Tampilkan postingan dengan label artikel. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label artikel. Tampilkan semua postingan

Minggu, 11 Maret 2012

Video Kick Andy Heroes 2012

image

Ginan Koesmayadi (31 tahun)

Penderita ODHA yang Mendirikan Komunitas Cemara

clip_image002

Dalam dua tahun terakhir, program sepakbola ini telah berhasil menyatukan lebih dari 300 orang dengan HIV/AIDS, pengguna NAPZA, dan masyarakat umum dari berbagai latar belakang di seluruh wilayah Jawa Barat. Sepakbola telah mengantarkan Ginan dan rekan-rekan lain dalam komunitas Rumah Cemara untuk dapat diterima dengan baik dan sama seperti pemain sepakbola semi-pro lainnya.

Dadang Heriadi (41 tahun)

Mengabdikan Diri Untuk Merawat Orang Gila Di Bawah Yayasan Keris Nangtung

clip_image004

Suatu hari, Dadang yang waktu itu masih menjadi pegawai di Perusahaan Listrik Negara (PLN), melihat  seorang  penyandang sakit  jiwa  yang sedang mengais-ngais  makanan  di tong sampah. Dia mengaku tersentuh dan mengenang  masa  lalunya  yang buruk, sebagai  pemuda  nakal yang  suka  minum-minuman keras. Ia  berpikir andai  tidak berhenti, mabuk-mabukan saat itu

Fauzanah (64 Tahun)

Pensiunan Guru yang Terus Mengabdikan Diri Menjadi Guru Matematika

clip_image006

Biasanya Puskesmas diperuntukkan bagi orang sakit. Namun bagi Fauzanah, Puskesmas juga dapat digunakan untuk anak-anak yang kesulitan matematika. Siapa  tak  bisa matematika, maka ia sakit, demikian vonisnya. “Mereka kan sakit, jadi harus ke puskesmas agar sehat,” ujarnya. Fauzanah pun kemudian mendirikan puskesmas matematika di Dusun Ngempon Lor baca selengkapnya kisah ibu Fauzanah (64 Tahun)

Sinta Ridwan (26 Tahun)

Penderita Lupus Yang Melestarikan Aksara Jawa

clip_image008

Siapa yang akan menyangka jika Sinta, yang setiap kali bertemu dan menyapa banyak orang dengan senyumnya, ternyata seorang penderita penyakit lupus. Penyakit yang hinggga saat ini belum diketahui obatnya. Sinta yang baru menamatkan kuliah S2 di jurusan  Filiologi Universitas Padjajaran ini  menganggap obat yang paling mujarap dari segala penyakit adalah rasa  bahagia.

Irma Suryati (37 Tahun)

Penyandang Cacat Yang Memiliki 2.500 Mitra Kerja & Sukses Berbisnis Pembuatan Keset Dari Kain

clip_image010

Irma Suryati terlahir dalam kondisi sempurna, tanpa cacat. Namun, ketika usianya 4 tahun, baru diketahui bahwa ia terkena penyakit polio. Penyakit polio yang dideritanya ini sempat membuat Irma minder saat ia beranjak dewasa. Namun, itu tak berlangsung lama. Justru karena kondisi kaki itulah yang mendorong Irma melakukan sesuatu yang berarti bagi dirinya dan orang lain.

Neng Sulastri (24 Tahun)

Guru di Penjara Anak

clip_image012

Panggilan jiwa rupanya menjadi alasan bagi Sulastri untuk bersedia menjadi guru di Sekolah Lembaga Pemasyarakatan Anak (LP Anak) Tangerang. Sulastri mengajar di LP Anak Tangerang sejak tahun 2008. Saat itu ia sedang melakukan Kuliah Kerja Profesi di Lembaga Pemasyarakatan Anak. Di dalam penjara, ia banyak menghadapi anak-anak yang memiliki masa lalu yang menyedihkan

Dr. Irina Among Pradja (53 Tahun)

Dokter Yang Beralih Profesi Sebagai Pendidik

clip_image014

Beralih profesi dari dokter menjadi seorang tenaga pengajar, itulah yang menjadi pilihan hidup dokter Irina atau yang lebih akrab disapa Ina. Ia lulus pendidikan dokter tahun 1984, kemudian mengikuti program inpres di Timor-Timur selama 5 tahun. Selesai bertugas, ia kembali ke Jakarta dan bekerja di rumah sakit. Ia menekuni profesinya sebagai dokter sampai berusia 40 tahun.

Buyung Thalib Ama (43 Tahun)

Guru Tuna Netra Yang Mendedikasikan Dirinya Untuk Pendidikan

clip_image016

Sejak umur tiga bulan, Buyung sudah mengalami cacat mata (mata sebelah kanan buta total dan mata sebelah kiri rabun). Kebutaan Buyung terjadi akibat ia mengalami panas tinggi yang berujung kebutaan. Sejak masih duduk di bangku Sekolah Dasar, Buyung telah bercita-cita menjadi seorang guru. Setamat SMP tahun 1984, Buyung mendaftar ke SPG tetapi ditolak karena matanya buta.

Syamsinar Rasyad (58 Tahun)

Kader PKK, Posyandu, Relawan yang Bertekad Menyembuhkan Penderita TB Paru di Jambi

clip_image018

Syamsinar Rasyad adalah seorang ibu rumah tangga biasa. Ia juga bukan orang berada. Ia menyandang status sebagai janda sejak tahun 2009. Suaminya meninggal karena penyakit TB paru yang dideritanya. Syamsinar kini sudah berusia lebih dari setengah abad, tapi daya juangnya melebihi anak muda. Ia memiliki beban yang berat dalam keluarga, namun masih meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk orang lain.

