MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL STAD | Media Pendidikan

Minggu, 30 Juni 2013

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL STAD

CMS Sekolah Gratis untuk Pendidikan Indonesia

A. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pada paradigma yang baru ini, keberhasilan pembelajaran tidak hanya ditentukan oleh guru. Peran siswa merupakan hal yang sangat vital dalam mencapai tujuan pembelajaran. Siswa sangat diharapkan telibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Berhasil atau tidaknya proses pembelajaran sangat tergantung bagaimana seorang guru me-menage kelas supaya tercipta suasan pembelajaran yang aktif.

Hal ini menuntut bahwa harus terjadi pergeseran sudut pandang. Pembelajaran yang terpusat pada guru (teacher oriented) bergeser menjadi sebuah kegiatan pemebelajaran yang lebih berorientasi pada keaktifan siswa (student oriented). Artinya, Peran guru sudah dibatasi, baik hanya sebagai motivator maupun sebagai fasilitator. Jika dikonversikan dengan angka, maka porsi keterlibatan guru dan siswa adalah 30% berbanding 70%. Demikianlah suatu kegiatan pembelajaran yang ideal. Tetapi, kenyataan di lapangan sangat berbeda dengan teori-teori serta niat yang hendak dicapai. image

Ada beberapa permasalahanyang sering ditemui dalam kegiatan pembelajaran yang terjadi di SMPN 6 Toboali kelas IX2 pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Tidak menjadi rahasia lagi bahwa pada saat pembelajaran berlangsung, sangat jarang kita melihat siswa aktif dalam pembelajaran. Untuk berbicara menyampaikan pendapat, ide, mengajukan pertanyaan, dan menjawab pun mereka tidak berani. Tidak lebih dari 10% siswa yang berani berbicara. Sudah sering guru memancing keaktifan siswa, baik itu dengan gambar, masalah yang menarik, bahkan stimulus penambahan nilai. Sehingga terkesan guru selalu menjadi “manusia super” yang menguasai segala hal.

Selain itu, guru sering melihat siswa kurang focus dalam belajar dan siswa sering mengobrol pada saat pembelajaran berlangsung. Siswa hanya “menuntut” untuk bertindak sebagai objek pembelajaran saja. Peran siswa tidak lebih sebagai pendengar setia. Dengan kata lain, pembelajaran terjadi lebih mengarah kepada teacher oriented. Ironisnya lagi, hal tersebut bisa mempengaruhi hasil belajar siswa.

Oleh karena itu, saya sebagai guru mata pelajaran ingin meningkatkan keaktifan siswa di kelas tersebut. Untuk itu guru menggunakan model pembelajaran STAD. Guru berharap model ini bisa menstimulus siswa untuk berani aktif berbicara dalam kegiatan pembelajaran. Jika siswa aktif dalam berbicara, maka otomatis pikiran siswa hanya terfokus pada pembelajaran. Sehingga akan berpengaruh positif terhadap hasil belajar mereka.

Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang diangkat dalam perbaikan pembelajaran ini adalah:

1. Apakah penerapan model pembelajaran STAD bisa meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas IX.2 SMPN 6 Toboali Tahun Pelajaran 2010/2011 pada pelajaran IPS?

2. Apakah penerapan model pembelajaran STAD bisa meningkatkan hasil belajar siswa kelas IX.2 SMPN 6 Toboali Tahun Pelajaran 2010/2011 pada pelajaran IPS?

Tujuan Perbaikan Pembelajaran

Adapun tujuan dan manfaat yang diharapkan, yaitu

1. Untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas IX.2 SMPN 6 Toboali Tahun Pelajaran 2010/2011 pada pelajaran IPS pokok bahasan Negara Berkembang dan Negara Maju.

2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IX.2 SMPN 6 Toboali Tahun Pelajaran 2010/2011 pada pelajaran IPS pokok bahasan Negara Berkembang dan Negara Maju.

B. METODOLOGI PENELITIAN

Subjek Penelitian

Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di Kelas IX .2 SMPN 6 Toboali semester ganjil Tahun Pelajaran 2010/2011. Adapun jumlah siswa yang menjadi subjek penelitian adalah 26 siswa yang terdiri dari 10 siswa perempuan dan 16 siswa laki-laki. Kegiatan PTK dilaksanakan pada mata pelajaran IPS pada pokok bahasan Negara Berkembang dan Negara Maju.

Waktu Pelaksanaan

Pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan pada bulan September 2010 yang lalu. PTK ini dilaksanakan selama 3 siklus. Siklus 1 dilaksanakan pada tanggal 6 september 2010. Siklus 2 dilaksanakan tanggal 13 september dan siklus 3 dilaksanakan pada tanggal 20 September 2010.

