkan penggunaan ruangan bilik darjah.  image

Bagaimana guru boleh menggunakan Edmodo?

Guru boleh menggunakan Edmodo untuk berkomunikasi dengan pelajar kelasnya mengikut subjek. Setelah mencipta akaun sebagai guru di Edmodo, guru akan menerima kod
dan kod tersebut digunakan oleh pelajarnya untuk mengaktifkan akaun sebagai pelajar bagi subjek tersebut. Melalui Edmodo, guru boleh memuat naik info terkini berkenaan kelas dan juga nota bagi tujuan pembelajaran. Guru juga boleh memuatkan tugasan yang boleh diletakkan tempoh tamat bagi memastikan pelajarnya menyiapkan tugasan dalam tempoh yang diberikan. Guru juga boleh menerima terus jawapan pelajar dan memberi gred sebaik sahaja tugasan

disemak. Guru juga boleh mengemukakan topik yang ingin dibincangkan bagi memudahkan pelajar dan guru saling berinteraksi. Selain itu, bahan-bahan juga boleh dimuatkan oleh guru dalam ruangan perpustakaan.Semasa menonton video yang berkaitan tentang sesuatu topik pengajaran misalnya, guru dan pelajar boleh memberi pandangan mahupun komen tentang ulasan video tersebut melalui Edmodo.

Aplikasi Edmodo dalam pengajaran dan pembelajaran

Penggunaan Edmodo sangat berkesan terhadap guru dan pelajar. Contohnya jika seseorang guru mempunyai tugasan luar dan tidak dapat bersemuka dengan pelajarnya, atau
seorang guru itu sedang berada di luar negara, Edmodo akan membolehkan guru tersebut menyebarkan mesej, tajuk-tajuk perbincangan dalam bilik darjah, memberi tugasan serta nota kepada pelajar. serta gred untuk setiap tugasan kepada pelajar. Pendek kata setiap tugasan akan di muat naik oleh guru dan dibincangkan bersama pelajar. Pada masa yang sama juga para pelajar akan memuatnaik jawapan masing-masing kepada guru. Jadi, guru dapat menilai jawapan para pelajar dan memberikan gred untuk setiap tugasan pelajar secara atas talian. Guru juga dapat menganugerahkan lencana kepada pelajar yang sentiasa aktif berkomunikasi dan memberikan respon yang positif terhadap pembelajaran yang dilakukan dalam Edmodo. Secara tidak langsung pelajar diberikan penghargaan secara terus tanpa perlu menunggu keputusan ujian akhir.

Edmodo merupakan satu jejaring sosial berbentuk pembelajaran yang banyak membantu guru dan pelajar dalam proses pengajaran dan pembelajaran tanpa batasan menggunakan teknologi maklumat. Laman web Edmodo berfungsi sama seperti laman sosial yang lain seperti “Facebook” dan “Twitter” tetapi Edmodo lebih menekankan aspek pembelajaran secara maya. Penggunaan Edmodo adalah mudah dan percuma. Guru hanya perlu mendaftar sebagai guru dan mewujudkan sebuah kelas yang dikhaskan untuk pelajar bagi memudahkan komunikasi secara maya. Pelajar kemudiannya akan mendaftar sebagai pelajar dan memasuki ruangan yang telah dikhaskan untuk mereka dengan mendaftarkan kod ruangan yang telah diberi. Selain itu, ibu bapa juga diberikan kod khas bagi membolehkan mereka memantau perkembangan akademik anak masing-masing di dlaam kelas yang telah didaftarkan.

Pembelajaran berasaskan laman web seperti Edmodo ini amat baik serta berkesan terhadap pelajar kerana mereka mampu membina pengetahuan baru dan bermanfaat kepada diri sendiri. Dengan penglibatan pelajar dalam laman sosial berkenaan akan membuat pelajar terlibat secara aktif dan dapat membina ingatan jangka panjang tentang sesuatu konsep
dengan mengaitkan pengetahuan yang baru diterima dengan pengetahuan sedia ada untuk membina pengetahuan baru. Keyakinan pelajar dapat dipupuk dan dapat meningkatkan
kemahiran sosialnya dengan bekerjasama dengan orang lain dalam menghadapi masalah. Kemahiran sosial ini diperoleh apabila pelajar berkomunikasi dengan aktif dengan rakan dan
guru dalam membina pengetahuan mereka. Penggunaan Edmodo juga memungkinkan pembelajaran secara “hands-on” dan “minds-on” di mana pelajar boleh bertukar-tukar