Muhammad Iman Usman (20 Tahun)

Presiden Indonesian Future Leaders (IFL)

clip_image020

Di tengah krisis kepercayaan yang terjadi di Indonesia, baik oleh  masyarakat terhadap pemerintah maupun pemerintah terhadap masyarakat, ternyata  masih ada rasa optimis di kalangan pemuda untuk memperbaiki negeri ini.  Muhammad Iman Usman, yang kerap dipanggil Iman, mahasiswa Universitas Indonesia  jurusan Ilmu Hubungan Internasional justru melakukan usaha perbaikan bagi Indonesia dengan cara yang kreatif.

untuk menyaksikan video dibawah ini silahkan matikan suara streaming radio edukasi di samping kiri.

Sumber : http://www.kickandy.com/heroes/
BACA SELENGKAPNYA »

Siti Fauzanah Guru Hebat Dari Temanggung di Kick Andy Heroes

Siti Fauzanah dan Puskemas Matematika, Biasanya Puskesmas diperuntukkan bagi orang sakit.  Siapa tak bisa matematika, maka ia sakit. Itulah vonis dari Siti Fauzanah, pengelola puskesmas matematika di Dusun Ngempon Lor Kelurahan Parakan Wetan Kecamatan Parakan, Temanggung, Jawa Tengah.
clip_image001
Ini bukan sebuah lelucon, tapi bagi Siti Fauzanah yang guru matematika, gak bisa berhitung adalah sebuah bahaya besar dalam kehidupan, karena hidup memang memerlukan perhitungan. Maka sebagai guru ia mendedikasikan hidupnya untuk membuat banyak anak bangsa pintar matematika.
Namun bagi Fauzanah, Puskesmas juga dapat digunakan untuk anak-anak yang kesulitan matematika. Siapa tak bisa matematika, maka ia sakit, demikian vonisnya. “Mereka kan sakit, jadi harus ke puskesmas agar sehat,” ujarnya. Fauzanah pun kemudian mendirikan puskesmas matematika di Dusun Ngempon Lor Kelurahan Parakan Wetan Kecamatan Parakan, Temanggung, Jawa Tengah. Tidak main-main, mereka yang keluar dari puskesmas matematika ini bahkan menjadi juara olimpiade matematika.
Ibu Yan, panggilan akrab untuk Siti Fauzanah, sebenarnya sudah pensiun sejak lama. Namun pihak SMP tempat ia mengajar dulu, memintanya kembali untuk aktif mengajar. “Kami memang memerlukan Ibu Yan, demi kemajuan sekolah ini,” ujar Soedarman, Kepala SMPN 1 Parakan, Temanggung. Maka hingga sekarang, Bu Yan masih berprofesi sebagai guru di SMPN 1 Parakan.
clip_image003
Ketika mengajar dan menemukan anak kurang pintar bermatematika, maka tak segan Bu Yan meminta anak tersebut untuk datang ke rumah dan belajar tambahan di rumahnya. Tentu saja, tanpa dipungut bayaran. “Mereka kan sakit, jadi harus ke puskesmas agar sehat,” ujarnya diakhiri senyum.
Alhasil rumahnya pun menjadi pusat pelatihan/les matematika. Uniknya tempat pelatihan matematika ini ia sebut sebagai Puskesmas Matematika. Setiap hari puluhan anak akan terlihat bergantian memadati ruangan sekitar 4X5 meter. Sebagian murid les yang mampu membayar biaya les sebesar Rp.50 ribu per bulan. Tapi kebanyakan dari peserta les adalah mereka yang kurang mampu, sehingga Bu Yan memberikan les secara cuma-cuma.

Saksikan videonya.


saksikan video lengkap Kick Andy Heroes 2012

Di masa pensiunnya, wanita yang akrab disapa Bu Yan ini masih terus mengabdikan dirinya untuk membuat banyak anak bangsa pintar matematika. Pihak SMP tempat ia mengajar dulu, memintanya kembali untuk aktif mengajar dan hingga sekarang, Bu Yan berprofesi menjadi guru diusia senjanya. Setiap harinya bahkan ia masih memberikan kursus (les) bagi anak didiknya, yang terdiri dari kalangan SD, SMP dan SMA di rumahnya yang kecil dan berdinding papan.
clip_image005
Seperti layaknya puskesmas dan rumah sakit kebanyakan, Bu Yan memberlakukan rawat jalan atau berobat jalan serta rawat inap. Setiap hari puluhan anak akan terlihat bergantian memadati ruangan sekitar 4x5 meter. Rumah berdinding papan itu sebenarnya adalah rumah kontrakan, tempat Ibu Yan tinggal setiap hari. Les dimulai saat Ibu Yan pulang mengajar di sekolah dan berakhir malam hari sekitar pukul 20.00 WIB. Sementara hari Minggu, ruang les penuh mulai dari pukul 08.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB.