Teknik Analisis Data

PTK ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran dalam hal perolehan nilai dan keaktifan belajar siswa. Diharapkan pada akhir kegiatan, guru bisa meningkatkan hasil belajar siswa dengan baik. Oleh sebab itu, guru perlu menentukan teknik analisis data. Teknik analisis data adalah membandingkan data T0, T1, T2, dan T3, Jika diperoleh T0 < T1 < T2 < T3 maka penelitian tersebut berhasil.

C. KERANGKA TEORI

Model Pembelajaran Student Team Achievement Divisions

Model pembelajaran adalah suatu bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir pembelajaran yang disajikan secara khas oleh guru (Sudradjat, 2008). Soetopo (2005) mendefenisikan model pembelajaran adalah pola untuk menerapkan kurikulum, merancang materi belajar, dan untuk melakukan pembimbingan siswa dalam kelas atau lainnya.

Lain lagi dengan Sukmadinata (2004) yang mengutip pendapat Chauchan. Ia berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu desain yang menggambarkan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan siswa berinteraksi sehingga terjadi perkembangan pada siswa.

Jadi model pembelajaran adalah rangkaian rencana yang menggambarkan pelaksanaan pembelajaran di kelas untuk mencapai target pembelajaran yang ditetapkan sebelum pembelajaran dilaksanakan.

Apakah yang dimaksud dengan model pembelajaran Student Team Achievement Divisions (STAD). Mdel STAD adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang sangat sederhana. Dalam kegiatan pembelajaran, siswa ditempatkan dalam kelompok belajar yang terdiri dari empat orang yang heterogen. Anggota kelompok terdiri siswa yang tingkat kinerjanya, jenis kelamin dan suku berbeda-beda. Pada awal pembelajaran, Guru menyajikan materi pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim. Hal ini untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis tentang materi tersebut secara individual. (Andayani, 2007).

Model pembelajaran STAD mengharuskan siswa belajar dalam kelompok kecil. Setiap siswa akan belajar dan saling mengajarkan. Keberbasilan yang dicapai oleh seorang siswa akan menentuka keberhasilan kelompoknya (Barlian, 2009). Biasanya dalam setiap kelompok ditunjuk seorang siswa yang mempunyai pemahaman lebih untuk dapat menjalankan kegiatan kelompok. Keberhasilan kolektif kelompok yang menjadi tujuan diskusi kelompok.

Herdian (2009) mengungkapkan bahwa ada 5 komponen utama pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu:

1. Penyajian kelas.

2. Belajar kelompok.

3. Kuis.

4. Skor Perkembangan.

5. Penghargaan kelompok.

Menurut Fatimah (2008), tahap-tahap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model STAD ini adalah :

1. Pembentukan kelompok belajar.

2. Penyajian materi pembelajaran di depan Kelas oleh guru.

3. Setiap siswa mendapat tugas untuk dikerjakan anggota kelompok.

4. Guru memberikan kuis atau latihan (evaluasi)

5. Guru memberi salam.

6. Kesimpulan

D. PELAKSANAAN DAN HASIL PEMBELAJARAN

Pelaksanaan PTK di kelas IX.2 SMP Negeri 6 Toboali dilaksanakan dalam 3 siklus. Rencana kegiatan pembelajaran pada setiap siklus terdiri:

1. Siklus 1

a. Pra Pembelajaran, yaitu persiapan kegiatan perbaikan pembelajaran yang meliputi kegiatan persiapan perangkat pembelajaran, daftar nilai, lembarr observasi, dan sumber belajar.

b. Kegiatan Pembelajaran, secara singkat dapat dilihat dari deskripsi kegiatan berikut:

1) Pada awal pembelajaran guru terlebih dahulu mengecek kesiapan kelas.

2) Memberi apersepsi, yaitu mengaitkan materi yang akan dibahas dengan kehidupan sehari-hari untuk meningkatkan motivasi siswa terhadap pentingnya materi pelajaran.

3) Penyampaian materi dan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.

4) Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran.

5) Pembagian kelompok.

6) Pembelajaran secara klasikal dengan metode ceramah.

7) Mengerjakan LKS dengan cara diskusi kelompok

8) Evaluasi. Siswa mengerjakan tugas latihan.

9) Pemberian penghargaan kepada kelompok yang memperoleh nilai terbaik.

c. Kegiatan Pengamatan, yaitu kegiatan mengamati keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Dalam mengamati keaktifan siswa, guru menggunakan perangkat observasi.

d. Refleksi. kegiatan ini bertujuan untuk mengobservasi kekurangan dan kelebihan pelaksanaan perbaikan pembelajaran dan sekaligus untuk menyusun rencana kegiatan pada siklus selanjutnya.