maklumat dengan guru mahupun sesame rakan pelajar yang lain. Manakala guru sebagai fasilitator yang akan membimbing pelajar memperoleh pengetahuan, menjadi sumber pelajar dalam memberi bimbingan dan komen. Selain itu, penggunaan Edmodo boleh menguji kemahiran menulis pelajar. Ia boleh dilihat melalui tugasan yang diberi dalam bentuk individu mahupun berkumpulan dalam bentuk tugasan penulisan ilmiah.

Seperti juga sistem e-pembelajaran yang lain, penggunaan Edmodo sangat mudah dengan sejumlah kefungsian yang disediakan mengikut pedagogi pilihan. Fail-fail berbentuk audio dan video dapat dimuatnaik dan dapat dikongsi bersama pelajar dan pengajar. Guru dan pelajar dapat membuat ulasan dan memberi komen terhadap dokumen yang telah imuatnaik atau dokumen yang telah dihantar. Guru dan pelajar juga boleh memanfaatkan ciri-ciri lain yang terdapat di Edmodo seperti kemudahan kalendar, gred, perpustakaan, sumber pembelajaran, penambahan sub kumpulan dan sebagainya.

Kelebihan penggunaan Edmodo dalam pendidikan

Antara kelebihan penggunaan Edmodo ialah ia dapat diakses oleh guru, pelajar dan ibu bapa tanpa mengira tempat dan masa dan merupakan satu platform pembelajaran yang
selamat. Ini memudahkan pelajar dan guru menggunakan ruang waktu dan keselesaan mereka sendiri. Selain itu, guru dan pelajar boleh berkomunikasi secara maya. Guru boleh memberi tugasan kepada pelajar dengan memberi satu tarikh akhir untuk tugasan tersebut. Oleh itu,pelajar boleh menggunakan masa sendiri asalkan dapat menghantar tugasan tersebut sebelum tarikh akhir. Guru dan pelajar juga dapat berkongsi maklumat. Selain itu, ibu bapa juga dapat memantau perkembangan dan hasil kerja anak-anak secara maya tanpa berjumpa dengan guru. Melalui Edmodo juga kos peralatan seperti penggunaan buku, kertas dan alat tulis dapat dikurangkan.

BACA SELENGKAPNYA »

Aplikasi Gratis Learnboost dalam Pengajaran dan Pembelajaran

Learnboost adalah salah satu laman web yang digunakan untuk mengurus bilik darjah dengan menggunakan amazing gradebook,software untuk mengurus dan merangka rancangan
pengajaran harian, pengambilan kehadiran pelajar, jadual pengajaran dan pembelajaran, penggunaan Google Apps termasuk calendar dan sebagainya. Ianya juga boleh digunakan
dalam rangkaian sosial seperti Twitter dan Skype. Ia boleh dilayari di laman web https://www.learnboost.com/ 

image

Bagaimana guru menggunakan Learnboost?

Terdapat empat cara menggunakan Learnboost yaitu:

a) Pendaftaran

Seorang guru boleh mendaftar dengan menggunakan Admin Dashboard. Email yang sedia ada boleh digunakan serta pendaftaran dilakukan dengan Google Apps apabila mencipta Learnboosthome page. Di dalam Learnboost juga, guru boleh menyusun tempat duduk siswa yang dinamik

b) Pembahagian tugas

Seorang guru boleh membahagikan tugasan kepada siswa melalui Learnboost. Alat-alat seperti navigation digunakan untuk melayari. siswa dapat mencapai tugasan yang dimuat naik oleh guru mereka. Penggunaan Learnboost membolehkan kesemua tugasan disusun mengikut keutamaan seperti tugasan, kuiz dan peperiksaan.

c) Import

Selain daripada siswa yang diajar, guru juga boleh mengimport pengguna lain daripada
Google untuk mendapatkan dan berkongsi maklumat yang terkini dengan pelajar. Ini
bagi perkongsian pengetahuan daripada guru kepada siswa atau siswa kepada guru.