Bu Yan memberikan les ini secara gratis. Sebagian murid yang merasa mampu membayar biaya les , boleh membayar sebesar Rp. 50 ribu per bulan. Meski bukan dari golongan berada, terbukti Bu Yan mampu memperjuangkan anak-anak putus sekolah. Setiap periode, anak-anak yang datang ke Puskesmasnya silih berganti. Mereka datang dari pelosok desa yang tersebar di wilayah Kabupaten Temanggung. Ada dari Tuksari, Nggorukem, Bokol, Ngadirejo, Jumo, Temanggung, dan sekitar Parakan.
clip_image007
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kembali memberikan Anugerah Peduli Pendidikan (APP), Kategori Individual dan Inovator Pendidikan diperoleh Ibu Karli dari Surabaya; John Ndalu dari Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur; Siti Fauzanah dari Temanggung, Jawa Tengah; dan Dian Inggrawati dari DKI Jakarta. http://dikmen.kemdiknas.go.id/html/index.php?id=berita&kode=32
Sudah tidak terhitung jumlah anak yang telah diselamatkannya melalui Puskesmas Matematika. Saat ini saja Bu Yan menjadi orang tua asuh bagi 17 anak. Mereka adalah anak-anak dari keluarga yang tidak mampu dan nyaris putus sekolah. Dari puskesmas sederhana yang dikelolanya, Bu Yan tidak hanya mengajarkan anak-anak berhitung dan pintar matematika, tetapi ia juga telah mengkalkulasi untuk menyelamatkan kehidupan anak-anak sebagai generasi penerus bangsa ini.
clip_image010Dalam masa aktif sebagai guru, Bu Yan yang mengajar di Temanggung ini sering menemukan banyak kasus anak yang nyaris putus sekolah, karena kondisi orang tua murid yang sudah terang-terangan mengaku tak sanggup lagi membiayai anaknya sekolah. Melihat kondisi demikian, maka Bu Yan kemudian mengambil alih tanggung jawab orang tua anak tersebut dalam hal mendidik dan membiayai sekolahnya. Dan itu dilakukan sejak tahun 1983. Sudah banyak anak yang ia selamatkan masa depannya. "Kalau dibiarkan saja, anak-anak miskin dan putus sekolah itu pasti hanya akan menjadi kuli atau pembantu. Makanya saya ambil mereka untuk hidup bersama saya. Yang penting mereka bisa sekolah, tegasnya.
Dan saat ini Bu Yan sedang menjadi orang tua asuh bagi 17 anak. Mereka adalah anak-anak dari keluarga yang tidak mampu dan nyaris putus sekolah. Kebanyakan mereka mulai diangkat sebagai anak asuh pada usia sekolah SMP.
imageDisiplin belajar dan upaya keras Bu Yan telah mendapatkan hasil yang baik. Sebagian besar anak asuhnya itu telah meraih penghargaan olimpiade untuk bidang matematika, baik di tingkat lokal, provinsi, nasional, dan internasional. Dan prestasi ini lah yang kemudian menjadikan anak-anak itu jadi penerima beasiswa di berbagai sekolah dan kampus unggulan, seperti UGM, ITB, UNDIP, STAN, dan UNNES. “Andai saya tak bertemu Bu Yan, mungkin saya sekarang jadi kuli batu di kampung,” kata Nanang Susyanto, anak asuh Bu Yan, lulusan S-2 matematika UGM dan kini menjadi dosen di almamaternya.
Sama halnya dengan Nanang, Iwan yang anak seorang buruh Tani pun tak henti bersyukur pada pertemuannya dengan Ibu Yan. “Kalau gak ditolong Ibu, sekarang saya paling sedang nyabit rumput,” ujar mahasiswa Teknik Elektro UGM ini.
Ketulusan Bu Yan dalam menolong anak- anak bangsa ini, tak bisa dipisahkan dari masa lalunya. Bu Yan lahir dari keluarga sederhana. Selagi kecil, anak pertama dari 12 bersaudara ini terpaksa menjadi pembantu dari satu tempat ke tempat lainnya. “Jadi semua yang saya lakukan sekarang ini, karena pengalaman hidup saya. Saya tahu rasanya miskin, tapi saya tahu tak boleh ada yang putus sekolah,” ujarnya.

clip_image009

Untuk membiayai ke-17 anaknya, Bu Yan harus pintar membagi penghasilannya dari gaji pensiunan dan honorariumnya sebagai guru. Sementara dari hasil memberikan les matematika, ia hanya memperoleh uang sekitar Rp 600ribu saja per bulan. Tak heran kalau Bu Yan tak pernah memikirkan untuk memiliki sebuah rumah yang layak bagi masa depan dia dan lembaga kursusnya. Saat ini Bu Yan dan anak-anaknya tinggal di rumah kontrakan sederhana, yang berdinding papan.
Inilah kisah-kisah inspiratif dari para pejuang kehidupan yang mendedikasikan diri demi kemajuan pendidikan dan wawasan anak bangsa.
 
clip_image001

clip_image002

clip_image003

clip_image004

BACA SELENGKAPNYA »

Kamis, 01 Maret 2012

Tujuan dan Manfaat PKB bagi guru

PKB bagi guru memiliki tujuan umum untuk meningkatkan

kualitas layanan pendidikan di sekolah/madrasah dalam

rangka meningkatkan mutu pendidikan. Sedangkan tujuan

khusus PKB adalah sebagai berikut.

1. Memfasiltasi guru untuk mencapai standar kompetensiprofesi yang telah ditetapkan.

2. Memfasilitasi guru untuk terus memutakhirkan kompetensi yang mereka miliki sekarang dengan apa yang menjadi tuntutan ke depan berkaitan dengan profesinya.

3. Memotivasi guru‐guru untuk tetap memiliki komitmen melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai tenaga profesional.

4. Mengangkat citra, harkat, martabat profesi guru, rasa hormat dan kebanggaan kepada penyandang profesi guru.

image

Manfaat PKB yang terstruktur, sistematik dan memenuhi kebutuhan peningkatan profesionalan guru adalah sebagai berikut.

1. Bagi Siswa

Siswa memperoleh jaminan kepastian untuk mendapatkan pelayanan dan pengalaman belajar yang efektif untuk meningkatkan potensi diri secara optimal melalui penguasaan iImu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan perkembangan masyarakat abad 21 serta memiliki jati diri sebagai pribadi yang luhur sesuai nilai‐nilai keluruhan bangsa.

2. Bagi Guru

PKB memberikan jaminan kepada guru untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta kepribadian yang kuat sesuai dengan profesinya yang bermartabat, menarik, dan pilihan yang kompetitif agar mampu menghadapi perubahan internal dan eksternal dalam kehidupan abad 21 selama karirnya.

3. Bagi Sekolah/Madrasah

PKB memberikan jaminan terwujudnya sekolah/madrasah sebagai sebuah organisasi pembelajaran yang efektif dalam rangka meningkatkan kompetensi, motivasi, dedikasi, loyalitas, dan komitmen pengabdian guru dalam memberikan layanan pendidikan yang berkualitas kepada peserta didik.