2. Siklus 2

a. Pra Pembelajaran, yaitu persiapan kegiatan perbaikan pembelajaran yang meliputi kegiatan persiapan perangkat pembelajaran, daftar nilai, lembar observasi, media pembelajaran, sumber belajar, dan hadiah.

b. Kegiatan Pembelajaran, secara singkat dapat dilihat dari deskripsi kegiatan berikut:

1) Pada awal pembelajaran guru terlebih dahulu mengecek kesiapan kelas.

2) Memberi apersepsi untuk meningkatkan motivasi siswa terhadap pentingnya materi pelajaran.

3) Penyampaian materi dan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.

4) Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran.

5) Siswa membentuk kelompok seperti pada siklus 1

6) Siswa mengerjakan LKS secara berkelompok dengan bantuan referensi dan media pembelajaran.

7) Evaluasi

8) Pemberian penghargaan kepada kelompok yang mendapatkan nilai terbaik.

c. Kegiatan Pengamatan.

d. Refleksi.

3. Siklus 3

a. Pra Pembelajaran, yaitu persiapan kegiatan perbaikan pembelajaran yang meliputi kegiatan persiapan perangkat pembelajaran, daftar nilai, lembar observasi, media pembelajaran, sumber belajar, dan hadiah.

b. Kegiatan Pembelajaran, secara singkat dapat dilihat dari deskripsi kegiatan berikut:

1) Memberi apersepsi untuk meningkatkan motivasi siswa terhadap pentingnya materi pelajaran.

2) Penyampaian materi dan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.

3) Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran.

4) Siswa membentuk kelompok seperti pada siklus 1 dan 2.

5) Siswa mengerjakan LKS secara berkelompok dan dilakukan juga kegiatan tanya jawab dengan bantuan referensi dan media pembelajaran.

6) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya materi yang belum jelas

7) Siswa menyimpulkan materi pelajaran dengan bimbingan guru.

8) Evaluasi

9) Pemberian penghargaan kepada kelompok yang mendapatkan nilai terbaik.

c. Kegiatan Pengamatan.

d. Refleksi. Karena ketuntasan belajar sudah mencapai 96,15%, maka PTK dihentikan sampai pada siklus 3.

4. Hasil dan Pembahasan

Berikut ini adalah rekapitulasi hasil belajar dan keaktifan belajar siswa Kelas IX SMPN 6 pada materi pokok Negara Berkembang dan Negara Maju:

Tabel 1

Hasil Belajar dan Keaktifan Belajar Siswa pada Siklus 1

No.

Komponen

Pra Siklus

Siklus 1

Siklus 2

Siklus 3

A

Hasil Belajar

1.

Nilai Rata-Rata

39,45

55,96

70,96

88,08

2.

% Ketuntasan Belajar

15,38%

42,31%

73,08%

96,15%

3.

Siswa Tidak Tuntas

22

15

7

1

4.

% Siswa Tidak Tuntas

84,62%

57,69%

26,92%

3,85%

5.

Nilai Tertinggi

70

80

90

100

6.

Nilai Terendah

10

30

50

55

B.

Keaktifan Belajar

       

1.

Siswa menjawab pertanyaan

2

5

8

17

2.

Siswa bertanya

-

7

10

18

3.

Diskusi kelompok

D

C

C

B

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebelum diadakan penelitian tindakan (pra siklus) rata-rata belajar siswa 39,45. Tingkat ketuntasan belajar di kelas IX.2 tersebut adalah 15,38%. Sedangkan nilai tertinggi dan terendah adalah70 dan 10.

Kemudian pada kegiatan siklus 1, nilai siswa mengalami kenaikan. Namun, nilai tersebut masih rendah. Rata-rata nilai siswa pada siklus 1 hanya mencapai angka 55,96. Tingkat ketuntasan belajar kelas adalah 42,31% atau 11 siswa dari 26 siswa. Perolehan nilai maksimal mencapai angka 80 dan nilai minimal adalah 30.

Setelah di adakan perbaikan kembali pada siklus 2 dan siklus 3 nilai rata-rata siswa mengalami peningkatan. Pada kegaitan pembelajaran siklus 2 rata-rata siswa 70,96 dan siklus 3 adalah 88,08. Sedangkan Tingkat ketuntasan belajar klasikal pada siklus 2 adalah 73,08% atau 19 siswa dari 26 siswa. Pada kegiatan pembelajaran siklus 3 nilai rata-rata adalah 88,08 dan ketuntasan belajar klasikal adalah 96,15%. Sedangkan nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada siklus 3 mencapai angka maksimal, yaitu 100 dan terendah 55.