Tugas-tugas yang dimuat turun oleh guru boleh dicapai oleh siswa dengan mudah dan siswa boleh memberikan pandangan kepada soalan yang diberikan.

d) Perkongsian maklumat

Selepas guru mengimport siswa dari Admin Dashboard,Learnboost akan menghantar email dan informasi bagaimana untuk memulakan pengajaran dan pembelajaran. Arahan boleh dicapai pada Google Universal Navigation Bar bagi mencipta satu akaunLearnboost.

Aplikasi Learnboost dalam pengajaran dan pembelajaran

Salah satu aplikasi Learnboost kepada guru adalah pengendalian tugasan. Learnboost membantu guru-guru melakukan streamlined gradebook iaitu untuk merekodkan gred-gred siswa berdasarkan kepada keputusan penilaian atau pun tugasan yang diberikan. Laporan pencapaian siswa boleh dipersembahkan dalam bentuk carta yang kelihatan lebih menarik. Seorang guru boleh merangka rancangan pengajaran harian yang akan digunakan dalam pengajarannya seharian. Selain itu juga guru boleh membuat jadual pengajaran dan memuat turunkan dalam Learnboost bagi semua pelajar. Jadual pembelajaran adalah fleksibel. Segala perbincangan dan pandangan yang diutarakan oleh guru mahupun siswa adalah dijamin selamat kerana terdapat SSL dapat meninjau keluar masuk akaun.

Meredith (2011) menyatakan pembelajaran secara talian membolehkan siswa melibatkan diri dalam membuat perbincangan pembelajaran secara individu dengan memberi
respond atau pandangan masing-masing terhadap tugasan yang diberikan oleh guru mereka. Walaupun siswa berada pada jarak yang dekat atau jauh tetapi pengajaran dan pembelajaran yang tetap diadakan oleh guru mereka. Secara tidak langsung, siswa mempelajari pengurusan masa yang baik apabila guru menetapkan masa kelas dalam talian diadakan dan penghantaran tugasan pelajar. Ini juga membantu siswa berkongsi maklumat dengan siswa lain apabila perbincangan sedang diadakan. Perkongsian bahan, sumber, buku, jurnal, blog dan pelbagai pautan banyak membantu siswa meluaskan pengetahuan mereka. Oleh itu, siswa dapat menggunakan Learnboost sebagai salah satu pembelajaran mereka walau di mana saja mereka berada.

Kelebihan penggunaan Learnboost dalam pendidikan

Menurut Meredith (2011), Learnboost membantu siswa menanam sifat berdikari. Ini kerana siswa akan belajar dengan sendirinya untuk melihat nota-nota yang dimuat turun oleh
guru mereka pada bila-bila masa. siswa akan belajar dengan sendiri kerana siswa dapat meneroka dengan teliti dan mencari maklumat lain bagi tujuan pembelajaran. Selain itu,
Learnboost juga dapat membantu siswa yang banyak ketinggalan di dalam kelas. Ini bukan sahaja membantu siswa malah juga banyak membantu guru-guru menjalankan kelas seperti biasa walaupun terdapat masalah yang tidak dapat dielakkan. Guru dapat memberi tugasan atau aktiviti perbincangan kepada siswa tanpa perlu membatalkan kelas. siswa dapat membuat perbincangan bersama rakan mereka walaupun berada pada jarak yang jauh. Hal ini juga membantu siswa berkongsi maklumat, pautan blog untuk mendapatkan maklumat dan informasi dalam pembelajaran.

Meredith (2011) juga menerangkan Learnboost membantu menjimatkan masa. siswa yang mempunyai masalah pertindihan jadual dapat diselesaikan dengan pembelajaran secara talian. siswa dapat mengambil subjek tersebut dengan siswa lain secara talian dan ini tidak mengganggu kehadiran pelajar. Ini juga membantu siswa menjimatkan kos perbelanjaan kerana siswa tidak perlu menunggu semester lain untuk mendaftar subjek berkenaan. Tambahan pula, guru juga dapat menjimatkan masa. Seorang guru tidak perlu mengadakan kelas yang mempunyai bilangan siswa yang terlalu sedikit. Oleh yang demikian, siswa dapat tugasan yang sama dan adil dengan siswa yang lain.

BACA SELENGKAPNYA »

Artikel Favorit