4. Bagi Orang Tua/Masyarakat

PKB memberikan jaminan bagi orang tua/masyarakat bahwa sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya masing‐masing anak mereka di sekolah memperoleh bimbingan dari guru yang mampu bekerja secara profesional dan penuh tanggung jawab dalam mewujudkan kegiatan pembelajaran secara efektif, efisien, dan berkualitas sesuai dengan kebutuhan masyarakat lokal, nasional dan global.

5. Bagi Pemerintah

Dengan kegiatan PKB, pemerintah mampu memetakan kualitas layanan pendidikan sebagai upaya pembinaan, pengembangan, dan peningkatan kinerja guru serta pembiayaannya dalam rangka mewujudkan kesetaraan kualitas antarsekolah sejenis dan setingkat.

Sumber : BUKU 1, PEDOMAN PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB), KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2010

BACA SELENGKAPNYA »

Selasa, 21 Februari 2012

Standar Kompetensi Kepala Sekolah/Madrasah

Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/madrasah. Dalam peraturan tersebut terdapat lima dimensi kompetensi yaitu: kepribadian, manajerial, supervisi, dan sosial. Setiap dimensi kompetensi memiliki sub-sub sebagai kompetensi dasar yang harus dimiliki seorang kepala sekolah/madrasah. Secara rinci kompetensi-kompetensi dasar tersebut adalah sebagai berikut. kepala sekolah

A. Dimensi Kompetensi Kepribadian

  1. Berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan akhlak mulia, menjadi teladan akhlak mulia bagi komunitas di sekolah/madrasah.
  2. Memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin.
  3. Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai
    kepala sekolah/madrasah.
  4. Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi.
  5. Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan
    sebagai kepala sekolah/madrasah.
  6. Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan.

B. Dimensi Kompetensi Manajerial

  1. Menyusun perencanaan sekolah/madrasah untuk berbagai
    tingkatan perencanaan.
  2. Mengembangkan organisasi sekolah/madrasah sesuai dengan
    kebutuhan.
  3. Memimpin sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan
    sumber daya manusia sekolah/madrasah secara optimal.
  4. Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah/madrasah
    menuju organisasi pembelajar yang efektif.
  5. Menciptakan budaya dan iklim sekolah/madrasah yang
    kondusif dan inovatif bagi pembelajaran peserta didik.
  6. Mengelola guru dan staf dalamr angka pendayagunaan sumber
  7. daya manusia secara optimal.
  8. Mengelola sarana dan prasarana sekolah/madrasah dalam
    rangka pendayagunaan secara optimal.
  9. Mengelola hubungan sekolah/madrasah dengan masyarakat
    dalam rangka pencarian dukungan ide, sumber belajar, dan
    pembiayaan sekolah/madrasah.
  10. Mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik
    baru, penempatan, dan pengembangan kapasitas peserta didik.
  11. Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran
    sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional.
  12. Mengelola keuangan sekolah/madrasah sesuai dengan prinsip
    pengelolaan yang akuntabel, tranparan, dan efisien.
  13. Mengelola ketatausahaan sekolah/madrasah dalam mendukung
    pencapaian tujuan sekolah/madrasah.
  14. Mengelola unit layanan khusus sekolah/madrasah dalam
  15. mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik di sekolah/madrasah.
  16. Mengelola informasi dalam mendukung penyusunan program
    dan pengambilan keputusan.
  17. Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan
    pembelajaran dan manajemen sekolah/madrasah.
  18. Melakukan monitoring,evaluasi,dan pelaporan pelaksanaan
    program kegiatan sekolah/madrasah dengan prosedur yang
    tepat, serta merencanakan tindak lanjutnya.

C. Dimensi Kompetensi Kewirausahaan

  1. Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan
    sekolah/madrasah.
  2. Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah/madrasah
    sebagai organisasi pembelajar yang efektif.
  3. Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan
    tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah/madrasah.
  4. Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam
    menghadapi kendala yang dihadapi sekolah/madrasah.
  5. Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan
    sekolah/madrasah sebagai sumber belajar peserta didik.

D. Dimensi Kompetensi Supervisi

  1. Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka
    peningkatan profesionalisme guru.
  2. Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan
    pendekatan dan teknik supervisi yang tepat.
  3. Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam
    rangka peningkatan profesionalisme guru.

E. Dimensi Kompetensi Sosial

  1. Bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan
    sekolah/madrasah.
  2. Berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.
  3. Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain.

 

Sumber : DIREKTORAT JENDERAL PMPTK, 2009, Dimensi Kompetensi Manajerial, Jakarta, DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

BACA SELENGKAPNYA »

Senin, 23 Januari 2012

Nonton Bareng Film Pendidikan Karakter "UMI Amanah" bersama IGI Jateng

Pendidikan karakter saat ini di dengungkan dimana mana, Film Umi Amanah adalah salah satu film yang bisa di jadikan contoh pendidikan karakter dalam aplikasi sehari hari.

 


Dalam rangka mendukung rogram pemerintah dalam penguatan penanaman Pendidikan Karakter, IGI Jateng Mengajak Segenap Pengurus IGI Jateng dan Cabang-cabangnya, anggota IGI, atau masyarakat pemerhati pendidikan karakter + semua anggota keluarganya untuk bersilaturahim dan menikmati liburan bersama IGI jateng dan Flexy dalam acara "Nonton bareng Film Ummi Aminah, meet & greet" plus jumpa Artis (Revalenda S Temat, dkk),
Pada: Minggu, 5-02-2012 pukul 09.30 di Paragon Mall, Hotel & Shopping Centre Jl. Pemuda No. 118 Semarang (http://www.paragonsemarang.com/). HTM Rp. 15.000. Fasilitas: Kaos dan pulsa Rp.10.000
(pemilik no. flexy) or perdana flexy seharga Rp. 5000 + pulsa Rp. 5.000, dan Jumpa artis kenamaan.

Khusus Pengurus IGI Jateng dan keluarga Hubungi/sms HP. 085866449380 untuk pendaftaran. Lainnya, silakan hubungi Triyono, HP: 081325618418

PESERTA TERBATAS!