Dalam hal keaktifan siswa, kegiatan penelitian pembelajaran yang dilakukan juga berhasil meningkatkan keaktifan siswa. Setelah diadakan perbaikan pembelajaran, kegiatan diskusi siswa sudah mulai berjalan. Pada kegiatan siklus 1 ada 7 kali siswa mengajukan pertanyaan dan 5 kali menjawab atau menanggapi pertanyaan.

Pada siklus 2 ada kegiatan pembelajaran mulai berjalan menarik. Siswa sudah mulai memperlihatkan keaktifan dalam proses Tanya jawab. Jumlah pertanyaan yang muncul dari siswa adalah 10 kali pertanyaan. Sedangkan siswa menjawab sebanyak 8 kali.

Begitu juga dengan siklus 3. Pada siklus 3 kegiatan diskusi berjalan dengan sangat baik. Terjadi proses tanya jawab antarsiswa dan antara siswa dengan guru. Ada 17 kali siswa menanggapi

Dari deskripsi di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran STAD bisa meningkatkan hasil belajar dan keaktifan belajar siswa di Kelas IX.2 SMPN 6 Toboali pada mata pelajaran IPS Pokok Bahasan Negara Berkembang dan Negara Maju.

E. PENUTUP

Kesimpulan

1. Penerapan model pembelajaran STAD dapat meningkatkan kaktifan siswa Kelas IX SMPN 6 Toboali Tahun Pelajaran 2010/2011 siswa dalam bertanya, menjawab pertanyaan, berdiskusi tentang materi pelajaran.

2. Selain meningkatkan keaktifan belajar, penerapan model pembelajran STAD juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas IX SMPN 6 Toboali Tahun Pelajaran 2010/2011 pada Mata Pelajaran IPS Pokok Bahasan Negara Berkembang dan Negara Maju.

Saran

1. Diharapkan penggunaan model pembelajaran STAD dapat menjadi salah satu alternatif inovasi pembelajaran dlam rangka meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa.

2. Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang ada dalam tulisan ini. Untuk itu, kami sangat memerlukan saran yang bersifat korektif dan konstruktif.

Referensi :

Andayani. 2007. Makalah : Model-Model Pembelajaran.

Barlian, Ikbal dan Dewi Koryati. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Palembang: Universitas Sriwijaya.

Dunne, Richard, dan Tedd Wragg. 1996. Pembelajaran Efektif. Jakarta:PT. Grasindo.

Gulo, W. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Grasindo.

Jantimala. 2008. Penggunaan Papan Ekologi Sebagai Alat Peraga dalam Pembelajaran Biologi dengan Model Cooperatif Scrip pada Konsep Aksi Interaksi. Makalah pada Jurnal Kependidikan Care. Pangkal Pinang: LPMP Propinsi Kep. Bangka Belitung.

Herdian. 2009. Makalah : Model Pembelajaran STAD (Student Team Achievement Division)

Siti Fatimah dan Sukardi. 2008. Model-Model Pembelajaran. Makalah pada Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru Rayon 4 Universitas Sriwijaya Palembang.

Solihatin, Hj. Etin, dan Raharjo. 2007. Cooperative Learning. Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara.

Sudjiono, A. 1996. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Grafindo Persada.

Supardi, et. al. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara

 

Identitas Pengirim

clip_image002Judul Artikel : UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IX.2 SMPN 6 TOBOALI TAHUN PELAJARAN 2010/2011 PADA PELAJARAN IPS TENTANG NEGARA BERKEMBANG DAN NEGARA MAJU MELALUI MODEL STAD

Nama Pengarang : Jasman, S.Pd

Nomor Identitas, NIP, NIY : 19811121 201001 1 013

Institusi Kerja : SMP Negeri 6 Toboali, Kab. Bangka Selatan

Email : jasman_2111@yahoo.com, jsm_jibran@yahoo.co.id

Alamat Blog : -

Facebook : Jasman Jibran

Untuk lebih jelasnya, silahkan baca juga, artikel yang berhubungan dengan Artikel MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL STAD, antara lain :
Bila Artikel MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL STAD dirasa bermanfaat untuk Anda, sudi kiranya Anda berikan G plus one anda kami juga sangat bahagia bila anda suka dengan tulisan MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL STAD ini
Komentar www.m-edukasi.web.idDan kami sangat berterimakasih, kepada anda yang telah meninggalkan komentarnya dibawah ini.



0 komentar:


Posting Komentar

Artikel Favorit