Thanks. Mampuono.





SINOPSIS


Produser: Gobind Punjabi, Raam Punjabi
Sutradara: Aditya Gumay
Penulis: Adenin Adlan, Aditya Gumay
Pemeran: Nani Widjaja, Rasyid Karim, Cahya Kamila, Gatot Brajamusti, Yessy Gusman, Budi Chairul
Tanggal edar: Kamis, 05 Januari 2012
Format syuting: HDV
Warna: Warna
Ummi Aminah (Nani Wijaya), ustadzah 68 tahun, memiliki jamaah setia mencapai ribuan. Ummi memiliki tujuh anak. Dari perkawinan pertamanya yang gagal, Ummi dikaruniai dua anak: Umar (Gatot Brajamusti) yang beristrikan Risma (Yessy Gusman). Risma adalah gambaran menantu yang selalu sinis dan tak memiliki relasi harmonis dengan keluarga Ummi. Risma selalu khawatir, keluarga Umar akan memanfaatkan kekayaan mereka. Ini yang membuat Umar kerap emosi hingga mengancam akan menceraikan Risma. Aisyah (Cahya Kamila), anak kedua, seorang ibu rumah tangga yang bersuamikan Hasan (Budi Chaerul), pegawai negeri golongan menengah dengan dua anak yang masih kecil.
Dari suami keduanya, Abah (Rasyid Karim), Ummi memiliki lima anak lagi: Zarika (Paramitha Rusadi), Zainal (Ali Zainal), Zubaidah (Genta Windi), Zidan (Ruben Onsu) dan Ziah (Zee Zee Shahab).Zarika, wanita karir sukses yang was-was dengan usianya. Ia belum punya jodoh. Zarika memiliki hubungan khusus dengan bawahannya -- Ivan (Temmy Rahadi) yang sudah beristeri, namanya Dewi (Elma Theana). Di jejaring sosial, Zarika menjadi bulan-bulanan. Ia dituduh sebagai perempuan perebut suami orang. Ummi marah besar dan merasa malu. Ia minta Zarika mengakhiri hubungan mereka.
Istri Zainal, Rini (Revalina S Temat), tengah mengandung anak kedua. Mereka masih menumpang di rumah Ummi. Kerja Zainal hanya menyopiri Ummi ke berbagai tempat ceramahnya. Untuk menambah penghasilan, Zainal mencoba jualan sepatu di tempat-tempat Ummi ceramah. Malang baginya, Zainal dimanfaatkan teman bisnisnya sebagai kurir narkoba. Penangkapan Zainal disaksikan jamaah Ummi. Berita pun menyebar, Ummi hanya bisa pasrah ketika semua tempat-tempat pengajian membatalkan undangan ceramah.
Bukan hanya  persoalan Risma, Zarika dan Zainal, masalah Zidan juga membuat Ummi harus lebih tawakal. Abah masih sulit menerima keadaan Zidan yang sifatnya seperti perempuan. Sementara Zubaidah merasa tak pernah diperhatikan Ummi. Pendidikannya rendah, Zubaidah merasa  tidak dipercaya Ummi sebagai asisten ustadzah kondang. Persoalan keluarga Ummi makin menggunung ketika Abah tertipu bisnis jual-beli tanah kontrakan. Semua rangkaian peristiwa memukul hati Ummi. Ummi memutuskan berhenti sebagai penceramah. 





"Ummi Amanah", Drama Religi Islami
JAKARTA, suaramerdeka.com - Setelah dinilai sukses menyutradarai film Emak Ingin Naik Haji,Lenong Bocah, dan Rumah Tanpa JendelaAditya Gumai kembali bersiap merilis film Ummi Amanah. Dalam media junket sekaligus penayangan behind the scene film bergenre drama religi itu, di Gedung Film, Jakarta, Kamis (1/12), Gumai mengatakan, dalam menggarap film ini dia mengajak kerja sama dengan sejumlah pemain bintang.

Di antaranya Nani Wijaya, Paramitha Rusady, Revalina S Temat, Zee Zee Shahab, Ali Zainal, Ruben Onsu, Aa Gatot Brajamusti, dan Atie Kanser.  Film berdurasi 104 menit dalam format HVD (red cam) yang kemudian ditransfer pada celluloid 35 MM itu. "Secara garis besar bernarasi tentang seorang penceramah wanita yang mempunyai tujuh anak dengan persoalannya masing-masing," kata Gumai.
Dia berharap film ini dapat memotret persoalan keluarga di Indonesia. Sekaligus memberikan tuntunan selain tontonan. Karena, menurutnya, banyak nilai-nilai positif dalam keluarga yang akan dituturkan di film ini. Seperti makna penting ikatan sebuah keluarga.
Untuk mendapatkan sudut pandang cerita yang berbeda, Gumai lebih menyoroti ironi-ironi kehidupan sehari-hari para pelakonnya. "Jadi, film ini sangat layak tonton, " ujarnya.
Lebih kurang 4000 ibu-ibu pengajian dari berbagai majelis taklim turut dilibatkan dalam penggarapan film yang menurut rencana akan dirilis pada 5 Januari 2012 ini. Aris Muda dari Multivision, berharap pendistribusian film Ummi Amanah sebagai pembukan film Indonesia di tahun 2012, diharapkan dapat merangsang para pembuat film lainnya mengangkat tema serupa, dan mulai meninggalkan tema-tema film horor dan komedi seks yang cenderung meminggirkan akal sehat.
Paramitha Rusadi yang mengaku selama syuting berlangsung dengan sangat menyenangkan, berharap film ini dapat memberikan sesuatu kepada penonton. "Anda tahu, syuting itu in the blood bagi saya. Jadi, saya senantiasa merasa senang setiap menjalani proses syuting, apalagi proses syuting film ini menyenangkan," kata Rusadi.
Hal senada dikatakan aktris senior Nani Wijaya, yang mengaku setelah sekian lama bergelut dalam dunia film, "Baru di film ini saya kembali mendapat kepercayaan berlakon sebagai salah satu peran utama," katanya.
Bagaimana pendapat Revalina S. Temat ihwal film ini? "Ini film khusus untuk para ibu-ibu di Indonesia, karena memotret kehidupan ibu-ibu kita. Jadi, selain filmnya dalem, juga natural," katanya.
sumber : suaramerdeka


BACA SELENGKAPNYA »

Senin, 09 Januari 2012

Menguak Kedahsyatan Aplikasi Visual Basic (VBA) pada Powerpoint

Kita pasti pernah mendengar mengenai Microsoft Visual Basic 6.0. Benar... Microsoft Visual Basic 6.0 merupakan software untuk membuat program di komputer berbasis windows. Seperti kita ketahui Visual Basic 6.0 memakai bahasa pemrograman BASIC (Beginner All-Purpose Symbolic Instruction Code) yang merupakan salah satu bahasa pemrograman tingkat tinggi yang sederhana dan mudah untuk dipelajari. Dengan visual Basic 6.0 kita bisa menciptakan suatu program denan beberapa keunggulan, di antaranya adalah mudah mudah digunakan dan mudah dikembangkan akan tetapi tidak mengurangi kualitas dan keindahan desain programnya.
Bagi kita yang ingin memanfaatkan Visual Basic ini tidak harus memiliki software Microsoft Visual Basic 6.0 atau versi lainnya. Karena aplikasi Visual Basic ini sudah ada di Micrsoft Office 2007 maupun Microsoft Office 2010. Salah satunya di Microsoft Office Powerpoint, di mana berbagai kontrol aplikasi Visual Basic bisa kita lihat di menu developer.
Secara default maka menu developer tidak langsung Nampak di deretan toolbar menu Microsoft Office Powerpoint. Untuk memunculkannya adalah dengan mengklik logo office button kemudian pilih Powerpoint Option dan beri tanda check list/centhang pada pada opsi Show Developer tab in Ribbon. Kemudia kita klik OK. Maka menu developer akan muncul.
Aplikasi Visual Basic (VBA) untuk Microsoft Office Powerpoint selama ini banyak digunakan untuk membuat soal evaluasi, di mana nilai siswa akan muncul otomatis ketika selesai mengerjakan soal. Ternyata, masih banyak sekali kedahsyatan Aplikasi Visual Basic (VBA) untuk Microsoft Office Powerpoint yang masih belum tersentuh. Di antaranya dengan VBA kita bisa membuat berbagai simulasi menarik. Simulasi untuk matematika dan fisika di antaranya :
1. Program Simulasi Luas dan Keliling Persegi Panjang
2. Program Simulasi Konversi Suhu
3. Program Simulasi Kecepatan, Jarak, dan Waktu
4. Program Simulasi Massa Jenis, Massa, dan Volume
5. dan sebagainya.



Wah, Powerpoint benar-benar dahsyat bukan..... Jadi tunggu apa lagi? Ayo belajar lebih dalam mengenai Aplikasi Visual Basic (VBA) untuk Microsoft Office Powerpoint ini. Untuk mempelajarinya lebih dalam sebaiknya mulai dari pengenalan VBA, kemudian memahami toolbox Visual Basic pada Powerpoint , dilanjutkan mendalami mengenai berbagai variabel dalam pemrograman, jenis-jenis data, baru kemudian mencoba membuat aplikasi pemrograman menggunakan VBA pada Powerpoint. Dari kedahsyatan inilah saya mencoba menguak lebih dalam mengenai VBA pada Powerpoint, karena saya yakin apa yang saya sebutkan di atas barulah sebagian kecil kedahsyatan pemanfaatan VBA pada Powerpoint. Jadi...yuk kita bongkar kedahsyatan-kedahsyatan lainnya !
BACA SELENGKAPNYA »

Minggu, 08 Januari 2012

Pendidikan Karakter dipertaruhkan dalam Kejujuran Ujian Nasional (UN)

Gema Pendidikan Karakter tersiar di seluruh pelosok negeri, sebentar lagi akan di pertaruhkan dalam kejujuran Ujian Nasional. Mungkin terlalu sempit atau bisa jadi dianggap sangat tidak  berdasar kalau kita katakan bahwa kecurangan yang dilakukan dalam pelaksanaan Ujian Nasional menjadi indikator ketidak jujuran pendidikan kita. Namun, tidak salah, bila dijadikan sebagai salah satu indikator. Karena masih banyak unsur atau elemen lain yang bisa dijadikan indikator. Bila kita benar-benar jujur, maka kecurangan yang dilakukan oleh siswa,guru, kepala sekolah maupun para pengambil kibijakan pendidikan dengan manipulasi nilai Ujian Nasional tersebut, adalah sebuah bentuk bentuk ketidak jujuran tersebut. Sekolah sebagai salah satu basis atau learning center of honesty, selama ini sudah kehilangan makna kejujuran.

Banyak pihak tak setuju ada ujian nasional. Bukan karena takut ujian, melainkan mensinyalir pelaksanaan ujian nasional sering kali dinodai serangkaian ketidakjujuran. Ketidakjujuran itu bisa berupa mencontek antarsiswa atau tindakan yang justru difasilitasi sekolah. Memang betul ujian nasional bukan satu-satunya syarat kelulusan. Namun tanpa lulus ujian nasional, dijamin siswa tak lulus.

Mulai tahun 2003 Ujian Nasional diberlakukan, sering kita melihat atau mendengar adanya makelar jawaban, jual beli soal, pencurian soal. Dan tidak sedikit juga siswa yang bunuh diri, frustasi, serta dampak psikologis siswa/siswi yang tidak lulus Ujian Nasional. Selain itu, penyelenggaraan Ujian Nasional sebagai penentu kelulusan juga menjadi momok menakutkan bagi siswa/siswi kelas 6 SD, kelas 9 SLTP maupun kelas 12 SLTA. Hal ini tidak hanya bagi siswa, pihak sekolah juga mengalaminya. Apalagi standar pendidikan kita yang belum merata, sehingga Ujian Nasional merugikan siswa dan pihak sekolah. Akibatnya pihak sekolah juga dapat berperan dalam kecurangan pendidikan itu.

 Sejak Ujian Nasional diberlakukan, banyak permasalahan yang terjadi. Semisal, Ujian Nasional yang mengerdilkan peran guru di sekolah karena dianggap tidak mampu memberikan kelulusan. Juga moral siswa, serta adanya anggapan yang meremehkan mata pelajaran yang tidak ikut diujiankan dalam Ujian Nasional, hingga kecurangan-kecurangan yang terjadi pada saat ujian. 

Ujian nasional adalah investasi yang mahal. Alur panjang mulai dari penyusunan soal, pencetakan soal, pendistribusian soal, penilaian sampai kepada supervisi memerlukan biaya besar. Di satu sisi Ujian Nasional juga telah bergeser fungsinya dari sekedar ujian untuk mengukur prestasi menjadi ujian untuk mengukur kejujuran. Baik untuk siswa, kepala sekolah, guru, orang tua dan dinas pendidikan.

Jujur adalah bibit unggul. Percuma baik tetapi tidak unggul. Ibarat padi, dia bisa dipanen dan dikonsumsi, tetapi kalau tidak unggul dia hanya mandeg sampai dikonsumsi saja.. Tetapi kalau unggul dia masih bisa dijadikan bibit lagi untuk menghasilkan butiran-butiran padi yang lain. Karenanya jangan gadaikan Ujian Nasional dengan sikap tidak jujur. Nilai kejujuran bisa dinilai dari pemahaman pada setiap diri yang tersangkut dalam Ujian Nasional. Apakah pendidik sudah mengajar dengan baik? Apakah bahan yang diajarkan telah memenuhi standar dan berkualitas? Apakah sarana dan prasarana sekolah telah dimanfaatkan dengan maksimal? Apakah siswa telah belajar dengan sungguh-sungguh, memahami materi dan mampu mengerjakan soal dengan baik?

Jika semua pihak bisa introspeksi diri dengan usaha yang telah dilakukan maka itulah takaran yang sesungguhnya. Hasil Ujian Nasional yang dicapai menunjukkan sejauh mana pihak yang terkait telah menjalankan tugas dan tanggung jawabnya secara benar. Kini Ujian Nasional bisa dijadikan tolok ukur kejujuran suatu bangsa. Bangsa yang jujur akan menghasilkan masyarakat yang jujur. Masyarakat yang jujur akan menghasilkan pemimpin yang jujur yang tentu dipilih oleh rakyat yang jujur.

Ujian Nasional tahun ini tinggal menghitung bulan atau hari, hampir setiap sekolah memadatkan pembelajaran atau memberikan les pada siswa jauh sebelum pelaksanan ujian nasional. Itu sebagai persiapan agar siswa terbiasa mengerjakan soal-soal ujian nasional.

Kemudian, menjelang ujian nasional, beberapa sekolah "menginfus" siswa dengan mengadakan doa dan tahajud bersama. Langkah itu untuk menambah dorongan spiritual dan ketenangan ketika mereka mengerjakan soal ujian.

Ternyata di lapangan, banyak sekolah kurang mantap dengan hanya melakukan dua hal itu. Maka mereka membuat tim (Tim sukses Ujian Nasional) untuk mendukung kelulusan berdasarkan nilai minimal. Tim itu berupaya agar setiap siswa peserta ujian mendapatkan nilai minimal 5,5 untuk setiap pelajaran. Jika target itu tercapai berarti kerja tim dianggap sukses.

Tahun kemarin kita di kagetkan berita mengenai aduan “menyontek massal” yang dilakukan suatu sekolah saat Ujian Nasional berlangsung.Dan tahun sebelumnya di Medan, Komunitas Air Mata Guru (KAMG) menemukan bahwa sebelum ujian negara (ujian nasional) dilakukan, naskah soal sudah beredar di mana-mana. Dengan kata lain, terjadi kecurangan dengan membocorkan naskah soal Ujian Nasional. 

Keberanian Alif dan Siami, ibu kandung Alif, melaporkan adanya menyontek massal tersebut justru berujung petaka. Siami dicerca dan diusir masyarakat dari rumahnya, hingga harus mengasingkan diri. Masyarakat dan pihak sekolah tidak terima atas adanya aduan tersebut karena bisa merusak nama baik sekolah dan sekaligus bisa membuat Ujian Nasional di sekolah tersebut harus diulang.

Pemerintah bertindak cepat dengan memeriksa dugaan tersebut, dan hasilnya dinyatakan tidak terbukti ada tindakan menyontek massal. Menteri Pendidikan Nasional Muhammad Nuh menegaskan tidak ada peristiwa mencontek massal di Sekolah Dasar Negeri Gadel II, Surabaya, Jawa Timur. Bapak Muhammad Nuh memiliki sejumlah bukti  tidak ada insiden atau mobilisasi pencontekan massal dalam Ujian Nasional yang digelar 10 – 12 Mei 2011.Silahkan baca VivaNews untuk mengingat kembali peristiwa diatas, klik disini .
Sayang sekali kita lebih suka menjadi bangsa yang tidak jujur atas kondisi diri sendiri. Kita tidak mau jujur bahwa masih banyak persoalan terkait Ujian Nasional yang diseragamkan untuk seluruh sekolah di Indonesia, sementara kualitas pendidikan di setiap daerah berbeda-beda. Bagaimana menyamakan pendidikan di Jakarta dengan Papua ? Kita ingin semua kualitasnya sama, namun kita tidak memiliki kesungguhan untuk membuat semua sekolah di Indonesia setara kualitasnya. Jelas sekali, sangat kasat mata, perbedaan kualitas pendidikan di Jakarta dengan Papua, sebagai contoh yang sangat ekstrem.

Saat ini, kejujuran sangat sulit ditemukan. Baik di kalangan pemerintah, maupun lingkungan sekolah (pendidikan). Ketidakjujuran sering dipertontonkan kepada publik, seperti pemerintah yang korupsi dan tidak jujur dalam menjalankan tugasnya. Di lingkungan pendidikan ketidakjujuran  juga sering kita temui. Sepertinya nilai kejujuran dalam dunia pendidikan masih menjadi sesuatu yang amat mahal. Kejujuran mudah dikatakan, tetapi sangat sulit diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Mengingat bahwa siswa merupakan calon agen pembaharu (agent of change) yang akan berperan membawa perubahan-perubahan konstruktif bagi negeri ini, hendaknya makna pendidikan jangan menyempit, hanya dinilai dengan angka. Namun pendidikan  penting melihat aspek secara keseluruhan. Karena kejujuran dalam bertindak sangatlah diperlukan. Terlebih lagi kejujuran dalam pelaksanaan Ujian Nasional. Karena kejujuran yang didapatkan oleh generasi bangsa ini sangat mempengaruhi kondisi bangsa ke depan. Inilah sebenarnya penerapan pendidikan yang berkarakter itu.

Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dijelaskan bahwa fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan berbangsa. Adapun tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dari tujuan pendidikan tersebut, kita hendaknya menyadari betul bahwa kejujuran merupakan salah satu unsur kekuatan spiritual, akhlak mulia, serta kepribadian sangat dibutuhkan untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya dalam rangka membangun bangsa. Pendidikan seharusnya menyemai benih kejujuran bukan menyemai benih kemunafikan, kecurangan, dengan cara instant yaitu melalui Ujian Nasional. Sebab pendidikan seharusnya membangun fondasi moral bangsa.

Kalau dalam Ujian Nasional terdapat kebohongan hal itu justru akan menjadi boomerang. Kualitas pendidikan dan lulusan akan menjadi taruhan. Karena hasil itu adalah semu dan rekayasa, inilah hasil Pendidikan Karakter yang di tanamkan disekolah akan dipertaruhkan dalam Kejujuran Ujian Nasional mendatang.

Akhirnya, jangan kotori Ujian Nasional dengan sikap tidak jujur. Jangan nodai pendidikan Indonesia dengan sikap tidak jujur. Kejujuran Ujian nasional adalah investasi yang mahal untuk mencetak generasi bangsa yang bermartabat. Sedikit saja dimasuki “kotoran” maka kualitasnya akan tercemar. Kejujuran perlu dijaga kemurnian dan dilestarikan selamanya terutama dalam Ujian Nasional.  Bagaimana mau memberantas korupsi kalau kecurangan di awali dari masa pendidikan di Sekolah. Mari para pendidikan, teman teman guru, kita meneladani Sosok Rasulullah Muhammad SAW sebagai Guru Peradaban Dunia dalam menyikapi Ujian Nasional mendatang.

Sumber :
Suara Merdeka
Viva News
medan bisnis daily
cahyadi-takariawan.web.id
Dunia Esai

BACA SELENGKAPNYA »

Jumat, 06 Januari 2012

Wikipedia untuk ensiklopedia di sekolah anda

Anda pasti pernah berkunjung ke website Wikipedia.org, anda juga dapat membangun Wikipedia  untuk ensiklopedia di sekolah anda? dengan memanfaatkan hosting gratis Indonesia di idHstinger.

Anda dapat mengajak seluruh siswa dan guru untuk bersama-sama membangun sebuah ensiklopedia. Hal ini akan melatih siswa untuk menulis.

Wikipedia merupakan ensiklopedia isi bebas yang dimulai pada tahun 2001 (versi bahasa Indonesia dimulai pada tahun 2003). Artikel-artikel di Wikipedia merupakan hasil kolaborasi oleh para penyumbangsih dari seluruh dunia. Situs ini merupakan situs wiki, yang berarti siapapun dapat menyunting artikel, memperbaiki dan menambahkan informasi, hanya dengan mengklik pranala sunting yang berada di atas setiap halaman.

Wikipedia merupakan merek dagang dari Wikimedia Foundation, Inc. yang juga telah membuat keseluruhan keluarga Wikipedia, antara lain Wikiquote, Wiktionary, Wikisource, Wikibooks dan Wikinews. Di Wikipedia dan proyeknya yang lain, Anda diharapkan berani menyunting, dan turut menyumbangkan pengetahuan di bidang yang Anda minati.


Wikipedia dimulai pada 15 Januari 2001 oleh Jimmy Wales, Larry Sanger, dan beberapa kolaborator antusias bahasa Inggris. Kini ada 13.000 kontributor aktif yang mengerjakan 7.000.000 artikel dalam lebih dari 250 bahasa. Saat ini terdapat 181.175 artikel dalam bahasa Indonesia; setiap harinya ratusan ribu pengunjung dari seluruh dunia membuat puluhan ribu suntingan dan membuat ribuan artikel baru di Wikipedia berbahasa Inggris.

Semua teks dalam Wikipedia, dan kebanyakan gambar serta isi lainnya, dilindungi oleh lisensi ganda Creative Commons A-PS dan GFDL. Kontribusi tetap merupakan hak dari pembuatnya, sementara izin CC dan GFDL memastikan isinya akan tetap dapat didistribusikan secara gratis dan memungkinkan untuk direproduksi (lihat deklarasi hak cipta dan penyangkalan isi untuk informasi lebih lanjut)

untuk tutorial lengkapnya silahkan baca artikel Cara Instalasi Wikipedia

Anda dapat juga berpartisipasi pada Wikipedia M-edukasi untuk bersama-sama membangun Ensiklopedia Pendidikan Indonesia.

Terimakasih semoga membantu.



Refrensi : id.wikipedia.org
BACA SELENGKAPNYA »

Artikel Favorit